You are on page 1of 27

ASUHAN KEBIDANAN II

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU


BERSALIN KALA IV
OBJEKTIF PRILAKU SISWA
• Menjelaskan fisiologi kala IV sesuai dengan
handout.
• Menerapkan evaluasi uterus : konsistensi,
atonia sesuai dengan handout
• Menerapkan pemeriksaan serviks, vagina dan
perineum sesuai dengan handout
• Menerapkan pemantauan dan evaluasi lanjut
sesuai dengan handout
• Menghitung perkiraan darah yang hilang
sesuai dengan handout
REFERENSI
 Bobak, Keperawatan Maternitas, Jakarta,
2005 ; hal 347 – 357
 Depkes RI. Pelatihan Asuhan Persalinan
Normal, Jakarta, 2004 ; hal 5-18 - 5-26
 Prawirohardjo, Sarwono. Pelayanan
Kesehatan Maternal dan neonatal, Jakarta ,
2001 ; hal 118 – 121
 Varney, H. Varney’s Midwifery, Third edition,
Jones and Barlett, New York, 1999 ; hal 525 –
530
ASUHAN KEBIDANAN PADA
IBU BERSALIN KALA IV
 fisiologi kala IV
 evaluasi uterus : konsistensi, atonia
 pemeriksaan serviks, vagina dan
perineum
 pemantauan dan evaluasi lanjut
 Menghitung perkiraan darah yang
hilang
FISIOLOGI KALA IV
 Dimulai dengan kelahiran plasenta dan
berakhir 1 jam kemudian
 Periode paling kritis untuk mencegah
kematian ibu, terutama kematian disebabkan
perdarahan
 Pantau ibu
 15 menit pada jam pertama
 30 menit pada jam kedua setelah persalinan
 kondisi ibu tidak stabilpantau lebih sering
EVALUASI UTERUS
KONSISTENSI, ATONIA
 pengeluaran plasenta  uterus
biasanya berada pada garis tengah dari
abdomen kira –kira 2/3 antara
symphysis pubis dan umbilicus atau
berada tepat diatas umbilicus.
 Uterus di atas umbilicus  indikator
adanya penggumpalan darah didalam
uterus
 Uterus  diatas umbilicus dan agak
menyamping, biasanya kekanan 
kandung kemih sedang penuh
 Kandung kemih penuh  mendorong
uterus tergeser dari posisinya dan
menghalanginya untuk berkontraksi
sebagaimana mestinya, dengan
demikian memungkinkan perdarahan
yang lebih banyak
 Uterus  Normal  terasa keras
( kaku ) bila diraba.
 Uterus  lembek, berayun
menunjukkan bahwa uterus dalam
keadaan tidak berkontraksi dengan baik
 mengalami atonia uteri
 Atonia uterus merupakan penyebab
utama dari perdarahan segera setelah
persalinan
PEMERIKSAAN SERVIKS,
VAGINA DAN PERINEUM
Uterus  berkontraksi dengan baik
bidan harus memeriksa :
 perineum, vagina bagian bawah,
serta servik apakah ada cedera,
perdarahan, benjolan haemotama,
laserasi dan luka berdarah
 Evaluasi episiotomi jika ada 
Laserasi di klasifikasikan
berdasarkan luasnya robekan.
KLASIFIKASI LASERASI
 Derajat satu
Luasnya robekan mengenai mukosa
vagina, Fourchette posterior, dan
kulit perineum.
 Derajat dua
Seperti derajat satu dan juga
mengenai otot perineum.
Lanjutan klasifikasi ……..

 Derajat tiga
Pada derajat tiga ini seperti derajat
dua ditambah dengan otot spingter
ani eksternal.
 Derajat empat
Derajat tiga ditambah dengan
dinding rectum anterior.
INGAT !!!!!
 Apabila pada saat pemeriksaan
jalan lahir nampak perdarahan
sebagai tetesan yang terus
menerus atau memancar, perlu
dicurigai adanya :
 laserasi vagina atau serviks

 adanya pembuluh darah yang tidak


diikat
PEMANTAUAN DAN
EVALUASI LANJUT KALA IV
 Tanda-tanda vital
 Uterus
 Kandung kemih
 Lochia
 Perineum
TANDA - TANDA VITAL
 Tekanan darah, suhu, denyut jantung,
dan pernafasan
 kala IV persalinan  dimulai setelah
kelahiran plasenta.
 kemudian dievaluasi setiap 15 menit
sekali hingga keadaannya stabil seperti
pra-persalinan.
 ada indikasi  monitor lebih sering lagi.
 Suhu  sedikitnya sekali dalam kala IV
persalinan dan dehidrasinya juga harus
dievaluasi.
 Jika ia menggigil tetapi tidak ada infeksi
( ingat bahwa peningkatan suhu dalam
batas 2 OF adalah normal ) hal tersebut
akan berlalu jika bidan mengikuti
beberapa langkah dasar :
Berilah kehangatan  selimuti si ibu
dengan selimut
Berikan rasa kepastian  penjelasan
mengapa ia menggigil dan juga
memberi pujian yang melimpah tentang
kinerjanya dalam persalinan.

Ajari si ibu untuk mengendalikan


pernafasannya serta teknik-teknik
relaksasi progresif.

Kadang-kadang suhu dapat lebih tinggi


dari 37,2 OC akibat dehidrasi atau
persalinan yang lama.
KONTRAKSI UTERUS
 Pantau kontraksi uterus  secara
simultan.
 Jika uterus lembek  perdarahan.
 Untuk mempertahankan kontraksi
uterus 
1. Rangsangan taktil (pijatan) bila
uterus mulai melembek
2. Menyusukan bayi kepada ibunya
LOCHEA
 Uterus berkontraksi kuat  lochea
kemungkinan tidak lebih dari
menstruasi.
 Dengan habisnya efek oksitosik
setelah melahirkan, jumlah lochea
akan bertambah karena
miometrium sedikit banyak
berelaksasi
KANDUNG KEMIH
 Kandung kemih harus dievaluasi
untuk memastikan kandung kemih
tidak penuh.
 Kandung kemih yang penuh
mendorong uterus keatas dan
menghalangi uterus berkontraksi
sepenuhnya.
 ibu tidak dapat berkemih 
menyiramkan air bersih dan hangat
ke perineumnya. Atau masukkan
jari-jari ibu kedalam air hangat
untuk merangsang keiinginan
berkemih secara spontan.
 ibu tetap tidak dapat berkemih
secara spontan, mungkin diperlukan
kateterisasi
PERINEUM

 Perineum dievaluasi untuk melihat


adanya edema atau hematoma.
 Bungkusan keping es yang
dikenakan perineum mempunyai
efek ganda untuk mengurangi
ketidaknyamanan dan edema bila
telah mengalami episiotomi atau
laserasi.
PERKIRAAN DARAH
YANG HILANG
 Sangat sulit untuk memperkirakan
kehilangan darah secara tepat karena
darah sering kali bercampur dengan
cairan ketuban atau urin dan mungkin
terserap dihanduk, kain atau sarung.
 Dulu meletakkan wadah atau pispot
dibawah bokong ibu  bukan
merupakan cerminan asuhan sayang
ibu
 Salah satu cara dengan melihat darah
tersebut dan memperkirakan berapa
banyak botol ukuran 500ml yang bisa
dipenuhi darah tersebut. Jika darah bisa
mengisi dua botol, ibu telah kehilangan
darah satu liter. Jika bisa mengisi
setengah botol, ibu kehilangan 250 ml
darah. Memperkirakan kehilangan darah
hanyalah salah satu cara untuk menilai
kondisi ibu.
KESIMPULAN
 Masa postpartum merupakan saat
paling kritis untuk mencegah kematian
ibu, terutama kematian disebabkan
karena perdarahan. Selama kala IV,
bidan harus memantau ibu setiap 15
menit pada jam pertama setelah
kelairan plasenta, dan setiap 30 menit
pada jam kedua setelah persalinan. Jika
kondisi ibu tidak stabil, maka ibu harus
dipantau lebih sering.
EVALUASI
1. Jelaskan fisiologi kala IV!
2. bagaimana cara mengevaluasi uterus :
konsistensi, atonia ?
3. bagaimana cara melakukan pemeriksaan
serviks, vagina dan perineum ?
4. Sebutkan pemantauan dan evaluasi pada
kala IV?
5. sebutkan salah satu cara menghitung
perkiraan darah yang hilang

You might also like