You are on page 1of 55

KEHAMILAN DENGAN HIDROPSFETALIS

Oleh
Mikhail Nurhari

Pembimbing
Dr. dr. Hj. Yusrawati, SpOG-K
PENDAHULUAN
Hidrops fetalis dalam bahasa bahasa Latin berarti edema janin. Ballantyne
pertama kali menjelaskan mengenai hidrops fetalis pada tahun 1892,
meskipun kondisi ini telah dikenali selama hampir 200 tahun.

Kelainan ini disebabkan oleh akumulasi cairan interstisial pada janin.


Penyebab hidrops fetalis secara hematologi meliputi mekanisme yang
dimediasi proses imunologis dan non immunologis.
PENDAHULUAN
Hidrops fetalis sering didiagnosis melalui pemeriksaan ultrasonografi
rutin dimana ditemukan gambaran yang khas. Namun pada beberapa
kasus yang lain, kecurigaan klinis hidrops fetalis dikarenakan adanya
sejarah keluarga sebelumnya atau karena ultrasonografi dilakukan untuk
mengevaluasi polihidramnion.

Mortalitas dan profil mortalitas pada hidrops fetalis bervariasi, tetapi


secara umum, tingkat mortalitas tinggi. Kondisi patologis yang jarang
terjadi ini bukan hanya merupakan konsekuensi dari gangguan
heterogen, seperti malformasi kardiovaskular, kelainan kromosom dan
beberapa infeksi kongenital tetapi kebanyakan penyebabnya tetap
kurang dipahami atau penyebabnya begitu langka sehingga dokter
bahkan tidak mempertimbangkan melakukan penyelidikan yang tepat.
LAPORAN KASUS

 Nama : Jefni Tri Yanti

 Usia : 27 tahun

 No. RM : 01 01 03 44

 Alamat : Muko muko


Anamnesa

Seorang pasien wanita umur 27 tahun kontrol kehamilan ke


poliklinik Obstetri RSUP Dr. M. Djamil Padang, pada tanggal 21
maret 2018 kiriman RSUD muko-muko dengan diagnosis
“G1P0A0H0 gravid 23 – 24 minggu + hidropsfetalis”
Riwayat Penyakit Sekarang
• Pasien awalnya dirujuk dari RSUD muko-muko pada 21 Maret 2018, dengan diagnosa:
G1P0A0H0 gravid 23 – 24 minggu + hidropsfetalis
• Tanda-tanda inpartu (-)
• Tanda-tanda bahaya (-)
• Tidak haid sejak + 6 bulan yang lalu
• HPHT: pertengahan Oktober 2017
• Gerak anak dirasakan sejak + 2 minggu yll
• Riwayat hamil muda: Mual (-), muntah (-), perdarahan (-)
• Ante Natal Care: ke bidan pada usia 4 bulan, kontrol ke SpOG 1x pada usia kehamilan
5 bulan
• Riwayat menstruasi: Menarche usia 13 tahun, siklus tidak teratur 1x1 bulan, lamanya
4 – 5 hari, banyaknya 3-4 kali ganti duk per hari, nyeri (-)
Riwayat Penyakit Dahulu

 Tidak ada riwayat penyakit ginjal, diabetes mellitus, hipertensi, dan


riwayat alergi obat sebelumnya.

Riwayat Penyakit Keluarga

 Tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit keturunan,


menular dan kejiwaan ataupun hamil dengan hidropsfetalis
Riwayat Pekerjaan, Sosial Ekonomi, Kejiwaan Dan Kebiasaan
Riwayat Perkawinan

Menikah 1 x pada tahun 2017


• Riwayat kehamilan/ abortus/ persalinan : 1 / 0 / 0
• Sekarang
• Riwayat pendidikan : Tamat SMA
• Riwayat pekerjaan : Ibu rumah tangga
• Riwayat imunisasi : (-)
• Riwayat kebiasaan : Merokok (-), alkohol (-), narkoba (-)
Pemeriksaan Fisik
KU KS TD ND NF T
Sedang CMC 130/80 74 20 afeb
• TB : 155 cm
• BB : 60 kg BB sebelum Hamil : 52 kg
• LILA : 24 cm BMI : 21,64 normoweight

• Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik


• Leher : JVP 5 – 2 cmH2O
• Toraks : Cor dan pulmo status interna
• Abdomen : Status obstetrikus
• Genitalia : Status obstetrikus
• Ekstermitas : Edema (-/-), refleks fisiologis (+/+) normal, refleks patologis (-/-)
Status Obstetrikus
Abdomen
Inspeksi : Tampak membuncit sesuai kehamilan preterm, striae
gravidarum (+)
linea mediana hiperpigmentasi, sikatriks (-)
Palpasi : FUT teraba 4 jari diatas umbilikus, HIS (-)
Perkusi : Tidak dilakukan
Auskultasi : Bising usus (+) normal, DJJ : 130-145 bpm
Genitalia
I : V/U tenang, PPV (-)
VT : Tidak dilakukan
USG (21-3-2018)
USG (21-3-2018)
USG
Ekspertise USG
• Janin hidup tunggal intra uterine
• Aktifitas gerak janin baik
• Biometri
• BPD 59,7mm FL 42,3mm HL 39,1mm
• AC 227,7mm EFW 839gr
• SDP 7,21cm
• Tampak cairan menumpuk pada subkutis regio oksipitalis dan regio colli
• Tampak cairan mengisi kedua rongga pleura dengan gambaran paru yang kecil
• Tampak cairan menumpuk pada subkutis regio abdomen ukuran 0,65cm
• Plasenta tertanam di corpus posterior grade I
Kesan/
• Gravid 23-24mg sesuai biometri + Hidrops fetalis + Hipoplasia pulmo bilateral + Polihidramnion
• Janin hidup tunggal intrauterine
Diagnosis
• G1P0A0H0 gravid 23-24 minggu + Hidrops fetalis + Hipoplasia pulmo
bilateral + Polihidramnion
• Janin hidup tunggal intrauterine
Planing
Kontrol ulang poliklinik fetomaternal 2 minggu lagi
Kontrol Poliklinik fetomaternal (4 April 2018)
S/
Pasien mengeluh gerak anak berkurang sejak 1 hari yang lalu
Tanda-tanda inpartu (-)
O/
KU KES TD ND NF T
Sdg CMC 130/70 65 20 37

Mata : Konjuctiva tidak anemis, sklera tidak ikterik


Thoraks: C/P DBN
Abd : His (-)
DJJ (-)
Gen : v/u tenang, PPV (-)
USG (4-4-2018)

Janin mati tunggal intra uterine letsu


Aktifitas gerak janin (-), FHM (-)
Spalding sign (+)
Kesan :
• Gravid 25 – 26 minggu sesuai biometri, janin hidup
• Janin mati tunggal intra uterine letsu

Diagnosis
• G1P0A0H0 gravid 25-26 minggu + Hidrops fetalis + Hipoplasia pulmo bilateral +
Polihidramnion
• Janin mati tunggal intrauterine letsu
Plan
• Cek lab darah rutin, PT, APTT, Fibrinogen, HbSag, Anti HIV
• Rawat  Induksi persalinan
LABORATORIUM

Parameter Result Normal Value Unit

Haemoglobin 11,3 12-16 g/dl


Leucocyte 10.980 5,0-10,0 103/mm3
Thrombocyte 412.000 150.000-400.000 /mm3
Hematocrit 37 37-43. %
APTT 26,2 29.8-39.4 Detik
PT 9,3 9,9-13,1 Detik
Gol. Darah O Rh+
Kamis (5 April 2018)
Pasien masuk kamar rawatan RSUP Dr. M. Djamil Padang
S/
Gerak anak (-)
Tanda-tanda inpartu (-), Demam (-)
O/
KU KES TD ND NF T
Sdg CMC 120/70 70 21 37,1

Mata : Konjuctiva tidak anemis, sklera tidak ikterik


Thoraks: C/P DBN
Abd : His (-)
DJJ (-)
Gen : v/u tenang, PPV (-)
• VT : Porsio tebal 1,5 cm medial kaku, effacement 20%
Pembukaan (-)
Diagnosis
• G1P0A0H0 gravid 25-26 minggu + Hidrops fetalis + Hipoplasia pulmo
bilateral + Polihidramnion
• Janin mati tunggal intrauterine letsu
Plan
• IVFD RL 20 tts/i
• Inj. Ceftriaxon 2x1gr/I.V
• Pasang balon catheter
Jumat (6 April 2018), 07.00 WIB
S/
Balon kateter terlepas
Nyeri pinggang menjalar ke ari-ari (+) hilang timbul
Keluar lendir campur darah dari kemaluan (+)
O/ KU KES TD ND NF T
Sdg CMC 110/70 72 21 37,1

Mata : Konjuctiva tidak anemis, sklera tidak ikterik


Thoraks: C/P DBN
Abd : His 1-2/20’/sdg
DJJ (-)
Gen : v/u tenang, PPV (-)
• VT : Pembukaan 2-3cm, porsio tipis, posterior lunak
ketuban (+), teraba sakrum depan H-I
Diagnosis
• G1P0A0H0 parturien preterm 25-26 minggu kala I fase laten + Hidrops
fetalis + Hipoplasia pulmo bilateral + Polihidramnion
• Janin mati tunggal intrauterine letsu
Plan
• Kontrol KU, VS, His
• IVFD RL drip oksitosin 5 IU 50 tts/i
• Inj. Ceftriaxon 2x1gr/I.V
 Partus pervaginam
Jumat (6 April 2018), 15.00 WIB
S/
Nyeri pinggang menjalar ke ari-ari (+) makin kuat

O/ KU KES TD ND NF T
Sdg CMC 110/70 72 21 37,1

Mata : Konjuctiva tidak anemis, sklera tidak ikterik


Thoraks: C/P DBN
Abd : His 2-3/30’/sdg
DJJ (-)
Gen : v/u tenang, PPV (-)
• VT : Pembukaan 4-5cm
ketuban (+), teraba sakrum kiri depan H I-II
Diagnosis
• G1P0A0H0 parturien preterm 25-26 minggu kala I fase aktif + Hidrops
fetalis + Hipoplasia pulmo bilateral + Polihidramnion
• Janin mati tunggal intrauterine letsu
Plan
• Kontrol KU, VS, His
• IVFD RL drip oksitosin 10 IU 30 tts/i
 Partus pervaginam
Jumat (6 April 2018), 20.00 WIB
S/
Keluar air-air yang banyak dari kemaluan
Os merasa kesakitan dan ingin mengedan

O/ KU KES TD ND NF T
Sdg CMC 120/70 82 22 37,1

Mata : Konjuctiva tidak anemis, sklera tidak ikterik


Thoraks: C/P DBN
Abd : His 3-4/45’/kuat
DJJ (-)
Gen : v/u tenang, PPV (-)
• VT : Pembukaan lengkap
ketuban (-), sisa kehijauan
teraba sakrum kiri melintang H III-IV
Diagnosis
• G1P0A0H0 parturien preterm 25-26 minggu kala II+ Hidrops
fetalis + Hipoplasia pulmo bilateral + Polihidramnion
• Janin mati tunggal intrauterine letsu
Plan
• Kontrol KU, VS, His
• Pimpin mengedan
 Partus pervaginam
Jumat (6 April 2018), 20.20 WIB
Lahir bayi secara spontan bracht
JK : laki-laki
BB : 1300gr
PB : 33cm
A/S : 0/0
Maserasi grade II
Tampak edema subkutis diseluruh tubuh janin
Plasenta lahir spontan 1 buah lengkap, berat ± 400gr, PJTP ± 45cm, Insersi marginalis
Perdarahan selama tindakan ± 100cc
A/
• P1A0H1 post partus spontan bracht a.i letsu + Hidrops fetalis + Hipoplasia pulmo
bilateral + Polihidramnion + IUFD
• Ibu dalam perawatan, bayi mati

P/ Awasi KU, VS, PPV, Kontraksi


• Pantau kala IV
• IVFD RL + metergin 0,2mg 20tts/i
• Inj. Ceftriaxon 2x1gr
• As. Mefenamat 3x500mg
• Vit. C 3x50mg
• Cripsa 3x30mg
• Cek lab darah rutin 6 jam post tindakan
• Rawat KR kebidanan
USG (21-3-2018)
DEFINISI
Hydrops fetalis adalah suatu kondisi janin yang dicirikan oleh
penumpukan cairan abnormal pada dua rongga atau lebih.
Pada keadaan ini terjadi peningkatan akumulasi cairan pada
kompartemen ekstravaskular dan kavitas tubuh, dimana di
karakteristikan dengan pelebaran plasenta, penebalan tebal
kulit > 5 mm, efusi perikardian ataupun efusi pleural,
ataupun asites. Selain itu, pada hydrops fetalis sering
ditemukan polihidramnion dan penebalan plasenta
EPIDEMIOLOGI
Hydrops fetalis banyak ditemukan pada pasangan dari Asia Tenggara, terutama
untuk kasus yang berhubungan dengan thalasemia alpha, meski tidak eksklusif
terjadi di daerah ini.7 Hydrops fetalis ditemukan 1 per 2.000 kelahiran, dengan
tingkat morbiditas dan mortalitas tinggi. Semula kelainan ini didefinisikan sebagai
kelainan terkait isoimunisasi golongan darah Rhesus. Dengan ditemukannya
imunoglobin Rho (D), terdapat tingkat penurunan kejadian kasus hydrops imun.5
Oleh karena itu, justru kasus nonimun yang lebih banyak terjadi dewasa ini.
ETIOLOGI/KLASIFIKASI, DAN PATOFISIOLOGI

Hydrops fetalis diklasifikasikan menjadi dua tipe yakni imun dan nonimun. Tipe
imun meliputi 10-20% kasus merupakan suatu kelainan yang didasari oleh adanya
antibodi maternal terhadap eritrosit fetus. Eritrosit kemudian diselubungi dan
dihancurkan di limpa janin. Kondisi ini akan berujung pada anemia berat yang
berakibat gagal jantung kongestif, peningkatan produksi eritrosit oleh limpa dan
hati sehingga terjadi obstruksi sirkulasi hepatik (hipertensi portal). Selain
mekanisme tersebut, juga terdapat anti-D, anti-E dan antibodi lain terhadap antigen
Rh lainnya yang yang berujung pada hemolisis hebat pada neonatus. Beberapa
kejadian yang jarang melibatkan antibodi seperti anti-K (Kell), anti-Fya (Duffy), dan
anti-Jka (Kidd). System kell, Duffy, dan Kidd ini merupakan beberapa dari banyak
system penamaan sebagaimana halnya system rhesus atau ABO, namun kejadian
ini jarang.
ETIOLOGI/KLASIFIKASI, DAN PATOFISIOLOGI

Untuk tipe nonimun yang terjadi sekitar 80-90% dari seluruh kasus, penyebabnya
adalah selain dari faktor imunitas. Hydrops fetalis disebabkan oleh tiga mekanisme
utama yakni anemia, hipoproteinemia, dan gagal jantung.8 Secara umum, hydrops
fetalis tipe nonimun ( nonimmune hydrops (NIH) disebabkan oleh adanya
kegagalan dari cairan interstitial untuk kembali ke sistem vena. Beberapa hal yang
mungkin menyebabkan hal ini antara lain:3,8
Gagal jantung, terjadi karena anemia berat, teratoma sacrococcygeal,
neuroblastoma adrenal janin, dll.
Gangguan metabolik yang mengganggu aliran balik vena.
Obstruksi aliran limfatik.
Permeabilitas kapiler yang meningkat.
Penurunan tekanan osmotik koloid yang disebabkan oleh nefrosis kongenital.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TRANSMISI HIV

3. FAKTOR OBSTETRIK

Kontak kulit secara langsung, yaitu kontak antara selaput lendir bayi dan ibu
melalui sekresi cairan serviko-vaginal. HIV-1 dalam cairan sekresi serviko-
vaginal akan meningkat 4 kali lipat selama kehamilan. Persalinan melalui
operasi sesaria elektif dapat menyebabkan tingkat transmisi < dari 1%.

4. FAKTOR BAYI

> 30% infeksi HIV perinatal akan terjadi melalui ASI. Selama menyusui, risiko
penularan yang diperkirakan sekitar 30%. Risiko penularan melalui ASI juga
tergantung pada faktor-faktor lain, seperti stadium penyakit ibu, abses payudara,
mastitis, puting yang retak.
PATOFISIOLOGI
Virus HIV menempel pada
permukaan sel inang.
enzim reverse transcriptase

RNA HIV memasuki sel inang,


terbentuklah DNA pro virus.

DNA provirus memasuki inti sel dan


akan berikatan dgn DNA sel

Sel inang m= RNA HIV dan protein


HIV

RNA virus baru dan protein pindah ke


permukaan sel yang baru dan masih
imatur

Terbentuklah virus HIV baru.


(Virus matang oleh enzim protease
HIV)
TAHAPAN INFEKSI
Gejala ARS, ditandai dengan
demam, limfadenopati,
faringitis, ruam kulit, Infeksi
mialgia/arthralgia, dan gejala Orang bisa menularkan
lainnya 3-6 bulan tetapi hasil tes negatif
dalam masa jendela ini

Masa laten
Masa laten bisa
berkisar antara 4
bulan sampai lebih
dari 10 tahun
infeksi HIV tanpa gejala

AIDS
TAHAPAN INFEKSI

Tertular
Periode
Jendela HIV + AIDS

3 - 6 BULAN 5 - 10 TAHUN 1 - 2 TAHUN


KRITERIA DIAGNOSIS
PENATALAKSANAAN PASIEN HAMIL DGN HIV/AIDS

• KONSELING
• PEMERIKSAAN PENUNJANG
ANTEPARTUM • ART

• UNIVERSAL PRECAUTION
INTRAPARTUM

• Mencegah pemberian ASI (perdebatan di negara berkembang)


PASCA
PERSALINAN
DIAGNOSTIK
• Enzyme-Linked Immunosorbent Assay/Enzyme
Immunoassay (ELISA/EIA)
• Polymerase Chain Reaction (PCR)
• Western Blot Confirmatory test
TERAPI ANTIRETROVIRAL

Tujuan :
Menurunkan jumlah virus
sehingga memperkecil kemungkinan
terjadinya penularan perinatal.
PEMBERIAN ART BERDASARKAN WHO 2013
PEMBERIAN ART BERDASARKAN WHO 2013

Semua wanita hamil dan menyusui dengan HIV harus memulai triple
ART, yang harus dipertahankan selama risiko penularan dari ibu ke anak.
(PMTCT)

TDF+3TC(atau FTC)+EFV
Triple ART
PEMBERIAN ART BERDASARKAN WHO 2013
PEMBERIAN ART BERDASARKAN WHO 2013
GOLONGAN OBAT ANTIRETROVIRAL (ART)
NRTI NNRTI
3TC (lamivudine) Delavirdine (DLV)
Abacavir (ABC) Efavirenz (EFV)
AZT (ZDV, zidovudine) Etravirine (ETV)
d4T (stavudine) Nevirapine (NVP)
ddI (didanosine) Rilpivirine (RPV
Emtricitabine (FTC)
Tenofovir (TDF, analog nukleotida)
Protease Inhibitor(PI) Fusion Inhibitor
Atazanavir (ATV) Enfuvirtide (T-20)
Darunavir (DRV) Maraviroc (MVC)
Fosamprenavir (FPV)
Indinavir (IDV)
Lopinavir (LPV)
Nelfinavir (NFV)
Ritonavir (RTV)
Saquinavir (SQV)
Tipranavir (TPV)
PEMBERIAN ART BERDASARKAN WHO 2013
ALGORITMA PENATALAKSANAAN HIV/AIDS 2013
ALGORITMA PENATALAKSANAAN HIV/AIDS PADA IBU HAMIL &
MENYUSUI BERDASARKAN WHO 2013

Wanita Hamil + Menyusui + HIV

TDF + 3TC (atau FTC) + EFV

HIV Exposed Infants

MAKANAN
MENYUSUI
PENGGANTI
NVP harian
NVP selama 4-6
selama 6
minggu atau 2
minggu
kali sehari AZT
ALGORITMA PENATALAKSANAAN HIV/AIDS PADA IBU HAMIL &
MENYUSUI BERDASARKAN WHO 2013
Wanita Hamil & Menyusui + HIV

TDF+3TC(atau FTC)+EFV

WHO stadium klinis 3 atau 4 atau


CD4 ≤ 500 sel/mm3

HIV Exposed Infants

MAKANAN
MENYUSUI
PENGGANTI
NVP harian
NVP selama 4-6
selama 6
minggu atau 2
minggu
kali sehari AZT
Dosis
Rekomendasi
pemberian obat
ARV
Monitoring Perkembangan dari HIV ke AIDS

Pengujian dalam memonitor perkembangan


HIV/AIDS:
1.Pengujian CD4 untuk mengukur jumlah dari
CD4 atau sel T–helper didalam darah.
2.Pengujian viral load adalah mengukur jumlah
virus HIV didalam darah dalam setiap ml darah.
Semakin tinggi viral load maka semakin cepat
pula perkembangannya ke AIDS.
TERIMA KASIH

You might also like