You are on page 1of 41

Laporan Kasus

EPISTAKSIS ANTERIOR CAVUM NASI SINISTRA E.C SUSP


ANGIOFIBROMA

Disusun Oleh :
Anusha G Perkas, S. Ked
Evlin Kohar, S. Ked
Moganashini Ravi, S. Ked

Pembimbing :
Dr. Yoan Levia Magdi, Sp.T.H.T.K.L.,FICS
Pendahuluan
 Epistaksis adalah perdarahan yang berasal dari hidung dan dapat
timbul spontan tanpa dapat ditelusuri sebabnya
 Bukan suatu penyakit melainkan tanda atau gejala
 Biasanya ringan dan dapat berhenti sendiri
 Dapat terjadi secara berat dan merupakan masalah kedaruratan
medis

Lokal
Penyebab
Sistemik
Kekerapan
 Diperkirakan 60% dari populasi memiliki minimal satu episode
epistaksis dalam hidup mereka, 6% akan mencari perhatian medis
 55% laki-laki dan 45% perempuan
 Herkner dkk melaporkan dari 213 orang pasien yang datang ke unit
gawat darurat dengan epistaksis, ditemukan 33 orang pasien
(15,5%) dengan peningkatan tekanan darah
Anatomi

Pembuluh darah di daerah septum Pembuluh darah di dinding lateral


nasi hidung
Etiologi
 Lokal  Sistemik
 Trauma  Hipertensi
 Iritasi mukosa
 Kelainan darah
 Obat
 Kelainan pembuluh darah
 Kelainan septum
 Penyakit kardiovaskuler
 Peradangan
 Tumor
 Kelainan kongenital
 Kelainan anatomi  Infeksi sistemik
 Kelainan pembuluh darah  Perubahan tekanan atmosfir
 Infeksi lokal  Kelainan hormonal
 Benda asing  Idiopatik
 Pengaruh lingkungan
Epistaksis et causa Hipertensi
 Hipertensi  remodelling vaskuler
 Remodelling vaskuler adalah suatu proses adaptif sebagai respon terhadap
perubahan kronik pada kondisi hemodinamik atau faktor hormonal
 Pada hipertensi terjadi perubahan struktur pembuluh darah:
 Pelebaran pembuluh darah
 Hilangnya sel atau proteolisis matriks pembuluh darah
 Pengurangan massa dan ukuran pembuluh darah
 Mikrosirkulasi yang jarang atau hilangnya area kapiler
 Arsitektur dinding pembuluh darah juga berubah yang meliputi trombosis, migrasi dan
proliferasi sel - sel vaskuler, produksi matriks dan infiltrasi sel - sel inflamasi
 Menurut Herkner dkk, ada dua hipotesis yang menerangkan
kenapa epistaksis dapat terjadi pada pasien-pasien
dengan hipertensi.

 Hipertensi lama  kerusakan pembuluh darah kronis 


kenaikan tekanan darah  berisiko terjadi epistaksis
 Pasien hipertensi  cenderung mengalami perdarahan
berulang pada bagian hidung

 Herkner mendapatkan dari 213 orang pasien yang datang


ke unit gawat darurat dengan epistaksis, mempunyai
tekanan darah sistolik 161 (157-165) mmHg dan tekanan
darah diastolik 84 (82-86) mmHg serta pada hipertensi
stadium 3 (≥180/≥110 mmHg).
Diagnosis
 Rinoskopi anterior
 Rinoskopi posterior
 Pengukuran tekanan darah
 Rontgen sinus dan CT-Scan atau MRI
 Endoskopi hidung
Rinoskopi Anterior
Tatalaksana

 Tujuan Penatalaksanaan :
Menghentikan perdarahan
Mencegah komplikasi
Mencari etiologi
 Tergantung Keadaan dan penyebab
 Atasi keadaan akut : syok dan perdarahan hebat
 segera pasang infus
 Pemeriksaan dilakukan pasien dalam posisi
 duduk jika memungkinkan
 Pencet cuping hidung

 Kaustik kimia (AgNO3


20-30%) atau listrik
 Tampon Anterior

 Tampon Posterior (Bellocg)

 Balon kateter Foley


 Ligasi Arteri
Komplikasi

 Akibat pemasangan tampon  Akibat perdarahan hebat:  Akibat pemasangan tampon


anterior: posterior:
– Syok dan anemia
 Sinusitis  Otitis media
– Iskemia otak  Haemotympanum
 Air mata yang berdarah (bloody
tears) – Insufisiensi koroner dan  Laserasi palatum mole dan sudut
 Septikemia. infark miokard bibit
– Kematian
Prognosis
 90% epistaksis anterior dapat berhenti sendiri
 Pada pasien hipertensi dengan/tanpa arteriosklerosis, biasanya
perdarahan hebat, sering kambuh dan prognosisnya buruk.
LAPORAN KASUS
Identitas Pasien

 Nama : Tn. YG
 Umur : 60 Tahun
 Jenis Kelamin : Laki-laki
 Alamat : Dusun I Purnajaya,
Indralaya, Ogan Ilir.
 Pekerjaan : Wiraswasta
 Pendidikan : SMA
 Agama : Islam
 RM : 945886
Anamnesis
 Keluhan Utama : Darah keluar dari kedua hidung
 Keluhan Tambahan :-
Riwayat Perjalanan Penyakit
± 2 hari sebelum masuk rumah sakit pasien mengeluh keluar darah dari
kedua lubang hidung. Darah tidak berhenti menetes walaupun telah dilakukan
penekanan pada hidung. Pasien juga merasa darah mengalir ke mulut jika dalam
posisi berbaring. Menurut keluarga pasien, darah yang keluar cukup banyak sekitar
2 gelas belimbing. Pasien tidak merasa lemas, pusing (-), mata berkunang-kunang (-
), mual (-), nyeri pada hidung (-). Nyeri pada telinga (-), rasa penuh pada telinga (-
), keluar cairan dari telinga (-), telinga berdenging (-), demam (-), penderita tidak
mengalami kesulitan dalam menelan makanan (padat/lunak) dan minum, suara
serak (-), sesak nafas (-).
Pasien berobat ke dokter umum, dikatakan terjadi pecah pembuluh darah
hidung karena darah tinggi. Pasien diberi obat Amlodipin 1x 5 mg, dan tidak
dipasang tampon. Perdarahan tidak berhenti. Pasien kemudian berobat ke IGD
RSMH.
Riwayat Penyakit Dahulu, Penyakit Keluarga, dan
Kebiasaan
 Riwayat darah tinggi : Ada, sejak 10 tahun lalu, tidak rutin
kontrol dan minum obat.
 Riwayat hipertensi : ada, pada ayah dan kakak pasien
 Riwayat stroke : ada, pada ayah dan kakak pasien
 Pasien mengaku suka mengonsumsi makanan yang terasa asin.
Pemeriksaan
 Status Generalis
 Keadaan Umum : tampak sakit sedang

 Kesadaran : compos mentis


 Gizi : baik
 Tekanan Darah : 200/120 mmHg

 Nadi : 80 kali/menit
 Pernafasan : 20 kali/menit
 Suhu : 36.5 º C
Pemeriksaan khusus
 Jantung : bunyi jantung I-II normal, murmur (-), gallop (-)
 Paru-paru : vesikuler (+) normal, wheezing (-), rhonki (-)
 Abdomen : datar, lemas, hepar dan lien tidak teraba, nyeri tekan (-)
 Ekstremitas : akral pucat (-), edem pretibial (-)
Pemeriksaan Hidung
(Spekulum anterior)

 Kavum nasi dekstra: Lapang, sekret (-),


perdarahan dari hidung (+), konka inferior
belum dapat dinilai, Clotting (+), deviasi
septum (-).

- Kavum nasi sinistra: Lapang, sekret (-),


perdarahan dari hidung (+), konka inferior
belum dapat dinilai, Clotting (+), deviasi
septum (-).
II.Hidung Luar Kanan Kiri
-Dorsum nasi normal normal
-Akar hidung normal normal
-Puncak Hidung normal normal
-Sisi hidung normal normal
-Ala nasi normal normal
-Deformitas - -
-Hematoma - -
-Pembengkakan - -
-Krepitasi - -
-Hiperemis - -
-Erosi kulit - -
-Vulnus - -
-Ulkus - -
-Tumor - -
-Duktus nasolakrimalis (tersumbat/tidak tersumbat) tidak tersumbat tidak tersumbat

III.Hidung Dalam Kanan Kiri


1. Rinoskopi Anterior
a.Vestibulum nasi
-Sikatrik - -
-Stenosis - -
-Atresia - -
-Furunkel - -
-Krusta - -
-Sekret (serous/seromukus/mukopus/pus) - -

b.Kolumela
-Utuh/tidak utuh utuh utuh
-Sikatrik - -
-Ulkus - -
c. Kavum nasi
-Luasnya (lapang/cukup/sempit) cukup cukup
-Sekret (serous/seromukus/mukopus/pus) - -
Perdarahan (+) -Krusta - -
Clotting (+) -Bekuan darah + +
-Perdarahan + +
-Benda asing - -
-Rinolit - -
-Polip - -
-Tumor - -

d. Konka Inferior
-Mukosa (erutopi/ hipertropi/atropi) Belum Belum
(basah/kering) dapat dapat
(licin/tak licin) dinilai dinilai
-Warna (merah muda/hiperemis/pucat/livide)
-Tumor
- -
e. Konka media
-Mukosa (erutopi/ hipertropi/atropi) Belum Belum
(basah/kering) dapat dapat
(licin/tak licin) dinilai dinilai
-Warna (merah muda/hiperemis/pucat/livide)
-Tumor - -
f.Konka superior
-Mukosa (erutopi/ hipertropi/atropi) sulit dinilai sulit dinilai
(basah/kering)
(licin/tak licin)
-Warna (merah muda/hiperemis/pucat/livide)
-Tumor
g. Meatus Medius
-Lapang/ sempit Belum dapat dinilai Belum dapat dinilai
-Sekret (serous/seromukus/mukopus/pus) - -
-Polip - -
-Tumor
h. Meatus inferior
-Lapang/ sempit Belum dapat dinilai Belum dapat dinilai
-Sekret (serous/seromukus/mukopus/pus) - -
-Polip - -
-Tumor
i. Septum Nasi
-Mukosa (eutropi/ hipertropi/atropi) eutropi Eutropi
(basah/kering) Basah Basah
(licin/tak licin) Licin Licin
-Warna (merah muda/hiperemis/pucat/livide) Merah muda Merah muda
-Tumor - -
-Deviasi (ringan/sedang/berat) - -
(kanan/kiri)
(superior/inferior)
(anterior/posterior)
(bentuk C/bentuk S)
-Krista - -
-Spina - -
-Abses - -
-Hematoma - -
-Perforasi - -
-Erosi septum anterior - -
2.Rinoskopi Posterior Kanan Kiri
-Postnasal drip - -
-Mukosa (licin/tak licin) Licin Licin
(merah muda/hiperemis) Merah muda Merah muda
-Adenoid - -
-Tumor - -
-Koana (sempit/lapang) Lapang Lapang
Gambar Hidung Bagian Posterior -Fossa Russenmullery (tumor/tidak) - -
-Torus tobarius (licin/tak licin) Licin Licin
-Muara tuba (tertutup/terbuka) Terbuka Terbuka
(sekret/tidak) - -

IV.Pemeriksaan Sinus Paranasal Kanan Kiri


-Nyeri tekan/ketok
-infraorbitalis - -
-frontalis - -
-kantus medialis - -
-Pembengkakan - -
-Transiluminasi - -
-regio infraorbitalis - -
-regio palatum durum - -

I.Tes Fungsi Hidung Kanan Kiri


-Tes aliran udara Cukup Cukup
-Tes penciuman Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Teh
Kopi
Tembakau
Pemeriksaan Telinga

 AD = CAE lapang, sekret (-), serumen (-), membran


timpani intak, Reflek cahaya (+) Normal

 AS = CAE lapang, sekret (-), serumen (-), membran


timpani intak, Reflek cahaya (+) Normal
I. Telinga Luar Kanan Kiri
Regio Retroaurikula
Status Lokalis -Abses - -
Telinga -Sikatrik - -
-Pembengkakan - -
-Fistula - -
-Jaringan granulasi - -

Regio Zigomatikus - -
-Kista Brankial Klep - -
-Fistula - -
-Lobulus Aksesorius

Aurikula - -
-Mikrotia - -
-Efusi perikondrium - -
-Keloid - -
-Nyeri tarik aurikula - -
-Nyeri tekan tragus - -

Meatus Akustikus Eksternus


-Lapang/sempit Lapang Lapang
-Oedema - -
-Hiperemis - -
-Pembengkakan - -
-Erosi - -
-Krusta - -
-Sekret (serous/seromukus/mukopus/pus) - -
-Perdarahan - -
-Bekuan darah - -
-Cerumen plug - -
-Epithelial plug - -
-Jaringan granulasi - -
-Debris - -
-Banda asing - -
-Sagging - -
-Exostosis - -
II.Membran Timpani
-Warna putih putih
(putih/suram/hiperemis/hematoma) bulat bulat
-Bentuk (oval/bulat) normal normal
-Pembuluh darah + (5) + (7)
-Refleks cahaya - -
Gambar Membran Timpani -Retraksi - -
-Bulging - -
-Bulla - -
-Ruptur - -
-Perforasi
(sentral/perifer/marginal/attic) - -
(kecil/besar/ subtotal/ - -
total) normal normal
-Pulsasi - -
-Sekret (serous/ seromukus/ - -
mukopus/ pus) - -
-Tulang pendengaran
-Kolesteatoma
-Polip
-Jaringan granulasi
III. Tes Khusus Kanan Kiri
1.Tes Garpu Tala
Tes Rinne + +
Tes Weber Tidak ada Tidak ada
Lateralisasi Lateralisasi
Tes Scwabach Sama dengan Sama dengan
Pemeriksa Pemeriksa

2.Tes Audiometri Tidak Tidak


dilakukan dilakukan

3.Tes Fungsi Tuba Kanan Kiri


-Tes Valsava Tidak Tidak
-Tes Toynbee
4.Tes Kalori
dilakukan
Kanan
dilakukan
Kiri
-Tes Kobrak Tidak Tidak dilakukan
Tidak
dilakukan Tidak
dilakukan dilakukan
Tenggorok

I.Rongga Mulut Kanan Kiri


-Lidah (hiperemis/udem/ulkus/fissura) normal normal
(mikroglosia/makroglosia)
(leukoplakia/gumma)
(papilloma/kista/ulkus)
-Gusi (hiperemis/udem/ulkus) normal normal
-Bukal (hiperemis/udem) normal normal
(vesikel/ulkus/mukokel)
-Palatum durum (utuh/terbelah/fistel) normal normal
(hiperemis/ulkus)
(pembengkakan/abses/tumor)
(rata/tonus palatinus)
-Kelenjar ludah (pembengkakan/litiasis) normal normal
(striktur/ranula)
-Gigi geligi (mikrodontia/makrodontia) normal normal
(anodontia/supernumeri)
(kalkulus/karies)
II.Faring Kanan Kiri
-Palatum molle normal normal
(hiperemis/udem/asimetris/ulkus)
-Uvula (udem/asimetris/bifida/elongating) simetris simetris
-Pilar anterior (hiperemis/udem/perlengketan)
(pembengkakan/ulkus) normal normal
-Pilar posterior
(hiperemis/udem/perlengketan)
(pembengkakan/ulkus) normal normal
-Dinding belakang faring (hiperemis/udem)
(granuler/ulkus)
(sekret/membran) normal normal
-Lateral band (menebal/tidak)
-Tonsil Palatina
(derajat pembesaran) tidak tidak
(permukaan rata/tidak)
(konsistensi kenyal/tidak) T1 T1
(lekat/tidak) rata rata
(kripta lebar/tidak) kenyal kenyal
(dentritus/membran) tidak lekat tidak lekat
(hiperemis/udem) tidak lebar tidak lebar
(ulkus/tumor) dentritus (-) dentritus (-)
- -
- -
III.Laring Kanan Kiri
1.Laringoskopi tidak langsung (indirect)
-Dasar lidah (tumor/kista)
-Tonsila lingualis (eutropi/hipertropi)
normal normal
-Valekula (benda asing/tumor)
eutropi eutropi
-Fosa piriformis (benda asing/tumor)
- -
-Epiglotis
- -
Gambar laring (laringoskopi tidak langsung) (hiperemis/udem/ulkus/membran)
normal normal
-Aritenoid
(hiperemis/udem/ulkus/membran)
normal normal
-Pita suara (hiperemis/udem/menebal)
(nodus/polip/tumor)
normal normal
(gerak simetris/asimetris)
-Pita suara palsu (hiperemis/udem)
-Rima glottis (lapang/sempit)
normal normal
-Trakea
normal normal
normal normal

2.Laringoskopi langsung (direct) Tidak Tidak


dilakukan dilakukan
Pemeriksaan Penunjang
 Pemeriksaan Laboratorium
 Darah rutin (2 April 2016)
Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Interpretasi
HEMATOLOGI
Hemoglobin (Hb) 12,2 g/dL 13,48-17,40 g/dL Rendah
Eritrosit (RBC) 5,34 103/mm3 4,40-6,30 103/mm3 Normal
Leukosit (WBC) 7,2 103/mm3 4,73-10,89 103/mm3 Normal
Hematokrit 39 % 41-51 % Rendah
Trombosit (PLT) 263 103/µL 170-396 103/µL Normal
HITUNG JENIS LEUKOSIT

Basofil 0% 0-1 % Normal


Eosinofil 3% 1-6 % Normal
Netrofil 55 % 50-70 % Normal
Limfosit 33 % 20-40 % Normal
Monosit 9% 2-8 % Tinggi
FAAL HEMOSTASIS
Waktu Perdarahan 1 menit 1-3 menit Normal
Waktu Pembekuan 10 menit 9-15 menit Normal
KIMIA KLINIK
HATI Normal
AST/ SGOT 18 U/L 0-38 U/L Normal
ALT/ SGPT 9 U/L 0-41 U/L Normal
METABOLISME KARBOHIDRAT

Glukosa Sewaktu 125 mg/dl <200 mg/dl Normal


GINJAL
Ureum 29 mg/dl 16,6-48,5 mg/dl Normal
Kreatinin 1,02 mg/dl 0,50-0,90 mg/dl Tinggi
ELEKTROLIT
Natrium (Na) 140 mEq/L 135-155 mEq/L Normal
Pemeriksaan Radiologi
Rontgen thorak PA
Kesan : Paru dan jantung
dalam batas normal
Diagnosa Kerja
Epistaksis Anterior Cavum Nasi Dekstra Et Sinistra Et Causa
Hipertensi Stage II
Penatalaksanaan
 Non medikamentosa  Medikamentosa
 Menjelaskan kepada penderita  Pemasangan tampon anterior
dan keluarga bahwa penyakit ini
kemungkinan disebabkan pecahnya  IVFD RL gtt XX/menit
pembuluh darah hidung akibat  Asam Tranexamat 3x 500 mg (IV)
darah tinggi.
 Ceftriaxone 2 x 1 gram (IV)
 Istirahat, posisi duduk, setengah
duduk atau kepala ditinggikan.  Konsul PDL
 Diet bubur Anti hipertensi :
 Diet rendah garam Captopril 3 x 25 mg per oral
 Minum obat secara teratur dan Nifedipin 1 x 10 mg per oral
rutin kontrol ke dokter
Pemasangan tampon anterior
pada pasien
Pemeriksaan Anjuran
 Endoskopi hidung
 Pemeriksaan foto hidung, sinus paranasal, dan nasofaring.
Prognosis
 Quo ad Vitam : bonam
 Quo ad Funtionam : bonam
 Quo ad sanationam : dubia ad bonam
Follow Up ( 3 April 2016)
S : Tidak ada, perdarahan (-)
O: Terpasang tampon anterior
TD = 170/100 mmHg
Nadi = 80 x/menit
RR = 20x/menit
T = 36,5 C
A: Epistaksis Anterior Cavum Nasi Dekstra Et Sinistra Et Causa
Hipertensi Stage II
P: IVFD RL gtt XX/menit
Asam Tranexamat 3x 500 mg (IV)
Ceftriaxone 2 x 1 gram (IV)
TERIMA KASIH

You might also like