Dokumen tersebut membahas pentingnya kerukunan antar umat beragama di Indonesia agar tercipta kedamaian dan ketentraman. Kerukunan antar umat beragama perlu dikembangkan melalui dialog, penghormatan terhadap perbedaan, dan kepatuhan terhadap hukum negara. Hal ini penting untuk mencegah konflik dan memperkuat persatuan bangsa.
Dokumen tersebut membahas pentingnya kerukunan antar umat beragama di Indonesia agar tercipta kedamaian dan ketentraman. Kerukunan antar umat beragama perlu dikembangkan melalui dialog, penghormatan terhadap perbedaan, dan kepatuhan terhadap hukum negara. Hal ini penting untuk mencegah konflik dan memperkuat persatuan bangsa.
Dokumen tersebut membahas pentingnya kerukunan antar umat beragama di Indonesia agar tercipta kedamaian dan ketentraman. Kerukunan antar umat beragama perlu dikembangkan melalui dialog, penghormatan terhadap perbedaan, dan kepatuhan terhadap hukum negara. Hal ini penting untuk mencegah konflik dan memperkuat persatuan bangsa.
BERAGAMA Disusun oleh : 1. Muhammad Rifzky Mijatovic (P07125117016) 2. Cindy Pertiwi Nilasari (P07125117005) PENGERTIAN
"Rukun" dari Bahasa Arab "ruknun" artinya asas-
asas atau dasar, seperti rukun Islam. Rukun dalam arti adjektiva adalah baik atau damai. Kerukunan hidup umat beragama artinya hidup dalam suasana damai, tidak bertengkar, walaupun berbeda agama. Kerukunan umat beragama adalah program pemerintah meliputi semua agama, semua warga negara RI. Untuk perbedaan beragama dan kepercayaan rakyat Indonesia dipersatukan oleh sila Ketuhanan Yang Maha Esa, perundang-undangan dan hukum yang menjamin dan memberikan kebebasan kepada rakyat Indonesia dalam memeluk agama yang dianut. Peraturan hukum tersebut mengikat masyarakat yang beragama di Indonesia. Sesama masyarakat harus saling menghormati, oleh karena itu warga negara memiliki toleransi yang sangat tinggi kepada saudara-saudara yang berbeda agama. Masyarakat harus saling menghormati satu sama lain misalnya dalam hal beribadah. Antar pemeluk agama yang satu dengan lainnya tidak saling mengganggu.Departemen agama juga menjadikan kerukunan antar umat beragama sebagai tujuan pembangunan nasional bangsa Indonesia yang diarahkan dalam tiga bentuk yaitu:
1. Kerukunan intern umat beragama
2. Kerukunan antar umat beragama 3. Kerukunan antar umat beragama dengan pemerintah Kerukunan intern umat beragama
Berarti adanya kesepahaman dan kesatuan untuk
melakukan amalan dan ajaran agama yang dipeluk dengan menghormati adanya perbedaan yang masih ditolerir. Dengan kata lain, sesama umat seagama tidak boleh saling menghina, bermusuhan ataupun menjatuhkan, melainkan harus dikembangkan sikap saling menghargai, menghormati, dan toleransi apabila terdapat perbedaan, asalkan perbedaan tersebut tidak menyimpang dari ajaran agama yang dianut. Allah berfirman dalam QS. Al-Hujurat ayat 10 yang artinya :
“Sesungguhnya orang-orang mukmin itu
bersaudara, karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu (yang berselisih) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu mendapat rahmat” Dalam ayat di atas, Allah menyatakan bahwa orang-orang mu’min bersaudara, dan memerintahkan untuk melakukan ishlah (perbaikan hubungan) jika seandainya terjadi kesalahpahaman diantara 2 orang atau kelompok kaum muslim, Al-Qur’an memberikan contoh-contoh penyebab keretakan hubungan sekaligus melarang setiap muslim melakukannya. Allah berfirman dalam QS. Al-Hujurat ayat 11 yang artinya :
“Wahai orang-orang beriman! Janganlah suatu kaum
mengolok-olok kaum yang lain, (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang mengolok- olok), dan jangan pula perempuan-perempuan (mengolok- olokkan) perempuan lain, (karena) boleh jadi perempuan (yang diolok-olokkan) lebih baik dari perempuan (yang mengolok- olok). Janganlah kamu saling mencela satu sama lain, dan janganlah saling memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk (fasik) setelah beriman. Dan barang siapa tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang zalim” Ayat tersebut juga memerintahkan orang mu’min untuk menghindari prasangka buruk, tidak mencari-cari kesalahan orang lain, serta menggunjing, yang diibaratkan al-Qur’an seperti memakan daging saudara sendiri yang telah meninggal dunia. Untuk mengembangkan sikap toleransi secara umum, dapat kita mulai terlebih dahulu dengan bagaimana kemampuan kita mengelola dan mensikapi perbedaan (pendapat) yang (mungkin) terjadi pada keluarga kita atau pada keluarga/saudara kita sesama muslim. Sikap toleransi dimulai dengan cara membangun kebersamaan atau keharmonisan dan menyadari adanya perbedaan. Dengan menyadari bahwa kita semua adalah bersaudara. Maka akan timbul rasa kasih sayang, saling pengertian dan pada akhirnya akan bermuara pada sikap toleran. Dalam konteks pendapat dan pengamalan agama, al-Qur’an secara tegas memerintahkan orang-orang mu’min untuk kembali kepada Allah (al-Qur’an) dan Rasul (sunnah). Tetapi seandainya etrjadi perbedaan pemahaman al-Qur’an dan sunnah itu, baik mengakibatkan perbedaan pengamalan ataupun tidak Kerukunan antar umat beragama
Adalah cara atau sarana untuk mempersatukan
dan mempererat hubungan antara orang-orang yang tidak seagama dalam proses pergaulan di masyarakat, tetapi bukan ditujukan untuk mencampuradukan ajaran agama.
Hal ini perlu dilakukan guna menghindari
terbentuknya fanatisme ekstrim yang membahayakan keamanan, dan ketertiban umum. Bentuk nyata yang bisa dilakukan adalah dengan adanya dialog antar umat beragama yang di dalamnya bukan membahas perbedaan, akan tetapi memperbincangkan kerukunan, dan perdamaian hidup dalam bermasyarakat.
Intinya adalah bahwa masing-masing
agama mengajarkan untuk hidup dalam kedamaian dan ketentraman. Mengenai sistem keyakinan dan agama yang berbeda- beda, al-Qur’an menjelaskan pada surat al-kafirun yang artinya :
1). Katakanlah: Hai orang-orang kafir
2). Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah 3). Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah 4). Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah 5). Dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah 6). Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku Kesimpulan yang dapat diambil dari Surah al-Kafirun sebagai berikut :
a. Islam mengakui terhadap realita keberadaan
agama dan keyakinan lain. b. Islam mengizinkan umatnya berinteraksi dengan umat non muslim dalam bidang muamalah. c. Islam melarang toleransi dalam bidang akidah dan ibadah. d. Islam secara tegas menolak segala bentuk kemusyrikan, ritual ibadah, atau hukum yang terdapat dalam agama lain. Kerukunan antar umat beragama dengan pemerintah
Maksudnya adalah dalam hidup bersama,
masyarakat tidak lepas dari adanya aturan pemerintah setempat yang mengatur tentang kehidupan bermasyarakat.
Masyarakat tidak boleh hanya mentaati
peraturan agamanya masing-masing, melainkan juga harus mentaati hukum yang berlaku di negara Indonesia. Kemerdekaan beragama dan berkepercayaan tidak boleh dimaknai sebagai kebiasaan untuk tidak beragama atau kebebasan untuk memaksakan ajaran agama kepada orang lain yang sudah memeluk agama yang dianutnya. Allah berfirman dalam Q.S. An Nisa’ yang artinya ayat 59 :
“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan
taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya” Isi Kandungan Q.S. An-Nisa ayat 59
a. Setiap umat Islam wajib taat dan patuh
kepada Allah, Rasul, dan Ulil Amri. b. Terhadap ulil amri, apabila pemimpin itu benar, maka wajib ditaati. Tetapi jika ulil amri itu tidak benar, maka tidak wajib ditaati. c. Apabila terjadi perselisihan dalam suatu urusan, maka harus kembali kepada Allah dan Rasul-Nya. MANFAAT KERUKURAN ANTAR UMAT BERAGAMA a. Menumbuhkan rasa saling toleransi terhadap semua orang b. Dapat terhindar dari adanya perpecahan antar umat beragama c. Terwujudnya kehidupan masyarakat yang rukun dan damai. d. Terwujudnya keamanan dan ketentraman hidup sesama anggota masyarakat. e. Terpenuhi hak-hak setiap anggota masyarakat sehingga menimbulkan kepuasan batin. f. Menumbuhkan persatuan dan rasa kebersamaan. g. Mencegah terjadinya pertentangan antara agama yang satu dengan yang lainnya. h. Mempersatukan perbedaan antar umat beragama i. Dapat mempererat tali silaturahmi LANDASAN HUKUM
1. Landasan Idiil, yaitu Pancasila (sila pertama yakni
Ketuhanan Yang Maha Esa).
2. Landasan Konstitusional, yaitu Undang-Undang
Dasar 1945, Pasal 29 ayat 1: "Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa". Dan Pasal 29 ayat 2: "Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu". 3. Landasan Strategis, yaitu Ketetapan MPR No.IV tahun 1999 tentang Garis-Garis Besar Haluan Negara. Dalam GBHN dan Program Pembangunan Nasional (PROPENAS) tahun 2000 dinyatakan bahwa sasaran pembangunan bidang agama adalah terciptanya suasana kehidupan beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, yang penuh keimanan dan ketaqwaan. Penuh kerukunan yang dinamis antar umat beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, secara bersama-sama makin memperkuat landasan spiritual, moral dan etika bagi pembangunan nasional, yang tercermin dalam suasana kehidupan yang harmonis, serta dalam kukuhnya persatuan dan kesatuan bangsa selaras dengan penghayatan dan pengamalan Pancasila. Usaha memelihara kesinambungan pembangunan nasional antara lain:
1. Menumbuhkan kesadaran beragama.
2. Menumbuhkan kesadaran rasa memiliki dan bertanggung jawab terhadap Pancasila dan UUD 1945. 3. Menanamkan kesadaran untuk saling memahami kepentingan agama masing-masing. 4. Mencapai masyarakat Pancasila yang agamis dan masyarakat beragama Pancasilais. KESIMPULAN Untuk itulah kerukunan hidup antar umat beragama harus kita jaga agar tidak terjadi konflik-konflik antar umat beragama. Terutama di masyarakat Indonesia yang multikultural dalam hal agama, kita harus bisa hidup dalam kedamaian, saling tolong menolong, dan tidak saling bermusuhan agar agama bisa menjadi pemersatu bangsa Indonesia yang secara tidak langsung memberikan stabilitas dan kemajuan negara.