You are on page 1of 33

Voluntery Conseling and

Testing
VCT – Definisi
• V(voluntary ) – kesukarelaan – terbukti mendorong
orang-orang untuk mendatangi pusat-pusat layanan
yang tadinya mereka hindari.
• C(counselling) – konseling – terbukti lebih efektif dari
sekedar pemberian informasi kesehatan biasa.
• T(testing) – pengetesan yang berkualitas - terbukti
tes satu hari, harga terjangkau meningkatkan jumlah
orang yang datang serta membutuhkan VCT.
Kanapa VCT?
• Aspek medico legal
• Hak pasien
• Kepentingan tenaga kesehatan
• Pasien dan keluarga dapat membantu
• Aspek pencegahan penularan
• HIV memberikan impak pada semua aspek
manusia
• Stigma diskriminasi
• Pintu masuk untuk semua layanan
konseling HIV?

Komunikasi atau dialog yang bersifat rahasia


antara klien dan konselor, bertujuan
meningkatkan kemampuan orang tersebut
 mengatasi stres
 mengambil keputusan yang tepat bagi dirinya berkaitan

dengan HIV/AIDS

Proses konseling termasuk:

 penilaian risiko individu terhadap penularan HIV


 memfasilitasi perubahan perilaku dan evaluasi diri ketika klien
menghadapi hasil tes (+)
Konseling HIV/AIDS
merupakan proses:
1.Menyediakan dukungan psikologik, berkaitan dengan
emosi, psikologik, sosial dan spiritual ODHA

2.Pencegahan penularan HIV dengan menyediakan


informasi tentang perilaku berisiko dan membantu
mengembangkan keterampilan pribadi untuk perubahan
perilaku.

3.Memastikan efektivitas terapi, dan perawatan melalui


pemecahan masalah dan kepatuhan berobat.
Konseling vs Edukasi Kesehatan
KONSELING EDUKASI KESEHATAN

Informasi digunakan untuk Informasi digunakan untuk


mengubah dan memotivasi meningkatkan pengetahuan dan
perubahan perilaku pendidikan

Orientasi pada masalah Orientasi pada isi

Dasarnya adalah kebutuhan klien Dasarnya adalah kebutuhan


masyarakat

Ministry of Health and Family Welfare (2001) Government of India HIV Testing Manual National AIDS Control Organization
Konseling vs Edukasi Kesehatan
KONSELING EDUKASI KESEHATAN

Rahasia Tidak rahasia

Tatap muka, secara individu Kelompok kecil atau besar

Muatan emosional >> Emosi netral

Sasaran terarah pada tujuan Sasarannya umum


tertentu dan spesifik

Ministry of Health and Family Welfare (2001) Government of India HIV Testing Manual National AIDS Control Organization
Tahap dalam VCT
• Pra test konseling
• Testing
• Post test konseling
Pra test Konseling - Tujuan
• Memastikan bahwa setiap keputusan yang
diambil betul telah dipahami dan sukarela.
• Menyiapkan klien akan penerimaan apapun
hasil tesnya, negatif-positif-indeterminan.
• Memberikan informasi untuk mengurangi risiko
dan strategi menghadapi tes.
• Memberikan pilihan untuk PMTCT.
• Menyediakan pintu masuk untuk terapi dan
perawatan.
Pra test Konseling - Tahapan
• Mapankan hubungan dengan klien
• Tanyakan alasan klien datang ke tempat
pelayanan (informasi, konseling dan tes?).
• Informasi HIV.
1. Luruskan semua salah pengertian/beri
pemahamam– beri contoh sederhana dan
faktual
2. Diskusikan cara penularan HIV termasuk 4
prinsip - ESSE
Pra test Konseling - Tahapan
• Bantu klien menilai tingkatan
risikonya sendiri dan ajak klien
menyusun rencana pengurangan
risiko.
• Terangkan mengenai tes HIV.
• Bicarakan tentang hambatan dan
keuntungan tes individual.
Pra Test Konseling - Tahapan
• Diskusikan perlu tidaknya mengungkap
status HIV pada pasangan seks (kalau
perlu pasangan di konseling juga atas
permintaan klien).
• Simpulkan setiap sesi.
• Buat informed consent.
• Pastikan hak untuk melakukan tes.
Post Test Konseling – Tujuan
• Menyiapkan klien untuk dapat menerima hasil.
• Membantu klien memahami dan menyesuaikan diri
terhadap hasil tes.
• Menyediakan informasi lebih lanjut, jika
dimungkinkan.
• Merujuk kepada layanan lainnya bila diperlukan.
• Mendiskusikan strategi pengurangan penularan HIV
(kemungkinan terpapar pd periode jendela, praktek seks aman spi
status HIV jelas mel. tes berikut, kapan tes ulang bila dlm PJ).
VCT – Sasaran & Pelaksana
• Orang beresiko tinggi – sehat sehat
• ODHA – stadium 1 -2 – asimptomatik
• Pasien berat? – informed consent → Petugas
kesehatan
• Konselor yang telah terlatih
– Psikolog
– Psikiater
– LSM
– Perawat
– Dokter
“Informed Consent”
• Consent adalah persetujuan akan sesuatu dengan persepsi yang sama
yang dilakukan oleh 2 orang atau lebih
• Consent yang valid didahului dengan informasi faktual, dan harus
dimengerti

• Informasi yang perlu disampaikan:


 risiko,
 keuntungan,
 alternatif,
 (variasi tergantung konteks).

• Informasi diberikan dapat:


 memberdayakan pasien ,
 memastikan partisipasinya,
 ketaatan
Konfidensialitas
• Seluruh hasil hanya diberikan kepada klien
setelah diperiksa.
• Hasil dapat diperlihatkan pada pihak ke tiga bila
dilengkapi ijin tertulis dari klien.
• Shared confidentiality– Dalam lingkup klinis para
pekerja kesehatan dapat memberitahukan
status HIV seseorang pada petugas kesehatan
lainnya hanya untuk kepentingan klinis pasien.
Harus disertai ijin dari pasiennya.
Arus perjalanan klien individual
Konseling pra-tes individual

Ambil darah untuk tes Elisa Ambil darah untuk rapid test

Hasil tertulis & konseling


Menunggu hasil 2 minggu
pasca tes

Hasil tertulis & konseling Konseling dukungan dan


pasca tes rujukan yang selaras

Konseling dukungan dan


rujukan yang selaras Rujukan untuk dukungan
berkelanjutan

Rujukan untuk dukungan


berkelanjutan
Jenis Layanan VCT
Pelayanan VCT Mandiri
Pelayanan VCT yang terintegrasi pada Yankes lain
:
• Integrasi di puskesmas.
• Integrasi pada KIA
• Integrasi pada pelayanan TB.
• Integrasi pada pelayanan IMS.
• Integrasi ke layanan KB.
Pelayanan VCT swasta.
Tes di rumah (tidak dianjurkan).
Pelayanan VCT bergerak (Penjangkauan
masyarakat)
Kebijakan UN
Tes HIV didasarkan atas kebutuhan, setelah
klien memahami perlunya tes melalui VCT,
dan pemahaman itu tertuang dalam
informed consent

Tes HIV selalu merupakan keputusan klien


Diagnosis HIV
• Ditemukannya antibodi HIV dalam darah
• Jenis tes antibodi HIV :
- Rapid Test
– ELISA
– Western Blot
RAPID TEST
• Macam-2 tehnik:
– Particle agglutination
– Lateral flow membranes
– Through flow membranes
– Comb-dipstick based systems

• Umumnya mempunyai
- sensitifitas 99 %
- spesifisitas 98 %
RAPID TEST

• Kelebihan:
– Hasilnya cepat
– Tidak perlu batch
– Tidak perlu alat khusus / petugas
terlatih
– Hasil pada hari yg sama
• WHO merekomendasi Rapid Test
Antibodi HIV utk menjamin kualitas.
ELISA
• Ditambahkan suatu reagen berwarna
• Setiap katalisa antigen yg terikat akan
merubah warna reagen.
• Adanya antibodi HIV akan menyebabkan
perubahan warna reagen.
? result
Positive
ELISA PLATE

Controls
Negative
WESTERN BLOT
• Antibodi HIV bereaksi dg protein HIV
khusus & terikat dg kertas nitroselulosa
secara tepat pada titik yg sama, mengikuti
protein target.
• Antibodi dideteksi melalui tehnik
kalorimetri
WESTERN BLOT
• Antibodi HIV bereaksi dg protein HIV
khusus & terikat dg kertas nitroselulosa
secara tepat pada titik yg sama, mengikuti
protein target.
• Antibodi dideteksi melalui tehnik
kalorimetri
WESTERN BLOT
Gp 160
Gp 120

p66
p55
p51

Gp 41

p31
p24

p17
+ ve Indeterminate - ve
STRATEGI TESTING ANTIBODI HIV
Ada beberapa kebutuhan yg berbeda utk
setiap tes antibodi.
Pemilihan Strategi tergantung 3 faktor :
• Tujuan testing
• Sensitifitas & spesifisitas reagen
• Prevalensi HIV pd populasi yg di tes
STRATEGI TESTING HIV (WHO & UNAIDS)
Tujuan testing Prevalens Strategi Metode
infeksi HIV testing

Keamanan Semua I Mandatory


transfusi/ prevalens
transplant
Surveilans > 10% I Unlinked
< 10% II anonymous

Diagnosis:
- Simptomatik > 30% I Informed consent
< 30% II (pre test dan post
- Asimptomatik > 10% II test konseling)
< 10% III rahasia

Indonesia : Strategi II ( 2 jenis reagen) utk Surveilans


Diagnosis pada infeksi akut
•Pada infeksi akut digunakan tes utk mendeteksi bagian
dari virus :
(1) HIV p24 antigen
• Deteksi protein virus p24
• Spesifisitas tinggi (>95%), sensitivitas rendah
(80%)
(2) HIV provirus DNA
• Deteksi DNA HIV yg sdh terintegrasi kedalam
genom sel darah mononucleus perifer
• Spesifisitas tinggi (98%) , sensitivitas tinggi
(>99%)
• Berdasarkan teknologi PCR
• Hanya untuk penelitian
Diagnosis pada infeksi akut

(3) HIV RNA

– Tes viral load digunakan utk monitoring pasien


dg infeksi HIV
– Hasil positif : >100.000 copy/ml
Hasil positif palsu : < 1.000 copy/ml.
– Secara umum tidak direkomendasi utk
diagnosis infeksi akut karena hasil positif palsu
sampai 10% .
DIAGNOSIS PADA BAYI BARU
LAHIR
• Tes antibodi HIV tidak dapat dilakukan,
karena masih ada antibodi dari ibu sampai
usia bayi 18 bulan.
• Tes non antibodi HIV utk deteksi dini
infeksi HIV pada bayi baru lahir adalah :
– HIV p24 antigen.
– Kultur virus.
– Deteksi gen virus (DNA / RNA HIV).

You might also like