You are on page 1of 42

 · Etimologi

Berdasarkan ilmu bahasa (Etimologi) kata


”Islam” berasal dari bahasa Arab, yaitu kata
salima yang berarti selamat, sentosa dan
damai. Dari kata itu terbentuk kata aslama,
yuslimu, islaman, yang berarti juga
menyerahkan diri, tunduk, paruh, dan taat.
Sedangkan muslim yaitu orang yang telah
menyatakan dirinya taat, menyerahkan diri,
patuh, dan tunduk kepada Allah s.w.t
 Terminilogi

Secara istilah (terminologi), Islam berarti


suatu nama bagi agama yang ajaran-
ajarannya diwahyukan Allah kepada manusia
melalui seorang rasul. Ajaran-ajaran yang
dibawa oleh Islam merupakan ajaran manusia
mengenai berbagai segi dari kehidupan
manusia. Islam merupakan ajaran yang
lengkap , menyeluruh dan sempurna yang
mengatur tata cara kehidupan seorang
muslim baik ketika beribadah maupun ketika
berinteraksi dengan lingkungannya.
 Karakteristik Agama Islam

1.Rabbaniyah (Bersumber langsung dari Allah s.w.t) Islam


merupakan manhaj Rabbani (konsep Allah s.w.t), baik dari
aspek akidah, ibadah, akhlak, syariat, dan peraturannya semua
bersumber dari Allah s.w.t
2.Insaniyah ’Alamiyah (humanisme yang bersifat universal)
Islam merupakan petunjuk bagi seluruh manusia, bukan hanya
untuk suatu kaum atau golongan. Hukum Islam bersifat
universal, dan dapat diberlakukan di setiap bangsa dan negara.
3.Syamil Mutakamil (Integral menyeluruh dan sempurna) Islam
membicarakan seluruh sisi kehidupan manusia, mulai dari
yang masalah kecil sampai dengan masalah yang besar.
4.Al-Basathah (elastis, fleksibel, mudah) Islam adalah agama
fitrah bagi manusia, oleh karena itu manusia niscaya akan
mampu melaksanakan segala perintah-Nya tanpa ada
kesulitan, tetapi umumnya yang menjadikan sulit adalah
manusia itu sendiri.
5.Al-’Adalah (keadilan) Islam datang untuk mewujudkan
keadilan yang sebenar-benarnya, untuk mewujudkan
persaudaraan dan persamaan di tengah-tengah kehidupan
manusia, serta memelihara darah (jiwa), kehormatan, harta,
dan akal manusia.
6.Keseimbangan (equilibrium, balans, moderat) Dalam ajaran
Islam, terkandung ajaran yang senantiasa menjaga
keseimbangan antara kepentingan pribadi dan kepentingan
umum, antara kebutuhan material dan spiritua serta antara
dunia dan akhirat.
7.Perpaduan antara Keteguhan Prinsip dan Fleksibilitas Ciri khas
agama Islam yang dimaksud adalah perpaduan antara hal-hal
yang bersifat prinsip (tidak berubah oleh apapun) dan
menerima perubahan sepanjang tidak menyimpang dari batas
syariat.
8.Graduasi (berangsur-angsur/bertahap) Hukum atau ajaran-
ajaran yang diberikan Allah kepada manusia diturunkan secara
berangsur-angsur sesuai dengan fitrah manusia. Jadi tidak
secara sekaligus atau radikal.
9.Argumentatif Filosofis Ajaran Islam bersifat argumentatif,
tidak bersifat doktriner. Dengan demikian Al-Quran dalam
menjelaskan setiap persoalan senantiasa diiringi dengan bukti-
bukti atau keterangan-keterangan yang argumentatif dan dapat
diterima dengan akal pikiran yang sehat (rasional religius).
 Jazirah Arab sebelum kedatangan Islam merupakan sebuah
kawasan yang sangat mundur. Kebanyakkan orang Arab
merupakan penyembah berhala dan yang lain merupakan
pengikut agama Kristen dan Yahudi. Mekah ketika itu
merupakan tempat suci bagi bangsa Arab. karena di tempat
tersebut terdapat berhala-berhala agama mereka dan juga
terdapat Sumur Zamzam dan yang paling penting adalah Ka'bah.
 Nabi Muhammad saw dilahirkan di Makkah pada Tahun Gajah
yaitu pada tanggal 12 Rabi'ul Awal atau pada tanggal 20 April
(570 atau 571 Masehi). Nabi Muhammad merupakan seorang
anak yatim sesudah ayahnya Abdullah bin Abdul Muttalib
meninggal ketika ia masih dalam kandungan dan ibunya Aminah
binti Wahab meninggal dunia ketika ia berusia 7 tahun.
 Kemudian ia diasuh oleh kakeknya Abdul Muthalib. Setelah
kakeknya meninggal ia diasuh juga oleh pamannya yaitu Abu
Talib. Nabi Muhammad kemudiannya menikah dengan Siti
Khadijah ketika ia berusia 25 tahun. Ia pernah menjadi
penggembala kambing.
 Nabi Muhammad pernah diangkat menjadi hakim. Ia tidak
menyukai suasana kota Mekah yang dipenuhi dengan masyarakat
yang memiliki masalah sosial yang tinggi. Selain menyembah
berhala, masyarakat Mekah pada waktu itu juga mengubur bayi-
bayi perempuan. Nabi Muhammad banyak menghabiskan
waktunya dengan menyendiri di gua Hira untuk mencari
ketenangan dan memikirkan masalah penduduk Mekah. Ketika
Nabi Muhammad berusia 40 tahun, ia didatangi oleh Malaikat
Jibril. Setelah itu ia mengajarkan ajaran Islam secara diam-diam
kepada orang-orang terdekatnya yang dikenal sebagai "as-
Sabiqun al-Awwalun(Orang-orang pertama yang memeluk
agama Islam)" dan selanjutnya secara terbuka kepada seluruh
penduduk Mekah.
 Pada tahun 622, Nabi Muhammad dan pengikutnya
pindah dari Mekah ke Madinah. Peristiwa ini dinamai
Hijrah. Semenjak peristiwa itu dimulailah Kalender Islam
atau kalender Hijriyah.
 Penduduk Mekah dan Madinah ikut berperang bersama
Nabi Muhammad saw. dengan hasil yang baik walaupun
ada di antaranya kaum Islam yang tewas. Lama kelamaan
para muslimin menjadi lebih kuat, dan berhasil
menaklukkan Kota Mekah. Setelah Nabi Muhammad
s.a.w. wafat, seluruh Jazirah Arab di bawah penguasaan
Islam.
 Agama-agama selain Islam umumnya diberi nama
yang dihubungkan dengan manusia yang mendirikan
atau yang menyampaikan agama itu atau dengan
tempat lahir agama bersangkutan seperti agama
Budha (Budhism), agama Kristen (Christianity), atau
agama Yahudi (Judaism). Nama agama yang
disampaikan oleh Nabi Muhammad ini tidak
dihubungkan dengan nama orang yang
menyampaikan wahyu itu kepada manusia atau nama
tempat agama itu mula-mula tumbuh dan
berkembang.
 Oleh karena itu penamaan Muhamedanism untuk
agama Islam dan Mohammedan untuk orang-orang
Islam yang telah dilakukan berabad- abad oleh orang
Barat, terutama oleh para orientalis adalah salah.
Kesalahan ini disebabkan karena para penulis Barat
menyamakan agama Islam dengan agama-agama lain,
misalnya dengan Chrisianity yang diajarkan oleh
Jesus Kristus atau Budhism yang diajarkan oleh
Budha Gautama dan lain-lain.
 Keimanan sering disalahpahami dengan 'percaya', keimanan
dalam Islam diawali dengan usaha-usaha memahami
kejadian dan kondisi alam sehingga timbul dari sana
pengetahuan akan adanya Yang Mengatur alam semesta ini,
dari pengetahuan tersebut kemudian akal akan berusaha
memahami esensi dari pengetahuan yang didapatkan.
Keimanan dalam ajaran Islam tidak sama dengan dogma
atau persangkaan tapi harus melalui ilmu dan pemahaman.
 Implementasi dari sebuah keimanan seseorang adalah ia
mampu berakhlak terpuji. Allah sangat menyukai hambanya
yang mempunyai akhlak terpuji. Akhlak terpuji dalam islam
disebut sebagai akhlak mahmudah.Beberapa contoh akhlak
terpuji antara lain adalah bersikap jujur, bertanggung jawab,
amanah, baik hati, tawadhu, istiqomah dll.
 Tahap-tahap keimanan dalam Islam adalah:
 Dibenarkan di dalam qalbu (keyakinan mendalam akan
Kebenaran yang disampaikan)
 Diikrarkan dengan lisan (menyebarkan Kebenaran)
 Diamalkan (merealisasikan iman dengan mengikuti
contoh Rasul)
 Tingkatan Keyakinan akan Kebenaran (Yaqin) adalah:
 Ilmul Yaqin (berdasarkan ilmu)
 'Ainul Yaqin (berdasarkan ilmu dan bukti-bukti akan
Kebenaran)
 Haqqul Yaqin (berdasarkan ilmu, bukti dan pengalaman
akan Kebenaran)
 Iman, Islam dan Ihsan merupakan inti atau pokok
dalam ajaran agama islam.
 Iman, Islam dan Ihsan adalah satu kesatuan yg tidak
bisa dipisahkan satu dengan lainnya. Iman adalah
keyakinan yg menjadi dasar akidah. Keyakinan
tersebut kemudian diwujudkan melalui pelaksanaan
kelima rukun Islam. Sedangkan pelaksanaan rukun
Islam dilakukan dgn cara ihsan, sebagai upaya
pendekatan diri kepada Allah.
 Ulama fikih pada umumnya sependapat bahwa sumber hukum
utama Islam adalah Al-Qur’an dan Hadits. Disamping itu, para
ulama menjadikan ijtihad sebagai salah satu dasar hukum
Islam setelah Al-Qur’an dan Hadits.
 A. Al Qur’an
Al Qur’an berisi wahyu-wahyu dari Allah SWT yang
diturunkan secara berangsur-angsur (mutawattir) kepada Nabi
Muhammad SAW melalui malaikat Jibril. Al Qur’an diawali
dengan surat Al Fatihah, diakhiri dengan surat An Nas.
Membaca Al Qur’an merupakan ibadah.
Al Qur’an merupakan sumber hukum Islam yang utama.
Setiap muslim berkewajiban untuk berpegang teguh kepada
hukum-hukum yang terdapat di dalamnya agar menjadi
manusia yang taat kepada Allah SWT, yaitu menngikuti segala
perintah Allah dan menjauhi segala larangnannya
 Al Qur’an memuat berbagai pedoman dasar bagi
kehidupan umat manusia.

 a. Tuntunan yang berkaitan dengan


keimanan/akidah, yaitu ketetapan yantg
berkaitan dengan iman kepada Allah SWT,
malaikat-malaikat, kitab-kitab, rasul-rasul, hari
akhir, serta qadha dan qadar
b. Tuntunan yang berkaitan dengan akhlak, yaitu
ajaran agar orang muslim memilki budi pekerti
yang baik serta etika kehidupan.
c. Tuntunan yang berkaitan dengan ibadah, yakni
shalat, puasa, zakat dan haji.
d. Tuntunan yang berkaitan dengan amal
perbuatan manusia dalam masyarakat
 B. Hadits

 Hadits merupakan segala tingkah laku Nabi Muhammad SAW baik


berupa perkataan, perbuatan, maupun ketetapan (taqrir). Hadits
merupakan sumber hukum Islam yang kedua setelah Al Qur’an.
Allah SWT telah mewajibkan untuk menaati hukum-hukum dan
perbuatan-perbuatan yang disampaikan oleh nabi Muhammad SAW
dalam haditsnya.

 Menurut para ulama, hadits terbagi menjadi 6 macam, yaitu:


1) Hadits Qauli (ucapan, perkataan, atau pernyataan nabi)
2) Hadits Fi’li (perbuatan, perilaku, atau yang dikerjakan nabi)
3) Hadits Taqriri (persetujuan atau ketetapan dalam hati nabi)
4) Hadits Qudsi (pesannya dari Allah redaksinya dari Nabi
Muhammad SAW)
5) Hadits Hammi (keinginan ataurencana nabi)
6) Hadits Ahwali (keadaan sifat-sifat nabi)
 C. Ijtihad

 Ijtihad ialah berusaha dengan sungguh-sungguh untuk


memecahkan suatu masalah yang tidak ada ketetapannya, baik
dalam Al Qur’an maupun Hadits, dengan menggunkan akal
pikiran yang sehat dan jernih, serta berpedoman kepada cara-cara
menetapkan hukum-hukumyang telah ditentukan. Hasil ijtihad
dapat dijadikan sumber hukum yang ketiga.
 Untuk melakukan ijtihad (mujtahid) harus memenuhi beberapa
syarat berikut ini:
1. mengetahui isi Al Qur’an dan Hadits, terutama yang
bersangkutan dengan hukum
2. memahami bahasa arab dengan segala kelengkapannya untuk
menafsirkan Al Qur’an dan hadits
3. mengetahui soal-soal ijma
4. menguasai ilmu ushul fiqih dan kaidah-kaidah fiqih yang luas.
Cara beribadah/menyembah Allah ada 3 bagian,
 Ibadah yang asas : mempelajari, memahami, meyakini, rukun
iman, serta mempelajari, memahami dan melaksanakan rukun
islam.
 Ibadah fadhailul amal : Amalan-amalan yang utama seperti puasa
Senin Kamis, shalat tahajud, shalat sunat rawatib, membaca ayat-
ayat tasbih, tahmid, tahlil, membaca shalawat, dll
 Ibadah yang umum, yang lebih luas, seluas dunia, yaitu ibadah
yang mubah jadi ibadah asalkan menempuh lima syarat ibadah

Lima syarat ibadah untuk ibadah umum adalah sebagai berikut


 Niat mesti betul
 Perkara yang kita buat dibenarkan syariat
 Pelaksanaan sesuai dengan syariat
 Natijah (hasil) digunakan sesuai syariat
 Jangan tertinggal ibadah yang asas
 Manusia adalah mahluk sosial; yang selalu
membutuhkan perhatian, teman dan kasih sayang dari
sesamanya. Setiap diri terikat dengan berbagai bentuk
ikatan dan hubungan, diantaranya hubungan emosional,
sosial, ekonomi dan hubungan kemanusiaan lainnya.
Maka demi mencapai kebutuhan tersebut adalah fitrah
untuk selalu berusaha berbuat baik terhadap
sesamanya. Islam sangat memahami hal tersebut, oleh
sebab itu silaturahmi harus dilaksanakan dengan baik.
Silaturahmi dijalankannya antara lain dengan saling
mengunjungi yang sakit, saling membantu, tidak
berbuat fitnah dan juga saling menghormati.
 Berbuat baik kepada sesama manusia memang tidak
mudah. Bahkan Allah SWT mengumpamakannya
sebagai jalan yang mendaki lagi sukar. Namun itulah
jalan bagi orang-orang golongan kanan, yaitu
golongan orang-orang yang disayangi-Nya.

 Rasulullah ditanya; apa yang paling


banyak mengantarkan manusia ke surga. Rasulullah
menjawab :“Akhlak yang baik.”. Rasulullah
ditanya; apa yang paling banyak mengantarkan
manusia ke neraka.Rasulullah menjawab:” Mulut dan
kemaluan”. (HR Tirmidzi).
 Kearifan lingkungan merupakan kata kunci untuk
membentuk keseimbangan bagi kehidupan. Hamba yang
beriman adalah manusia yang mampu menjaga
keseimbangan: senantiasa bersujud kepada Tuhan Yang
Maha Esa, menjunjung kemanusiaan dan memanusiakan
manusia serta merawat alam semesta sebaik-baiknya.
Sebaliknya, hamba yang kufur ialah manusia yang
melalaikan Tuhan Yang Maha Pemurah, mengkhianati
kemanusiaan dan merusak alam serta menghancurkan
isinya. Atas dasar tersebut, sudah saatnya manusia
memaknai bumi beserta isinya bukan sekadar obyek
eksploitasi, melainkan menjadi sahabat dan guru agar
kehidupan ini menjadi harmoni, damai di bumi dan bahagia
di langit.
 Agama Islam merupakan gerakan universal yang diarahkan atau
diberi petunjuk oleh cahaya keimanan kepada Allah SWT dan suatu
arahan yang bertanggung jawab untuk tujuan perubahan cara
berfikir dalam berkepercayaan. Siapapun orangnya rakyat biasa atau
pembesar dan apapun agamanya, jika dalam kesehariannya tidak
dibatasi dengan adanya aturan maka hidupnya bagaikan kapas yang
tertiup angin, dalam arti hidupnya tidak mempunyai arahan yang
jelas.

 Oleh karena itu agama mempunyai fungsi dan peran dalam


kehidupan, diantaranya:
1.Suatu sanksi untuk prinsip moral
2.Suatu kekuatan untuk mengeraskan semangat menghadapi
kehidupan
3.Menghadapi kekosongan idiologi
4.Bantuan terhadap kemajuan ilmu pengetahuan
5.Melawan diskriminasi
 Ada beberapa alasan tentang mengapa agama itu
sangat penting dalam kehidupan manusia, antara lain
adalah :
1.Karena agama merupakan sumber moral
2.Karena agama merupakan petunjuk kebenaran
3.Karena agama merupakan sumber informasi tentang
masalah metafisika.
4.Karena agama memberikan bimbingan rohani bagi
manusia baik di kala suka, maupun di kala duka.
 Tiap – tiap ibadah dalam Agama Islam pastilah mengandung hukum dan
mengandung hikmah, baikpun ibadah wudlu, solat, zakat, haji dan lain sebagainya.
 Yang dimaksud dengan hukum adalah ketentuan – ketentuan tersurat. Sedang
hikmah adalah sesuatu yang tersirat di balik hukum – hukum tersebut
 Jika orang melaksanakan ibadah hanya menitikberatkan terhadap hikmahnya saja
ibarat orang masuk rumah tetapi tidak melalui pintu melainkan menjebol
temboknya. Sedang bagi mereka yang hanya menitik beratkan pada hukumnya saja
tanpa hikmahnya akan mendapat sebaliknya, artinya baik yang dituju tetapi buruk
yang bertemu. Bahagia yang dicita – cita tetapi sengsara yang bersua. Yang paling
baik adalah orang beribadah diusahakan menurut kemampuannya, supaya
mengetahui hukum dan hikmahnya sekaligus.

 Beberapa Hikmah Beragama:


 Menegakan kepercayaan manusia hanya kepada Allah,Tuhan Yang Maha Esa
(tauhid).
 Mengatur kehidupan manusia di dunia,agar kehidupan teratur dengan baik,
sehingga dapat mencapai kesejahterahan hidup, lahir dan batin, dunia dan akhirat.
 Menjunjung tinggi dan melaksanakan peribadatan hanya kepada Allah.
 Menyempurnakan akhlak manusia.
 Hidup beragama tampak pada sikap dan cara perwujudan
sikap hidup beragama seorang yang menerima sebagai
sesama hamba Allah. Karena keyakinan seorang bahwa
Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang mengasihi
setiap manusia dan seluruh umat manusia tanpa
diskriminasi berdasarkan kemaha-adilan Tuhan, maka dia
pun wajib dan tak punya pilihan lain, selain mengasihi
sesamanya tanpa diskriminasi berdasarkan agama, budaya,
etnik, profesi, atau kepentingan tertentu yang berbeda.
 Perbedaan ciptaan Allah ditengah alam semesta adalah
suatu keniscayaan yang patut diterima sebagai anugerah
yang harus disyukuri. Hal demikian harus menjadi lebih
nyata pada hidup beragama di tengah pluralitas agama
sebagai keniscayaan yang diterima dan disyukuri sebagai
anugerah Allah.
 Membedakan diri sendiri dengan orang lain adalah
perbuatan akal sehat, tetapi membeda-bedakan atau
melakukan diskriminasi terhadap orang lain justru
bertentangan dengan akal sehat dan nilai kemanusiaan yang
dijunjung tinggi oleh umat beragama dari setiap agama
yang saling berbeda. Karena itu, membeda-bedakan
manusia berdasarkan perbedaan agama sesungguhnya
bertentangan dengan ajaran agama. Sebagai bangsa yang
beragama, sepatutnya kita menjadi contoh terbaik bagi umat
manusia sedunia dengan cara hidup yang saling mengasihi
dan saling merahmati dengan menerima perbedaan agama
sebagai rahmat Allah.
 Agama mempunyai peranan yang sangat penting dalam hidup
dan kehidupan manusia, karena tidak hanya mengatur kehidupan
manusia dalam akhirat saja tetapi juga mengatur bagaimana
seharusnya manusia hidup di dunia. Agama mengajarkan nilai-
nilai moral sebagai hasil pemikiran tanpa dikendalikan oleh
cahaya kebenaran agama, akan mudah menjurus tanpa
dikendalikan oleh cahaya kebenaran agama, akan mudah
menjurus kepada kesesatan. Hal ini justru akan membahayakan
manusia.

 Dalam usaha menjadikan ajaran agama sebagai referensi dari


setiap gerak langkah seseorang, maka pelajaran agama harus
diberikan sedini mungkin, bahkan sejak dari buaian sampai ke
liang lahat. Mulai dari bersifat pembiasaan di rumah tangga,
sampai kepada pendidikan formal pada lembaga-lembaga
pendidikan.
 Dalam Islam, telah jelas dan baku dalam
mengatur hubungan antara manusia dengan
manusia, walau berbeda keyakinan. Banyak
ditemukan ayat-ayat Al Quran yang mengajarkan
setiap individu muslim bersikap luwes/
fleksibelity, terbuka/open minded, berlapang
dada/hostelity dan tasamuh/toleransi, seperti
surat Yunus ayat 99, surah al Ankabut ayat 46
dan lain-lain, meletakkan prinsip-prinsip
bagaimana seharusnya seorang muslim
memandang dan menghadapi pemeluk agama-
agama lain.
 Dari keterangan itu terdapat sedikitnya empat prinsip; yaitu :

 Pertama, menjauhkan sikap paksaan , tekanan, intimidasi dan yang


seumpanya. Islam tidak mengenal tindak kekerasan. Dalam pergaulan
dengan pemeluk agama-agama lain harus bersikap toleran/tasamuh.
 Kedua, Islam memandang pemeluk agama-agama lain, terutama Ahli
Kitab memiliki persamaan landasan akidah, yaitu sama-sama
mempercayaai Allah Yang Maha Esa.
 Ketiga, Islam mengulurkan tangan persahabatan terhadap pemeluk
agama-agama lain, selama pihak yang bersangkutan tidak
menunjukkan sikap bermusuhan dan memerangi.
 Keempat, pendekatan/approach terhadap pemeluk agama-agama lain
untuk meyakinkan mereka terhadap kebenaran ajaran Islam, haruslah
dilakukan dengan diskusi yang baik, sikap sportif dan elegan. Jelaslah
bahwa, toleransi dalam Islam itu ada batasbatasnya, ada ketentuan-
ketentuan yang berdasarkan hukum menurut al Qur’an dan as Sunnah.
 Dimensi yang Pertama, yaitu dimensi yang dalam bahasa agama
disebut dengan iman (belife). Dalam dimensi ini dan tentunya terkait
erat kepada segala sesuatu yang menjadi masalah (konsekuensi) dari
kepercayaan itu. Pada dimensi ini, keberagamaan seseorang bergantung
kepada sedalam mana ia meresapi keyakinannya tersebut. Hal itu akan
banyak berpengaruh kepada sikap keberagamaan itu sendiri. Artinya
keimanan seseorang akan melahirkan sikap keberagamaannya, baik
dalam ibadah formal (mahdah) ataupun nonformal (ghoiro mahdah)
karena itu iman sangat menentukan peg-hambaan terhadap tuhannya.
Hujjatul islam al-imam al-ghazali dalam kitabnya mengatakan al-
imaanu yaziidu wayangqus, (iman itu kadang bertambah dan kadang
juga berkurang). dengan demikian karakteristik (taradisi/budaya)
beragama seseorang pun akan seperti keimanannya terhadap Allah
SWT. Dan allah telah mengajari kita melalui al-qur’an :

 Artinya :“Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang


bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan
ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya
kepada Tuhanlah mereka bertawakkal.” QS.an-anfal (8) : 2
 Dimensi yang Kedua, adalah dimensi ritual, yaitu praktek
keagamaan yang diharapkan oleh stiap pemeluk agama.
Dalam perakteknya, hal tersebut sering pula terpengaruh
atau dipengaruhi oleh aktivitas individunya. Belum lagi
pengaruh tradisi (budaya, kebiasaan) yang berlansung pada
mayarakat tersebut. Sehingga ritual yang berlansung pada
masyarakat sering pula kental dan erat dengan tradisi yang
ada. Ritual antara kelompok masyarakat yang lain juga
berbeda, sekalipun bukan pada, masalah yang prinsip.
Dengan demikian, pada tataran ini keberagamaan seseorang
terkadang kurang mengemuka dan tercermin dengan baik
dalam keseharian hidup kita.
 Dimensi yang Ketiga, yaitu dimensi intellectual/ orang terpelajar
(dalam segi pemahaman) pada dimensi ini, seseorang (diharapkan
dapat memahami pengetahuan tentang agamanya sehingga dapat
diwujudkan dalam kehidupan sosial (bermasyarakat). Tetapi sangat
parah (ironis) bila saat ini agama hanya dijadikan sebagai proses
perubahan (akumulasi) pengetahuan yang belum memengaruhi
kehidupan keseharian pemeluknya dan hanya menjadi legalitas status
beragama. Hal tersebut sepertinya sedang terjadi di zaman sekarang ini
atu mungkin memang telah juga sejak dulu yang terwaris zaman ke
kezaman sekarang. Tidak dapat kita mungkiri kenyataan yang ada saat
ini bahwa tidak sedikit mereka banyak mengetahui, bahkan memahami
tentang agama. Akan tetapi sangat disayangkan hanya mengemuka
pada tataran ilmu pengetahuan saja dan tidak tercermin pada sikap
hidup kesehariannya. Dalam al-qur’an sudah dikisahkan dengan
pernyataan Allah SWT dengan berfirmannya :
Artinya : “ Dan Kami tidak mengutus sebelum kamu, kecuali orang-
orang lelaki yang Kami beri wahyu kepada mereka; maka bertanyalah
kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak
mengetahui” QS.an-nahl (16) : 43
 Dimensi yang Keempat, adalah dimensi pengalaman (experience).
Dimensi ini sulit diamati, meskipun demikian, hal apa yang menjadi
pengalaman seseorang akan dapat memengaruhi cerminan
keberagamaan dalam hidup kesehariannya. Kadang atas pengalaman
ruhani atau karena sebab apa saja seseorang menjadi tekun dalam
beribadah dan taat. Dimensi pengalaman juga sangat memengaruhi
keberagamaan seseorang dalam praktik ibadah dan kesehariannya.
Dalam al-qur’an allah meyiapkan tempat bagi umatnya yang
beramal soleh dengan baik, dan allah menjelaskan kita dengan
berfirmanNYa :
“ Dan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amalan-amalan
yang shaleh, kelak akan Kami masukkan mereka ke dalam surga
yang di dalamnya mengalir sungai-sungai;( kekal mereka
dalamnya;) (mereka di dalamnya) mempunyai isteri-isteri yang suci,
dan Kami masukkan mereka ke tempat yang teduh lagi nyaman.”
QS.an-isaa (4) : 57
 Dimensi yang Terakhir , yaitu dimensi teguh pendirian
(consequence). Pada dimensi ini, memiliki hubungan erat dengan
keempat dimensi sebelumnya, juga berpengaruh kepada keajengan
seseorang dalam menjalankan keberagamaannya, sehingga dapat
mewujuda dengan sempurna pada setiap aktivitas kehidupan
penganutnya. Pengumpulan demensi-dimensi sebelumnya akan
tercermin dalam dimensi ini, dan inilah dimensi ideal dalam
keberagamaan seseorang yang dalam bahasa agama disebut dengan
“istiqomah”. Dalam al-qura’an allah SWT menjelaskan dengan
firmannya :
Artinya :“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan, ‘tuhan
kami adalah allah,’ kemudian mereka meneguhkan pendirian
mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan
mengatakan), ‘janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu
merasa sedih,’ dan gembirakanlah mereka dengan (memperoleh)
sorga yang telah dijanjikan allah kepadamu.” QS.fushilat (41) : 30
 Membicarakan hubungan sosial dan keagamaan perlu juga
mencermati tentang konsep pluralitas dan multikulturasi
dalam masyarakat, karena untuk membina hubungan sosial
di negara yang heterogen perlu adanya upaya serius untuk
menjadikan perbedaan-perbedaan tersebut menjadi kesatuan
yang utuh, saling mengerti secara bijak untuk saling
melengkapi dan memahami bersama tentang perbedaan dan
keberagaman tersebut. Begitupun di Indonesian dengan
bermacam-macam suku, budaya, agama, dan bahasa
memerlukan adanya sistem masyarakat dan pemerintahan
yang bisa berdampingan, menaungi dan mewadahi
keberagaman tersebut.
 Sosial dan Agama, dua komponen kata yang
mempunyai ikatan makna yang dalam, kajian sosiologi
dan antropologipun tiada lepas dari membahas tentang
dua hal tersebut. Begitu juga dalam hal pendidikan,
terutama di negara yang heterogen seperti halnya
Indonesia ini, pendidikan harus mampu menjembatani
dan memediasi keberagaman tersebut, yaitu dengan
cara-cara yang humanis melalui pendekatan analisis
sosio-historis, dan pendekatan-pendekatan itu sangat
tepat jika penyaluranya melalui pendidikan, karena
pendidikan dalam teori maupun prakteknya terbukti
telah mampu memperkuat sistem-sistem kultural
kemasyarakatan
 Pengertian Dasar Perawatan Rohani Islam
Dasar Perawatan Rohani Islam merupakan ilmu yang
mengkaji bagaimana cara memberikan serta
memfasilitasi terhadap kebutuhan perawatan spiritual
atau rohani manusia dengan menggunakan metode-
metode perawatannya.
 Secara umum problematika individu dengan Tuhannya,
ialah kegagalan seseorang melakukan hubungan interaksi
vertikal dengan Tuhannya, seperti sangat sulit untuk
menghadirkan rasa takut, rasa taat bahwa Dia selalu
mengawasi perbuatan dan prilaku setiap individu sehingga
berdampak kepada rasa malas dan enggan melakukan
ibadah serta kesulitan untuk meninggalkan perbuatan-
perbuatan yang dilarang dan dimurkai Tuhannya.
Problematika individu dengan dirinya sendiri adalah
kegagalan bersikap disiplin dan bersahabat dengan hati
nuraninya sendiri, yakni hati nurani selalu mengajak,
menyeru dan membimbing kepada kebaikan dan kebenaran.
Sehingga muncul sikap was-was, ragu, berprasangka buruk,
lemah motivasi dan tidak mampu bersikap mandiri dalam
segala hal.
 Dari problem-problem itulah muncul keadaan stress dan
depresi apabila seseorang tidak memiliki daya tahan mental,
spiritual dan ruhani yang tangguh. Keimanan yang lemah
sangat rentan dan mudah tertimpa keadaan itu. Utamanya
adalah kekuatan iman dan ketakwaan pasti akan
menghasilkan daya tahan mental yang kokoh dan kuat
dalam menghadapai berbagai problem hidup dan
kehidupan.
 Masuk kedunia keperawatan, pada dasarnya perawat sudah
menyadari seorang pasien itu ternyata mempunyai
kebutuhan terhadap spiritual dan kerohaniannya, tetapi pada
kenyataannya di dunia keperawatan itu tidak menyiapkan
tenaga perawat yang mampu bahkan ahli dalam
memberikan perawatan spiritual dan ruhani tersebut.
 Disisi lain ada anggapan bahwa spiritual itu kaitannya
sudah mencakup dan menjadi tanggung jawab agama,
padahal kenyataannya tidak seperti itu, pasien yang
dalam masa sakit perlu bimbingan serta konseling dari
orang-orang disekitarnya dalam hal ini tentunya
perawatlah yang harus berperan aktif untuk
meringankan beban psikologis pasien supaya bisa
termotivasi untuk sembuh dan bisa meluapkan keluh
kesahnya
SELESAI

You might also like