You are on page 1of 40

REFLEKSI KASUS

MANAJEMEN ANESTESI ENDOTRAKEAL TUBE PADA


OPERASI TIROIDEKTOMI

Desi Frinaensri Doki


N 111 16 088
PEMBIMBING KLINIK
dr. Salsiah Hasan, Sp.An
BAB I PENDAHULUAN

Anestesiologi
Anestesiologi adalah cabang ilmu kedokteran yang mendasari berbagai tindakan meliputi pemberian anestesi,
penjagaan keselamatan penderita yang mengalami pembedahan, pemberian bantuan hidup dasar,
pengobatan intensif pasien gawat, terapi inhalasi dan penanggulangan nyeri menahun

Intubasi
Salah satu usaha untuk menjaga jalan napas pasien adalah dengan melakukan tindakan intubasi
endotrakheal, yakni dengan memasukkan suatu pipa ke dalam saluran pernapasan bagian atas..

Struma
Struma adalah tumor (pembesaran) pada kelenjar tiroid Biasanya yang dianggap membesar bila kelenjar
tiroid lebih dari 2x ukuran normal. Apabila pada pemeriksaan kelenjar tiroid teraba suatu modul, maka
pembesaran ini disebut struma nodosa. Struma nodosa tanpa disertai tanda-tanda hipertiroidisme disebut
struma nodosa non- toksik.
2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Tujuan itubasi
Struma endotrakeal
Struma adalah tumor (pembesaran) pada kelenjar tiroid Biasanya • Mempermudah pemberian anestesi.

yang dianggap membesar bila kelenjar tiroid lebih dari 2x ukuran • Mempertahankan jalan nafas agar tetap bebas
normal. • Mencegah kemungkinan terjadinya aspirasi lambung

• Mempermudah pengisapan sekret trakeobronkial.

• Mempermudah pemberian ventilasi dan oksigenasi bagi pasien operasi

Indikasi pemasangan intubasi


Tiroidektomi
endotrakeal
• Untuk patensi jalan napas, untuk menjamin
Tiroidektomi adalah prosedur pembedahan dimana semua atau ventilasi, oksigenasi yang adekuat dan menjamin
sebagian kelenjar tiroid diangkat The Power of PowerPoint |
keutuhan jalan napas.
• thepopp.com
Sebagai proteksi jalan napas pada pasien dengan
keadaan yang gawat atau dengan refleks akibat
sumbatan.

3
Yang Perlu Disiapkan
The Power of PowerPoint | thepopp.com 5
UKURAN PIPA TRAKEA

The Power of PowerPoint | thepopp.com 6


BAB II LAPORAN KASUS
Preoperatif / Preanestesi
IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. N
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 40 tahun
Alamat : Desa Talaga Damsol
Pekerjaan : IRT
Agama : Islam
Tanggal masuk RS : 19 Oktober 2017
Tanggal Operasi : 21 Oktober 2017
Berat badan : 40 kg
Tinggi Badan : 149 cm
Rumah Sakit : RSD Madani
Diagnosis Prabedah : Struma
Tindakan : Tiroidektomi
Jenis anestesi : Anestesi umum (General Anestesi)
Teknik anestesi : Intubasi 7
ANAMNESIS

Keluhan Utama : Benjolan pada leher

Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien masuk RSD Madani dengan keluhan benjolan pada leher sejak 4 tahun yang
lalu dan tidak terasa nyeri. Awalnya pasien hanya merasakan benjolan kecil dan lama
kelamaan menjadi besar. Pasien tidak mengeluhkan nyeri menelan, penurunan berat
badan disangkal. Riwayat suara serak tidak ada, sesak nafas tidak ada, mual tidak ada,
muntah tidak ada, demam tidak ada. Riwayat mulut berbau disangkal pasien. Riwayat
hipertensi(-), diabetes(-), alergi(-), asma(-), riwayat operasi sebelumnya (-)

8
ANAMNESIS

Riwayat cont’s
Riwayat AMPLE L (Last Meal) : Pasien terakhir makan ± 1
A (Alergy) : Tidak didapatkan Alergi terhadap hari SMRS, mual (+), muntah (+)
obat, asma (-)

E (Elicit History) : Terdapat benjolan yang


M (Medication) : tidak sedang menggunakan tidak nyeri pada bagian leher sejak 4
pengobatan tertentu
tahun yang lalu.

P (Past History of Medication) : Riwayat DM (-


), HT (-), icterus (-), riwayat penggunaan obat-
obat (-).
9
BAB II LAPORAN KASUS
Pemeriksaan Fisik

B 1 (Breath)
B 2 (Blood)
Airway paten, nafas spontan, reguler, simetris, RR 20
x/m, pernapasan cuping hidung (-), snorig (-), stridor (- Akral hangat,tekanan darah 110/70, nadi reguler
), buka mulut 3 jari, Mallampati score class I, kuat angkat 88 x/m, CRT 2”, ictus cordis teraba di
Auskultasi: Suara napas bronchovesiculer, rhonki (-/-), SIC V, S1-S2 reguler, murmur (-) gallop (-)
wheezing (-/-)

10
BAB II LAPORAN KASUS
Pemeriksaan Fisik

Compos mentis, GCS 15, refleks Distensi (-), defance muscular (-) nyeri tekan(-)
cahaya +/+ massa (-), peristaltik (-)

B 3 (Brain) B 5 (Bowel)

B 4 (Bladder) B 6 (Back & Bone)

BAK (+) lancar sehari warna : Nyeri (-), krepitasi (-) morbilitas (-),
kuning jernih . ekstremitas : deformitas (-)

11
BAB II LAPORAN KASUS
Hb : 12,1 gr/dl (N : 12 – 16) FT4 : 0,99 ng/dl
TSHs : 1,64 uIU/ml
HbsAG : non reaktif
Pemeriksaan Eritrosit : 4,1 x 106/µl (N : 3,9– 5,6) Glukosa sewaktu : 73 mg/dl
Cholesterol Total : 98 mg/dl
Penunjang Trigliserida : 60 mg/dl
Leukosit : 5,7x 103/µl (N : 4,0– 10,0)
HDL-CHOL : 21 mg/dl
LDL-CHOL : 64 mg/dl
Asam urat : 4,5 mg/dl
Kreatinin : 0,6 mg/dl
Trombosit : 209 x 103/µl (N : 150.000 – 500.000)
Ureum : 20 mg/dl
SGOT : 13 u/l
SGPT : 16 u/l
Hematokrit : 37 % N : N : 35– 47)

Kesimpulan : pasien termasuk kategori PS ASA Kelas II 12


BAB II LAPORAN KASUS
Pre Operatif

• Puasa : 8 jam preoperasi


Planning • IVFD RL 20 tpm selama puasa

Persetujuan
• Surat persetujuan tindakan operasi (+)
tindakan
• Surat persetujuan tindakan anestesi (+)

Rencana
• Tiroidektomi
operasi

13
BAB II LAPORAN KASUS

Diagnosis Preoperatif Struma

Jenis operasi Tiroidektomi

Jenis Anestesi General Anestesi

Tehnik Anestesi General Anastesi dengan tekhnik semi


closed menggunakan ETT Ø ukuran 7,0

14
PREINDUKSI
Persiapan di Kamar Operasi

Persiapan di kamar operasi


• Meja operasi.
• Mesin anestesi.
• Alat-alat resusitasi (STATICS).
• Obat-obat anestesia yang diperlukan.
• Obat-obat resusitasi misalnya; adrenalin, atropine, aminofilin, natrium bikarbonat
dan lain-lainnya.
• Tiang infus, plaster dan lain-lainnya.
• Alat pantau tekanan darah.
15
• Kartu catatan medik anestesia
Prosedur General Anestesi
 Pasien di posisikan supinasi, infus terpasang di tangan kiri dengan cairan RL 20 tpm
 Memasang monitor untuk melihat tekanan darah, heart rate, saturasi oksigen dan laju respirasi.
 Diberikan obat premedikasi yaitu Midazolam 3 mg/iv dan fentanyl 60 mcg/iv
 Diberikan obat induksi yaitu propofol 100 mg/iv (70 bolus dan 30 drips)
 Memposisikan leher sedikit fleksi dan kepala ekstensi pada leher
 Memberikan oksigenasi kepada pasien melalui masker yang melekat pada wajah dengan aliran 5-
8 lpm selama 3-5 menit dan Sevovluran 2,5 %
 Memposisikan leher sedikit fleksi dan kepala ekstensi pada leher dengan posisi sniffting position
 Memberikan obat relaksan yaitu Atracurium 25 mg/iv tunggu 3 menit.
 Melakukan intubasi trachea dengan memasukan laringoskop secara lembut hingga pita suara
sudah terlihat

 Masukkan pipa ET dari sebelah kanan mulut ke faring sampai bagian proksimal dari cuff ET
melewati pita suara, kedalaman pipa ET ±20 cm pada pasien ini menggunakan ETT dengan
ukuran nomor 7,0
The Power of PowerPoint |
thepopp.com
16
cont’s
 Mengangkat laringoskop dan stilet pipa ET dan mengisi balon dengan udara 10 ml. Waktu
intubasi ± 20 detik.
 Menghubungkan pipa ET dengan ambubag dan melakukan ventilasi sambil melakukan auskultasi,
pertama pada lambung (tidak terdengar bunyi gurgling) artinya udara tidak masuk ke esofagus. Kemudian
mengecek pada paru kanan dan kiri sambil memperhatikan pengembangan dada, terdengar bunyi
napas dan pengembangan paru yang simetris kiri dan kanan.
 Melakukan fiksasi pipa dengan plester agar tak terdorong atau tercabut di sebelah kanan mulut pasien.
 Maintenance selama operasi diberikan:
 O2 5 lpm via Endo Trachea Tube (ETT)
 Isovlurane 2,5 vol %
 Intra Operasi diberikan Ondancentron 4mg, Dexamethasone 10mg, Ketorolac 30 mg
 Operasi selesai, pasien bernafas spontan, adekuat dan hemodinamik stabil. Dilakukan ekstubasi dengan
pasien dalam keadaan sadar
 Pasien di transfer ke recovery room.

The Power of PowerPoint |


thepopp.com
17
– Jenis anestesi : General Anestesi
– Teknik anestesi : Intubasi Endotrakeal
– Obat : Inhalasi Sevofluran dan Isovluran
– ETT No : 7.0
– Lama anestesi : 08.55 - 10.40 (105 menit)
– Lama operasi :08.40 – 10.40 (120 menit)
– Anestesiologi : dr. Salsiah Hasan, Sp.An
– Ahli Bedah : dr. I Made Wirka, Sp.B
– Posisi : Supine
– Infus : 1 line di tangan kiri

The Power of PowerPoint |


thepopp.com
18
Pemberian cairan
Terapi Cairan

1. Berat Badan : 40 kg
2. Jumlah Cairan yang masuk : 1200 cc
Preoperatif (RL 500 cc)
Durante operatif (RL 700 cc )
3. Jumlah cairan keluar :
Darah = ±150 cc
Perdarahan dari kasa uk 4x4 = 10 buah (15 x 10 = 150 cc)
4. Estimated Blood Volume (EBV) dengan BB pasien 40 kg
BB (Kg) x 70 ml/kgBB
= 75 cc/kg BB x 40 kg
= 3000 cc
% Perdarahan = Jumlah Perdarahan : EBV x 100%
= 150 : 3000 x 100%
= 0,05 x 100%
= 5 %.

The Power of PowerPoint |


thepopp.com
19
5. Perhitungan Cairan 8. Defisit darah selama 2 jam = 150 ml
Input yang diperlukan selama operasi. – Jika diganti dengan cairan kolid atau darah 1:1
– Jika diganti dengan cairan kristaloid 3:1
Cairan Maintanance
9. Total kebutuhan cairan selama 2 jam operasi :
(M) = (4x10) + (2x10) + (1x20)
= (Cairan maintenance x 2 jam) + defisit pengganti
= 40+ 20 + 20 puasa + Stres operasi + perdarahan
=80 ml/jam = (80 x 2) + 240 + 150 + 640
6. Cairan defisit pengganti puasa (P) : = 1190 ml
Lama puasa x maintenance = 8 jamx 80 10. Keseimbangan kebutuhan:
= 640 ml = Cairan masuk – cairan dibutuhkan
7. Stress operasi (operasi sedang) : = 1200 ml – 1190 ml
= 6 cc x BB = 10 ml
= 6 x 40

= 240 ml/jam

The Power of PowerPoint |


thepopp.com
20
PERHITUNGAN CAIRAN
a. Input yang diperlukan
Input yang diperlukan selama operasi
1. Cairan Maintanance (M) : = 35 cc/KgBB/24jam
= 35 x 51 kg= 1785 cc/ 24 jam = 74,37 cc/jam
2. Cairan defisit pengganti puasa (P) :
Lama puasa x maintenance = 7 jamx 74,37= 520,5 ml
= 420 ml
Jadi, defisit cairan pengganti puasa selama 7 jam adalah 520,5 - 420 = 100,5 ml, tersisa cairan preoperatif
RL 80 cc
3. Stress Operasi Besar : 8 cc x 51 kg = 408 ml/jam
4. Cairan defisit darah dan urin: Perdarahan (500 cc x 3) 1500cc + 200 cc = 1700 cc

Total kebutuhan cairan selama 4 jam operasi = (74,37 cc/jam x 4 jam = 297,48) + (defisit cairan pengganti
puasa)100,5 ml + (stress operasi besar) 408 ml+ (defisit daraah dan urin) 1700 ml= 2.505,98
The Power of PowerPoint |
thepopp.com
21
Cairan masuk :

Pre operatif : Kristaloid RL 500 cc- 420 cc (pengganti puasa)= 80 cc


Durante operatif : Kristaloid RL 1000 cc
Kristaloid Nacl 500 cc
Koloid Gelafusal 500 cc
Transfusi Whole Blood 350 cc
Antibiotik Metronidazole 100 ml
Total input cairan : 2530 cc

The Power of PowerPoint |


thepopp.com
22
Keseimbangan kebutuhan:
Cairan masuk – cairan dibutuhkan = 2.530 ml – 2.505 ml = +25 ml

The Power of PowerPoint |


thepopp.com
23
Indikasi Transfusi

Estimated Blood Volume :


BB 51 Kg
Laki- laki = 75 ml/ KgBB -> EBV = 3825 ml

Hct Pre Op= 34,2 % -> 3825 x 34,2 5 % = 1.308 ml


Hct 30 % = 3825 x 30 % = 1.104 ml
Maka (1308-1104= 204 ml kemudian x 3) 612 ml
maka indikasi dilakukan transfusi jika kehilangan darah lebih dari 612 ml

The Power of PowerPoint |


thepopp.com
24
BAB II LAPORAN KASUS

Postoperatif
Nadi, pernapasan, aktivitas motorik.
Memasang O2 2 L/menit nasal kanul.
Nadi : 86 x/menit
RR: 22 x/menit
TD: 120/70
VAS Score: 6

25
Skor pemulihan pasca anestesi

Aldrette score
Aktivitas = Dua ekstremitas dapat digerakkan (2)
Respirasi = Dangkal namun pertukaran udara adekuat (1)
Sirkulasi = TD ± 20% dari nilai pre anestesi (2)
Kesadaran = sadar, siaga, orientasi (2)
Warna kulit = pucat (2)
Skor Pasien (9): pasien ACC dipindahkan ke ICU.

The Power of PowerPoint |


thepopp.com
26
BAB III PEMBAHASAN
kasus ini, pasien laki-laki usia 18 tahun dengan diagnosis
ileus obstructive ec adhesive band dengan rencana tindakan
laparatomi. Setelah dilakukan anamnesis, pemeriksaan fisik,
serta pemeriksaan penunjang disimpulkan keadaan umum
pasien tergolong dalam status fisik ASA II E karena pasien
memiliki penyakit sistemik ringan dengan peningkatan hasil
laboratorium yang bermakna dan bersifat emergensi. Pada
kasus ini diputuskan untuk melakukan general anestesi
dengan teknik intubasi endotrakeal.

The Power of PowerPoint |


thepopp.com
27
PREMEDIKASI

MIDAZOLAM 3 MG
 Midazolam merupakan benzodiazepine yang larut air dengan
struktur cincin imidazole yang stabil dalam larutan dan
metabolisme yang cepat.
 Obat ini memiliki potensi 2-3 kali lebih kuat terhadap reseptor
GABA dibandingkan diazepam.
 Efek amnesia pada obat ini lebih kuatdibanding efek
sedasi. Midazolam merupakan short-acting benzodiazepine yang
bersifat depresan sistem sarafpusat (SSP).

The Power of PowerPoint |


thepopp.com
28
Premedikasi

FENTANYL 60 mcg
 sebagai analgesik opioid.
 Fentanil adalah analgesik narkotik yang poten,
Fentanyl merupakan zat narkotik sintetik dan memiliki potensi 1000x lebih kuat
bisa digunakan sebagai tambahan untuk general
dibandingkan petidin dan 50-100x lebih kuat dari morfin. Mulai kerjanya cepat
dan masa kerjanya pendek

anastesi
 Fentanyl merupakan zat narkotik sintetik dan
memiliki potensi 1000x lebih kuat dibandingkan
petidin dan 50-100x lebih kuat dari morfin.
Mulai kerjanya cepat dan masa kerjanya pendek
 kerja cepat dan efek durasi kerja kurang lebih
30 menit setelah dosis tunggal
 Untuk analgesia 1-2 mcg/KgBB atau 25- 29
100mcg/dosis jika perlu
INDUKSI

PROPOFOL 100 mg/iv

 memiliki efek induksi yang cepat, dengan distribusi dan


eliminasi yang cepat.
 menghambat transmisi neuron yang hancur oleh GABA.
 mempunyai efek kerjanya yang cepat dan dapat dicapai
dalam waktu 30 detik.
 Onset dan pemulihan cepat seperti halnya pentothal,
tetapi tidak ada hangover dan gangguan psikomotor.
 Insidens mual dan muntah yang rendah menyebabkan
penderita lebih cepat imobilisasi
 Dosis 2-2,5 mg/KgBB

30
Muscle Relaxan

ATRACURIUM 25mg
 Merupakan obat pelumpuh otot non depolarisasi
yang mempunyai struktur benzilisoquinolin.
 Pada umumnya mulai kerja atracurium pada
dosis 0,1-0,5 mg/Kg iv 2-3 menit untuk intubasi,
sedang lama kerja atracurium dengan dosis
relaksasi 15-35 menit.
 Intubasi endotrakeal biasanya sudah dapat
dilakukan dalam 2-3 menit setelah injeksi
intravena 0,5 – 0,6 mg/kgBB.

31
Sevoflurance vol 2,5%
• Obat inhalasi anestesi
• Mempunyai efek induksi dan pulih dari
anestesi lebih cepat
• Efek terhadap kardiovaskular relatif stabil dan
jarang menyebabkan aritmia

32
MAINTENANCE

ISOFLURAN 2,5 VOL%


 Isoflurane suatu obat anestesi volatile yang induksinya cepat
dan pemulihannya cepat, tidak iritasi dan tidak menimbulkan
sekresi.
 Seperti halnya halotan dan enfluran, Isoflurane berefek
bronkhodilator, tidak menimbulkan mual-muntah.
 Isoflurance 1,15 % dalam oksigen murni. Isoflurane memiliki
bau yang sedikit menyengat maka bila digunakan sebagai
induksi sebaiknya dimulai dengan konsentrasi 0,5%.

The Power of PowerPoint |


thepopp.com
33
Medikasi Tambahan

ONDANCENTRON 4mg
• Sebagai sebagai antagonis selektif
dan bersifat kompetitif pada reseptor
5HT3
• menghambat aktivasi aferen-aferen
vagal sehingga menekan terjadinya
refleks muntah

34
Medikasi Tambahan

DEXAMETHASON 10 mg
• mengurangi reaksi radang dan alergi.

35
Medikasi tambahan

KETOROLAC 30mg/iv
 Ketorolac merupakan nonsteroid anti
inflamasi (AINS)
 bekerja menghambat sintesis prostaglandin
sehingga dapat menghilangkan rasa
nyeri/analgetik.

36
160

140

120

100

Nadi

80 Sistolik
diastolik

60

40 08.45
08.35 Propofol 100 mg
Midazolam 3 mg Atracurium 25 mg 18.30 19.00
20

Fentanyl 60mcg 16.55 Dexamethasone


Ketorolac
Rucum Bromide
0
Jam 15.50 15.55 16.00 16.05 16.10 16.15 16.20 16.25 16.30 16.35 16.40 16.45 16.50 16.55 17.00 17.05 17.10 17.15 17.20 17.25 17.30 17.35 17.40 17.45 17.50 17.55 18.00 18.05 18.10 18.15 18.20 18.25 18.30 18.35 18.40 18.45 18.50 18.55 19.00 19.05 19.10 19.15 19.20 19.25 19.30 19.35 19.40 19.45 19.50 19.55

The Power of PowerPoint | thepopp.com 37


KESIMPULAN
: Berdasarkan laporan kasus yang telah dibahas, sehingga dapat disimpulkan :

• Pada kasus dilakukan operasi laparatomi pada wanita usia 40 Tahun, dan
setelah dilakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik, maka ditentukan status
fisik ASA II dan dilakukan jenis anestesi dengan General Anestesi dengan
teknik Intubasi endotrakeal.
• Pada pasien ini menjemen anestesi dimulai dari pre operatif, intra operatif
serta post operatif.
• Berdasarkan penggunaannya cairan dibagi atas beberapa golongan, yaitu
cairan pemeliharaan (maintenance), cairan pengganti puasa, cairan
pengganti operasi dan pengganti perdarahan.
• Cairan pengganti puasa adalah 640 ml/jam.
• Total kebutuhan cairan selama operasi 4 jam adalah 1190 ml ml
• Keseimbangan cairan pada kasus 10 ml
• Dalam kasus ini selama operasi berlangsung tidak ada hambatan yang
berarti baik dari segi anestesi maupun dari tindakan operasinya. Setelah
menjalani operasi dilakukan perawatan di Ruang ICU karena aldrete score9.
The Power of PowerPoint |
thepopp.com
38
DAFTAR PUSTAKA

Latief, S. A., Suryadi, K. A., Dachlan M. R. 2009. Petunjuk Praktis Anestesiologi. Edisi Kedua. Jakarta: Penerbit Bagian
Anestesiologi dan Terapi Intensif FKUI
Dobson, M. Penuntun Klinis Praktis Anastesi . EGC:Jakarta; 2015.
Orebaugh SL. 2007. Atlas Of Airway Management Techniques and Tools. Philadelphia: LippincoETT, Williams, and Wilkins.
Morgan GE et al. Clinical Anesthesiology. 4th edition. New York: Lange Medical Book. 2006.
Mansjoer A, Suprohaita, dkk. Ilmu Anestesi.dalam: Kapita Selekta Kedokteran FKUI. Jilid 2. edisi ketiga. Jakarta: Media
Aesculapius. 2002.
Desai AM, General Anesthesia. Accessed on April 5 2017. Available at http://emedicine.medscape.com/article/1271543-
overview#showall.
General Anesthesia. Accessed on April 4 2017. Available at http://www.mayoclinic.com/health/anesthesia/MY00100
Handoko, Tony. Latief, S, dkk. 2002. Petunjuk Praktis Anestesiologi, edisi kedua. Jakarta : Balai Penerbit FKUI. 2002.
Farmakologi FKUI. Farmakologi dan Terapi. Edisi 5. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. 2012.
Muhardi, M, dkk. Anestesiologi. Bagian Anastesiologi dan Terapi Intensif, FKUI. Jakarta: CV Infomedia. 1989.

39
Thank You

You might also like