Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. PHASE DIAGRAM
Istilah-Istilah pada Diagram Fasa
Phase Envelope: daerah dimana terdapat 2 fasa fluida.
Cricondenbar: Pressure maximum dimana gas tidak dapat
terbentuk tanpa memperhatikan temperatur.
Cricondenterm: Temperatur maximum dimana liquid tidak
dapat terbentuk tanpa memperhatikan pressure.
Critical Point: Titik kritis dimana fasa liquid & gas
bercampur, sehingga tidak dapat ditentukan fluida apa yang
mendominasi.
Bubble Point Curve: Kurva yang menunjukkan dimana
gelembung gas pertama kali terbentuk saat liquid mengalami
penurunan pressure.
Dew Point Curve: Kurva yang menunjukkan dimana embun
pertama kali terbentuk pada fasa gas.
Quality line: Garis yang menunjukkan persen kadar liquid &
gas pada kondisi saturated.
B. Klasifikasi Fluida Reservoir
Black Oil
Merupakan reservoir minyak
dengan factor penyusutan yang
kecil sekali.Terdiri dari variasi
rantai hidrokarbon termasuk
molekul-molekul yang besar,
berat dan tidak mudah
menguap (nonvolatile).
Volatile Oil
Merupakan reservoir minyak
dengan factor penyusutan yang
besar. Volatile oil mengandung
relatif lebih sedikit molekul-
molekul berat dan lebih banyak
intermediates (yaitu etana sampai
heksana) dibanding black oil.
Retrograde Gas
Diagram fasa untuk retrograde gas
lebih kecil daripada untuk minyak
dan titik kritiknya berada jauh di
bawah dari lengkungan.
Awalnya retrograde gas merupakan
gas-gas di reservoir.
Perubahan tersebut merupakan
akibat dari kandungan retrograde
gas yang terdiri dari lebih sedikit HC
berat dari pada minyak.
Digram fasa dari retrograde gas
memiliki temperatur kritik lebih
kecil dari temperatur reservoir dan
cricondentherm lebih besar
daripada temperatur reservoir.
Wet Gas
Wet gas terjadi semata-mata sebagai
gas di dalam reservoir sepanjang
penurunan tekanan reservoir.
Jalur tekanan, garis 1-2 tidak masuk ke
dalam lengkungan fasa. sehingga, tidak
ada cairan yang terbentuk di dalam
reservoir.
Walaupun demikian kondisi separator
berada pada lengkungan gas, yang
mengakibatkan sejumlah cairan terjadi
di permukaan ( disebut kondensat).
Kata :wet: pada wet gas (gas basah)
bukan berarti gas tersebut basah oleh
air, tetapi mengacu pada cairan HC
yang terkondensasi pada kondisi
permukaan.
Dry Gas
Dry gas terutama merupakan
metana dalam sejumlah
intermediates, gambar diagram
fasa menunjukkan bahwa
campuran HC semata-mata
berupa gas di reservoir dan
kondisi separator permukaan
yang normal berada di luar
lengkungan fasa. Sehingga tidak
terbentuk cairan di permukaan.
Reservoir dry gas biasanya
disebut reservoir gas.
C. Sifat-Sifat Fisik Fluida Reservoir
DENSITAS
COMPRESIBILI
VISCOSITAS
TAS
SIFAT FISIK
FLUIDA
RESERVOIR
KELARUTAN FAKTOR
GAS VOL.FORMASI
1. Densitas
Densitas minyak atau berat jenis didefinisikan sebagai
perbandingan berat minyak (lb) terhadap volume minyak (cuft).
Sedangkan specific gravity minyak (γo) didefinisikan sebagai
perbandingan densitas minyak terhadap densitas air. Hubungan
gravity minyak dan API dinyatakan sebagai berikut :
o API
141,5
131,5
o o
w
Olefin
Tidak terdapat di crude oil, tetapi didapat dari distilasi
Sifatnya tak jenuh
Rumus kimia Alkena (ikatan rangkap 2) CnH2n
Komposisi untuk industri petrokimia
Naphtan
Sifatnya jenuh
Rumus kimia alkena CnH2n
Aromatik
Sifatnya tidak jenuh
Sensitif terhadap suhu
Sangat reaktif
Rumus kimia CnH2n-n
Yang paling sering ditemukan Benzene (C6H6), Toluene(C7H7),
Xylene (C8H8).
E. Penyusun Hidrokarbon
Unsur-unsur:
Carbon : 83-87%
Hidrogen : 10-14%
Nitrogen : 0,1-2%
Oksigen : 0,05-1,5%
Sulfur : 0,05-6%
Senyawa
CH, CO2, H2S
Logam
Nikel, Besi, Tembaga,Vanadium.
F. Nilai Oktan
Kerja / performance & mutu gasoline dilihat dari power &
efisiensi engine.
Bila fuel memiliki power engine baik maka mutu antiknock
(ketahanan terhadap knock/ketukan) fuel juga tinggi.
Nilai oktan merupakan angka yang menunjukkan karakteristik
antiknock suatu gasoline.
Additive yang digunakan untuk meningkatkan nilai oktan:
TEL (Tetra Ethyl Lead), sudah jarang digunakan karna mengandung Pb
yang dapat menyebabkan kanker
MTBE (Methyl Tertiary Butyl Ether), sebagai pengganti TEL dimana
bahan ini akan mengurangi pembakaran tidak sempurna yang
menghasilkan CO.
Bio Ethanol, ekstrak tumbuh-tumbuhan tertentu dijadikan sebagai
pencampur dengan produk minyak bumi.
G. Kolom Distilasi
H. Jenis Tangki
Fix Roof : penyimpanan produk jadi (Atap Rata)
Float Roof : penyimpanan Crude oil (Atap Melengkung)
I. Pengertian AFR
AFR adalah tahapan analisa setelah sample fluida formasi
diperoleh.
Tujuannya ialah untuk mengetahui cara untuk
memproduksi fluida yang akan kita produksi secara efisien
& ekonomis. Hal ini berhubungan dengan pemasangan
surface facility yang tepat, hingga fluida dapat mengalir
lancar ke tanki penyimpanan.
Cara mendapatkan sample fluida dengan sampling di well
head atau di separator.
Data yang diambil dari sample fluida yakni sifat-sifat fisik &
sifat-sifat kimia dari fluida tersebut.
Proses Sampling
J. Suhu & Tekanan Standar
Suhu standar : 600F = suhu rata-rata didunia
Tekanan standar : 14,7 Psi / 1 atam = tekanan
permukaan bumi
BAB 2
PENENTUAN KADAR AIR DENGAN
METODE DEAN & STARK
A. Pengertian Air Formasi
Merupakan air yang berasal dari formasi, air ini biasanya
ikut terpoduksi bersama dengan oil/gas yang kita
produksi.
Standart PH air adalah 0,01%
Air formasi terbagi 2:
Air bebas : air yg terbebas dari minyak.
Air Emulsi :air yang tercampur dalam minyak, dan diperlukan
cara khusus untuk memisahkannya.
B. Emulsi
Koloid: pencampuran 2 zat yang tidak sejenis
Emulsi: pencampuran 2 zat yang sejenis
Emulsifying agent: zat yang mempercepat emulsifikasi
Syarat-Syarat Emulsi:
Terdapat 2 zat yang berbeda
Adanya zat pengemulsi/emulsifying agent/emulgator. Ex:
Mikroba, salt water, soap
Adanya agitasi, terjadi di tubing ketika terdapat turbulensi
dimana mekanisme pendorongnya water drive. Agitasi adalah
proses pengadukan untuk mencampurkan emulsi
Sifat–sifat emulsi antara lain :
Umumnya kadar air emulsi cukup tinggi. Hal ini disebabkan
penguapan sejumlah air, gas alam sebelum terjadi emulsifikasi
pada residu airnya. Kadar garam yang besar pada fase cair
berpengaruh besar pada gaya permukaan antara cairan minyak
dan air. Di antara zat–zat tersebut dengan emulsifying agent-nya
yang terkonsentrasi antara dua fase yang bersangkutan.
Pengemulsian juga dipengaruhi oleh sifat–sifat minyak. Semakin
besar viskositasnya, residu karbon, dan tegangan permukaan
minyak semakin terbentuk emulsi.
Semakin lama emulsi terbentuk semakin ketat atau semakin
susah untuk dipisahkan.
Untuk mencegah terjadinya emulsifikasi, dapat dilakukan
dengan cara :
Memperkecil tingkat agitasi.
Penggunaan zat anti emulsifikasi.
C. Metode Pemisahan Air Emulsi
Metode Gravitasi/Settling: dengan cara didiamkan,
sehingga fluida akan terpisah berdasarkan berat jenisnya.
Metode Pemanasan/Heating/Distilasi: dengan cara
dipanaskan, sehingga fluida akan terpisah berdasarkan titik
didihnya.
Metode Kimia/Chemycal Dehydration: dengan cara
menginjeksikan bahan kimia (Glykol), sehingga air akan
terpisah.
Metode Centrifugal: dengan menggunakan gaya lempar
dari putaran, sehingga fluida akan terpisah berdasarkan
berat jenisnya.
Metode Listrik: gue nggak tau ces
D. Alasan Dilakukan Pemisahan Air
Mengurangi kapasitas pipe line untuk mengalirkan fluida
oil.
Dapat menyebabkan korosi di pipa bila air bersifat asam.
Dapat menghasilkan scale di flowline bila air bersifat basa.
Jumlah kadar air mempengaruhi kualitas minyak.
Penambahan 0,1% air pada unit distilasi akan membuat
unit distilasi pecah.
E. Surface Facility Pemisah air
Separator
FWKO (Free Water Knock Out)
Dehydrator
Water Boot
F. Water Coning
Merupakan peristiwa terproduksinya air berlebih pada zona perforasi, disebut
coning karena diasumsikan fluida air yang mengalir menuju lubang perforasi
berbentuk kerucut.
Penyebabnya antara lain:
Perforasi yang salah (di zona water)
Berkurangnya volume oil karna di produksikan, sehingga pori-pori yang ditinggalkan
oil terisi oleh water.
Cara mengatasi water coning salah satunya dengan cara menutup zona
perforasi yang memproduksi banyak air, yakni dengan teknology Water Shut Off.
Macam-Macam Water Shut Off:
Bridge Plug, menutup sumber water yg berada pada perforasi paling bawah.
Casing Patch, melapisi perforasi sumber water dari dalam.
Stackable Casing Patch, casing patch yang disusun dari bawah ke atas.
Patch Thru Patch, casing patch yg dipasang stelah ada casing patch diatasnya.
Straddle Packer, menutup zona perforasi sumber water dgn 2 packer yg terdapat pipa
penghubung antara kedua packer tersebut.
Chemical Water Shut Off, menginjeksikan bahan kimia ke zona perforasi sumber air.
Separator
F. Pemisahan Air Metode Dean & Stark
Dengan menggunakan prinsip distilasi, sehingga air yang
memiliki titik didih lebih rendah dari crude oil akan
menguap & terpisah.
Percobaan dilakukan dengan menggunakan alat Dean &
Stark.
Digunakan solvent berupa kerosin sebagai katalis (zat
pemercepat reaksi) agar penguapan cepat terjadi.
Digunakan pula krikil untuk mengurangi letupan & untuk
meratakan panas.
Dean & Stark Distilation Unit
G. Penentuan %Kadar Air
BAB 3
PENENTUAN KADAR AIR & BASE
SEDIMENT DENGAN METODE
CENTRIFUGAL
A. Metode Centrifugal
Metode Centrifugal: dengan menggunakan gaya lempar
dari putaran, sehingga fluida akan terpisah berdasarkan
berat jenisnya.
Kelebihan metode ini dibandingkat dengan Metode Dean
& Stark:
Waktu yang diperlukan untuk memisahkan air dan minyak
serta endapan lain lebih singkat dari pada menggunakan Dean &
Stark Method.
Pemindahan alat yang sangat mudah dilakukan.
Pengujian dan peralatannya pun lebih mudah dari pada
menggunakan metode Dean & Stark.
Dapat memisahkan base sediment.
Tingkat akurasi pengukuran kadar air pada metode
centrifuge lebih kecil dibanding dengan metode dean &
stark. Namun, bisa dibuat lebih akurat dengan cara:
Dicampurkan toluene dengan crude oil dengan perbandingan
50ml-50ml, kemudian dipanaskan di oven dengan suhu 1500F
selama 5-10 menit, lalu diputar dengan alat centrifuge selama
10 menit dengan kecepatan 1500 RPM.
Istilah-istilah yang digunakan
Base sediment: padatan sediment dalam crude oil
Parafin: zat-zat pengotor dalam crude oil
Densitas: perbandingan massa dengan volume
B. Peralatan Utama
Peralatan Centrifuge
BAB 4
PENENTUAN SPECIFIC GRAVITY
A. Pengertian SG
SG merupakan perbandingan densitas fluida produksi
dengan densitas standarnya.
Densitas standar oil adalah water dan densitas standar gas
adalah udara.
o g
SGoil SGgas
w a
B. Pengertian 0API
0API(American Petroleum Institute) ialah derajat yang
menunjukkan kualitas atau jenis dari crude oil sesuai
standar Amerika.
141,5
API 131,5
SG Oil
Klasifikasi minyak mentah berdasarkan oAPI:
Minyak berat, berkisar antara 10-20oAPI
Minyak sedang, berkisar antara 20-30oAPI
Minyak ringan, berkisar diatas 30 oAPI
Semakin besar API, maka kualitas minyak semakin baik.
Semakin panjang rantai HC, maka semakin ke minyak berat.
0API berbanding terbalik dengan temperatur distilasinya, karna
141.5
Hitung API true APItrue 131.5
SGtrue
Celcius = (Celcius * 1,8) + 32 = farenheit
Celsius = celcius + 273 = kelvin
Celcius = (Celcius * 1,8) + 32 )) + 459,67
Farenheit = farenheit + 459,67 = renkline
Farenheit = (farenheit – 32) : 1,8 = celcius
farenheit = farenheit + 273 = kelvin
Pengukuran SG di lapangan dengan cara:
Menggunakan Hydrometer & termometer, diukur temperatur &
SG terukurnya.
Kemudian digunakan tabel ASTM D 4007 untuk mendapatkan
SG truenya.
D. Peralatan Utama
Hidrometer
BAB 5
PENENTUAN TITIK KABUT, TITIK TUANG
& TITIK BEKU
A. Pengertian
Titik kabut (Cloud Point) adalah dimana padatan mulai
mengkristal atau memisahkan diri dari larutan bila minyak
didinginkan.
Titik tuang (Pour Point) adalah temperatur terendah
dimana minyak mentah dapat tertuang setelah mengalami
pembekuan.
Titik beku (Freeze Point) adalah temperatur terendah
dimana minyak sudah tidak dapat mengalir lagi.
Prosedur pengukuran:Titik kabut - titik beku – titik tuang.
FP<PP<CP
B. Tujuan
Untuk menentukan letak pemasangan heater agar crude
oil tidak mencapai titik bekunya saat ditransportasikan
melalui flowline.
Bila Crude oil terkena temperatur yang rendah di
Flowline menyebabkan:
Terbentuknya parrafin & scale di flow line
Crude oil akan mudah mencapai titik beku, bila beku maka
aliran produksi akan berhenti
Viskositas crude oil akan bertambah, sehingga laju alir
berkurang
C. Penanggulangan jika Crude Oil telah
Membeku di Flowline
Didorong paksa dengan alat Pigging
Menggunakan cairan asam
Dipasang heater pada flowline yang mengalami
pembekuan crude oil.
D. Surface Facility
Heater
Heat Exchanger
BAB 6
PENENTUAN TITIK NYALA & TITIK
BAKAR
A. Pengertian
Flash point (titik nyala) adalah temperatur terendah
dimana suatu material mudah terbakar dan menimbulkan
uap tertentu sehingga akan bercampur dengan udara,
campuran tersebut mudah terbakar.
Fire point (titik bakar) adalah temperatur dimana suatu
produk petroleum terbakar untuk sementara (ignites
momentarialy) tetapi tidak selamanya, sekurang-kurangnya
5 detik.
B. Tujuan
Untuk keselamatan kerja (safety), dimana kita harus
menjaga temperatur di flow line agar tidak mencapai titik
nyala & titik bakarnya.
C. Hal yang Perlu Diperhatikan
Semakin rendah titik nyala & titik bakarnya, maka akan
semakin mudah terbakar (Flameable)
Minyak ringan lebih mudah mencapai titik nyala & titik
bakarnya, sehingga lebih mudah terbakar
Minyak yang memiliki titik nyala & titik bakar rendah
memiliki tingkat ekonomis / profit yang lebih besar karena
memiliki pembakaran yang sangat baik & laju alirnya baik
ketika melewati flowline. Namun, tingkat safetynya lebih
rendah karena mudah terbakar.
Minyak yang rendah titik nyala & titik bakarnya memiliki
kandungan gas yang banyak.
D. Peralatan Utama
Tag Closed Tester
BAB 7
PENENTUAN VISKOSITAS KINEMATIK
SECARA COBA-COBA
A. Pengertian
Viscositas Dinamik: perbandingan tegangan geser
dengan laju perubahannya.
Satuanya Centi Poise (Poise/100) atau gr/cm s
Viscositas Kinematik: perbandingan viscositas dinamik
dengan densitas
Satuannya Centi Stock (Stock/100) atau cm2/s
Diukur secara coba-coba / pendekatan (tentative method)
karena viscositas fluida yang mengalir tidak dapat diukur
secara pasti sama dengan di Reservoir, disebabkan
viscositas dipengaruhi oleh temperatur.
B. Jenis Fluida
Fluida Newtonian: Fluida yang viscositasnya tidak
berubah ketika diberi gaya (cairan yang mempunyai
perbandingan yang linier antara shear rate dengan shear
stress) Sebagai contoh, air.
Fluida Non Newtonian: Fluida yang viscositasnya
berubah ketika diberi gaya. Sebagai contoh, cat & minyak.
C. Shear Rate & Shaer Stress
Shear Rate: Perubahan kecepatan akibat gaya yang
diberikan per satuan waktu (1/s).
Shear Stress: Besar gaya yang diberikan ke fluida untuk
mengalir per satuan luas (N/m2).
D. Perhitungan
Pengisian tabel
Viscometer
Sampel Viscometer Waktu Alir (dt) Konstanta
Kinematic
Minyak
I ( 50 ) Vh1 = c A xT2 A T2 A 340
Sampel Vh1
Analisa C2A = T
2A
Minyak
II ( 100 ) Vh2 = c2 A xT2 B T2 B 420
Sampel
C T
Penentuan Nilai B dan C
• Kalibrasi Peralatan Untuk Koefisien Viscometer (B)
T2 A xT2 B
B 2 xVh1 xT2 A Vh2 xT2 B
2
T2 A T2 B
• Konstanta Peralatan Keseluruhan (C)
C A CB
C
2
B B
1
Vh Vh2
T2 A T2 B
T2 A T2 B
2
Penetuan Viscositas Kinematik
Jika harga (B/T) ≥ (0,001 x C x T) maka menggunakan
persamaan viskositas kinematic = C x T
Jika harga (B/T) (0,001 x C x T) maka menggunakan
persamaan viskositas kinematic = C x T – (B/T)
E. Peralatan Utama
Viscometer
BAB 8
ANALISA KIMIA AIR FORMASI
A. Tujuan
Untuk korelasi lapisan batuan
Menentukan kebocoran casing
Menentukan kualitas sumber air untuk proses water
flooding
Identifikasi Scale
B. Percobaan yang Dilakukan
Penentuan pH, Alkalinitas, penentuan kandungan kalsium,
magnesium, barium, sulfat, ferro, klorida, sodium.
Perhitungan indeks stabilitas kalsium karbonat (CaCO3).
C. Stabilitas Index (SI)
Merupakan indeks yang menentukan apakah air formasi
berakibat korosi (asam) atau menghasilkan scale (basa).
( SI ) = pH – K – pCa – palk
OH 17 51 Na+
HCO3 - 0 5 103 0
Ca 2+ 2 2 103 4 x 10-3
Mg 2+ 0 1 103 0
Ba 2+ Negatif Negatif -
Penentuan PCa:
Plot nilai BM Ca pada
sumbu Y, kemudian
tarik garis ke kanan
menuju garis Calcium,
lalu tarik garis
kebawah, itulah nilai
Pca.
Penentuan Palk:
Plot nilai BM HCO3-
pada sumbu Y,
kemudian tarik garis
ke kanan menuju garis
Total Alk, lalu tarik
garis kebawah, itulah
nilai PAlk.
SI = pH – K – Pca – Palk