You are on page 1of 9

PREVALENSI GANGGUAN KESEHATAN MENTAL EMOSIONAL

DI DUSUN PLEMBUTAN DAN SUREN WETAN


DI WILAYAH PUSKESMAS JETIS II BANTUL
YOGYAKARTA

Oleh:
Suhartinah
NIM. RPL 201711148
Latar Belakang
• Prevalensi ODGJ di Bantul 4.0 per mil. Data rutin Dinas
Kesehatan (Dinkes) DIY yang dikutip dari Republika (2018,
Juli 20) tahun 2015 di Yogyakarta telah menunjukan angka
sebesar 10.993 ODGJ. Di tahun 2016, jumlah itu menjadi
10.554 orang.
• Berdasarkan data yang ada di Puskesmas Jetis II
pada tahun 2017, pasien dengan gangguan jiwa berat
berjumlah 127 orang.
• Data terdokumentasi hanya jumlah penderita gangguan jiwa
berat, gangguan jiwa ringan di masyarakat belum
teridentifikasi secara menyeluruh.
• Penting untuk diadakan penelitian yang lebih komprehensif
dan menyeluruh mengenai prevalensi gangguan mental
emosional di dusun Plembutan dan Suren Wetan wilayah
Puskesmas Jetis II Bantul.
• Tujuan Penelitian
1. Mengidentifikasi karakteristik gangguan mental
emosional dari segi jenis kelamin dan usia.
2. Mengidentifikasi prevalensi gangguan mental
emosional di Dusun Plembutan.
3. Mengidentifikasi prevalensi gangguan mental
emosional di Dusun Suren Wetan.
BAB II
1) Definisi Gangguan Mental Emosional
Kaplan dan Sadock (2005) dalam Suyoko(2010),
apabila individu tidak mampu menemukan
penyelesaian terhadap situasi yang mengancamnya
maka individu tersebut mengalami gangguan
mental emosional .
2) Bentuk-Bentuk Gangguan Mental Emosional
Menurut Zakiah Daradjat (1984):
▫ Gangguan Mental Ringan
▫ Gangguan Mental Berat
3) Skrining Gangguan Mental Emosional
Skrining dapat dilakukan dengan berbagai
instrumen berupa pertanyaan atau angket.
Self Reporting Questionnaire(SRQ) adalah
instrumen skrining yang berisi 20 pertanyaan
yang dikembangkan oleh WHO dan telah banyak
digunakan pada setting dan penelitian.
Kuesioner SRQ 20 biasa digunakan untuk
skrining masalah kesehatan jiwadi masyarakat
dan memiliki pilihan jawaban “ya” atau “tidak”
(Riskesdas, 2013)
Kerangka Teori
BAB III
1. Desain Penelitian
Dilakukan dengan pendekatan kuantitatif
Desain penelitian deskriptif untuk memperoleh informasi tentang Prevalensi
Gangguan Mental Emosional di Dusun Plembutan dan Suren Wetan di wilayah
kerja Puskesmas Jetis II.
2. Definisi Operasional
3. Populasi dan Sampel
Populasi: Seluruh warga di dusun Plembutan dan Suren Wetan yang berusia lebih
dari 15 tahun dengan jumlah kurang lebih 900 orang.
Sampel: Total sampling
4. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dengan menggunakan angket.
Instrumen yang digunakan adalah Self Report Question (SRQ) untuk mengukur
gajala stresor yang dialami oleh seseorang dan menentukan seberapa berat
gangguan mental emosional yang dialami.
5. Metode Analisis Data
Analisis univariat merupakan analisis jenis variabel yang dinyatakan dengan
menggambarkan dan meringkas data dengan cara ilmiah dalam bentuk tabel atau
grafik (Setiadi, 2007).
Pengelompokan data menggunakan distribusi frekuensi, dengan mengelompokan
data menjadi 2 kategori, yaitu berdasarkan usia, jenis kelamin, Pendidikan,
pekerjaan, dan status ekonomi
Hasil Penelitian & Pembahasan
Prevalensi gangguan kesehatan mental emosional di
Dusun Plembutan dan Suren Wetan paling banyak
ditemukan pada:
• lansia akhir dengan rentang usia 56-65 tahun
sebanyak 9 orang atau 4,5% dari responden.
• perempuan sebanyak 17 orang atau 8,5% dari
responden.
• penduduk yang memiliki pendidikan rendah
sebanyak 14 orang atau 7%.
• pekerjaan non PNS sebanyak 21 orang responden
atau 10,5% dari responden.
• gaji kurang dari UMR dengan 15 orang atau 7,5%
dari responden menderita gangguan kesehatan
mental emosional.
Prevalensi gangguan mental emosional di
Dusun Plembutan dan Suren Wetan
• Prevalensi penderita gangguan mental
emosional di Dusun Plembutan adalah 9%
dengan jumlah penderita sebanyak 9 orang.
• Prevalensi penderita gangguan mental
emosional di Dusun Suren Wetan adalah 14%
dengan jumlah penderita sebanyak 14 orang.

You might also like