Professional Documents
Culture Documents
HEPATITIS
Disusun Oleh :
Nia Nurhayati Zakiah 2012730067
Pembimbing :
Dr. Achmad Fahron, Sp.PD
Peningkatan sterkobilin
Fase
• Gejala kuning mulai menghilang walaupun penderita masih
penyembuhan terasa cepat lelah.
(konvalesen)
Diagnosis
Laboratorium
• bilirubin direk, bilirubin total, alanin aminotransferase
(ALT/SGPT), aspartat aminotransferase (AST/SGOT), alkali
fosfatase, gamma glutamil transpeptidase menunjukan
peningkatan.
Diagnosis
• pemeriksaan IgM anti HVA.
Laboratorium
• bilirubin direk, bilirubin total, alanin aminotransferase (ALT/SGPT), aspartat
aminotransferase (AST/SGOT), alkali fosfatase, gamma glutamil
transpeptidase menunjukan peningkatan.
Komplikasi
• Pada umumnya hampir semua yang terkena virus hepatitis A sembuh
sempurna.
• Hepatitis Fulminan
Penatalaksanaan
Tirah baring
Diet
Simptomatik
Etiologi
• Termasuk kelompok hepadnavirus, bersifat hepatotropik dari grup
DNA virus. Berukuran diameter 42 nm berbentuk seperti bola.
Epidemiologi
• Angka kejadian hepatitis B di Indonesia masih tinggi.
• Produk-produk darah secara intravena, kontak seksual,
perawatan institusi dan kontak erat dengan pengidap.
MANIFESTASI KLINIS
Hepatitis penderita
Hepatitis belum menunjukkan gejala ikterus
B akut B yang
kronisberat, tetapi pemeriksaan SGOT
memberikan hasil yanginfeksi
tinggi pada
Hepatitis B akut manifestasi
pemeriksaan fisik,
virushati menjadi
hepatitis B lebih kecil,
yang khas kesadaran cepat terhadap
menurunindividu
hingga koma, mual
dan muntah yangdengan
hebat disertai
sistem gelisah, dapat
terjadi gagal ginjal akut dengan
imunologi kuranganuria dan
sempurna
uremia sehingga
mekanisme, untuk
Hepatitis Fulminan menghilangkan VHB
tidak efektif dan
terjadi koeksistensi
dengan VHB
Diagnosis
Uji serologis terhadap serum pasien
Kesimpulan
HbsAg IgM anti-HAV IgM anti-HBc
+
+ - Hepatitis B akut, aktif
( titer tinggi > 600 )
+ (> 6 bulan) - - / titer rendah Hepatitis kronis
Hepatitis A akut pada Hepatitis
+ + -
B kronis
+ + + Hepatitis A dan B akut
- + - Hepatitis A akut
- + + Hepatitis A dan B akut
- - + Hepatitis B akut
Bukan Hepatitis atau mungkin
- - -
Hepatitis non-A, non-B
Hepatitis B
Terapi nonfarmakologi:
Tujuan terapi: Konseling
meningkatkan Vaksinasi dan imunisasi
seroklirens, mencegah Hindari konsumsi alkohol
perkembangan penyakit Terapi Farmako;ogi
ke arah sirosis, dan Ajak pasien untuk
meminimalkan kerusakan berkonsultasi sebelum
hati pada pasien menggunakan obat baru,
termasuk obat herbal dan
obat tanpa resep.
Terapi Farmakologi
Interferon (IFN)
Merupakan sitokin yang Dosis:
memiliki efek antivirus,
antiproliferatif, dan Interferon α-2b
Dosis:
imunomodulator. Efek samping: SC; 3x106 unit 3x seminggu,
Interferon α-2a :
Pemberian IFN memerlukan kelelahan, demam, sakit naikkan sampai 5-10x106
frekuensi pemberian 3 kali kepala, mual, tidak nafsu SC/IM; 4,5 x 106 unit 3x
unit 3x seminggu bila tidak
seminggu, sehingga makan, kekakuan, mialgia, seminggu, jika tidak
menimbulkan respons
digantikan oleh pegylated- artralgia, nyeri menimbulkan respon setelah setelah 6
IFN (PEG-IFN) muskuloskeletal, insomnia, 6 bulan, naikkan sampai
depresi, cemas/emosi labil, bulan
PEG-IFN memiliki waktu dosis
alopesia, reaksi di tempat Pertahankan dosis
paruh yang lebih panjang maks 18x106 unit 3x
injeksi. minimum selama 4-6 bulan
daripada IFN, seminggu.
kecuali
dapat diberikan 1
kali/minggu dalam keadaan intoleran
Lamivudine
Penatalaksanaan :
Tes untuk HBeAg dan anti HBe di akhir
Merupakan analog nukleosida pengobatan selama 1tahun dan
kemudian setiap 3 -6 bulan.
Memiliki aktivitas antivirus pada HBV Efek samping : diare, nyeri perut, ruam,
maupun HIV. malaise, lelah, demam, anemia, Durasi pengobatan optimal untuk
neutropenia, trombositopenia, hepatitis B belum diketahui, tetapi
Indikasi : Hepatitis B kronik. neuropati, jarang pankreatitis pengobatan dapat dihentikan setelah 1
Dosis : tahun jika ditemukan adanya
Perhatian : pankreatitis, kerusakan
serokonversi HBeAg
-Dewasa, anak > 12 tahun : 100 mg 1 x ginjal berat, penderita sirosis berat,
sehari. hamil dan laktasi. Pengobatan lebih lanjut 3 – 6 bulan
setelah ada serokonversi HBeAg untuk
-Anak usia 2 – 11 tahun : 3 mg/kg 1 x Interaksi obat : Trimetroprim
mengurangi kemungkinan kambuh.
sehari (maksimum 100 mg/hari)
Monitoring fungsi hati selama paling
sedikit 4 bulan setelah penghentian
terapi dengan Lamivudine
Adefovir Entecavir Telbivudine
Epidemiologi
Faktor risiko yang paling penting untuk penularan HCV di Amerika
Serikat adalah
• penggunaan obat intravena (40 %),
• transfusi (10 %),
• pajanan pekerjaan seksual (10 %).
• Sisanya 40 % penderita belum diketahui
Gejala Klinis
• Sering kali orang yang menderita Hepatitis C tidak
menunjukkan gejala.
• Masa inkubasi HVC sekitar 7 minggu (3-20 minggu).
• Hepatitis C akut memberikan gejala klinis berupa malaise,
nausea, nyeri perut kuadran kanan atas yang diikuti dengan
urin berwarna tua dan ikterik.
Diagnosis
• Uji serologi, untuk mendeteksi adanya antibodi terhadap VHC
• Uji molekuler, untuk mendeteksi adanya genom RNA VHC
Laboratorium
• Setelah beberapa minggu, kadar serum alanin transferase (ALT) meningkat
diikuti dengan timbulnya gejala klinis.
• Pada hepatitis C yang kronik didapatkan kadar ALT tetap tinggi atau
berfluktuasi
• RNA VHC masih ditemukan sedangkan anti VHC yang positif dapat terjadi
baik pada infeksi akut maupun kronis.
Komplikasi
• Salah satu konsekuensi paling berat pada penderita Hepatitis C adalah
kanker hati.
Penatalaksanaan
• Titik berat tatalaksana pada kasus ini adalah pencegahan kronisitas.
• Pengobatan suportif yaitu istirahat dan diet yang baik.
• Untuk penderita kronik hepatitis C dapat diberikan interferon alfa (3 juta
u/m2 3 kali dalam 1 minggu selama 6 bulan)
HEPATITIS D
Etiologi
• Virus hepatitis D memiliki panjang partikel virus 36 nm dan
terbungkus oleh protein VHB (HBsAg).
• Sehingga untuk bisa terinfeksi hepatitis D diperlukan bantuan
virus hepatitis B.
Epidemiologi
• Transmisi melalui kontak di anggota keluarga atau berada di
daerah yang memiliki angka prevalensi yang tinggi khususnya
di negara berkembang.
Gejala Klinis
• Gejala klinik infeksi virus hepatitis D mirip dengan gejala hepatitis yang
lainnya.
Diagnosis
• Diagnosa hepatitis D dibuat berdasarkan adanya IgM antibodi VHD yang
berkembang sekitar 2-4 minggu setelah ko-infeksi dan sekitar 10 minggu
sesudah super infeksi.
Komplikasi
• Hepatitis fulminant
Epidemiologi
• Menyebabkan hepatitis virus yang sporadis atau epidemik hebat di
negara berkembang.
• Di Indonesia pernah dilaporkan “outbreak” HEV di Kalimantan Barat
dan Jabar karena penggunaan air sumur yang tercemar.
Gejala Klinis
• Gejala klinik hepatitis E mirip dengan hepatitis A, namun kadang juga bisa
lebih berat.
Diagnosis
• Diagnosis ditegakkan dengan ditemukannya antibody VHE . IgM anti VHE
positif sekitar 1 minggu sakit dan dapat bertahan selama 6 minggu setelah
puncak dari penyakit. IgG anti HEV dapat tetap terdeteksi selama 20 bulan.
Penatalaksanaan
• Belum ada pengobatan yang efektif ataupun vaksin untuk mengobati infeksi
VHE ini. Yang dapat dilakukan adalah pengawasan
WASSALAMU’ALAIKUM
WR.WB.