Professional Documents
Culture Documents
Dadang Gusyana
Regional Agronomist SEA and Sales Support
Agricultural – Rio Tinto Minerals
KESEIMBANGAN HARA
Unsur hara N, P, K bila dipakai secara tepat, akan mampu
mengendalikan, mengimbangi, mendukung dan mengisi satu-
sama-lain, serta berpengaruh baik thd unsur hara lainnya.
Unsur hara pupuk yg diberikan seyogyanya merupakan
tambahan bagi unsur yg sudah ada dalam tanah, sehingga
keseimbangan hara tanah dapat menunjang pertumbuhan
tanaman yg baik.
AMONIA Penggunaannya:
1. Dg menggunakan tekanan tinggi dapat dicairkan menjadi amonia
NH3 cair
2. Dapat dilarutkan dlm air menjadi NH4OH
3. Gas amonia dipakai untuk pembuatan pupuk lain
UREA
Reaksi pembuatannya:
Superfosfat biasa
( 20% P2O5)
Superfosfat NH4H2PO4
amoniat CaHPO4
Ca3(PO4)2 16-18 (3-4%N) 7-8
(NH4)2SO4
Batuan fosfat
Bahan dasar pupuk kalium adalah hasil
PUPUK tambang garam kalium (klorida dan
KALIUM sulfat) yang terdapat di Jerman, Perancis
dan USA.
Sumber: www.smart-
fertilizer.com/tips-and-info
Careful adjustment of fertilizer application to plant needs and
timing for maximum growth benefit.
www.kalkaskacounty.net/planninge...0020.asp
Fertilizer application in this manner is called "banding," as opposed to
"broadcasting" over entire field.
Sumber: cals.arizona.edu/extension/susta...sic.html
FERTILIZER PLACEMENT
Potassium fertilizers have
been recently used as much
as nitrogen and phosphorus
fertilizers and therefore much
research work has been done
concerning their placement.
Placement of potassium
fertilizer with the seed has
appeared to be the most
effective method of
application provided the rate
of application is not greater
than the seed can tolerate.
Sumber:
159.226.205.16/curriculum/3w
/02/...dex.html
Recommended fertilizer application for transplanted Japonica rice
with growth duration of 150−155 days.
Sumber: www.irri.org/irrc/SSNM/country%2...rice.htm
Site-Specific Nutrient Management (SSNM)
for Manual Transplanted Rice in Jiangsu Province, China
Level of Management:
Current Good Superior
Usahatani kedelai
RETURNS PER RUPIAH SPENT ON FERTILIZER.
20 20 7.25
40 20 5.75
60 20 5.00
80 20 3.87
100 20 2.38
120 20 1.63
140 20 0.88
160 20 0.50
180 20 0.12
200 20 -0.62
PROFIT per LAND-AREA.
Petani umumnya akan berupaya melakukan pemupukan untuk
mencapai keuntungan (profit) yang setinggi-tingginya per
hektar lahannya.
Hasil per ha
HA
HB Lokasi A
Lokasi B
HE
Lokasi E
HC
Lokasi C
HD Lokasi D
N
Dosis pupuk N
Respon tanaman terhadap pemupukan dipengaruhi oleh kesuburan tanah.
HK
HM
Tanah miskin P dan K
N
Dosis pupuk N
Profit PK
profit difference
PM
Hasil tanaman
HG good weather
HD
dry weather
N
Dosis pupuk
Price of fertilizer vs. Value of crop
Hasil tanaman per ha
C
garis biaya pupuk
Y
C
EKONOMI PEMUPUKAN.
Hasil tanaman yang lebih tinggi akan menyediakan peluang yang lebih
besar untuk mencapai maximum net-profit per luasan lahan dan
memperkecil biaya produksi per satuan hasil.
Kesuburan tanah yang baik menjadi faktor utama untuk mendapatkan hasil
yang tinggi.
Biaya tetap dalam usahatani adalah biaya yang dikeluarkan oleh petani,
tidak tergantung pada besarnya hasil tanaman. Dengan demikian praktek
usahatani yang meningkatkan hasil tanaman biasanya akan memperendah
biaya produksi per satuan hasil
.
Kurva respon hasil tanaman terhadap pemupukan biasanya mengikuti The
Law of Diminishing Return (Kurva Asimtotis).
Pendapatan per biaya produksi akan semakin menurun, hal ini menjadi
pertimbangan utama bagi petani yang modal kerjanya terbatas.
Petani yang progresif biasanya menyadari bahwa profit per hektar lahan
lebih penting daripada penghasilan per satuan biaya produksi
The initial work (Bear, et al., 1945) was done with alfalfa on one New
Jersey soil having uniform amounts of exchangeable magnesium and
hydrogen and variable amounts of exchangeable potassium and
calcium.
From this study, a “best ratio” for the cation composition of the cation
exchange capacity (CEC) was proposed — 65 percent calcium, 10
percent magnesium, 5 percent potassium, and 20 percent hydrogen.
Later work by Graham in Missouri (1959) suggested that the percentages of
calcium, magnesium and potassium be 75, 10 and 2.5, but could vary around
these values.
The saturation ranges were: 65-85 percent calcium, 6-12 percent magnesium,
and 1-5 percent potassium. There is general agreement that variation of the
cation composition in these ranges will not likely affect yield appreciably.