You are on page 1of 76

TENTANG

PENINGKATAN PEMBERIAN ASI


 Deklarasi Innocenti (Florencia, Italy, 1990)
 pemerintah perlu memberikan dorongan
dan perlindungan kepada ibu agar berhasil
menyusui bayi secara eksklusif sampai 6 bln.
 pemerintah menetapkan Pekan ASI se Dunia
setiap tgl 1-7 Agustus dan diperingati setiap th.
 Pertemuan World Summit (2000)
 komitmen global ‘Millenium Development
Goals’ (MGDs) : 8 Goals.
 paket kebijakan pembangunan manusia dan
pemberantasan kemiskinan.
1. Melakukan Inisiasi Menyusu Dini dalam 1 jam
setelah bayi lahir.
2. Memberikan hanya ASI saja pada bayi lahir
sampai berumur 6 bulan.
3. Melanjutkan pemberian Makanan Pendamping
ASI pada bayi mulai umur 6 bulan ke atas.
4. Meneruskan pemberian ASI sampai anak
berumur 2 tahun.
 Cakupan ASI Eksklusif selama 5 tahun :
Th 2010 : 37,44 %
Th 2011 : 45,86 %
Th 2012 : 49,46 %
Th 2013 : 54,20 %
Th 2014 : 59,87 %
 Kecenderungan pencapaian ASI Eksklusif
meningkat cukup baik.
 Belum cukup baik untuk mencapai target 80 %.
1. Peningkatan pengetahuan dan kemampuan
petugas kesehatan mengenai ASI.
2. Perubahan perilaku masyarakat dalam
pemberian ASI.
3. Peningkatan cakupan ASI Eksklusif.

SASARAN :
 80 % ibu menyusui bayinya secara eksklusif

selama 6 bulan, pada tahun 2015 (RADPG).


1. PP-ASI adalah Gerakan Nasional.
2. Bagian integral pembangunan kualitas SDM.
3. Program lintas sektor dgn peran serta masy.
4. Dikembangkan dgn azas desentralisasi
melalui pemberdayaan masyarakat.
5. Pembudayaan perilaku menyusui yang baik.
6. Dilaksanakan secara bertahap dan
berkesinambungan.
1. Mengembangkan dan menerapkan legislasi.
2. Meningkatkan kepedulian masy dan swasta.
3. Membuat Standar Pelayanan Minimal ASI.
4. Menggalang dukungan petugas dan sarkes.
5. Mengmbangkn pendidikan & latihan ttg ASI.
6. Mengmbangkan KIE sebagai kampanye ASI.
7. Memantapkan koordinasi antara institusi
pemerintah, LSM, dan organisasi profesi, serta
seluruh komponen masyarakat.
 Kebijakan pusat mengenai PP-ASI seringkali
tidak sejalan dgn prioritas program
pembangunan di daerah Kabupaten/Kota.
 Keberhasilan program PP-ASI perlu
diwujudkan melalui komitmen yang tinggi
antar berbagai instansi pemerintah, kalangan
swasta, serta lembaga swadaya masyarakat.
 Keterpaduan antar berbagai lini perlu diatur
dan dikoordinasikan melalui legislasi
pemerintah provinsi berupa Peraturan
Gubernur tentang Peningkatan Pemberian ASI.
 Undang-Undang Kesehatan No 36 Th 2009 :
o. Setiap bayi berhak mendapat ASI Eksklusif.
o. Pemerintah menetapkan kebijakan ASI.
 Peraturan Pemerintah No 33 Th 2012 ttg Pemberian ASI Eks :
o. Pentingnya IMD dan ASI Eksklusif
o. Pembatasan makanan formula bayi
o. Dukungan semua stakeholder
 SK Menkes No 450/SK/Menkes/SK/IV/2004 :
o. Sepuluh Langkah Keberhasilan Menyusui.
 SK Bersama 3 Menteri :
o. Meneg PP, Menakertrans, dan Menkes.
o. Pemberian ASI di tempat bekerja/kantor.
 SK Menkes No 237 Tahun 1997 :
o. Mengatur pemasaran susu formula bayi
PERCEPATAN :
1. PENINGKATAN PEMBERIAN ASI PADA BAYI
DAN ANAK;
 INISIASI MENYUSU DINI BAYI BARU LAHIR
 PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF SAMPAI 6 BLN
 PEMBERIAN MP.ASI
 LANJUTAN PENYUSUAN SAMPAI 2 TH
2. PENINGKATAN PERAN SERTA PEMERINTAH,
MASYARAKAT, LSM, DAN SWASTA;
 DUKUNGAN SKPD UNTUK PENYEDIAAN RUANG LAKTASI
 FASILITASI SWASTA/PERUSH BAGI NAKERWAN MENYUSUI
 PERAN SERTA ORGS PROFESI, LSM, PERGURUAN TINGGI
PELAKSANAAN PROGRAM PP.ASI :
 PEMERINTAH DAERAH MENDUKUNG DAN
MELAKSANAKAN PROGRAM PP.ASI (ayat 1)
 KOORDINASI LINTAS SEKTOR
 ADVOKASI LEGISLASI PP.ASI TK DAERAH
 KEMITRAAN DENGAN SWASTA DAN LSM
 KOORDINATOR PELAKSANA ADALAH
DINAS KESEHATAN (ayat 2)
 PETUNJUK TEHNIS PROGRAM PP.ASI
 PENGEMBANGAN PROGRAM PP.ASI
 ADVOKASI DAN PEMBINAAN ORGANSASI PROFESI TERKAIT
1. SARANA PELAYANAN KESEHATAN (ps. 4)
 PELAKSANA YANKES PEMBERIAN ASI
DI SARANA YANKES YBS (RS/RSUD) (ay.1)
 BERPEDOMAN PADA ‘10 LANGKAH
KEBERHASILAN MENYUSUI’ (ay. 2)
 DILARANG MEMPROMOSIKAN SUSU
FORMULA BAYI, BAIK LANGSUNG MAU-
PUN TIDAK LANGSUNG (ay. 3a)
 TIDAK MENERIMA SPONSORSHIP (ay. 3b)
2. SKPD/DINAS/INSTANSI PEMERINTAH (ps. 5)
 PROGRAM PP.ASI DILAKSANAKAN DI
SKPD/DINAS/INSTANSI PEMDA (ay.1)
 MELALUI PENYEDIAAN RUANG LAKTASI
DI LINGKUNGAN KANTOR TSB (ay. 2)
 SEBAGAI BENTUK DUKUNGAN ATAS
PENTINGNYA IBU MENYUSUI TETAP
MELAKUKAN PENYUSUAN PADA BAYI
 SESUAI KEBUTUHAN DAN STANDAR
TEHNIS YG DITETAPKAN DINKES (ay. 3)
3. PEMERINTAH KAB/KOTA DPT MENGAMBIL
LANGKAH TINDAK LANJUT : (ps. 6)
a. Koordinasi lintas program/sektoral terkait
b. Sosialisasi, promosi, dan advokasi program
c. Penggerakan masyarakat, kader, dan toma
melalui Forum Kesehatan Desa
d. Pelayanan IMD dan ASI Eksklusif dlm KIA
e. Pelarangan promosi produk susu formula
f. Penyediaan Ruang Laktasi di SKPD Kab/kota
g. Penyediaan fasilitas di Ruang Laktasi
h. Advokasi direktur/pimpinan tempat-tempat
kerja untuk menyediakan Ruang Laktasi, dan
memberikan kesempatan memanfaatkannya
sesuai kebutuhan.
i. Advokasi pengelola sarana-sarana umum unt
menyediakan Ruang Laktasi di lingkungannya
dan mendorong pemanfaatannya oleh publik
j. Promosi dan kemitraan dengan swasta, LSM,
organisasi profesi, dan lembaga pendidikan.
 Gubernur melakukan pembinaan & pemantauan
program PP.ASI (ay. 1)
 Gubernur membentuk Tim Pembina Program
PP.ASI, yang terdiri dari unsur SKPD terkait,
Organisasi Profesi, Perguruan Tinggi, dan LSM
(ay. 2)
 Susunan Tim Pembina Program PP.ASI
ditetapkan dengan Keputusan Gubernur.
 SK Gub No. 463/203/2011, tgl 12 Des 2011
tentang Pembentukan Tim Pembina PP.ASI
1. SOSIALISASI DAN ADVOKASI KEPADA
STAKEHOLDER PROGRAM PP.ASI KAB/KOTA
 Dinas/Sektor Terkait di Kab/Kota.
 Perguruan Tinggi, Lembaga Swadaya Masy.

2. PENDAMPINGAN KEPADA KAB/KOTA DLM


MENDORONG TERSUSUNNYA PERATURAN
TENTANG PP.ASI DI KAB/KOTA.
 Perda : Ka.Klaten, Ko.Magelang, Ko.Pekalongan
 Raperda : Kab Banjarnegara
 Perbup : Kab Wonogiri, Brebes, Pati, Rembang, dll.
 Perwali : Kota Salatiga, Surakarta
1. SARANA PELAYANAN KESEHATAN
 RS, RSUD, RSIA, BKIA, PUSK PERAWATAN
 Fokus :
1. Implements 10 lgkah keberhasilan menyusui.
2. Pelaksanaan Rawat Gabung.
3. Rujukan Masalah Menyusui
4. Larangan Promosi Susu Formula Bayi.
 Tantangan :
1. Sosialisasi dan advokasi
2. Penerapan sanksi hukum
2. SKPD dan TEMPAT KERJA
 SKPD PROVINSI dan KABUPATEN/KOTA,
PERUSAHAAN/PABRIK
 Fokus :
1. Penyediaan Klinik/Ruang Laktasi.
2. Pendampingan konseling menyusui.
 Tantangan :
1. Penyediaan sarana, alat, dan bahan.
2. Penugasan tenaga konselor menyusui.
3. FASILITAS UMUM
 TERMINAL, BANDARA, SUPERMARKET,
PASAR TRADISIONAL
 Fokus :
1. Penyediaan Klinik/Ruang Laktasi.
2. Pendampingan konseling menyusui.
 Tantangan :
1. Penyediaan sarana, alat, dan bahan.
2. Penugasan tenaga konselor menyusui.
3. Advokasi stakeholder terkait.
4. Sosialisasi kepada masyarakat.
4. MASYARAKAT
 POSKESDES/PKD/POSYANDU/MASY
 Fokus :
1. Pendampingan Ibu Menyusui bagi
tercapainya ASI Eksklusif (Kawal ASI).
2. Pembentukan Kelompok Pendukung ASI
(KP-ASI).
 Tantangan :
1. Pelatihan motivator ASI, refreshing kader.
2. Pembinaan kelestarian kegiatan (KP-ASI).
DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH
TAHUN 2013
DASAR HUKUM
PASAL 129 AYAT (2)
UU NO. 36 TAHUN 2009 TENTANG KESEHATAN

PASAL 129
(1) Pemerintah bertanggung jawab
menetapkan kebijakan dalam rangka
menjamin hak bayi untuk mendapatkan
air susu ibu secara eksklusif
(2) Ketentuan lebih lanjut sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diatur dengan
Peraturan Pemerintah
MATERI POKOK
PENGATURAN DALAM
PP NOMOR 33 TAHUN 2012
a. menjamin pemenuhan hak Bayi untuk mendapatkan ASI
Eksklusif sejak dilahirkan sampai dengan berusia 6 (enam)
bulan dengan memperhatikan pertumbuhan dan
perkembangannya;
b. memberikan perlindungan kepada ibu dalam memberikan ASI
Eksklusif kepada bayinya; dan
c. meningkatkan peran dan dukungan Keluarga, masyarakat,
Pemerintah Daerah, dan Pemerintah terhadap pemberian ASI
Eksklusif.
(Pasal 2)
PENGERTIAN ASI EKSKLUSIF:

ASI eksklusif adalah ASI yang diberikan


kepada Bayi sejak dilahirkan selama 6 (enam)
bulan, tanpa menambahkan dan/atau mengganti
dengan makanan atau minuman lain.

(Pasal 2)
 Menetapkan kebijakan nasional
 Melakukan advokasi dan sosialisasi
 Memberikan pelatihan dan penyediaan tenaga konselor menyusui
pada fasyankes dan sarana umum
 Mengintegrasikan materi ASI Eksklusif pada kurikulum
pendidikan formal dan nonformal
 Pembinaan dan pengawasan
 Pengembangan IPTEK ASI Eksklusif
 Pengembangan kerjasama dengan pihak lain
 Menyediakan ketersediaan akses Informal dan edukasi

(Pasal 3)
TANGGUNG JAWAB
PEMERINTAH DAERAH PROVINSI

a. melaksanakan kebijakan nasional;


b. advokasi dan sosialisasi skala provinsi;
c. memberikan pelatihan teknis konseling menyusui skala
provinsi;
d. menyediakan tenaga konselor menyusui di fasyankes dan
tempat sarana umum lainnya skala provinsi;
e. Binwas & evaluasi skala provinsi;
f. menyelenggarakan, memanfaatkan, dan memantau Litbang
program pemberian ASI Eksklusif yg mendukung
perumusan kebijakan provinsi;
g. mengembangkan kerja sama dg pihak lain sesuai peraturan;
h. menyediakan ketersediaan akses informasi & edukasi skala
provinsi.
(Pasal 4)
TANGGUNG JAWAB
PEMERINTAH DAERAH KAB/KOTA

a. melaksanakan kebijakan nasional;


b. advokasi dan sosialisasi skala kab/kota;
c. memberikan pelatihan teknis konseling menyusui skala
kab/kota;
d. menyediakan tenaga konselor menyusui di fasyankes dan
tempat sarana umum lainnya skala kab/kota;
e. Binwas & evaluasi skala kab/kota;
f. menyelenggarakan Litbang program pemberian ASI
Eksklusif yg mendukung perumusan kebijakan kab/kota;
g. mengembangkan kerja sama dg pihak lain sesuai peraturan;
h. menyediakan ketersediaan akses informasi & edukasi skala
kab/kota.

(Pasal 5)
Materi Muatan (1)

 KEHARUSAN BAGI SETIAP IBU YANG


MELAHIRKAN UNTUK MEMBERIKAN ASI
EKSKLUSIF KEPADA BAYI YANG
DILAHIRKANNYA KECUALI DALAM HAL
TERDAPAT : (i) indikasi medis; (ii) ibu tidak
ada; (iii) ibu terpisah dari bayi.
 PENENTUAN INDIKASI MEDIS OLEH
DOKTER ATAU DALAM HAL DI DAERAH
TERTENTU YG TIDAK ADA DOKTER
MAKA OLEH BIDAN / PERAWAT SESUAI
KETENTUAN PERATURAN.
(Pasal 6, 7, dan 8)
Materi Muatan (2)

KEWAJIBAN BAGI NAKES DAN


PENYELENGGARA FASYANKES UNTUK
MELAKUKAN INISIASI MENYUSU DINI
(IMD) TERHADAP BAYI BARU LAHIR
KEPADA IBUNYA PALING SINGKAT
SELAMA 1 (SATU) JAM.
(Pasal 9)
Materi Muatan (3)

KEWAJIBAN BAGI NAKES DAN


PENYELENG GARA FASYANKES
UNTUK MENEMPATKAN IBU
DAN BAYI DALAM SATU
RUANGAN ATAU RAWAT
GABUNG.

(Pasal 10)
Materi Muatan (4)

 KEBOLEHAN BAGI PENDONOR ASI BILA IBU KANDUNG


TIDAK DAPAT MEMBERIKAN ASI EKSKLUSIF, dengan
persyaratan:
- DIMINTA IBU KANDUNG ATAU KELUARGA BAYI
YANG BERSANGKUTAN;
- JELAS IDENTITAS, AGAMA, DAN ALAMAT
PENDONOR;
- PERSETUJUAN PENDONOR SETELAH
MENGETAHUI IDENTITAS BAYI;
- PENDONOR SEHAT DAN TIDAK MEMPUNYAI INDIKASI
MEDIS;
- ASI TIDAK DIPERJUALBELIKAN;
- BERDASARKAN NORMA AGAMA;
- MEMPERTIMBANGKAN ASPEK SOSIAL BUDAYA,
MUTU, DAN KEAMANAN ASI

 KETENTUAN LEBIH LANJUT DIATUR DENGAN


PERMENKES
(Pasal 11)
Materi Muatan (5)

 KEHARUSAN BAGI IBU YANG


MELAHIRKAN UNTUK MENOLAK
PEMBERIAN SUSU FORMULA BAYI
DAN PRODUK BAYI LAINNYA.
 DALAM HAL IBU YANG
MELAHIRKAN MENINGGAL
KELUARGA BAYI YANG
DILAHIRKAN DAPAT MELAKUKAN
PENOLAKAN PEMBERIAN SUSU
FORMULA BAYI .
(Pasal 12)
Materi Muatan (6)

 KEWAJIBAN BAGI NAKES DAN PENYELENGGARA


FASYANKES UNTUK MEMBERIKAN INFORMASI DAN
EDUKASI ASI EKSKLUSIF KEPADA IBU DAN/ATAU ANGGOTA
KELUARGA BAYI YANG BERSANGKUTAN SEJAK
PEMERIKSAAN KEHAMILAN S/D PERIODE PEMBERIAN ASI
EKSKLUSIF SELESAI.

 KEBOLEHAN BAGI TENAGA TERLATIH (a.l. KONSELOR


MENYUSUI) UNTUK MEMBERIKAN INFORMASI DAN
EDUKASI ASI EKSKLUSIF.

(Pasal 13)
Materi Muatan (7)

 KEBOLEHAN MEMBERIKAN SUSU FORMULA BAYI JIKA


PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF TIDAK DIMUNGKINKAN ATAS
DASAR : (i) indikasi medis; (ii) ibu tidak ada; (iii) ibu terpisah
dari bayi.

 BILA KETENTUAN DIATAS TERPENUHI MAKA NAKES HARUS


MEMBERIKAN PERAGAAN DAN PENJELASAN KEPADA IBU
& KELUARGA YANG MEMERLUKAN TERHADAP
PENGGUNAAN DAN PENYAJIAN SUSU FORMULA BAYI

 Ketentuan lebih lanjut diatur dg Permenkes

(Pasal 15 & 16)


Materi Muatan (8)

LARANGAN BAGI SETIAP NAKES & PENYELENGGARA


FASYANKES MEMBERIKAN SUSU FORMULA BAYI DAN/ATAU
PRODUK BAYI LAINNYA YANG DAPAT MENGHAMBAT PROGRAM
PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF KECUALI JIKA PEMBERIAN ASI
EKSKLUSIF TIDAK DIMUNGKINKAN ATAS DASAR : (i) indikasi
medis; (ii) ibu tidak ada; (iii) ibu terpisah dari bayi.

(Pasal 17 & 18)


Materi Muatan (9)

LARANGAN BAGI SETIAP NAKES &


PENYELENGGARA FASYANKES MENERIMA
DAN/ATAU MEMPROMOSIKAN SUSU FORMULA
BAYI DAN/ATAU PRODUK BAYI LAINNYA YANG
DAPAT MENGHAMBAT PROGRAM PEMBERIAN
ASI EKSKLUSIF.

(Pasal 17 & 18)


Materi Muatan (10)

KEBOLEHAN BAGI FASYANKES MENERIMA BANTUAN


SUSU FORMULA BAYI DAN/ATAU PRODUK BAYI LAINNYA
UNTUK TUJUAN KEMANUSIAAN SEPANJANG TELAH
MENDAPATKAN PERSETUJUAN DARI KEPALA DINAS
KESEHATAN KAB/KOTA SETEMPAT.

(Pasal 18)
Materi Muatan (11)

LARANGAN BAGI FASYANKES MENYEDIAKAN


PELAYANAN KESEHATAN YANG DIBIAYAI OLEH
PRODUSEN/DISTRIBUTOR SUSU FORMULA
BAYI DAN/ATAU PRODUK BAYI LAINNYA.

(Pasal 18)
Materi Muatan (12)

 PEMBERIAN CONTOH PRODUK SECARA CUMA-CUMA;


 PENAWARAN / PENJUALAN LANGSUNG KE RUMAH-RUMAH;
 PEMBERIAN DISKON ATAU BONUS ATAS PEMBELIAN;
 PENGGUNAAN NAKES UNTUK MEMBERIKAN INFORMASI
TENTANG SUSU FORMULA BAYI;
 PENGIKLANAN SUSU FORMULA BAYI KECUALI PADA MEDIA
CETAK KHUSUS TTG KESEHATAN DENGAN IZIN MENTERI
SERTA MEMUAT KETERANGAN BAHWA SUSU FORMULA BAYI
BUKAN PENGGANTI ASI;
 PEMBERIAN HADIAH DAN/ATAU BANTUAN SELAIN untuk tujuan
membiayai kegiatan pelatihan, litbang, pertemuan ilmiah, dan/atau
kegiatan lain yg sejenis.
(Pasal 19, 20, & 25)
Materi Muatan (13)

LARANGAN BAGI SETIAP NAKES, PENYELENGGARA


FASYANKES, PENYELENGGARA SATUAN PENDIDIKAN
KESEHATAN, OP KESEHATAN & TERMASUK KELUARGANYA
MENERIMA HADIAH DAN/ATAU BANTUAN DARI
PRODUSEN/DISTRIBUTOR SUSU FORMULA BAYI DAN/ATAU
PRODUK BAYI LAINNYA YANG DAPAT MENGHAMBAT
KEBERHASILAN PROGRAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF
KECUALI HANYA UNTUK TUJUAN MEMBIAYAI KEGIATAN
PELATIHAN, LITBANG, PERTEMUAN ILMIAH, DAN/ATAU
KEGIATAN LAIN YG SEJENIS SERTA HARUS MEMENUHI
PERSYARATAN.
(Pasal 21)
Materi Muatan (14)

 DILAKUKAN SECARA TERBUKA;


 TIDAK MENGIKAT;
 HANYA MELALUI FASYANKES, SATUAN PENDIDIKAN
KESEHATAN, ORGANISASI PROFESI (OP) KESEHATAN;
 TIDAK MENAMPILKAN LOGO DAN NAMA PRODUK SUSU
FORMULA BAYI DAN/ATAU PRODUK BAYI LAINNYA PADA SAAT
DAN SELAMA KEGIATAN BERLANGSUNG
(Pasal 22)
Materi Muatan (15)

 NAKES, PENYELENGGARA FASYANKES, PENYELENGGARA SATUAN


PENDIDIKAN KESEHATAN, PENGURUS OP KESEHATAN YANG
MENERIMA BANTUAN DARI PRODUSEN/DISTRIBUTOR SUSU FORMULA
BAYI DAN/ATAU PRODUK BAYI LAINNYA WAJIB MEMBERIKAN
PERNYATAAN TERTULIS KEPADA MENTERI TERKAIT BAHWA BANTUAN
TERSEBUT TIDAK MENGIKAT DAN TIDAK MENGHAMBAT
KEBERHASILAN PROGRAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF.

 Selain Nakes, penerima bantuan wajib memberikan laporan


penerimaan bantuan paling lambat 3 bulan sejak bantuan diterima.

 Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah yang menerima bantuan


untuk biaya pelatihan, litbang, pertemuan ilmiah, dan/atau kegiatan
lainnya yang sejenis maka penggunaannya harus sesuai peraturan.
(Pasal 23, 24, 26, & 27)
Materi Muatan (16)

 Pengurus Tempat Kerja dan penyelenggara tempat


sarana umum harus menyediakan fasilitas khusus
untuk menyusui dan/atau memerah ASI sesuai dengan
kondisi kemampuan perusahaan.
 Ketentuan lebih lanjut diatur dg Permenkes.
(Pasal 30)
Materi Muatan (17)

 Pengurus Tempat Kerja dan penyelenggara


sarana umum wajib membuat peraturan yang
mendukung keberhasilan program pemberian
ASI Eksklusif

(Pasal 35 )
Materi Muatan (18)

“PENGURUS TEMPAT KERJA WAJIB MEMBERIKAN


KESEMPATAN KEPADA IBU YANG BEKERJA UNTUK
MEMBERIKAN ASI EKSKLUSIF KEPADA BAYI ATAU
MEMERAH ASI SELAMA WAKTU KERJA DI TEMPAT KERJA.”

(Pasal 34)
Materi Muatan (19)

Tenaga Kesehatan, penyelenggara fasilitas pelayanan


kesehatan, pengurus tempat kerja dan pengurus
tempat sarana umum yang melanggar ketentuan
sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah ini
dapat dikenakan Sanksi Administratif sesuai ketentuan
yang berlaku.

(Pasal 14, 29, & 36)


Materi Muatan (20)

 Masyarakat harus mendukung keberhasilan program


pemberian ASI Eksklusif baik secara perorangan,
kelompok, maupun organisasi
 Dukungan masyarakat dapat diberikan melalui :
- Pemberian sumabangan pemikiran
- Penyebarluasan informasi
- Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan pemberian ASI
Eksklusif
(Pasal 37)
Materi Muatan (21)

 Pendanaan program pemberian ASI Eksklusif


dapat bersumber dari :
- APBN;
- APBD;
- SUMBER LAIN YG SAH SESUAI PERATURAN

(Pasal 38)
Materi Muatan (22)

 Menteri, menteri terkait, kepala lembaga pemerintah non


kementerian, gubernur, dan bupati/walikota, melakukan pengawasan
pelaksanaan program pemberian ASI Ekslklusif sesuai tugas, fungsi
dan kewenangan masing-masing dengan mengikutsertakan
masyarakat.

 Pemb inaan ditujukan untuk :

- meningkatkan peran SDMK, Fasyankes, satuan pendidikan;


- meningkatkan peran & dukungan keluarga dan masyarakat;
- meningkatkan peran & dukungan pengurus tempat kerja
dan penyelenggara sarana umum;
untuk keberhasilan program pemberian ASI Eksklusif

(Pasal 39 & 40)


Materi Muatan (23)

 Pengawasan terhadap produsen atau distributor Susu


Formula Bayi yang melakukan kegiatan pengiklanan
yang dimuat dalam media masa cetak atau elektronik,
media luar ruang dilaksanakan oleh Kepala Badan POM

 Ketentuan pengawasan lebih lanjut diatur oleh Kepala


Badan POM

(Pasal 40)
Materi Muatan (24)

“Pada saat Peraturan Pemerintah ini mulai


berlaku, Pengurus Tempat Kerja dan/atau
penyelenggara tempat sarana umum, wajib
menyesuaikan dengan ketentuan Peraturan
Pemerintah ini paling lama 1 (satu) tahun.”

(Pasal 41)
Materi Muatan
(25)

“Pada saat Peraturan Pemerintah ini mulai


berlaku, semua ketentuan yang mengatur
tentang pemberian ASI Eksklusif dinyatakan
masih berlaku sepanjang tidak bertentangan
dengan ketentuan dalam Peraturan
Pemerintah ini.”

(Pasal 42)
Surat Keputusan Bersama

 Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan


No 48/Men PP/ 12/ 2008
 Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Per
27/ Men/ 12/ 2008
 Menteri Kesehatan 1177/ MenKesPB/ 12/
2008

Tentang Peningkatan Pemberian ASI selama


waktu kerja di tempat kerja
1) Setiap bayi berhak mendapatkan air susu
ibu eksklusif sejak dilahirkan selama 6
(enam) bulan, kecuali atas indikasi medis.
2) Selama pemberian air susu ibu, pihak
keluarga, Pemerintah, pemerintah daerah,
dan masyarakat harus mendukung ibu bayi
secara penuh dengan penyediaan waktu dan
fasilitas khusus.
3) Penyediaan fasilitas khusus sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) diadakan di tempat
kerja dan tempat sarana umum.
Setiap orang yang dengan sengaja
menghalangi program pemberian air susu
ibu eksklusif sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 128 ayat (2) dipidana penjara
paling lama 1 (satu) tahun dan denda
paling banyak Rp100.000.000,00 (seratus
juta rupiah)
1) Dalam hal tindak pidana sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 190 ayat (1), Pasal 191, Pasal 192, Pasal
196 , Pasal 197, Pasal 198, Pasal 199, dan Pasal 200
dilakukan oleh korporasi, selain pidana penjara dan
denda terhadap pengurusnya, pidana yang dapat
dijatuhkan terhadap korporasi berupa pidana denda
dengan pemberatan 3 (tiga) kali dari pidana denda
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 190 ayat (1), Pasal
191, Pasal 192, Pasal 196 , Pasal 197, Pasal 198, Pasal
199, dan Pasal 200.
2) Selain pidana denda sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), korporasi dapat dijatuhi pidana tambahan berupa:
a. pencabutan izin usaha; dan/atau
b. pencabutan status badan hukum.
Peralatan & Operasional
1. Lemari locker alat-alat konseling
dengan bagian atasnya tempat
mengganti baju/popok bayi
2. Kursi sofa (1 set)
3. Ranjang bayi
4. Wastafel + keran air + tempat
sabun
5. Meja tulis ( 1 buah dan kursi 3
buah)
6. Sekat ruangan memerah ASI
berbahan besi
7. Buku catatan dan pendaftaran
besar (2 buah) dan ATK
8. Bahan KIE (IMD Poster ASI dan
Photo-photo ASI Leaflet, Booklet)
9. Tenaga Terlatih (Konselor
Menyusui)
Peralatan & Operasional
1 Lemari es

2 Meja tempat mengganti baju/popok


bayi
3 Wastafel + keran air + tempat sabun

4 Meja tulis ( 1 buah dan kursi 5 buah)

5 Sekat ruangan memerah ASI


berbahan besi
6 Buku catatan menyusui dan ATK

7 Bahan KIE (IMD Poster ASI dan


Photo-photo ASI Leaflet, Booklet)
8 Rak buku + leaflet + tempat majalah
dan koran
9 Konselor Menyusui/Tenaga terlatih
Peralatan & Operasional
1 Dipan tempat mengganti
baju/popok bayi
2 Wastafel + keran air + tempat
sabun
3 Sekat ruangan memerah ASI
berbahan besi
4 Buku catatan menyusui dan ATK

5 Bahan KIE (IMD Poster ASI dan


Photo-photo ASI Leaflet, Booklet)
6 Konselor Menyusui/Tenaga
terlatih
Peralatan & Operasional
1 Meja tempat mengganti
baju/popok bayi
2 Wastafel + keran air + tempat
sabun Kursi tempat menyusui
3 Sekat ruangan memerah ASI
berbahan besi
4 Buku catatan menyusui dan ATK

5 Bahan KIE (IMD Poster ASI dan


Photo-photo ASI Leaflet, Booklet)
6 Konselor Menyusui/Tenaga
terlatih
Tempat Suhu Lama Penyimpanan
penyimpanan
Dalam Ruangan 19 oC – 26 oC 6 – 8 jam ruang ber AC
(ASIP segar) dan 4 jam ruang non
AC
Dalam Ruangan 4 jam
(ASIP beku yang
sdh dicairkan
Referigerator < 4 oC 2 – 3 hari
Freezeer ( lemari 0 oC - - 18 oC 2 Minggu
es 1 pintu)
Frezer ( lemari es - 18 oC - -20 3 – 4 bulan
dua pintu oC

Deep Freezer < -20 oC 6 – 12 Bulan


MANUAL ELEKTRIK
1. Sarana Pelayanan Kesehatan (SPK) mempunyai
kebijakan Peningkatan Pemberian ASI (PP-ASI) tertulis
yg secara rutin dikomunikasikan kepada semua petugas.
2. Melakukan pelatihan bagi petugas dalam hal
pengetahuan & ketrampilan untuk menerapkan
kebijakan tersebut.
3. Menjelaskan kepada semua ibu hamil tentang manfaat
menyusui & penatalaksanaannya dimulai sejak masa
kehamilan, masa bayi lahir sampai umur 2 tahun,
termasuk cara mengatasi kesulitan menyusui
4. Membantu ibu mulai menyusui bayinya dalam 30 menit
setelah melahirkan, yang dilakukan diruang bersalin.
Apabila ibu mendapat operasi caesar, bayi disusui
setelah 30 menit ibu sadar
75
lanjutan......
5. Membantu ibu bagaimana cara menyusui yang benar &
cara mempertahankan menyusui meski ibu dipisah dari
bayi atas indikasi medis
6. Tidak memberikan makanan atau minuman apapun
selain ASI kepada bayi baru lahir
7. Melaksanakan rawat gabung dengan mengupayakan
ibu bersama bayi 24 jam sehari
8. Membantu ibu menyusui semua bayi semau bayi, tanpa
pembatasan terhadap lama & frekuensi menyusui
9. Tidak memberikan dot atau kempeng kepada bayi yg
diberi ASI
10. Mengupayakan terbentuknya Kelompok Pendukung
ASI (KP-ASI) & rujuk ibu kpd kelompok tersebut ketika
pulang dari RS/Rumah Bersalin/Sarana Pelayanan
76
Kesehatan

You might also like