Professional Documents
Culture Documents
Standar
Sebagai Upaya
Pengendalian Infeksi
di Sarana Pelayanan Kesehatan
01/03/10
Mengapa perlu Dalin?
01/03/10 2
Mengapa perlu Dalin?
01/03/10 3
POTENSI PENYEBARAN INFEKSI DI
PUSKESMAS (Bachroen,2000)
01/03/10 4
FAKTOR POTENSIAL YANG
BERPERAN DALAM TERJADINYA
INFEKSI
INFECTION PROBABILITY(KEMUNGKINAN
01/03/10 5
CARA PENULARAN INFEKSI
CONTACT TRANSMISSION/MAN-TO-MAN
TRANSMISSION
DROPLET TRANSMISSION : PERCIKAN
MENGANDUNG MIKROORGANISME YANG
DISEBARKAN DALAM JARAK DEKAT (1 – 2 METER)
MELALUI UDARA
AIRBORNE TRANSIMISSION: MENYEBAR MELALUI
RESIDUAL PARTICLE < 5 Um dan tetap berada dalam
aliran udara untuk waktu cukup lama
COMMON VEHICLE TRANSMISSION : melalui makanan
tercemar, air, alat kesehatan
VECTOR-BORNE TRANSMISSION : nyamuk, lalat, tikus
dll.
01/03/10 6
Organisasi Dalin?
Pelayanan di RS harus berorientasi pada Dalin
Dalin terus diterapkan secara terus menerus
terhadap pasien di RS sejak pasien datang
sampai pasien pulang
Dalin melibatkan semua unit/ instalasi, individu,
profesi di RS
Dalin perlu dikoordinasikan oleh suatu badan
yang memiliki akses ke segala penjuru di RS
Peran sentral dari manajemen/ Direktur
Peran pelaksana
Peran pasien dan keluarganya
01/03/10 7
Kewaspadaan
Standar
Merupakan salah satu upaya
untuk mengendalikan infeksi
(DALIN) di tatanan layanan
kesehatan
Aspek Penerapan Dalin
01/03/10 9
Peran Manajemen thd
Pelaksanaan Dalin
Menjamin terlaksananya program Dalin secara
baik dan berkesinambungan
Arah kebijakan Dalin, telaah berkala
Penganggaran & menjamin ketersediaan
sarana
Penetapan SDM yang kompeten menjamin
terlaksananya Diklat
Menjamin kesejahteraan SDM RS
Memberi wewenang Komite Dalin untuk
menjalankan fungsinya
Ikut serta dalam penyelidikan KLB
01/03/10 10
Komponen Dalin
Komite Surveilans
PENGUNJUNG
Pasien
Nakes O
P
01/03/10 12
Organisasi Dalin
Direktur/
Direksi
Upaya Pencegahan
(Kewaspadaan Universal)
Surveilans Penanggulangan KLB
Diklat, Prosedur Kerja,
Pemilihan Bahan & Alat
01/03/10 13
Kewaspadaan Standar
01/03/10 14
Teknik Isolasi
n Khusus
a a /
Ud a ra
Ta
d
a sp a
m b a ha n
KEWASPADAAN
k
Dro
w
a
UNIVERSAL
t
e
on
p
K
et
l
K
01/03/10 15
Kewaspadaan Standar
01/03/10 16
Operasional
Kewaspadaan Standar (UP)
1. Cuci tangan
2. Menggunakan alat pelindung perorangan (APP)
untuk mengurangi pajanan darah dan cairan tubuh
3. Pengelolaan Alkes Bekas Pakai (Dekontaminasi,
sterilisasi, disinfeksi)
4. Sharp Precautions/ Pengelolaan Benda Tajam
5. Pengelolaan Limbah dan Sanitasi Ruangan
01/03/10 17
3 patogen yg ditularkan melalui darah
Hepatitis B : 6-30%
Hepatitis C : 1,8%
HIV :
0,3% (tertusuk atau tersayat)
0,1% (percikan ke mata, hidung atau mulut)
01/03/10 18
1. Cuci Tangan
Air Mengalir
Sabun
10 detik
Penggunaan Antiseptik
dengan benar
Lap tangan kering/ sekali
pakai
01/03/10 19
Cuci tangan bedah
01/03/10 20
01/03/10 21
01/03/10 22
01/03/10 23
Kapan Cuci Tangan?
Setelah …….
dari toilet
batuk, bersin atau menggunakan tissu
makan, minum atau merokok
menyentuh kulit yang terluka atau terinfeksi
menangani bahan daging
mengganti popok
menyentuh binatang
menyentuh permukaan benda yg ada di tempat umum,
seperti gagang pintu, trolley dsb
01/03/10 24
Kapan Cuci Tangan?
Sebelum …….
01/03/10 25
01/03/10 26
Alternatif Cuci Tangan
AL CU TA
01/03/10 27
Sebelum Cuci Tangan
01/03/10 29
Antiseptik
ANTISEPTIK ATAU BAHAN ANTIMIKROBA ADALAH ZAT KIMIA YANG DIGUNAKAN PADA PERMUKAAN KULIT
ATAU JARINGAN HIDUP LAINNYA UNTUK MENGHAMBAT PERTUMBUHAN ATAU MEMBUNUH MIKROORGANISME
BAIK YANG BERSIFAT FLORA SEMENTARA MAUPUN YANG TETAP
2. Alat Pelindung Perorangan
(APP)
Sarung Tangan
Pelindung Muka
Masker
KacaMata/ goggle
Gaun/Jubah/Apron
Pelindung Kaki
01/03/10 31
Gambar Alat Pelindung
01/03/10 32
Cuci tangan dan menggunakan APP lengkap
pada HIV/AIDS pada saat : membantu
persalinan, operasi sedang dan besar, otopsi,
memandikan jenazah
01/03/10 33
Manfaat Alat Pelindung
Ya
Apakah
kontak
S.T. RUMAH
dengan Tidak TANGGA
pasien? atau
SARUNG
TANGAN BERSIH
Ya
SARUNG
Apakah
kontak TANGAN
dengan
Tidak BERSIH
jaringan di atau
bawah kulit? SARUNG
TANGAN DTT
Ya
SARUNG
TANGAN
STERIL
atau
SARUNG
TANGAN DTT.
3. Pengelolaan Alkes Bekas Pakai
Dekontaminasi
Cuci
Sterilisasi/DTT
Dekontaminasi
Penggunaan
Disinfektan dg Benar
Cuci bersih
Disinfeksi
Sterilisasi
Tingkat Tinggi
Catatan:
1Alat yang terbungkus dalam bungkusan steril dapat disimpan sampai satu minggu bila tetap kering
2Alat yang tidak terbungkus harus disimpan dalam tempat (tromol) steril
01/03/10 3Alat yang diolah dengan disinfeksi tingkat tinggi disimpan dalam wadah terutup yang tidak mudah terbuka atau
37
segera dipakai
Dekontaminasi
dengan lar klorin 0,5% - 10”
01/03/10 38
Alat Disinifeksi Tingkat Tinggi -
DTT
01/03/10 41
Pemilihan Cara
Derajat Cara penggunaan Cara
Risiko Alat
Risiko tinggi Menembus kulit Sterilisasi, atau
sekali pakai
Klorin DTM, Alat dialisis, tanki, Murah, kerja cepat, Korosif, inaktif oleh
CPR, dekontaminasi alat tersedia di pasar bahan organik,
dan permukaan, percikan iritasi, tidak stabil
darah pada pengenceran
1:9 (>)
Etilin Sterilisasi gas Untuk alat yang tidak Kerja lambat dan
tahan panas dan butuh waktu lama
Oksida tekanan untuk
menghilangkan
residu yang toksis
Glutaralde DTT (2%), endoskopi, alat Nonkorosif, tahan Iritasi, cepat inaktif
terapi pernafasan, alat bahan organik, cocok bila diencerkan,
-hid anestesi untuk alat optik, mahal, sulit dipantau
sterilisasi dlm 6-10jam konsentrasinya,
residu
DISINFEKTAN ADALAH BAHAN KIMIA YANG MENGHANCURKAN ATAU MENGINAKTIFASI MIKROORGANISME.
DISINFEKTAN DAPAT DI DIKLASIFIKASIKAN DALAM : TINGKAT RENDAH , MENENGAH DAN TINGGI
Disinfektan
Disinfekta Pemakaian Keunggulan Kekurangan
n
Asam DTT ut alat tdk Aman u/ lingkungan Korosif, tidak stabil bila
Parasetat tahan panas, untuk (air, O2, H2O2, asam diencerkan
mesin sterilisasi asetat), kerja cepat,
aktif thd organik
Fenol DTM/ DTR, lantai, Residu dipermukaan, Tidak u/ kamar bayi
dinding, perabot banyak di pasar (hiperbilirubinemia), tidak
RT. utk kontak dg makanan,
diserap kulit, lengket
Amonium DTR, Lantai, Non-iritatif, detergent Tdk untuk alkes, terbatas
Kuarterner dinding, perabot, spektrum sempit
01/03/10 percikan darah 44
4. Pengelolaan Alat/Benda Tajam
(Sharp Precautions)
01/03/10 46
5. Pengelolaan Limbah dan Sanitasi
Ruangan
Limbah Cair
Sampah Medis
Sampah RT
Insinerasi
Penguburan
Disinfeksi
permukaan
01/03/10 47
LIMBAH BERBAHAYA DI RUMAH
SAKIT (Svensson, PG, 2001)
01/03/10 48
HOSPITAL FUNCTIONAL AREA
(menurut International Union of Architect, Public
Health Programme dikutip Gatterman, HE 2001)
01/03/10 49
Profilaksis Pasca Pajanan
di Rumah Sakit
Pajanan pada Kecelakaan Kerja
• Jenis Pajanan • Bahan Pajanan
– Perlukaan kulit – Darah
– Pajanan pada – Cairan bercampur darah
selaput mukosa yang kasat mata
– Pajanan melalui
– Cairan yang potensial
kulit yang luka
terinfeksi:
– Gigitan yang
berdarah • semen, c. vagina, c.
• Sumber Pajanan serebrospinal, c. sinovia,
• HBs Ag + ve c. pleura, c peritoneal, c.
• Anti-HCV + ve perickardial, c amnion
• Anti HIV + ve
– Virus yang terkonsentrasi
• Tidak diketahui
Tatalaksana Pajananan: 1
Jangan Panik !
Tapi selesaikan
dalam
<4 jam
Tatalaksana Pajanan: 2
• Luka tusuk bilas air mengalir dan
sabun / antiseptik
• Pajanan mukosa mulut ludahkan
dan kumur
• Pajanan mukosa mata irigasi dg
air/ garam fisiolofis
Seger • Pajanan mukosa hidung
hembuskan keluar dan bersihkan
a dengan air
• Jangan dihisap dengan mulut, jangan
ditekan
• Disinfeksi luka dan daerah sekitar
kulit dengan salah satu:
- Betadine (povidone iodine 2.5%)
selama 5 mnt
- Alcohol 70% selama 3 mnt
Tatalaksana Pajananan: 3
• Catat dan laporkan
– Panitia PIN, Panitia K3, Atasan
langsung
– Agar secepat mungkin diberi PPP
• Perlakukan sebagai keadaan darurat
Lapork Obat PPP harus diberikan sesegera
mungkin bila diperlukan (dalam 1-2
an jam)
• PPP setelah 72 jam tidak efektif
• Tetap berikan PPP bila pajanan risiko
tinggi meski hingga satu minggu
setelahnya (maks)
Tatalaksana Pajanan: 4
• Didasarkan
– Derajat pajanan
Pertimbangkan
– Status infeksi dari sumber
Profilaksis pajanan
Pasca Pajanan – Ketersediaan obat PPP
(PPP) • Konseling
• Tindak lanjut dan Evaluasi
PPP untuk Hepatitis
Vaksinasi dan respon
B
Status infeksi Sumber Pajanan
antibodi dari Petugas
Kesehatan± HBsAg Tidak tahu
HBsAg positif
negatif sarana pemeriksaan (-)
Belum divaksinasi 1 dosis HBIG + seri Seri vaksinasi Seri vaksinasi hepatitis B
vaksinasi hepatitis B hepatitis B Sumber pajanan berisiko
tinggi obati seperti
pada HBsAg positif
Pernah divaksinasi
Diketahui sbg Tidak perlu PPP Tidak perlu Tidak perlu PPP
responder PPP
Diketahui sbg non- 1 dosis HBIG + ulangan Tidak perlu Sumber pajanan berisiko
responder seri vaksinasi hepatitis PPP tinggi obati seperti
B atau 2 dosis HBIG pada HBsAg positif
Ya Tidak
Darah atau cairan
OPIM berdarah Tak perlu
PPP
Macam pajanan yang terjadi
Kulit yg tak utuh atau selaput mukosa Kulit yang utuh Pajanan perkutaneus
Tak perlu
PPP
KS HIV
Pajanan dengan titer Pajanan dengan titer tinggi, mis. AIDS tidak tahu
rendah, mis. lanjut, infeksi HIV primer, VL yang
Asimtomatik dan CD4 meningkat atau tinggi atau CD4 rendah
tinggi Pada umumnya
Tak perlu PPP,
Perlu telaah kasus
KS HIV 1 KS HIV 2 per kasus
3. Menentukan Pengobatan Profilaksis Pasca
Pajanan
01/03/10
Kasus 1
Seorang siswa perawat mulai kerja
praktek di RS saudara. Dia ditugasi
merawat 8 pasien dengan diagnosis
berbeda. Setiap anda lihat dia selalu
mengenakan sarung tangan. Anda tanya
apakah dia mengganti ST untuk setiap
pasien. Dia jawab bahwa sarung tangan
yang sama yang dia pakai sejak pagi
untuk menghindari pajanan terhadapnya.
01/03/10 68
Pertanyaan # 1 (Kasus # 1)
01/03/10 69
Pertanyaan # 2 (Kasus # 1)
01/03/10 71