You are on page 1of 17

MORNING REPORT

Disusun oleh:
Devy puspo wardoyo

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2017
Epidemiologi
• Insiden terbanyak di Asia Tenggara , terdapat
peningkatan prevalensi 3 kali lipat dari tahun 1990
sampai tahun 2000
Definisi
• Kawasaki Disease atau mucocutaneous lymp node
syndrome adalah Suatu kondisi peradangan yang
terjadi pada arteri kecil di seluruh tubuh, termasuk
arteri coronari yang mensuplai darah ke otot jantung.
Etiologi
• Etiologi belum diketahui secara pasti, penelitian
menunjukkan bahwa infeksi adalah faktor yang
paling mungkin terjadinya penyakit. Kelainan
Autoimun, dimana sistem imun dalam tubuh anak
mengira bahwa jaringan tubuh merupakan patogen
sehingga jaringan tersebut diserang
Patogenesis
• Super antigen Streptococcus berperan dalam
menginduksi respon imun. Sitokin pro inflamasi
terutama IFN berperan penting dalam terjadinya
kelainan koroner.
• terjadi aktivasi sistem imun, endotel dan monosit
• super antigen menyebabkan deferensiasi dan
proliferasi sel limfosit T, aktivasi sel limfosit B ke
dalam plasma dan menghasilkan igA.
Manifestasi Klinis
• Demam lebih dari 39 derajat C dan berlangsung
lebih dari 5 hari.
• Conjungtivitis tanpa adanya sekret
• Ruam merah pada bagian tubuh dan kelamin
• Bibir bengkak, merah, kering , pecah-pecah
• Strawberry tongue
• telapak tangan dan kaki bengkak , berwarna merah
• parotitis
fase kedua

• fase subakut terjadi hingga minggu keenam


• pengelupasan kulit tangan dan kaki terutama ujung
jari
• nyeri sendi
• diare
• hilangnya nafsu makan
• sakit abdominal
fase penyembuhan
• Tanda-tanda dan gejala perlahan mulai hilang kecuali
komplikasi penyakit makin parah.
• setelah 1-2 bulan sejak demam muncul garis
melintang horizontal pada kuku tangan dan kaki di
kenal dengan beaus lines
Demam remiten mencapai 41 derajat C selama 5 hari atau lebih
1 Perubahan pada extremitas fase akut= eritema dan
edema pada tangan dan
kaki
fase subakut= deskuamasi
telapak tangan dan
telapak kaki
2 Eksantema polimorfik Ruam kulit dalam bentuk
yang bervariasi
3 Injeksi Konjungtiva Bulbar Bilateral Tidak nyeri dan tanpa
eksudat
4 Perubahan pada bibir dan Kavum Oral eritema, fisura,deskuamasi,
Strawberry tongue,
eritema mukosa orofaring
difus
5 Limfadenopati Servical Unilateral diameter= lebih
dari 1,5 cm, padat, tanpa
eritema.
Diagnosis Banding
• Morbili
• Demam Scarlet
• Stevens Johnson Syndrome
Pemeriksaan penunjang
• Leukositosis
• Terdapat peningkatan reaktan fase akut , CRP.
• Trombositosis
• SGOT/SGPT dapat meningkat
• Albumin serum menurun
• Pada urin ditemukan jumlah lekosit meningkat
• Foto thorax
• Ekokardiografi untuk mendeteksi kelainan arteri
koronaria dan gangguan fungsi jantung lainnya
• Imunologi
Penatalaksanaan
• Imunoglobulin Intravena/ IVIG diberikan dengan
dosis 2 g/kgBB selama 10-12 jam, selama peberian
pantau laju jantung dan tekanan darah setiap 30
menit kemudian 1 jam dan selanjutnya 2 jam.
• pemberian imunoglobulin memberikan hasil yang
optimal pada hari ke 5-10.
• Asetosal / asam asetil salisilat per oral dosis 80-100
mg/kgBB/hari dalam 4 dosis hingga hari ke 14 awitan
atau 2-3 hari setelah demam reda, selanjutnya dosis
diturunkan menjadi 3-5 mg/kg sekali sehari dala 6-8
minggu sejak awitan dan keudian dihentikan jika
pada ekokardiografi tidak diteukan kelainan koroner.
• Imunisasi dengan kuman hidup seperti campak dan
varisela ditunda minimal 11 bulan setelah peberian
imunoglobulin
• Tindakan intervensi atau bedah pintas koroner.
Prognosis
• Sebagian besar sembuh sempurna
• Pengamatan jangka panjang pasien mengalami
aneurisma 50 persen membaik sisanya terjadi
kelainan jantung
THANK YOU

You might also like