You are on page 1of 46

DISKUSI FARMAKOLOGI

BERSAMA BAPAK JAELANI

Disusun oleh :
Anita Argawati P1337431216057
Endah Mardyanti P1337431216058
Kelas DIV Gizi Reguler B Semester IV
Glibenklamid
Obat Anti
Diabetika
Metformin
Glibenklamid
Mekanisme Kerja Glibenklamid
• Glibenklamid bekerja dengan merangsang sel
β pankreas memproduksi lebih banyak insulin.
• Glibenklamid berikatan dg kanal potassium
sensitif ATP pada permukaan sel-sel pankreas,
mengurangi konduktasi kalium dan
menyebabkan depolarisasi selaput 
menstimulasi masuknya ion kalsium 
meningkatkan konsentrasi ion kalsium dalam
sel  menstimulasi sekresi insulin.
Efek Samping
• Efek samping umum  diare, pusing, sakit
kepala, mual, gas berlebih, BB bertambah.
• Efek samping serius  alergi pada kulit dan
hipoglikemia
• Efek samping overdosis hipoglikemia berat
 koma, kejang, atau gangguan neurobiologis
Indikasi
• Glibenklamid berfungsi untuk menurunkan
kadar gula darah penderita DM II yang kadar
gula darahnya tidak dapat diatasi dengan pola
makan saja.
• Sebagai obat tambahan untuk penderita DM
II, terutama yang non-resistensi insulin.
Kontraindikasi
Tidak diperbolehkan untuk:
• Yang memiliki riwayat alergi terhadap komponen
yang ada dalam obat ini
• Penderita DM I
• Penderita ketoasidosis diabetik, dengan atau
tanpa koma
• Sedang mengonsumsi bosentan (penurun
tekanan darah)
• Hamil atau menyusui
• Gangguan hati atau ginjal
Interaksi Obat
• Glibenklamid dan captopril / alkohol /
siklofosfamid / antikoagulan kumarin /
inhibitor MAO / fenilbutazon / penghambat
beta adrenergik / sulfonamida 
meningkatkan efek hipoglikemia
• Glibenklamid dengan obat adrenalin /
kortikosteroid / tiazid  menurunkan efek
hipoglikemia
Metformin
Mekanisme Kerja Metformin
Mekanisme kerja metformin yang tepat tidak jelas, hanya
saja metformin dapat memperbaiki sensitivitas hepatik
dan periferal terhadap insulin tanpa menstimulasi sekresi
insulin serta menurunkan absorpsi glukosa dari saluran
lambung-usus. Metformin hanya mengurangi kadar
glukosa darah dalam keadaan hiperglikemia
Mekanisme kerja Metformin menurunkan kadar gula
darah dan tidak meningkatkan sekresi insulin. Metformin
tidak mengalami metabolisme di hati, diekskresikan
dalam bentuk yang tidak berubah terutama dalam air
kemih dan sejumlah kecil dalam tinja.
Efek Samping
Bersifat reversible pada saluran cerna termasuk
anoreksia, gangguan perut, mual, muntah, rasa
logam pada mulut dan diare.
Dapat menyebabkan asidosis laktat tetapi kematian
akibat insiden ini lebih rendah 10 – 15 kali dari
fenformin dan lebih rendah dari kasus hipoglikemia
yang disebabkan oleh glibenklamid/sulfonilurea.
Kasus asidosis laktat dapat dibati dengan natrium
bikorbonat. Kasus individual dengan metformin
adalah anemia megaloblastik, pneumonitis,
vaskulitis.
Indikasi
• Pengobatan penderita diabetes yang baru
terdiagnosis setelah dewasa, dengan atau
tanpa kelebihan berat badan dan bila diet
tidak berhasil.
• Sebagai kombinasi terapi pada penderita yang
tidak responsif terhadap terapi tunggal
sulfonilurea baik primer ataupun sekunder.
• Sebagai obat pembantu untuk mengurangi
dosis insulin apabila dibutuhkan.
Kontraindikasi
Tidak boleh digunakan untuk penderita
kardiovaskular, gagal ginjal, gagal hati, dehidrasi
dan peminum alkohol, koma diabetik,
ketoasidosis, infark miokardial, keadaan
penyakit kronik akut yang berkaitan dengan
hipoksia jaringan, keadaan yang berhubungan
dengan asidosis laktat seprti syok, insufisiensi
pulmonar, riwayat asidosis laktat.
Interaksi Obat
• Acarbose penghambat alpha-glukosidase mengurangi
bioavailabilitas metformin dan mengurangi konsentrasi
puncak plasma metformin rata-rata, tetapi waktu untuk
mencapai konsentrasi puncak tersebut tidak berubah.
• Getah guar dapat mengurangi kecepatan absorpsi
metformin dan mengurangi konsentrasi metformin
dalam darah.
• Simetidin menghambat sekresi metformin pada tubular
ginjal secara kompetitif dan meningkatkan daerah di
bawah kurva konsentrasi plasma metformin terhadap
waktu serta mengurangi ekskresi ginjal metformin.
• Antikoagulan oral phenprocoumon menambah
eliminasi obat ini, meningkatkan aliran darah
hati dan ekstraksi hati sebagai efek metformin
pada aktivitas enzim mikrosomal.
Captopril Amlodipin

Obat Anti
Hipertensiv
Captopril
Mekanisme Kerja Captopril
• Bekerja dengan mencegah angiotensin I
dikonversi menjadi angiotensin II  kadar
angiotensin II turun  penurunan juga pada
kadar hormon simpatis, seperti noradrenalin dan
adrenalin. Di sisi lain, terjadi peningkatan
bradikinin, prostaglandin, dan nitrit oksida 
vasodilatasi pada arteri perifer  tekanan darah
sistemik turun  pada kasus gagal jantung, ACE
inhibitor menyebabkan vasodilatasi vena 
beban afterload jantung berkurang.
Efek Samping
• Batuk • Takikardia
• Hipotensi • Palpitasi
• Gagal ginjal akut • Nyeri dada
• Hiperkalemia • Ruam
• Edema • Demam
• Gatal
• Sakit kepala
Indikasi
• Untuk mengobati hipertensi dan kelainan
pada organ jantung (gagal jantung kongestif
dan disfungsi ventrikel kiri setelah infark
miokardial)
• Untuk memelihara fungsi ginjal pd penderita
nefropati diabetik
Kontraindikasi
Tidak diperbolehkan untuk:
• Pasien dengan riwayat hipersensitif terhadap
captopril atau obat yang termasuk ACE
inhibitor
• Penderita stenosis arteri renalis bilateral
• Wanita hamil
Interaksi Obat
• Captopril dengan obat yang mempengaruhi RAS,
seperti angiotensin receptor blocker atau aliskiren 
meningkatkan hipotensi, hiperkalemia, dan kerusakan
fungsi ginjal.
• Penggunaan bersamaan dengan NSAID, seperti asam
mefenamat, natrium diclofenac, aspirin, ibuprofen 
kerusakan fungsi ginjal. NSAID dapat menurunkan efek
antihipertensiv ACE inhibitor.
• Obat golongan nitrat harus dihentikan sebelum
mengonsumsi captopril  meningkatkan aktivitas
vasodilator
• Obat diuretik, seperti hidroklorotiazid dapat
mengaktifkan sistem renin angiotensin
aldosteron, sehingga dapat meningkatkan efek
antihipertensi captopril.
• Obat yang termasuk beta adrenergik blocker
meningkatkan efek antihipertensif captopril.
• Penggunaan bersamaan dengan diuretik
hemat kalium, seperti spironolactone,
triamterene, amilorid, atau suplemen kalium
 peningkatan serum kalium.
Amlodipin
Mekanisme Kerja
Amlodipine bekerja dengan menghambat influks
(masuknya) ion kalsium melalui membran ke dalam otot
polos vaskular dan otot jantung sehingga mempengaruhi
kontraksi otot polos vaskular dan otot jantung.
Amlodipine menghambat influks ion kalsium secara
selektif, di mana sebagian besar mempunyai efek pada sel
otot polos vaskular dibandingkan sel otot jantung.
Efek antihipertensi amlodipine adalah dengan bekerja
langsung sebagai vasodilator arteri perifer yang dapat
menyebabkan penurunan resistensi vaskular serta
penurunan tekanan darah.
Dosis satu kali sehari akan menghasilkan penurunan
tekanan darah yang berlangsung selama 24 jam.
Onset kerja amlodipine adalah perlahan-lahan,
sehingga tidak menyebabkan terjadinya hipotensi
akut.
Efek antiangina amlodipine adalah melalui dilatasi
arteriol perifer sehingga dapat menurunkan
resistensi perifer total (afterload). Karena
amlodipine tidak mempengaruhi frekuensi denyut
jantung, pengurangan beban jantung akan
menyebabkan penurunan kebutuhan oksigen
miokardial serta kebutuhan energi.
Efek Samping
• Efek samping yang sering timbul dalam uji
klinik antara lain : edema, sakit kepala.
• Efek samping yang cukup sering timbul adalah
rasa kelelahan, mual, berkeringat, nyeri,
peningkatan atau penurunan berat badan.
• Pada keadaan hamil dan menyusui : belum
ada penelitian pemakaian amlodipine pada
wanita hamil,
sehingga penggunaannya selama kehamilan
hanya bila keuntungannya lebih besar
dibandingkan risikonya pada ibu dan janin.
• Belum diketahui apakah amlodipine
diekskresikan ke dalam air susu ibu. Karena
keamanan amlodipine pada bayi baru lahir
belum jelas benar, maka sebaiknya amlodipine
tidak diberikan pada ibu menyusui.
• Efektivitas dan keamanan amlodipine pada
pasien anak belum jelas benar.
Indikasi
• Hipertensi / tekanan darah tinggi,
• Angina stabil kronik, angina vasospastik
(angina prinzmetal atau variant angina).
• Amlodipine dapat diberikan sebagai terapi
tunggal ataupun dikombinasikan dengan obat
antihipertensi dan antiangina lain.
Kontraindikasi
Amlodipine tidak boleh diberikan pada pasien
yang hipersensitif terhadap amlodipine dan
golongan dihidropiridin lainnya.
Interaksi Obat
• Amlodipine dapat diberikan bersama dengan
penggunaan diuretik golongan tiazida, α-
bloker, β-bloker, ACE inhibitor, nitrat,
nitrogliserin sublingual, antiinflamasi non-
steroid, antibiotika, serta obat hipoglikemik
oral.
• Pemberian Amlodipine bersama digoxin tidak
mengubah kadar digoxin serum ataupun
bersihan ginjal digoxin pada pasien normal.
• Amlodipine tidak mempunyai efek terhadap
ikatan protein dari obat-obat : digoxin,
phenytoin, warfarin dan indomethacin.
• Pemberian bersama simetidin atau antasida
tidak mengubah farmakokinetik amlodipine.
• Konsumsi alkohol dapat menurunkan tekanan
darah dan dapat meningkatkan risiko efek
samping Amlodipine.
Simvastatin
Obat Anti
Lipemia Colestiramin
Simvastatin
Mekanisme Kerja Simvastatin
• Berfungsi menurunkan kadar kolesterol
dengan dihidrolisis menjadi metabolit aktif 
menghambat kerja enzim 3-hidroksi-3-
metilglutaril koenzim A reduktase (HMG Co-A
reduktase)  menghambat perubahan HMG
Co-A menjadi asam mevalonat yang
merupakan langkah awal sintesis kolesterol.
Efek Samping
• Nyeri perut, konstipasi, flatules, astenia, sakit
kepala, miopati, rabdomiolisis, atau
angioneurotic edema.
• Neurologi: disfungsi saraf, tremor, vertigo, hilang
ingatan, parestesia, neuropati perifer,
kelumpuhan saraf periferal.
• Hipersensitif : anafilaksis, angiodema,
trombositopenia, leucopenia, anemia hemolitik
• Gastrointestinal: anoreksi, muntah
• Reproduksi : ginekomastia, kehilangan libido,
disfungsi ereksi
• Mata : katarak, optalmoplegia
Indikasi
• Terapi dengan lipid altering agents dapat
dipertimbangkan penggunaannya pada individu
yang mengalami peningkatan risiko
atherosklerosis vaskuler akibat
hiperkolesterolemia.
• Terapi dg lipid altering agents merupakan
penunjang diet ketat, apabila respon terhadap
diet dan pengobatan nonfarmakologi tunggal lain
yg tidak memadai
• penyakit jantung koroner
• Hiperkolesterolemia
Kontraindikasi
• Pasien yang mengalami gagal fungsi hati atau
mempunyai riwayat
• Pasien yang mengalami peningkatan serum
transaminase yang abnormal
• Pecandu alkohol
• Wanita hamil dan menyusui
• Hipersensitif terhadap simvastatin
Interaksi Obat
• Penggunaan dengan warfarin dapat
meningkatkan aktivitas warfarin sebagai
koagulan.
• Pemberian bersamaan dengan digoksin
menyebabkan aktivitas jantung meningkat.
• Penggunaan bersamaan dengan
immunosupresan, itrakonazol, gemfibrozil, niasin,
dan eritromisin  peningkatan gangguan otot
sklet (rabdomiolisis dan miopati).
Colestiramin
Mekanisme Kerja
Kolestiramin bekerja dengan cara mengikat asam
empedu dalam usus sehingga mengurangi
penyerapan kolesterol oleh darah. Organ hati
kemudian memroduksi lebih banyak getah empedu
yang hilang. Karena tubuh juga membutuhkan
kolesterol untuk membentuk getah empedu,
akhirnya hati menggunakan kelebihan kolesterol di
darah sehingga mengurangi kadar kolesterol yang
tersirkulasi dalam darah. Hal ini membuat level
kolesterol turun dan kembali normal.
Efek Samping
Kolestiramin umumnya ditoleransi dengan baik.
Namun beberapa efek samping mungkin muncul
dan perlu diperhatikan, antara lain sebagai
berikut: Konstipasi. Tinja tersumbat. Wasir. Nyeri
perut. Maag. Kembung, mual dan muntah.
Ruam pada kulit. Gatal pada lidah, kulit dan
anus. Kekurangan vitamin A dan D (jarang
terjadi).
Indikasi
Beberapa kondisi kesehatan dapat diatasi oleh
kolestiramin:
• Mengontrol hiperkolseterolemia.
• Gatal yang disebabkan oleh obsturksi empedu
sebagian.
• Diare akibat getah empedu.
Kontraindikasi
Tidak semua orang boleh menggunakan obat ini,
penderita yang diketahui memiliki kondisi di
bawah ini tidak boleh menggunakannya:
• Mengalami obstruksi empedu total.
• Memiliki riwayat alergi terhadap kandungan
obat ini
Interaksi Obat
Beberapa jenis obat dapat berinteraksi dengan
kolestiramin, diantaranya adalah:
• Memperlama dan mengurangi penyerapan asam folat,
thiazid diuretik, propranolol, digoksin, loperamida,
fenilbutazone, barbiturat, estrogen, progestogen,
hormon tiroid, warfarin dan antikoagulan cumarin
lainnya, garam besi, deferasirox dan beberapa jenis
antibakteri seperti tetrasiklin dan penicillin G.
• Obat ini juga dapat menghambat penyerapan vitamin
yang larut dalam lemak Menurunkan tingkat
penyerapan clofibrat.
• Mengganggu penyerapan suplemen kalsium oral.
Daftar Referensi
• Sidik, Anwar. 2018. Glibenclamide.
https://mediskus.com.
• PT Dexa Medica. 2013. Metformin.
http://dechacare.com.
• Fijriah, Husnul. 2016. Captopril.
https://fijriahh.blogspot.com.
• Administrator. 2012. Amlodipine.
https://bukusakudokter.org.
• Aminuddin, Muhammad. 2016. Simvastatin.
https://halofarmasi.blogspot.com.
• Sidik, Anwar. 2016. Kolestiramin: Kegunaan, Dosis, Efek
Samping. https://mediskus.com/kolestiramin.

You might also like