You are on page 1of 105

1

KEBIJAKAN KAMPANYE DAN


INTRODUKSI IMUNISASI
MEASLES RUBELLA (MR)

Disampaikan dalam Workshop dalam Rangka Kampanye dan Introduksi Imunisasi MR


Konawe, 2 Juli 2018
Tujuan Penyelenggaraan Imunisasi

Menurunkan kesakitan, kecacatan & kematian akibat Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan
Imunisasi (PD3I)
dengan menggunakan vaksin

Tuberculosis Difteri Pertusis Tetanus Polio Campak Hepatitis B

HIV
Hemophillus Influenzae Pneumonia Human Papiloma Virus Rubella rotavirus
type B Malaria
DENGUE
DENGUE
LANDASAN HUKUM
UUD 1945 3
Pasal 28B ayat 2: Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh & berkembang serta
berhak atas perlindungan dari kekerasan & diskriminasi.
Pasal 28 H ayat 1:Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir & batin, bertempat tinggal &
mendapatkan lingkungan hidup yang baik, sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan
UU Perlindungan Anak No.35 Tahun 2014
“Perlindungan Anak adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi Anak dan hak -
haknya agar dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara optimal sesuai
dengan harkat dan martabat kemanusiaan,
UU Kesehatan No. 36 Tahun 2009
•Setiap anak berhak memperoleh imunisasi dasar sesuai dg ketentuan utk mencegah
terjadinya penyakit yg dapat dihindari melalui imunisasi
•Pemerintah wajib memberikan imunisasi lengkap kepada setiap bayi dan anak
UU Pemerintahan Daerah No. 23 Tahun 2014
“Pemerintah Daerah harus memperioritaskan Urusan Pemerintahan Wajib yang berkaitan dengan
Pelayanan Dasar dengan berpedoman pada Standar Pelayanan Minimal
yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat”

Imunisasi wajib diberikan pada bayi dan anak


untuk mencegah sakit, kecacatan dan
kematian
UU No. 36 Tahun 2009 ttg Kesehatan
BAB V

Bagian Kesatu

Tenaga Kesehatan
Pasal 27
Tenaga kesehatan berhak mendapatkan imbalan dan pelindungan hukum
dalam melaksanakan tugas sesuai dengan profesinya

Hak perlindungan hukum


• KUHP ps 50 karena jalankan UU
• KUHP ps 51 atas perintah atasan
UU No. 36 Tahun 2009 ttg Kesehatan

• Kesehatan Ibu, Anak, Remaja, Lanjut Usia dan Penyandang Cacat


Bab VII • Bagian ke satu : Kesehatan ibu, bayi dan anak

• Upaya pemeliharaan kesehatan bayi & anak harus ditujukan utk mempersiapkan
Pasal 131 ay.1 generasi yg akan datang, yg sehat, cerdas & berkualitas serta untuk
menurunkan angka kematian bayi & anak

• Upaya pemeliharaan kesehatan anak dilakukan sejak anak masih dalam


Pasal 131 ay.2 kandungan, dilahirkan, setelah dilahirkan, dan sampai berusia 18 tahun

• Upaya pemeliharaan kes. bayi & anak menjadi tanggung jawab &
Pasal 131 ay.3 kewajiban bersama bg org tua, keluarga, masyarakat &
pemerintah, & pemerintah daerah

TANGGUNG JAWAB
DAN KEWAJIBAN BERSAMA!!!!!
KEBERHASILAN IMUNISASI
ABAD 20

 Eradikasi Cacar (Variola),


1977 kasus Cacar terakhir, Somalia 
1980  Imunisasi Cacar Stop

ABAD 21

 Eliminasi Tetanus Eradikasi Polio: Eliminasi Campak &


Maternal dan 2006 Indonesia Rubella 2020
Neonatal 2014 Regional
 Mei 2016 Asia
Tenggara Eradikasi?
2020 ??
HERD IMMUNITY atau KEKEBALAN KELOMPOK
Herd Immunity atau Kekebalan Kelompok 9

• Situasi dimana sebagian besar masyarakat terlindungi/kebal


terhadap penyakit tertentu sehingga menimbulkan dampak
tidak langsung (indirect effect) yaitu turut terlindunginya
kelompok masyarakat yang bukan merupakan sasaran imunisasi
dari penyakit yang bersangkutan.
• Herd immunity dapat tercapai hanya dengan cakupan imunisasi
yang tinggi dan merata

Dengan cakupan imunisasi yang tinggi akan terwujud pula


kekebalan kelompok/herd immunity yang memberikan
perlindungan kepada semua orang di suatu lokasi
termasuk orang yang tidak mendapat imunisasi
Jadwal Imunisasi Program Pasca Introduksi Vaksin Baru
(Permenkes No. 12 Th 2017)

UMUR (BULAN) JENIS IMUNISASI


0 Hepatitis B (< 24 jam)
1 BCG, OPV1
2 DPT-HB-Hib1, OPV2
3 DPT-HB-Hib2, OPV3
Pemberian MR tidak 4 DPT-HB-Hib3, OPV4, IPV
merubah jadwal dan 9 Campak/MR
menambah jumlah
18 DPT-HB-Hib4, Campak/MR
suntikan
-DT Td HPV* HPV*
-Campak/MR Td
* hanya di Prov/Kab/Kota Terpilih
*MR secara nasional, 2017 di P. Jawa, 2018 di luar
P. Jawa
*HPV di DKI, ekspansi

1 SD 2 SD 5 SD 6 SD

BULAN IMUNISASI ANAK SEKOLAH


TARGET GLOBAL PROGRAM IMUNISASI 2015 - 2019
1. Mempertahankan Eradikasi Polio
– Mempertahankan cakupan imunisasi imunisasi rutin yang tinggi dan merata
– Melaksanakan Endgame Strategy Eradikasi Polio (salah satunya introduksi 1
dosis IPV)
2. Mencapai Eliminasi Tetanus Maternal dan Neonatal (MNTE) pada tahun 2016
3. Eliminasi Campak dan Pengendalian Rubela/CRS
 Pelaksanaan Crash Program Campak di 183 kab/kota 28 provins, Agustus 2016
 Cakupan rutin campak > 95%
 Pelaksanaan Kampanye MR (Tahun 2017 – 2018)
 Introduksi Vaksin MR menggantikan vaksin Campak pada imunisasi rutin
4. Introduksi vaksin baru
TARGET PROGRAM IMUNISASI
INDIKATOR RPJMN/RENSTRA 2015-2019

2015 2016 2017 2018 2019


No. Indikator
Target Target Target Target Target

% kab/kota yang mencapai 80 %


1 75 80 85 90 95
imunisasi dasar lengkap

% anak usia 0 sampai 11 bulan


2 yang mendapat imunisasi dasar 91 91,5 92 92,5 93
lengkap

% anak usia 12-24 bulan


mendapat imunisasi DPT-HB-Hib
3 35 40 45 75 95
lanjutan
Capaian HB0 Per Kabupaten/Kota Periode : Jan-Desember 2017

HB0
140.0
115.9

120.0

100.0
91.5

83.4

79.2

77.8

75.7
72.5
80.0

71.9

70.5

69.6

64.7

63.2

62.4

61.1
HB0

58.9

57.2

56.6

54.3
60.0

40.0

20.0

0.0
KENDARI KOLAKA KOLUT WAKATOBI BOMBANA KONAWE BUTON MUBAR KONUT KONSEL BAUBAU KOLTIM BUTENG BUTUR MUNA KONKEP BUSEL SULTRA
Capaian BCG Per Kabupaten/Kota Periode : Jan-Desember 2017

BCG
140.0
123.0

109.6

120.0 99.3

93.8

92.3
92.1

91.6
100.0

90.3

90.1

89.4

87.7

86.0

85.9

82.4

78.8

76.6

76.6

75.0
80.0

60.0 BCG

40.0

20.0

0.0
0.0
100.0
120.0
140.0

40.0
60.0
80.0

20.0
122.3
117.9
115.4
113.3

KENDARI
110.4
114.0
108.0

MUBAR
98.5

99.3
101.3
98.4

KOLAKA
98.9

92.5
94.0
93.0

KOLUT
93.2

91.7
100.4
99.7

KONUT
93.8

91.3
88.3
82.6
79.1

WAKATOBI
90.4
91.6
90.1

BUTON
91.4

89.4
86.5
85.0

MUNA
84.9

89.3
92.7
89.2

BUTENG
84.3

88.8
89.0
87.5
KONAWE 82.2

83.9
85.0
83.4
KONSEL

80.8

82.6
79.3
72.5
BUSEL

67.9

82.4
80.6
80.1
80.9

76.8
78.3
75.6
74.0
BAUBAU BOMBANA
Capaian POLIO Per Kabupaten/Kota Periode : Jan-Desember 2017

76.2
81.4
82.0
BUTUR

76.8

75.0
74.4
73.9
KOLTIM

74.1

72.4
91.1
91.3
KONKEP

88.5

91.7
91.8
89.7
SULTRA

87.7
Polio4
Polio3
Polio2
Polio1
Capaian DPT-HB-Hib Per Kabupaten/Kota Periode : Jan-Desember 2017
140.0
118.9
116.4

115.1
113.6

120.0
108.8

101.3
100.7

99.9
99.5
98.8
98.1

95.7
100.0

94.3

93.6
93.4

93.3

93.2

92.4
91.5

91.3

91.1

90.4
90.4

90.1
89.9
89.0

88.3
88.2

88.1
87.2

86.4
85.3
85.0

84.5
84.4

84.3
84.2

83.2
82.8

82.2

82.2

81.1
80.8

80.5
78.7

78.3
76.7

76.2

75.6
80.0

74.2
74.0

74.0
73.8
70.6
DPT Hib1
DPT Hib2

60.0 DPT Hib3

40.0

20.0

0.0
KENDARI MUBAR KOLAKA KONUT KOLUT KONKEP BUTON BUTENG KONAWE WAKATOBI MUNA KONSEL BUSEL BUTUR BAUBAU BOMBANA KOLTIM SULTRA
Capaian IPV Per Kabupaten/Kota Periode : Jan-Desember 2017

IPV
76.0

80.0 72.4

69.7

67.4
70.0

58.7

55.9
60.0

54.3

51.6

51.4

47.8

46.5
50.0

43.3

43.1
42.5

41.9
40.0

IPV
30.0

22.0

20.2

15.8
20.0

10.0

0.0
Capaian Campak Per Kabupaten/Kota Periode : Jan-November 2017

Campak
140.0
115.2

120.0
98.1

95.3

93.7
100.0

91.5

88.1
87.0

87.0

86.1

84.8

84.4

80.9

78.9

78.1

75.4

73.2

72.3

72.3
80.0

Campak

60.0

40.0

20.0

0.0
KENDARI KOLAKA KOLUT MUBAR BUTON KONKEP KONAWE KONUT MUNA KONSEL BUTENG WAKATOBI BAUBAU BUTUR BUSEL BOMBANA KOLTIM SULTRA
Capaian IDL Per Kabupaten/Kota Periode : Jan-Desember 2017

IDL
120.0
98.1

100.0
93.7

93.7

92.5

89.8

87.7

85.3

83.8
82.7

82.4

80.9

78.8

78.4

76.4
80.0

72.7

70.9

70.6

70.4
60.0
IDL

40.0

20.0

0.0
KOLAKA MUBAR KOLUT KENDARI BUTON KONUT KONAWE MUNA KONSEL BUTENG WAKATOBI KONKEP BAUBAU KOLTIM BUSEL BOMBANA BUTUR SULTRA
Capaian Boster Campak dan DPT HB Hib Per Kabupaten/Kota Periode : Jan-Desember 2017

90.0
84.0

80.0
74.5

73.7

71.2

70.2
68.2

70.0

60.0
47.8
46.6

50.0
45.0

43.9

43.6

43.5

42.1
Boster Hib

40.8

40.4
38.7
Boster Campak
40.0

33.4
33.0

32.8

29.4
27.7

27.2

26.8
30.0

23.7
22.2
20.4

18.8
17.4
20.0

15.4
15.2

15.0
15.0

14.4
11.9

11.1
7.6
10.0

0.0
KONUT BUSEL KONSEL BUTUR MUNA KOLUT KONKEP BUTON MUBAR BUTENG KENDARI WAKATOBI BAUBAU BOMBANA KOLTIM KOLAKA KONAWE SULTRA
Capaian DESA UCI Per Kabupaten/Kota Periode : Jan-Desember 2017

Desa Uci
120.00
98.44

95.83

92.21

90.98

89.58

89.47
100.00

87.91

87.88

87.12

86.67

86.05

86.00

85.55
84.88

81.97

81.20

72.03
80.00

62.86
60.00

Desa Uci

40.00

20.00

-
Permasalahan Imunisasi (1)
1) Input
Logistik (vaksin, Peralatan rantai vaksin , ADS, & RR serta operasional) blm Optimal
 Vaksin  Poten, Aman dan memenuhi standar
 Peralatan rantai vaksin (LE, Vaccine carrier dll)  Cukup & berkualitas

2) Proses
a) Petugas kesehatan
 KURANG/TIDAK memberikan informasi ttg imunisasi dgn lengkap & jelas SDM ↓
 Pesan yg tidak efektif, tidak sesuai kebutuhan masyarakat  Materi KIE
 Pengetahuan/Ketrampilan ~ Mutasi petugas
b) Masyarakat
 Respon masyarakat  msh ada yg kontra thdp Imunisasi
 Kurangnya pengetahuan & kesadaran ttg pentingnya imunisasi
 Informasi terkait imunisasi yg beredar banyak tidak tepat
c) Kurangnya dukungan dari LS, toma & tokoh agama setempat.
Permasalahan Imunisasi(2)
3) Output
 Kuantitas & Kualitas Cakupan ???
1) Kuantitas & Kualitas cakupan dibawah target & tidak merata, secara nyata terlihat
dengan timbulnya dampak program (KLB Difteri dan Campak↑)
2) Kurang optimalnya Pemantauan & Evaluasi Program Imunisasi
 Rutin  RR, PWS , Monitoring Keamanan Vaksin  analisa dan tindak lanjut
 Periodik  DQS : Akurasi tingkat desa ke Puskesmas (17-25%)
 Masih rendahnya monitoring keamanan vaksin  KIPI yg tdk terselesaikan
Strategi Peningkatan Cakupan Imunisasi Program Yang Tinggi dan Merata melalui:

1. Menyiapkan sumber daya yang dibutuhkan termasuk tenaga yang terampil, logistik
(vaksin, alat suntik, safety box dan cold chain terstandar), biaya dan sarana
pelayanan.
2. Penguatan PWS dengan memetakan wilayah berdasarkan cakupan dan analisa
masalah untuk menyusun kegiatan dalam rangka mengatasi permasalahan
setempat.
3. Terjaganya kualitas dan mutu pelayanan.
4. Pendekatan keluarga sebagai upaya untuk meningkatkan jangkauan sasaran dan
mendekatkan akses pelayanan Imunisasi di wilayah kerja Puskesmas.
Lanjutan Strategi
5. Pemberdayaan masyarakat melalui TOGA, TOMA, aparat desa
dan kader sehingga masyarakat mau dan mampu
menjangkau pelayanan Imunisasi.
6. Pemerataan jangkauan terhadap semua desa/kelurahan yang
sulit atau tidak terjangkau pelayanan.
7. Peningkatan dan pemerataan jangkauan pelayanan, baik
yang stasioner maupun yang menjangkau masyarakat di
daerah sulit.
8. Pelacakan sasaran yang belum atau tidak lengkap
mendapatkan pelayanan Imunisasi (Defaulter Tracking) diikuti
dengan upaya Drop Out Follow Up (DOFU) dan sweeping.
26

ELIMINASI CAMPAK DAN


PENGENDALIAN RUBELLA
Latar Belakang

Global Commitment !!!!!!


The World Health Assembly (WHA) menetapkan Global
Vaccine Action Plan (GVAP) of the Decade of Vaccines pada
bulan Mei 2012:

Pencapaian Target Eliminasi Penyakit ( Secara Global &


Regional)

Indonesia berkomitmen untuk mencapai Eliminasi Campak


dan Pengendalian Rubela/CRS pada tahun 2020.
Target Nasional
Eliminasi Campak dan Kontrol Rubela/CRS

• Cakupan imunisasi campak dosis pertama minimal


95% secara nasional
• Cakupan imunisasi campak dosis kedua minimal
95%
• Fully investigated semua kasus KLB campak
• Surveilans Campak Berbasis Kasus Individu (Case
Eliminasi Campak Based Measles Surveillance) diterapkan dengan
100% pemeriksaan spesimen mulai tahun 2014

2020

• Introduksi imunisasi rubella tahun 2017-2018


• Penguatan suveilans rubella & pengembangan
Kontrol Rubela/Congenital surveilans CRS mulai thn 2014
Rubella Syndrom (CRS)
Indonesia Adalah Prioritas Global Untuk Mencapai Eliminasi Campak
dan Rubella
 Indonesia merupakan 1 dari 6 negara prioritas
dengan jumlah anak tidak/belum diimunisasi terbesar
di dunia
 Indonesia masuk ke dalam 10 negara dengan kasus
campak terbesar di dunia
 Jumlah kasus campak tahun 2010 – 2015 sebesar
23.164
 Jumlah kasus rubella tahun 2010 – 2015 sebesar
30.463
 Jumlah kasus CRS tahun 2013 sebesar 2.767
 Global menargetkan eliminasi Campak dan Rubella
pada tahun 2020
 Indonesia telah berkomitmen untuk mencapai
eliminasi campak dan pengendalian Rubela/CRS pada
tahun 2020
2020
Apakah Campak?
Definisi: penyakit infeksi virus akut,
sangat menular yang ditandai dengan 3
stadium, yaitu stadium inkubasi,
prodormal dan erupsi

Penyebab : virus campak Myxovirus


Viridae Measles
Cara penularan : percikan ludah dan
melalui jalan napas.

Komplikasi berat : radang paru,


https://jdc325.wordpress.com/2011/04/25/european-
immunization-week/ radang otak, diare, radang telinga,
dehidrasi, kematian
Bahaya Penyakit Campak
• sakit berat  kematian
• tidak mau makan minum  gizi buruk
• diare berat
• infeksi paru (pneumonia)  kematian
• memperberat penyakit Tb paru
• radang otak
• Dapat menimbulkan wabah/KLB
Beban Penyakit Campak
(Kasus Campak dengan Konfirmasi Lab)
32
Indonesia, 2013 - 2015

89% 11%

89% kasus
merupakan anak
<15 tahun

Umur
Keberhasilan pemberian imunisasi pada anak usia 9
bulan s.d di bawah 15 tahun akan menurunkan beban
penyakit campak dengan cepat
PENYAKIT RUBELLA
33

Epidemiologi:
 Insidens tinggi pada anak usia 3-10
tahun
 Tingkat penularan pada kelompok
anak sangat tinggi
Pencegahan :
 Imunisasi
 Kekebalan setelah imunisasi
seumur hidup

Penyakit Rubella dan Congenital Rubella Syndrome dapat


dicegah dengan Imunisasi
Apakah Rubella?
Definisi: penyakit infeksi virus akut, sangat
menular yang biasanya berupa penyakit ringan
pada anak.

Penyebab : virus Rubella


Cara penularan : melalui saluran napas pada
saat batuk atau bersin

Komplikasi berat : bila menulari ibu hamil


pada trimester pertama atau awal kehamilan,
dapat menyebabkan keguguran atau kecacatan
pada bayi yang dilahirkan yang dikenal sebagai
Sindroma Rubella Kongenital atau Congenital
Rubella Syndrome (CRS)
Courtesy of PGPKT
Gejala Rubella?
Gejala : Bila terjadi pada:
- Demam ringan,
Anak sering hanya
- Bercak kemerahan/rash
menimbulkan gejala demam
makulopapuler di kulit
ringan atau bahkan tanpa
terutama di wajah, lengan dan
gejala sehingga sering tidak
kult kepala mirip campak biasa
terlaporkan,
karenanya sering disebut
Wanita dewasa sering
campak Jerman,
menimbulkan arthritis atau
- Ruam hanya 2-3 hari dan
artharalgia
hilang sendiri (disebut campak
Wanita hamil terutama
3 hari)
trimester 1 dapat
- Pembesaran kelenjar limfe di
mengakibatkan abortus atau
belakang terlinga, leher
bayi lahir dengan CRS
belakang dan sub oksipital

35
Patogenesa Rubella
• Virus rubella dapat berkembang biak di
nasofaring dan kelenjar getah bening
regional, dan viremia terjadi pada 4 – 7
hari setelah virus masuk tubuh.
• Masa penularan diperkirakan terjadi
pada 7 hari sebelum hingga 7 hari
setelah rash
• Masa inkubasi rubella berkisar antara
14 – 21 hari
• IgM rubella biasanya mulai muncul
pada 4 hari setelah rash dan setelah 8
minggu akan menurun dan tidak
terdeteksi lagi, dan IgG mulai muncul
dalam 14-18 hari setelah infeksi dan
puncaknya pada 4 minggu kemudian
dan umumnya menetap seumur hidup.
Apakah Congenital Rubella Syndrome (CRS)?

Definisi: sindrom kecacatan pada bayi


baru lahir yang meliputi kelainan pada
jantung dan mata, ketulian dan
keterlambatan perkembangan

Penyebab : ibu hamil terutama


trimestes 1 yang terinfeksi virus Rubella
Cara penularan : ibu hamil menulari
janin melalui placenta
Ibu hamil terinfeksi di usia kehamilan
<12 minggu risiko janin tertular 80-90%
Jika infeksi di kehamilan 15-30 minggu,
risiko janin tertular 10-20%
Pencegahan Penyakit Campak dan Rubella

• ASI eksklusif
• Nutrisi lengkap dan seimbang, sesuai umur
• Kebersihan badan, lingkungan
• Hindari kontak terutama ibu hamil
• Imunisasi MR
– Dasar : umur 9 bulan
– Lanjutan : umur 18 bulan
– BIAS : kelas 1 SD/MI dan yang sederajat
– tambahan (kampanye MR)
Setelah Imunisasi MR masih bisa terkena penyakit campak dan
rubella ?
• Ya, masih bisa tertular penyakit campak
• Tapi jauh lebih ringan dan tidak berbahaya
• Kalau belum diimunisasi campak :
– Lebih berat
– Lebih lama
– Berbahaya
• Maka perlu imunisasi tambahan
• Sedangkan Rubella, efikasi vaksin diperkirakan
mencapai 90-100% sesudah mendapat imunisasi
PELAKSANAAN PELAYANAN IMUNISASI

Proses pemberian imunisasi


HARUS memperhatikan:
- keamanan, mutu, dan khasiat
vaksin yang digunakan; dan
-penyuntikan yang aman (safety
injection) agar tidak terjadi
penularan penyakit terhadap tenaga
kesehatan pelaksana pelayanan
imunisasi dan masyarakat
-serta menghindari terjadinya KIPI
CONGENITAL RUBELLA SYNDROME (CRS)
43
BilaInfeksi Rubella terjadi pada wanita hamil terutama
pada trimester pertama dapat berakibat :
Aborsi spontan atau
Berbagai kelainan/cacat bawaan (PERMANEN):
 Retardasi mental,
 Kelainanan jantung,
 Kerusakan jaringan otak
 Tuli dan/atau
 Gangguan penglihatan seperti katarak congenital.

CRS merupakan target


utama dari pengendalian
Rubella

Kasus Rubella menyebabkan cacat lahir bila terinfeksi selama masa kehamilan, ini tidak
ada obatnya….pencegahan menjadi penting!!!!
Beban Penyakit Rubella
(Kasus Rubella Konfirmasi Lab)
Indonesia, 2013 - 2015
44

77% 23%
Jumlah Kasus

CRS ?

Keberhasilan pemberian imunisasi MR pada anak usia 9


Age in years
bulan s.d di bawah 15 tahun akan melindungi ibu hamil dari
Congenital Rubella Syndrome
Mengapa anak usia 9 bulan - < 15 tahun yang dipilih sebagai sasaran?

77% 23%
No of cases

CRS ?

Age in years

• Data menunjukkan 85 % kasus campak dan 77% kasus rubella terjadi pada kelompok usia <15 tahun di
Indonesia
• Pemberian Imunisasi MR pada kelompok usia ini, diharapkan kekebalan komunitas akan terbentuk sehingga
transmisi campak maupun rubella ke kelompok umur lain, terutama pada wanita hamil, sangat kecil
• Strategi yang sama juga telah dilakukan di beberapa negara seperti Amerika dan Australia, dan telah sukses
menurunkan kasus campak, rubella dan CRS
BEBAN YANG HARUS DITANGGUNG
PENDERITA CRS
 Katarak kongenital  harus dilakukan operasi dan
menggunakan kacamata sejak bayi
 Ketulian  operasi dan implantasi alat bantu dengar
 Kerusakan jaringan otak  keterlambatan tumbuh kembang
 Fisoterapi seumur hidup
 Kelainan jantung  operasi jantung

Biaya ratusan juta


Beban nonmaterial bagi orangtua seumur hidup
REKOMENDASI WHO UNTUK ELIMINASI
RUBELLA 47

 WHO merekomendasi 2 tahap strategy:


 Kampanye imunisasi Rubella dengan target umur sesuai
gambaran epidemiologi rubella/CRS, untuk memberikan
kekebalan kepada kelompok rentan sehingga menutup
immunity gap pada WUS

 Secara simultan dilakukan introduksi rubella kedalam imunisasi


rutin dengan mengganti semua vaksin campak monovalent
menjadi vaksin kombinasi campak rubella. .

Introduksi Imunisasi MR harus didahului dengan Kampanye


Imunisasi
Mengapa harus dilakukan kampanye imunisasi
massal MR?
Rekomendasi WHO dan Komite Penasehat Ahli Imunisasi
Indonesia (ITAGI)
Lakukan kampanye imunisasi tambahan massal dan penggantian
vaksin campak dengan MR
Target cakupan: ≥ 95%
Tujuan:
• Meningkatkan kekebalan masyarakat terhadap campak dan rubella secara cepat
• Memutuskan transmisi virus campak dan rubella
• Menurunkan angka kesakitan akibat penyakit campak dan rubella
• Menurunkan angka kejadian CRS

Dukungan yang kuat sangat diperlukan untuk Mencapai Keberhasilan Kampanye Imunisasi MR
Rekomendasi ITAGI
49

Introduksi Imunisasi MR harus didahului dengan Kampanye


Imunisasi
Kampanye Imunisasi MR 50

 Kegiatan imunisasi tambahan, dilakukan secara


masal sebagai upaya untuk memutuskan transmisi
penularan virus campak dan rubella pada anak usia
9 bulan sampai dengan <15 tahun,
 Tanpa mempertimbangkan status imunisasi
sebelumnya.
 Sifatnya wajib dan tidak memerlukan individual
informed consent.

Dukungan Lintas Sektor sangat diperlukan untuk Keberhasilan


Kampanye Imunisasi MR
Tujuan Kampanye Imunisasi MR 51

 Meningkatkan kekebalan masyarakat terhadap campak


dan rubella secara cepat
 Memutuskan transmisi virus campak dan rubella
 Menurunkan angka kesakitan campak dan rubella
 Menurunkan angka kejadian CRS

Dukungan Media sangat diperlukan untuk Mencapai


Keberhasilan Kampanye Imunisasi MR
PELAKSANAAN KAMPANYE MR
52

Bagaimana Sasaran Tempat


1. Selama masa kampanye • Selama kampanye, imunisasi
1. Introduksi vaksin MR kedalam
imunisasi MR diberikan kepada MR diberikan di sekolah dan
imunisasi rutin akan didahului
seluruh anak usia 9 bulan fasilitas kesehatan
dengan kegiatan Kampanye
sampai dengan kurang dari 15 • Pada bulan Agustus,
Imunisasi MR, berupa pemberian
tahun pemberian imunisasi MR
imunisasi MR secara massal.
2. Selanjutnya, imunisasi MR akan dilaksanakan di sekolah-
Gratis, tidak dipungut biaya.
masuk ke dalam jadwal imunisasi sekolah (SD/MI/ Sederajat,
2. Pelaksanaan kampanye imunisasi
rutin dan diberikan pada anak SMP/MTS/sederajat)
MR dibagi ke dalam 2 fase
usia • Pada bulan September,
• Fase pertama dilaksanakan
 9 bulan, Imunisasi MR dilaksanakan di
pada bulan Agustus -
 18 bulan dan pos-pos pelayanan imunisasi
September 2017 di seluruh
 kelas 1 SD/ sederajat melalui seperti :
Jawa,
program Bulan Imunisasi Anak  Posyandu,
• Fase kedua dilaksanakan pada
Sekolah atau BIAS  Polindes,
bulan Agustus - September
 Poskesdes,
2018 di seluruh Sumatera,
 Puskesmas,
Kalimantan, Sulawesi, Bali,
 Puskesmas pembantu,
Nusa Tenggara, Maluku dan
 Rumah Sakit dan
Papua
 Fasilitas kesehatan
lainnya
Imunisasi Rutin MR 53

 Vaksin MR menggantikan vaksin campak pada


kegiatan imunisasi rutin
 Sasaran :
 Seluruh bayi usia 9 bulan,
 Seluruh anak usia 18 bulan,
 Seluruh anak usia SD/MI/sederajat/SDLB kelas 1

 Dilaksanakan segera setelah kampanye imunisasi MR


selesai

Imunisasi MR akan menjadi imunisasi rutin pada tahun 2018


di seluruh Indonesia
Vaksin MR
54

• Vaksin yang mengandung virus hidup


yang dilemahkan (live attenuated)

• Berupa serbuk kering dengan pelarut.


Dapat digunakan sampai 6 jam setelah
dilarutkan selama tetap disimpan pada
suhu 2 – 8 derajat C

• Kemasan vaksin adalah 10 dosis per


vial.

• Setiap dosis vaksin MR mengandung:


1000 CCID50 virus campak
1000 CCID50 virus rubella

• Sensitif panas, disimpan pada suhu 2 –


8C
55

Satu-satunya vaksin
MR yang telah
mendapat
rekomendasi Badan
Kesehatan Dunia
dan sudah
digunakan di lebih
dari 140 negara
untuk eliminasi
penyakit Campak
dan Rubella
Nomor Izin Edar Vaksin MR
56
List of Countries in WHO Eastern Mediterranean region using MR /MMR vaccines in National EPI program
Negara-negara Islam yang menggunakan vaksin MR/MMR
Country name Vaccine
Doses primary
container
Manufacturer Measles intro Rubella intro
57
Afghanistan Measles 10 Serum Institute of India Pvt. Ltd. 1978 None
Bahrain MMR 1 GlaxoSmithKline Biologicals SA 1974 1974
Dijibouti Measles ? Data not available 1984 none
Egypt MMR 10 Serum Institute of India Pvt. Ltd. 1978 1999
Iran (Islamic
MMR 2&5 Serum Institute India 1984 2004
Republic of)
Iraq MMR and Measles 10 Serum Institute of India Pvt. Ltd. 1985 prior to 1995
Jordan Measles and MMR 1 GlaxoSmithKline Biologicals SA 1982 2000
Kuwait MMR ? ? Prior to 1995 prior to 1995
Measles-10 & MMR-1
Lebanon Measles and MMR Serum Institute of India Pvt. Ltd. 1978 1995
&10
Libya MMR Presentation Sanofi Pasteur SA Prior to 1995 prior to 1995
Morocco MR ? Data not available 1980 2014
Oman MMR 1 GlaxoSmithKline Biologicals SA 1980 1994
Pakistan Measles 10 Serum Institute of India Pvt. Ltd. 1978 none
GlaxoSmithKline Biologicals SA and Merck
Qatar MMR 1 1982 1992
Sharpe and Dohme
Measles Sanofi, MMR GSK
Saudi Arabia Measles and MMR ? 1974 1991

Somalia Measles ? Data not available 1978 none


PT Bio Farma (Persero) and Serum Institute of
Sudan (the) Measles 10 1985 none
India Pvt. Ltd.
Syrian Arab
MMR 10 Serum Institute of India Pvt. Ltd. 1978 1999
Republic (the)
Tunisia MR ? ? 1983 2004
United Arab
MMR ? MMR GSK 1980 1985
Emirates
Yemen MR 10 Serum Institute of India Pvt. Ltd. 1977 2015
SURAT DUKUNGAN YANG
TELAH DITERIMA 58

Imunisasi MR didukung oleh lintas Kementerian


Surat Edaran Pembiayaan KIPI MR
Peningkatan
Imunisasi Rutin
Melalui Kampanye
Imunisasi MR

Skrining status imunisasi rutin


batita yang datang untuk
mendapatkan imunisasi MR, jika
belum lengkap catat, segera
lengkapi saat itu juga atau pada
saat posyandu bulan Oktober
Banyak Tantangan Menuju Suksesnya Kampanye Imunisasi MR
1) Cakupan yang tinggi harus dicapai atau penularan akan tetap berlanjut
– Cakupan >95% harus dicapai; tidak ada kab/kota dengan cakupan <80%
2) Kampanye imunisasi terbesar dalam sejarah Indonesia
– Target 3 x lebih banyak dibandingkan dengan kampanye sebelumnya
– Targetnya anak dan remaja, 9 bln - sampai < 15 tahun
3) Kendala
– Kelompok ekonomi menengah keatas tdk mau mengimunisasi anaknya
– Akses sulit
– dll
Advokasi serta penggerakan masyarakat
adalah kunci keberhasilan dari kampanye imunisasi MR
Dasar Hukum

Kepmenkes
No.HK.01.07/Menkes/45/2017
tentang
Pelaksanaan Kampanye dan
Introduksi Imunisasi MR
STRATEGI PELAKSANAAN KAMPANYE
IMUNISASI MR
OUTLINE

Pengantar

Perhitungan dan Pendataan Sasaran

Perhitungan Vaksin dan Logistik

Perhitungan Tenaga Pelaksana

Pemetaan dan Penyusunan Jadwal

Perencanaan Anggaran
MIKROPLANING
Disusun bersama oleh : Susun dan sepakati:
 Pengelola program imunisasi
 Penanggungjawab kegiatan kampanye
imunisasi MR
 Pengelola program dan sektor terkait

Dikbud
Imunisasi
Kanwil
Surveilans Kemenag

KIA/Kesga PKK

Humas
Kesling Pemprov

Promkes Bappeda

Yankes Ormas dan


Orga

Pokja/Tim Sukses  SK Pimp Daerah


Mikroplaning :
Data apa saja yang dibutuhkan?
Jumlah sasaran Jumlah vaksinator
Peta wilayah kerja Jumlah supervisor
Prioritas wilayah Jumlah tenaga guru
Inventarisasi cold chain Jumlah tenaga kader
Daftar sekolah Jumlah tenaga medis untuk
Jumlah pos pelayanan imunisasi penanganan KIPI
Jumlah RS rujukan untuk
penanganan KIPI
Komda/Pokja KIPI
Perhitungan dan Pendataan Sasaran
Perhitungan dan Pendataan Sasaran
Perhitungan Estimasi Sasaran
 Dihitung berd. data Penduduk Sasaran Program Pembangunan Kesehatan tahun 2015-2019 (Kepmenkes
Nomor HK.02.02/Menkes/117/2015) kelompok umur 0-14 tahun dikurangi 75% dari Surviving Infant
tahun pelaksanaan kampanye MR. ( Estimasi Sasaran berdasarkan Pusdating : 29.247)

Pendataan Sasaran
 3 atau 4 minggu sebelum pelaksanaan kampanye
 Oleh petugas puskesmas dibantu oleh kader
• Data seluruh sasaran, termasuk balita yang belum masuk usia sekolah dan/atau anak-anak usia sekolah
namun tidak bersekolah
• Sampaikan jadwal dan tempat pelayanan kampanye imunisasi MR kpd orang tua  orang tua anak usia
sekolah namun tidak bersekolah agar dapat membawa anaknya ke pos pelayanan imunisasi yang telah
ditentukan yang terdekat dari tempat tinggalnya.
Perhitungan dan Pendataan Sasaran
Data dapat diperoleh melalui:
1. Diknas dan Kanwil Kemenag sebagai data sasaran sekolah (SD/MI,
SMP/MTs, PONPES ) serta jumlah murid.
 Puskesmas KONFIRMASI mendatangi sekolah untuk mendapatkan daftar
murid by name
2. Bantuan kader dan dasawisma melakukan pendataan riil kunjungan
rumah ke rumah mendapat sasaran 9 bulan sd 6 tahun serta 7 sd <15 tahun,
khususnya anak balita yg belum masuk usia sekolah dan/atau anak usia
sekolah namun tidak sekolah.

BUKAN PENDATAAN MELALUI KOHORT BAYI DAN KOHORT BATITA SAJA


PENDATAAN SASARAN YANG VALID ADALAH PROSES YANG PALING PENTING UNTUK
MENENTUKAN KEBERHASILAN KAMPANYE MEASLES RUBELLA TAHUN 2018

JIKA SUDAH MASUK SEBAGAI SASARAN MAKA HARUS


DIIMUNISASI
Perhitungan Kebutuhan Vaksin dan Logistik
Perhitungan Kebutuhan Logistik

Kebutuhan Vaksin MR (10 dosis per vial)


= Jumlah sasaran 9 bulan s.d <15 tahun
IP Vaksin (8)

Ket: Untuk tingkat provinsi dan kab/kota kebutuhan vaksin ditambahkan 5% sebagai cadangan

Kebutuhan ADS 5 ml = ∑ vaksin MR


Kebutuhan ADS 0,5 ml = ∑ sasaran + 5% cadangan

Kebutuhan Safety Box 5 L


= Jumlah ADS 5 ml + ADS 0,5 ml
100
Format Kebutuhan Logistik
Peralatan Rantai Dingin
Inventarisasi peralatan rantai dingin untuk penyimpanan
dan distribusi
 Lemari es untuk menampung vaksin
 Lemari es untuk pembuatan cool pack
 Vaccine Carrier
 Jumlah cool pack

Penyusunan rencana distribusi vaksin dari kab/kota sampai dengan pos pelayanan imunisasi dengan
mempertimbangkan hasil inventarisasi peralatan rantai dingin
Perhitungan Tenaga Pelaksana
Perhitungan Tenaga Pelaksana
 Jumlah tenaga kesehatan pelaksana imunisasi (tim pelaksana):
o Dokter, bidan, perawat  Jika kekurangan bekerja sama dengan UPS/ RS
o Tenaga Supervisor yang bertugas memantau kecukupan logistisk dan KIPI. Setiap 3-5
pos, terdapat 1 supervisor.
o Tenaga motivator/ penggerak, seperti kader dan guru (UKS, Wali kelas)
o RS Rujukan untuk menangani jika ada kasus KIPI

 Kebutuhan dan kekuatan tenaga pelaksana dihitung berdasarkan:


1. Jumlah sasaran
2. Jumlah Pos Pelayanan
3. Jumlah hari pelayanan
4. Jumlah vaksin carrier
Perhitungan Tenaga Pelaksana
Hitung : jumlah pos pelayanan imunisasi dibagi dengan jumlah sasaran
Pertimbangkan :
 1 vaksinator : maks. menyuntik 100-125 sasaran/ hari
 1 pos pelayanan : dibantu 3 kader/ guru
 1 supervior : mengkoordinir 3-5 pos pelayanan
Perhitungan Tenaga Pelaksana
Perlu diinventarisasi juga tenaga yang dapat membantu
pelaksanaan di pos pelayanan seperti :
o Tenaga kesehatan (perawat, bidan dan dokter) yang ada di unit
pelayaan swasta dan RS untuk membantu melakukan penyuntikan.
o Tenaga kesehatan yang sedang tugas belajar di sekolah-
sekolah (Akper, Akbid dan FK) untuk membantu pelayanan selain
penyuntikan.
Peran Tenaga Pelaksana
Tenaga Kesehatan:
Memberikan imunisasi MR kepada sasaran dengan tepat dan aman

Kader/ Guru:
o Menggerakkan sasaran/ orang tua untuk datang ke pos pelayanan imunisasi
o Mengatur alur pelayanan imunisasi di pos pelayanan
o Mencatat hasil imunisasi
o Memberi tanda/ marker pada kuku jari kelingking kiri anak yang sudah mendapat imunisasi

Supervisor:
Memastikan pelaksanaan kampanye imunisasi MR berjalan dengan baik, termasuk :
o Memantau kecukupan logistik
o Memantau KIPI
Pemetaan dan Penyusunan Jadwal
Pemetaan dan Penyusunan Jadwal Kegiatan

Petakan wilayah Tentukan tanggal dan Tentukan supervisor


berdasarkan tingkat lamanya pelaksanaan dan nama-nama tim
kesulitan tiap puskesmas per pos pelayanan
Pemetaan dan Penyusunan Jadwal
 Peta Wilayah Kerja
o Daerah sulit geografis/ sosial ekonimi
o Lokasi pos pelayanan imunisasi, seperti sekolah, posyandu, RS, dll

 Buat Prioritas Wilayah dengan penentuan wilayah/ desa risti, dengan kriteria:
o Sasaran besar
o Ada kasus PD3I tahun lalu
o Cakupan imunisasi pentavalen rendah, maka biasanya campak rendah
o Drop out pentavalen tinggi karena takut panas/ takut suntik, maka DO campak juga tinggi
o Sulit geografis maupun sosial ekonomi (padat, kumuh, elit)
o Mobilitas penduduk tinggi
o Banyak UPS
o Posyandu tidak aktif/ tidak ada
o Daerah yang tidak ada petugasnya
o Daerah yang banyak penolakan, dll
Anak-Anak Tinggal di Daerah Risiko Tinggi yang Mungkin Lolos
Imunisasi
Advokasi dan Sosialisasi
 Pertemuan Advokasi dan Sosialisasi tingkat Kab/Kota dan Kecamatan 
Menginformasikan tentang tujuan, manfaat dan pentingnya kampanye imunisasi
MR, serta fokus daerah risti.
o Dukungan konkrit dan partisipasi aktif dari pemimpin daerah Bupati/ Walikota
o Lintas sektor terkait, seperti Diknas, Kemenag, Organisasi Profesi, Organisasi Keagamaan,
Organisas Masyarakat, Toga, Toma, Babinsa, Kapolsek, dll

 Sosialisasi sederhana kepada Guru TK, SD, dan SMP


 Sosialisasi sederhana kepada murid-murid SD dan SMP dengan melibatkan
dokter kecil/ UKS sekolah
Advokasi dan Sosialisasi
 Penggerakan masyarakat
o Pengajian/ majelis taklim, arisan, pertemuan komite sekolah
o Media KIE
o Pengumuman melalui tempat ibadah
o Media elektronik, media sosial, media cetak
o Pemasangan spanduk dan backdrop di tempat-tempat strategis,
siaran keliling
o Videotron
o Radiospot
Advokasi dan Sosialisasi
 Pembentukan POKJA di Tingkat Provinsi dan Kab/Kota

Pokja terbagi dalam 5 bidang


1. Bidang Perencanaan
2. Bidang Logistik
3. Bidang Pelaksanaan
4. Bidang Komunikasi Memanfaatkan POKJA yang sudah
ada, misal “POKJA ERAPO”
5. Bidang Monev
Kegiatan Persiapan
 TUGAS POKJA MR PROP. SULTRA :

a. Membuat surat edaran untuk mohon dukungan dan berpartisipasi aktif dari Kepala Dinas
Kepada :

1. Ketua PW Muslimat Provinsi Sultra


2. Ketua PW Aisyiyah Provinsi Sultra
3. Kepala Dinas Pendidikan Provinsi SUltra
4. Kepala Kanwil Kemenag Provinsi Sultra
5. Ketua TP UKS Provinsi Sultra
6. Ketua IDAI Provinsi Sultra
7. Ketua PPNI Provinsi Sultra
8. Ketua IBI Provinsi Sultra
9. Kepala Biro Kesra : SE Gubernur
Kegiatan Persiapan
 TUGAS POKJA MR PROP. SULTRA :

b. Membuat Surat2 Edaran Dukungan dari LS dan mitra

1. SE Gubernur kepada Bupati / Walikota se- Sultra terkait persiapan


kegiatan kampanye dan introduksi MS Rubella (Biro Kesra)
2. SE Ketua TP PKK Provinsi Sultra kepada Ketua TP PKK Kab/Kota
se- Sultra
3. SE Kepala Diknas Provinsi Sultra
Kepada Kepala Diknas Kab/Kota se- Prop. Sultra
4. SE IDAI Sultra kepada Pengurus IDAI Kab/Kota serta anggota IDAI se- Prop.
Sultra
Perencanaan Anggaran
Sumber Pembiayaan

Melakukan identifikasi sumber pembiayaan yang tersedia

Dak Non
Dana
APBD DEKON Fisik/ GAVI SWASTA
Desa
BOK
Sumber Pembiayaan

Melakukan penyusunan rencana anggaran

 Kesesuaian dengan menu anggaran yang tersedia/diperbolehkan.


Kesesuaian dengan kewenangan  APBD (Provinsi dan Kab/Kota), DAK Non
 Fisik/ BOK (Kab/Kota dan Puskesmas), dll.
Tidak ada double costing antara sumber anggaran yang satu dengan yang lain.

Sumber Pembiayaan
APBD
Kegiatan yang perlu dianggarkan, antara lain:
o Advokasi, sosialisasi dan koordinasi ke lintas sektor, ormas, organisasi keagamaan,
organisasi profesi, toma, toga dan stakeholder terkait.
o Penatalaksanaan kasus diduga KIPI
o Penggandaan media KIE
o Pengadaan gentian violet
o Sweeping dan RCA hasil pelaksanaan kampanye MR
o Monev dan asistensi teknis
o Distribusi vaksin dan logistik
Sumber Pembiayaan
DEKON
Kegiatan yang dapat dianggarkan:
o Workshop dalam rangka pelaksanaan MR tingkat provinsi dan
tingkat kab/kota
o Monitoring dan evaluasi dalam rangka pelaksanaan kampanye MR
o Distribusi logistik untuk imunisasi
o Pelaksanaan surveilans KIPI
Sumber Pembiayaan
DAK Non Fisik/ BOK

Pelaksanaan Kampanye Measles Rubella, Introduksi Vaksin Baru, Crash program, Backlog Fighting dan
Imunisasi dalam rangka Penanganan KLB( ORI):
o Penyediaan data dasar dan analisis situasi (pendataan sasaran, analisis situasi dan perencanaan kegiatan,
validasi hasil cakupan)
o Advokasi, sosialisasi dan koordinasi ( advokasi/ sosialisasi/ lokakarya dengan LS/LP; rapat koordinasi)
o Pembekalan SDM Kesehatan dan Non Kesehatan (Kader/ Guru)
o KIE (pengadaan media KIE sederhana)
o Pemberdayaan masyarakat (forum komunikasi imunisasi dan masyarakat peduli imunisasi)
o Pelayanan imunisasi ke pos pelayanan
o Surveilans KIPI
o Distribusi sarana dan prasarana pelayanan imunisasi
Sumber Pembiayaan
Dana Desa

Draft Usulan Menu Kegiatan Prirotas Bidang Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa yang
dapat dimanfaatkan untuk pelaksanaan kampanye MR:
o Honor/ insentif/ reward kader kesehatan
o Orientasi/ peningkatan pengetahuan dan keterampilan kader
o Transport kader kesehatan dalam pelaksanaan UKBM, pendampingan pendataan sasaran dan sweeping
imunisasi
o Penyuluhan kesehatan
Sumber Pembiayaan
GAVI
Kegiatan yang dapat dianggarkan:
o Rapat Koordinasi
o Advokasi dan sosialisasi (tingkat kab/kota)
o Superfisi Suportif
o KIE
o Rapat Evaluasi
Sumber Pembiayaan
SWASTA
Kegiatan yang dapat dianggarkan, antara lain:
o Reward petugas kesehatan dan/ atau kader
o Pengadaan atribut untuk pelaksanaan kampanye MR (misal kaos kader, pin, dll)
o Talkshow dan penayangan ILM di TV dan radio lokal
o Penayangan videotron dan baliho-baliho di tempat-tempat strategis
KESIMPULAN
 Kampanye Imunisasi MR merupakan kesempatan untuk mendapatkan imunisasi MR (kampanye
hanya 1 kali) dan jangan disia-siakan  harus dipersiapkan dengan baik dan mencapai target
minimal 95% merata disemua wilayah.
 Persiapan yang komperhensif diperlukan, meliputi perhitungan dan pendataan sasaran, perhitungan
kebutuhan vaksin dan logsitik, perhitungan tenaga pelaksana, pemetaan dan penyusunan jadwal,
serta perencanaan anggaran
 Untuk mencapai eliminasi Campak dan kontrol Rubella tahun 2020
– Cakupan rutin harus tinggi dan merata baik dosis pertama maupun lanjutan minimal 95% di
semua wilayah
– Tidak ada KLB campak/ KLB menurun setelah kampanye imunisasi MR
– Memperkuat surveillance
– Semua kasus harus confirm laboratorium
Tips Untuk Sekolah
Persiapan
• Bekerjasama dengan Dinas pendidikan dan Agama
• Memastikan bahwa semua sekolah SD/SMP sederajat tercatat di mikro plan
• Identifikasi sekolah yang menolak kegiatan imunisasi saat BIAS. Lakukan advokasi ke pemerintah
daerah dengan menunjukkan list sekolah tersebut.
• Guru harus terlibat dalam membuat list nama anak sekolah
• Guru memberikan informasi tentang MR-SIA setiap habis pelajaran selesai dalam waktu minimal
seminggu sebelum hari pelaksanaan dengan menggunakan KIE untuk Guru dan Anak sekolah
• Guru menganjurkan kepada anak murid menyampaikan ini kepada orang tuanya untuk membawa
adiknya ke Posyandu di bulan September.
• Murid juga diminta untuk menyampaikan ke teman-teman dilingkungan rumahnya tentang MR-SIA
• UKS dilibatkan ( dokter kecil) dan guru UKS
• Pada saat sehari sebelum pelaksanaan guru menganjurkan anak2 untuk sarapan terlebih dahulu
Tips Untuk Sekolah
Saat Pelaksanaan
• Guru membantu mengatur alur murid yang akan di imunisasi berada di luar kelas
• Imunisasi dilakukan di tempat terpisah dari anak yang mengantri untuk menghindar rasa takut
terhadap suntikan
• Guru membujuk anak-anak yang kelihatan takut atau berteriak /menangis saat penyuntikan
• Jangan lupa memberikan tanda di jari kelingking setelah pemberian imunisasi untuk meyakinkan
anak sudah diimunisasi.
• Anak menunggu selama 30 menit setelah suntikan di tempat khusus ( bukan tempat yang sama
dengan tempat imunisasi)
• Selama menunggu , murid tidak dibenarkan untuk bermain diluar . Jika memungkinkan di ruang
tunggu ada musik/ sediakan buku gambar/mewarnai untuk menghindari perhatian anak terhadap
suntikan
Tips Untuk Sekolah
• Setelah selesai pelaksanaan dihitung anak yang belum dapat imunisasi dan buat list nama. Jika lebih
dari lima anak / kelas belum dapat imunisasi maka petugas membuat jadwal ulang untuk kembali ke
sekolah tersebut.
• Utamakan sekolah yang mendukung pelaksanaan MR-SIA . Setelah selesai semua baru dilanjutkan
dengan sekolah yang telah didentifikasi adanya penolakan
• Jika mereka tetap menolak perlu dilaporkan ke pemerintah daerah setempat untuk memberikan/
membantu puskesmas menindak lanjuti.
• Berikan reward kepada sekolah yang capaiannya lebih 95%
Tips Untuk Pelaksanaan di Masyarakat/ Posyandu/ Yankes
Lainnya
• Pastikan target yang di dalam mikro plan sudah mencakupi semua anak usia 9 bulan sd <15
tahun termasuk anak usia sekolah yang tidak sekolah , anak jalanan, anak yang tidak teregister di
wilayah tersebut, pendatang.
• Jadwal pelaksanaan termasuk target per pos, logistik yang dibutuhkan per pos , petugas yang
bertanggung jawab per pos, supervisor /5 pos dsb
• Identifikasi daerah yang sulit ( geografis, budaya/penolakan)
• Utamakan pelaksanaan di daerah yang mudah/menerima imunisasi dan lanjutkan kedaerah sulit
jika daerah mudah sudah selesai.
• Kerjasama dengan lintas program dan lintas sektor serta kepala desa/ tokoh agama/ tokoh
masyarakat untuk memobilisasi masyarakat untuk membawa anaknya untuk imunisasi.
Beberapa catatan
untuk menjadi perhatian kita bersama….
1. Dukungan lintas sektor, org masy, org agama, org profesi dan MEDIA!!
2. Distribusi vaksin betul-betul mempertimbangkan mikroplaning
3. Validasi sasaran (identifikasi sasaran tidak terdata)
4. Penggunaan ADS
5. Pre-filling tidak diperkenankan
6. Gunakan busa pada vaccine carrier untuk menaruh vaksin yang sudah dibuka dan dilarutkan
7. Optimalkan skrining!
8. Catat jam pelarutan vaksin MR  lebih dari 6 jam potensi vaksin sangat menurun dan resiko
kontaminasi sangat tinggi
9. Mekanisme pengiriman limbah medis harus secara tertib dan aman, penyimpanan limbah medis 
pastikan di lokasi yang aman jauh, pengelolaannya harus sesuai SOP
10. Waspadai sasaran yang berusia tanggung  di posy tidak terdata namun juga belum bersekolah
baik di PAUD, TK maupun SD. Anak SMA yang berusia < 15 thn
Rencana Tindak Lanjut
• Membentuk dan mengaktifkan POKJA di tingkat provinsi dan
kabupaten/kota
• Meningkatkan koordinasi dengan LP/LS terkait di semua level
• Menyusun strategi komunikasi untuk pelaksanaan Kampanye Imunisasi
MR Fase II
• Mikroplaning
• Pendampingan/ Eksternal monitor dari WHO/UNICEF Juni – Oktober
2018
T H A N K Y O U

You might also like