You are on page 1of 42

INVAGINASI

LAPORAN KASUS

Theresia Aquila Yuliana


030 11 286

Pembimbing
dr Harinto Hardjowigeno, Sp.B
LAPORAN KASUS
ANAMNESIS (ALLOANAMNESIS)

Identitas
Nama : An. S
TTL : Jakarta, 18 Mei 2016 ( Usia : 8 Bulan )
Jenis Kelamin : Laki – laki
Alamat : Kampung Sawah
Agama : Islam
No. RM : 01072797
Tanggal Masuk : 26 Desember 2016 / Pukul. 01.22 WIB
KELUHAN UTAMA

Perut membesar sejak 1 hari


yang lalu
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

Os datang diantar oleh orang tuanya ke IGD RSUD Budhi


Asih pada bulan Desember 2016. Dari alloanamnesis
didapatkan keluhan perut yang membesar sejak 1 hari
sebelum masuk Rumah Sakit. Orang tua OS mengatakan
bahwa terdapat mual, muntah lebih dari 3 kali sehari
muntah berisi makanan yang dimakan,terkadang
lebih rewel, terdapat demam tinggi. Kesulitan BAB
sejak sehari sebelumnya, tetapi setelah diberikan
microlax, feses keluar berwarna merah kecoklatan
dan cair, BAK dalam batas normal
Riwayat Penyakit Dahulu :
Orang tua Os menyangkal adanya riwayat kejang demam dan menyangkal
adanya riwayat susah BAB sejak lahir

Riwayat Penggunaan Obat :


 Microlax

Riwayat Kehamilan, Kelahiran, dan Tumbuh Kembang :


Pasien merupakan anak satu – satunya, pasien lahir spontan , cukup bulan
dan dibantu bidan dengan berat lahir 3000 gram, panjang badan 49 cm,
riwayat tumbuh kembang kesan baik
PEMERIKSAAN FISIK

Status Generalis  Kepala : tidak ada deformitas, ubun –


ubun besar cekung
Keadaan Umum : kesadaran compos
 Mata : palpebral cekung, konjungtiva
mentis, tampak sakit sedang, kesan gizi
anemis (-/-), sklera ikterik(- /-)
cukup (berat badan 8 kg)
 Hidung : simetris, deformitas (-)
 Telinga : normotia, sekret (-/-)
Tanda Vital :
 Mulut : simetris, lembab (+) , sianosis (-)
Frekuensi Nadi  140x/menit, teratur,
 Leher : KGB tidak teraba pembesaran
isi cukup
 Paru : sonor, vesikuler, rhonki (-/-),
Suhu  39˚C
wheezing (-/-)
Frekuensi nafas  40 x/menit  Jantung : BJ I – II Normal,murmur (-),
gallop (-)
Abdomen :  Ekstremitas : akral hangat, perfusi
Inspeksi  membuncit, kontur usus perifer cukup
tidak terlihat, gambaran peristaltic  Kulit : turgor kurang
tidak terlihat  Rectal Touche
Auskultasi  bising usus menurun
tonus sfingter ani baik, ampula rekti
dan lemah kolaps, permukaan mukosa licin,
Palpasi  tegang,hati dan lien sulit tidak teraba massa, pada sarung
dinilai, defense muscular (-), massa (-) tangan setelah jari dikeluarkan
Perkusi  timpani di 4 kuadran
terdapat lendir bercampur darah
PEMERIKSAAN PENUNJANG – PRA BEDAH

Hematologi Hasil Satuan Nilai Normal Elektolit Serum Hasil Satuan Nilai Normal
Natrium (Na) 145 mmol/L 135 – 155
Leukosit 15,4 Ribu/µl 6 – 17,5
Kalium (K) 5,9 mmol/L 3,6 - 5,5
Eritrosit 4,6 Juta/ µl 3,2 – 5,2
Klorida(Cl) 106 mmol/L 98 – 109
Hemoglobin 10,3 g/dl 10,1 – 12,9

Hematokrit 32 % 35 – 43 Waktu 2.30 Menit 1–6

Trombosit 452 Ribu/µl 217 – 497 Perdarahan


Waktu 13.30 Menit 5 – 15
MCV 70 fL 74 – 106 Glukosa darah 118
Pembekuan Mg/dL 50 – 80

MCH 22,4 pg 21 – 33 CITO

MCHC 32,1 g/dL 26 – 34


Foto BNO 3 Posisi
RDW 14,6 % < 14 Terdapat gambaran tanda – tanda
obstruksi berupa air fluid level dan
distribusi udara yang tidak merata
LAPORAN PEMBEDAHAN

 Tanggal Tindakan : 26 Desember 2016


Diagnosis Pra Bedah : Ileus Obstruktif et causa Invaginasi
Diagnosis Pasca Bedah : Invaginasi Ileo-Colo-Collica
Tindakan Pembedahan : Laparotomi Eksplorasi, Release
invaginasi (‘milking’), Appendektomi
Sifat : Emergency
Uraian Pembedahan :
Pasien berbaring dalam posisi terlentang (supine)
dengan general anestesi Instruksi Pasca Operasi :
Asepsis dan antisepsis lapangan operasi dan Awasi TNSP dan balans cairan
sekitarnya
Dilakukan insisi transversal supraumbilikalis Puasa
Peritoneum dibuka tampak dilatasi usus halus, IVFD Ringerfundin
pada eksplorasi didapatkan invaginasi ileo-colo-
collica Ceftriaxon 2 x 200 mg
Dilakukan release invaginasi
Dilakukan dekompresi dengan milking
Metronidazole 3x100 mg
Dilakukan dekompresi melalui appendiks  Novalgin 2x100
appendektomi
Rongga abdomen dicuci dengan NaCl hangat steril Rawat di ICU
Luka operasi ditutup lapis demi lapis
Operasi selesai
FOLLOW UP – PASCA PEMBEDAHAN H+1

27 Desember 2016 – Post Op H+1 Hematologi Hasil Satuan Nilai


Normal
S Os tidak ada komunikasi Leukosit 10,0 Ribu/µl 6 – 17,5
Eritrosit 2,9* Juta/ µl 3,2 – 5,2
O KU : tampak sakit berat, kesadaran : koma, Hemoglobin 6,2* g/dl 10,1 – 12,9
absorbs NGT hijau pekat Hematokrit 21* % 35 – 43

Abdomen : BU (+) lemah, distensi (+) Trombosit 66* Ribu/µl 217 – 497
MCV 72* fL 74 – 106
TD : 92/43 mmHg, Nadi : 157x/menit, RR :
MCH 22,4 pg 21 – 33
33x/menit, SatO2 : 99%, S : 36oC
MCHC 32,1 g/dL 26 – 34
RDW 16,6* % < 14
A Post Laparotomi eksplorasi H+1
Jenis Hasil Satu Nilai Catatan

P Terapi lanjut Pemeriksaa an Normal


n
Procalcitoni >200 ng/m <0,5 >10 : sepsis berat
FOLLOW UP – PASCA PEMBEDAHAN H+2

28 Desember 2016 – Post Op H+2 Hematologi Rutin


Hematologi Hasil Satuan Nilai
S Os tidak ada komunikasi
Normal
Leukosit 7,5 Ribu/µl 6 – 17,5
O KU : tampak sakit berat, kesadaran : koma,
absorbsi NGT hijau pekat Eritrosit 4,5 Juta/ µl 3,2 – 5,2

Abdomen : BU (+) lemah, distensi (+) Hemoglobin 10,9 g/dl 10,1 – 12,9
Hematokrit 34* % 35 – 43
TD : 108/51 mmHg, Nadi : 175x/menit, RR :
28x/menit, SatO2 : 97%, S : 38,5oC Trombosit 78* Ribu/µl 217 – 497
MCV 75 fL 74 – 106

A Post Laparotomi eksplorasi H+2 MCH 24,3 pg 21 – 33


MCHC 32,4 g/dL 26 – 34
P Terapi lanjut, puasa, alirkan NGT
RDW 17,4* % < 14
FOLLOW UP – PASCA PEMBEDAHAN H+2
Jenis Hasil Satuan Nilai Normal Catatan
Kimia Klinik
Pemeriksaan
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal
Metabolisme Karbohidrat
Kalsium Ion 0,99* mmol/L 1,13 – 1,32 GDS 164* mg/L 50 – 80  
Analisa Gas Darah Ginjal

pH 7,14* 7,35 – 7,45 Ureum 161* mg/dL 9 – 41  

Kreatinin 2.09* mg/dL < 0,9  


pCO2 48 mmHg 26 – 41
Elektrolit
pO2 124* mmHg 80 – 100
Natrium (Na) 143 mmol/L 135 – 155  
Bikarbonat 16 mmol/L 21 – 28
(HCO3) Kalium (K) 4,6 mmol/L 3,6 – 5,5  
Total CO2 18* mmol/L 23 – 27
Klorida (Cl) 120* mmol/L 98 – 109  
Saturasi O2 97 % 95 – 100

Kelebihan -11,6 mEq/L -2,5 – 2,5


Urinalisis
Basa (BE) Berat Jenis 1,010 1,005 – 1,030  
FOLLOW UP – PASCA PEMBEDAHAN H+3

29 Desember 2016 – Post Op H+3 Hematologi Rutin


Hematologi Hasil Satuan Nilai
S BAB (+)  lendir (+), darah (-)
Normal
Leukosit 14,4 Ribu/µl 6 – 17,5
O KU : tampak sakit berat, kesadaran : koma,
absorbsi NGT hijau pekat Eritrosit 4,3 Juta/ µl 3,2 – 5,2

Abdomen : BU (+) lemah, distensi (+), Hemoglobin 10,4 g/dl 10,1 – 12,9
rembesan luka op (-) Hematokrit 33* % 35 – 43

TD : 101/60 mmHg, Nadi : 141x/menit, RR : Trombosit 61* Ribu/µl 217 – 497


34x/menit, SatO2 : 99%, S : 37,5oC MCV 76,3 fL 74 – 106

A Post Laparotomi eksplorasi H+3 MCH 24,0 pg 21 – 33


MCHC 31,5 g/dL 26 – 34
P Terapi lanjut
RDW 17,5* % < 14
FOLLOW UP – PASCA PEMBEDAHAN H+3
Kimia Klinik Jenis Hasil Satua Nilai Catatan
Pemeriksaan Hasil Satua Nilai Normal Pemeriksaan n Normal
n Metabolisme Karbohidrat
Kalsium Ion 1,13 mmol/ 1,13 – 1,32
GD CITO 161* mg/L 50 – 80  
L
Elektrolit
Analisa Gas Darah
pH 7,47* 7,35 – 7,45 Natrium (Na) 140 mmol/L 135 – 155  
pCO2 25* mmHg 26 – 41
pO2 99 mmHg 80 – 100
Kalium (K) 4,9 mmol/L 3,6 – 5,5  
Bikarbonat 18* mmol/ 21 – 28
(HCO3) L
Klorida (Cl) 114* mmol/L 98 – 109  
Total CO2 19* mmol/ 23 – 27
L
Saturasi O2 97 % 95 – 100 Urinalisis
Kelebihan Basa -3,8 mEq/L -2,5 – 2,5 Berat Jenis 1,010 1,005 –  
(BE) 1,030
FOLLOW UP – PASCA PEMBEDAHAN H+4

30 Desember 2016 – Post Op H+4 Hematologi Rutin


Hematologi Hasil Satuan Nilai
S BAB (+)  lendir (+), darah (-)
Normal
Leukosit 8,7 Ribu/µl 6 – 17,5
O KU : tampak sakit berat, kesadaran : koma,
absorbsi NGT hijau pekat Eritrosit 3,9 Juta/ µl 3,2 – 5,2

Abdomen : BU (+) lemah, distensi (+), Hemoglobin 9,3* g/dl 10,1 – 12,9
rembesan luka op (-) Hematokrit 29* % 35 – 43

TD : 94/53 mmHg, Nadi : 95x/menit, RR : Trombosit 24* Ribu/µl 217 – 497


30x/menit, SatO2 : 99%, S : 36oC MCV 73,7* fL 74 – 106

A Post Laparotomi eksplorasi H+4 MCH 23,9 pg 21 – 33


MCHC 32,4 g/dL 26 – 34
P Terapi lanjut
RDW 17,0* % < 14
FOLLOW UP – PASCA PEMBEDAHAN H+4
Kimia Klinik Jenis Hasil Satua Nilai Catatan
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal Pemeriksaa n Normal
Kalsium Ion 1,10* mmol/L 1,13 – 1,32 n
Analisa Gas Darah Metabolisme Karbohidrat
pH 7,39 7,35 – 7,45 GD CITO 141* mg/L 50 – 80  
pCO2 34 mmHg 26 – 41
Elektrolit
pO2 116* mmHg 80 – 100
Natrium 140 mmol/ 135 –  
Bikarbonat 21* mmol/L 21 – 28
(Na) L 155
(HCO3)
Total CO2 22* mmol/L 23 – 27 Kalium (K) 3,2* mmol/ 3,6 – 5,5  
L
Saturasi O2 98 % 95 – 100
Klorida (Cl) 110* mmol/ 98 – 109  
Kelebihan Basa -2,9 mEq/L -2,5 – 2,5
L
(BE)
FOLLOW UP – PASCA PEMBEDAHAN H+5

31 Desember 2016 – Post Op H+5 Hematologi Rutin


Hematologi Hasil Satuan Nilai
S Kontak inadekuat, BAB (+)  lendir (+),
darah (-) Normal
Leukosit 7.5 Ribu/µl 6 – 17,5
O KU : tampak sakit berat, kesadaran : koma,
absorbsi NGT hijau pekat Eritrosit 3,6 Juta/ µl 3,2 – 5,2

Abdomen : buncit, supel, BU (+) lemah, Hemoglobin 8,5* g/dl 10,1 – 12,9
distensi (+), NT sulit dinilai, rembesan luka Hematokrit 26* % 35 – 43
op (-)
Trombosit 91* Ribu/µl 217 – 497
TD : 120/74 mmHg, Nadi : 96x/menit, RR : MCV 74,0* fL 74 – 106
30x/menit, SatO2 : 99%, S : 36oC
MCH 23,7 pg 21 – 33
A Post Laparotomi eksplorasi H+5
MCHC 32,1 g/dL 26 – 34
P Terapi lanjut RDW 17,1* % < 14
FOLLOW UP – PASCA PEMBEDAHAN H+5
Kimia Klinik Jenis Hasil Satua Nilai Catatan
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal Pemeriksaa n Normal
Kalsium Ion 1,10* mmol/L 1,13 – 1,32 n
Analisa Gas Darah Metabolisme Karbohidrat
pH 7,46* 7,35 – 7,45 GD CITO 143* mg/L 50 – 80  
pCO2 33 mmHg 26 – 41
Elektrolit
pO2 101* mmHg 80 – 100
Bikarbonat 24 mmol/L 21 – 28 Natrium 141 mmol/ 135 –  
(Na) L 155
(HCO3)
Total CO2 25 mmol/L 23 – 27 Kalium (K) 2,4* mmol/ 3,6 –  
L 5,5
Saturasi O2 97 % 95 – 100
Kelebihan Basa 0,9 mEq/L -2,5 – 2,5 Klorida (Cl) 106* mmol/ 98 –  

(BE) L 109
ANALISA KASUS

Teori
Hal ini sesuai dengan teori yang
menyatakan bahwa gejala khas dari
invaginasi, yaitu perut yang kembung
Kasus (membesar),
Perut membesar sejak 1 hari SMRS Hal ini dikarenakan bahwa sesudah
18 – 24 jam serangan sakit yang
pertama, yang tadinya tersumbat
parsial berubah menjadi sumbatan
total, diikuti proses oedem yang
semakin bertambah
ANALISA KASUS

Teori
Proses invaginasi terjadi dimana bagian
proksimal masuk ke bagian distal dan
terjadi sumbatan
Kasus Sumbatan  refluks, karena gangguan
Muntah perjalanan peristaltik
Gerak peristaltik yang tadinya berjalan
dari oral ke anal, menjadi berbalik karena
ada sumbatan di bagian distal, sehingga
dapat mendorong makanan refluks
ANALISA KASUS

Teori
Secara teori awalnya bayi dalam
kondisi sehat dan dengan keadaan
gizi baik
Kasus Tiba – tiba bayi akan menangis
Rewel kesakitan, khas pada kasus ini,
kakinya akan terlihat terangkat
keatas, tampak seperti kejang
Serangan nyeri perut biasanya
berlangsung selama beberapa menit
ANALISA KASUS

Teori
Berdasarkan teori, pembuluh
darah mesenterium dari bagian
Kasus yang terjepit mengakibatkan
Feses lender + darah gangguan venous return
sehingga terjadi kongesti, oedem,
hiperfungsi sel goblet, dan
laserasi sel mukosa usus
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI

Intussusception ( Intususepsi )  prolaps


bagian usus ke dalam lumen usus di
sebelahnya
Bagian usus yang masuk disebut
intussusceptum dan bagian yang menerima
intussusceptum dinamakan intussuscipiens
INSIDENSI

Perjalanan penyakit ini bersifat Progresif Insidens

- Dapat terjadi pada semua umur, bahkan dapat terjadi


intra uterine yang menyebabkan INTESTINAL ATRESIA
- 70% terjadi pada usia < 1 th tersering usia
6 – 7 bulan, Laki-laki > perempuan
ETIOLOGI

 Tidak jelas
90 – 95 % INVAGINASI pada anak < 1 th tak di jumpai kelainan,
diduga karena penebalan dinding usus, khusus dinding ileum
terminale ok hyperplasi jaringan limfoid sub mucosa oleh
peradangan virus yaitu adenovirus

“INFANTILE IDIOPATHIC INTUSSUSSEPTION”

 Kausa lain : Pada anak > 2 th divertikel Meckeli, Polypusus


neoplasma (leimioma, leiomiosarkoma) Haemangioma, lymphoma.
 Post operative intussuseption terjadi sesudah laparatomi
FAKTOR-FAKTOR YANG DIHUBUNGKAN DENGAN
TERJADINYA INVAGINASI

Perubahan diet makanan


Enteritis akut
Perubahan musim
JENIS INVAGINASI

Ce = Caecum
A = Ileocacal Instususepsi
B = Ileo – ileal Intususepsi
C = ileo – ileo colica Intususepsi
PATOFISIOLOGI
TRIAS GEJALA KLINIS

Nyeri perut yang bersifat kolik


Muntah
Berak lendir darah
PEMERIKSAAN PENUNJANG
RADIOLOGIS
GAMBARAN BNO 3 POSISI PADA KASUS INTUSUSEPSI

Tanda-tanda
obstruksi dengan
gambaran
“Airfluid levels”

Distribusi udara
dalam usus tidak
merata
BARIUM ENEMA

Untuk diagnostik dan terapi


 Untuk diagnosis bila tanda klinik invaginasi meragukan
Pada foto barium akan terlihat gambaran “cupping” dan
“coilspring”

 Untuk tujuan terapi enema barium dikerjakan dengan


tekanan hidrostatik untuk mendorong usus yang masuk ke
arah proksimal, dikerjakan bila belum ada tanda obstruksi
usus yang jelas
GAMBARAN USG PADA KASUS INTUSUSEPSI

target sign pada
potongan melintang
invaginasi
pseudo kidney
sign pada potongan
longitudinal
invaginasi
TATALAKSANA

Perbaikan keadaan umum dikerjakan sebelum melakukan


tindakan pembedahan. Pasien baru boleh dioperasi apabila
sudah yakin bahwa perfusi jaringan telah baik.
• Pasang sonde lambung (NGT) dekompresi dan
mencegah aspirasi
• Rehidrasi cairan elektrolit dan atasi asidosis
• Antibiotik
• Obat sedativa/muscle relaxon/analgetika
TINDAKAN REPOSISI USUS

a. Dapat dengan enema barium bila tanda-tanda obstruksi / peritonitis


(-)
b. Operatif ; Laparatomi
Tergantung penemuan intra operasi
reposisi manual dengan cara milking
reseksi usus, bila perforasi, ganggren.
kemudian dilakukan anastomose, bila memungkinkan, bila tidak
mungkin dilakukan “EXTEORISASI” atau ileostomi.
DAFTAR PUSTAKA

Dorland. Kamus Saku Kedokteran Dorland. Edisi 28. Editor : dr. Yanuar Budi Hartanto, dr. Windriya
Kerta Nirmala, dr. Ardy, dr. Steven Setiono, dr. Didiek Dharmawan,dkk. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC, 2009: 580.
Kempe CH, Silver HK and OBrien D. Current Pediatrics Diagnosis and Treatment. 4th ed. London:
Balliere, Tindal Cassel 1976; pp 206—7.
Saing H. Common Surgical Paediatrics Emergencies. Medical Progress 1985; 12:25—8.
Ravitch MM and McCune RM. Intussusception in Infants and Children. J Pediatr. 1950; 37:153—72.
Dejong, W. Sjamsuhidajat, R. (2005). Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta 2005:penerbit buku kedokterean
ECG.
Stead, LG., Stead, SM., Kaufman, MS., Sotsky-Kent, T. Pediatric Surgery in First Aid for the Surgery
Clerkship. the McGraw-Hill Companies, p336-337, 2003.

You might also like