• TITRIMETRI • Syarat –syarat : • 1. Berlangsung sempurna • 2.Cepat dan reversibel ( dasar praktis) • 3.Ada penunjuk titik akhir ( indikator). -Indikator dapat timbul dari reaksi itu sendiri , contohnya reaksi antara asam oksalat dengan kalium permanganat . - Indikator berasal dari luar • Indikator dapat menunjukkan titik akhir titrasi karena a) menyebabkan perubahan warna titrat, b) menimbulkan perubahan kekeruhan dalam titrat • 4. Larutan baku : dengan syarat mudah didapat,sederhana,stabil,konsentrasi tidak mudah berubah PENGGOLONGAN TITRASI • A.Titrasi berdasar reaksi –reaksi metatetik: yaitu reaksi pertukaran ion . Contohnya titrasi asam kuat oleh basa kuat atau sebaliknya , HCL + NaOH NaCl + H₂O • Macam-macam titrasi dibedakan menjadi : • 1. Titrasi asidimetri – alkalimetri. Dalam titrasi ini yang terpenting yang mendasari penentuan titik akhir dan cara perhitungan ialah perubahan pH titrat REAKSI –REAKSI YANG TERJADI DALAM TITRASI • - Asam dengan basa ( reaksi penetralan) agar kuantitatif, maka asam dan /atau basa yang bersangkutan harus kuat. • - Asam dengan garam ( reaksi pembentukan asam lemah ) : agar kuantitatif asam harus kuat dan garam garam harus terbentuk dari asam lemah sekali . Contohnya : HCl + Na₂CO₃ NaHCO₂ + NaCl 2 HCl + Na₂CO₃ H₂O + CO₂ + 2 NaCl HCl + NH₄BO₂ HBO₂ + NH₄Cl • - Basa dengan garam , agar kuantitatif basa harus kuat dan garam harus terbentuk dari basa lemah • 2. Titrasi presipitimetri, yaitu titrasi dimana terbentuk endapan . Semakin kecil kelarutan endapan , semakin sempurna reaksinya. Contoh : Ag + Cl AgCl 3 ZN²⁺ +2 K₄Fe(CN)₆ K₂Zn₃(Fe(CN)₆)₂ + 6 K⁺ • 3. Titrasi Kompleksometri , yaitu titrasi berdasarkan pembentukan persenyawaan komplek ( ion Komplek atau garam yang mengion ) , misalnya ; Ag⁺ + 2CN⁻ ↔ Ag(CN)2⁻ Hg⁺⁺+ 2 Cl⁻ ↔ HgCL₂ • Disamping titrasi komplek biasa dikenal juga kompleksometri sebagai titrasi kelatometri yang mempergunakan EDTA. • B. Titrasi berdasar reaksi redoks , yaitu perpindahan elektron . Contohnya : 5 ( COOH)₂ + 2 KMnO₄ + 3 H₂SO₄ 2 MnSO₄ + K₂SO₄ + 10 CO₂ + 8 H₂O • Titrasi berdasar reaksi redok sering dibedakan menjadi : • 1. Titrasi berdasarkan penggunaan oksidator kuat seperti KMnO₄, K₂Cr₂O₇, atau reduktor kuat . Yang menggunakan KMnO4 disebut permangananometri • 2. Titrasi yodometri ( titrasi tidak langsung) atau yodimetri ( titrasi langsung ) , yaitu titrasi yang menyangkut reaksi I₂ + 2 e 2 I- • Dalam titrasi langsung larutan baku I₂ dipakai sebagai titrat atau titran untuk mengoksidasi analat . • Dalam titrasi tidak langsung KI digunakan sebagai reduktor untuk mereduksi analat sehingga terbentuk I₂ bebas , I₂bebas dititrasi oleh larutan baku Na₂S₂O₃. • Cara titrasi tidak langsung lebih dikenal sebagai back titration ( titrasi kembali ) KENORMALAN • Kenormalan dinyatakan dalan N = normality = normalitas atau ekivalen / liter • N = ekivalen /liter atau miliekialen / mililiter • Berat ekivalen = BE = angka yang menyatakan berat 1 gramekivalen atau 1 ekivalen zat dalam gram . • BE = 1/n x BM n = valensi atau BE = BM/n PENENTUAN TITIK AKHIR • Titik akhir titrasi dilihat karena adanya perubahan: 1. warna, yaitu larutan tidak berwarna menjadi berwarna atau sebaliknya . 2. kekeruhan, yaitu larutan yang jernih menjadi keruh atau sebaliknya • Contoh indikator : PP , MO, MM, Amilum , Feroin, Kertas pH , Lakmus merah dan biru PERBANDINGAN CARA-CARA TITRASI DAN GRAVIMETRI • Keuntungan Titrasi : a) lebih sederhana. b) lebih mudah . • Kerugian Titrasi : a) untuk jumlah yang normal (0,1-1 ) gram cara gravimetri lebih akurat . b) apabila reaksi kurang sempurna cara gravimetri masih dapat digunakan yaitu dengan cara menambahkan pereaksi berlebih sehingga pengendapan sempurna . SYARAT-SYARAT BAHAN BAKU PRIMER • Syarat-syarat untuk bahan baku primer : (1)Sangat murni atau mudah dimurnikan. 2) Mudah diperiksa kemurniannya. (3)Stabil . (4) berat ekivalen yang tinggi ( 5) Dalam titrasi bereaksi sempurna .