You are on page 1of 53

Widya Ayu S

SGD 24
Modul Mata
1. Bagaimana anatomi mata?

Musculi oculi Sklera


T. Fibrosa
Palpebra Kornea
Organon Visuum

Organon oculi
accesori
Conjungtiva Koroid

Gl. Lacrimalis Selubung


T. Vaskulosa Iris

N. Opticus Corpus ciliaris


Oculus
Bulbus Oculi T. Nervosa Retina

Humor Aquous

Isi Lensa

Corpus vitreum
Cavum orbita
Bulbus oculi
Pengaliran humour aquosus :
Di produksi oleh processus ciliare 
hasil produksi diangkut melalui
epitel ke COA  pupil  COP 
Trabecula meshwork  canalis
schlemm  v.ciliaris anterior
Sumber : Atlas anatomi
Sobotta
Sumber : Atlas anatomi Sobotta
Sumber : Dx Topik Neurologi
DUUS
2. Bagaimana fisiologi mata?

REFLEKS
PUPIL
3. Bagaimana histologi mata?
4. Bagaimana mata dapat melihat dengan baik? (jaras penglihatan)
5. Jelaskan tentang mekanisme akomodasi mata!

Perangsangan parasimpatis (N.III dan nukleus


saraf III pada batang otak)  kontraksi kedua
set serat otot siliaris  zonula zinii mengendur 
lensa menjadi lebih tebal dan meningkatkan
daya bias  mata mampu melihat objek lebih
dekat
6. Jelaskan tentang mekanisme
gelap dan terang
7. Sebut dan jelaskan komponen air mata beserta fungsi!
Kandungan air mata :
• Lactoferin : enzim anti bakteri
(bakteriostatik)
• Lysozyme : menghidrolisis
dinding sel bakteri
(bakteriolitik)
• Imunoglobulin A : menetralkan
agen infeksi
• Pre albumin spesifik pada air
mata
8. Pemeriksaan apa saja untuk menentukan kondisi mata?

ANAMNESIS :
1. Sacred seven (RPS)
- Keluhan utama
- Onset
- Lokasi (mata kanan/ kiri)
- Gejala yang menyertai
- Terapi yang sudah diberikan 1.Px. Visus
- Faktor memperberat
- Faktor memperingan 2.Inspeksi
2. Fundamental Four
- RPD
- Riwayat penyekit sistemik
- RPK
- Riwayat sosial ekonomi
Pemeriksaan Visus (dilakukan pertama kali dan mata kanan dahulu)
◦ Pemeriksaan dengan kartu Snellen

1. Pasien berdiri/duduk 6m dari


optotype van snellen
2. Tinggi mata setingkat/horizontal
dengan optotype van snellen
3. Mata diperiksa satu persatu, mata
yang tidak diperiksa ditutup
4. Pembacaan mulai dari deret atas
turun ke bawah
5. Perhitungan visus :
V = d/D
d : jarak optotype dengan
probandus dimana probandus
dapat melihat jelas
D : jarak seharusnya orang
normal dapat membaca jelas
Normal : 6/6
Pemeriksaan visus dengan hitung jari
Px Visus dengan lambaian tangan

1. Bila huruf terbesar Snellen tidak bisa


1. Bila dengan pemeriksaan jari
dibaca minta penderita menghitung
jarak 1 m tidak bisa maka lakukan
jari pemeriksa jarak 1 m
px.lambaian tangan
2. Bila dapat menghitung, pemeriksa
2. Pemeriksa melambaikan tangan
mundur tiap 1 meter sampai
didepa penderita dan minta
penderita tidak dapat mengenali
penderita mengatakan arah
jumlah jari pemeriksa
lambaian tangan (atas/bawah/
3. Jarak terjauh yang dapat dilihat
atau kanan/kiri)
penderita adalah visus penderita.
misal : 1/300. artinya orang
misal : 3/60. artinya orang normal
normal dapat melihat lambaian
dapat
jarak 300m tapi penderia hanya
menghitung jari pemeriksa jarak 60m
1m
tapi penderita hanya 3 m
Px visus dengan sinar senter

1. Bila penderita tidak melihat lambaian


tangan pemeriksa maka dilanjutkan
dengan lampu senter
2. Nyalakan lampu sneter didepan mata
penderita minta menyebutkan apakah
senter menyala atau mati dan arah
sinar lampu senter berasal (proyeksi
sinar)
bila : 1/~ atau light perception (LP)
artinya orang normal dapat
melihat sinar pada jarak tak
terhingga tapi penderitta hanya 1
m. Bila penderita tidak bisa
menyebutkan asal sinar lampu
berarti proyeksinya jelek.
Px. Buta warna
1. Lembaran buku ischihara harus
dibaca dalam ruangan yang
cukup cahaya
2. Pembacaan harus dilakukan jarak
+- 75cm dan tidak boleh digerakan
3. Gambar 1- 14, jawaban tidka boleh
>3 detik
4. Bila beberapa gambar tak terbaca
terus dilanjutkan, waktu
pembacaan ini tidak lebih dari 10
detik
5. Gambar 12-13 diperlukan untuk
menentukan macam buta warna
protan/deutran
Interpretasi :
≥ 10 lembar : normal
7 atau < 7 : kurang normal
Inspeksi
1. Kesan pasangan bola mata (gerak dan posisi). Normal : ortoforia.

2. Supersilia (alis), silia (bulu mata)


3. Palpebra (lihat tanda peradangan, bentuk, gerakan
4. Konjungtiva
5. Kornea (harus jernih)
6. Iris (bentuk, warna, ada pembuluh baru atau tidak)
7. Pupil (ukuran : dapat mengecil sampai 1,5 mm dan membesar sampai 8mm, gerakan)
9. Bagaimana vitamin A dapat menjaga fungsi mata dengan
normal?
◦ Vitamin A dapat dijumpai baik di dalam sitoplasma sel batang maupun di dalam
lapisan berpigmen retina.
◦ Secara normal vit.A selalu tersedia bila diperlukan untuk pembentukan retinal yang
baru. Sebaliknya bila di dalam retina terdapat kelebihan retinal, kelebihan akan
diubah menjadi vitamin Asehingga mengurangi jumalh pigmen peka cahaya ke mata.

◦ Sumber vitamin A :
- Minyak ikan
- Minyak sawit
- Hati sapi, kambing, ayam
- Sayuran

You might also like