Professional Documents
Culture Documents
Anggota :
1.
2.
3.
1. KARAKTERISTIK DAN JENIS SEWA
• Karakteristik Sewa
Sewa adalah perjanjian anatra lesse (penyewa) dengan lessor (pemberi sewa) dimana lesse
diberikan hak oleh lessor untuk menggunakan aset milik lessor pada periode yang telah
disepakati atas diperolehnya hak tersebut, lesse diharuskan melakukan pembayaran kepada
lessor. Perjanjian sewa memungkinkan aset tersebut menjadi milik lesse atau dikembalikan
kepada lessor pada akhir masa sewa.
Keunggulan Sewa :
• Pendanaan 100%
• Tingkat bunga tetap
• Perlindungan terhadap keuangan
• Fleksibel
• Bunga lebih rendah
• Keuntungan pajak
• Pembiayaan off-balance sheet
• Jenis-jenis Sewa
• Berdasarkan PSAK 30 (Revisi 2011) Sewa, sewa dibedakan menjadi 2 jenis yaitu :
• Sewa operasi (operating lease)
• Sewa pembiayaan (finance lease)
Kriteria Sewa Pembiayaan
1. Perjanjian sewa menyatakan adanya pengalihan kepemilikan aset kepada
lessee pada akhir masa sewa
2. Lesse memiliki opsi untuk membeli aset pada harga yang cukup rendah
dibandingkan nilai wajar pada tanggal opsi mulai dapat dilaksanakan,
sehingga pada awal sewa dapat dipastikan bahwa opsi akan dilaksanakan
3. Masa sewa mencakup sebagian besar umur ekonomis aset meskipun hak
milik tidak dialihkan
4. Pada awal sewa, nilai kini dari jumlah pembayaran sewa minimum secara
substansial mendekati nilai wajar aset sewaan
5. Aset sewaan bersifat khusus dan hanya lessee yang daat menggunakannya
tanpa perlu modifikasi secara material
Contoh Transaksi yang Mengandung Sewa
PT A mengadakan kontrak pembelian BBM yang dihasilkan oleh kilang
minyak milik PT B. Kilang tersebut dibangun oleh PT B khusus untuk
menghasilkan BBM dalam rangka kontrak dengan PT A. Harga pembelian BBM
yang dibayar oleh PT A jauh diatas harga pasar yang berlaku. PT B harus
memenuhi permintaan BBM dari PT A dan tidak boleh memasok BBM tersebut
dari kilang selain kilang yang dimaksud didalam kontrak. PT B juga tidak dapat
menjual BBM dari kilang tersebut kepada pihak lain. Pada akhir tahun ke-20,
kilang akan diserahkan kepada PT A.
Sepintas perjanjian diatas adalah kontrak jual-beli biasa.
Namun menurut ISAK 8 perjanjian tersebut sebenarnya
mengandung sewa karena :
• Pemenuhan perjanjian tergantung pada penggunaan
suatu aset atau aset-aset tertentu. PT B hanya bisa
memasok BBM dari kilang tertentu yang dimaksudkan
dalam kontrak dan tidak menggunakan kilang (aset) lain.
• Perjanjian tersebut memberikan suatu hak untuk
menggunakan aset tertentu. Pada dasarnya PT A
memiliki hak menggunakan kilang (aset) tersebut
walaupun dioperasikan oleh PT B selama masa kontrak,
karena PT A memiliki kendali atas pengoperasian kilang
dalam bentuk menentukan jumlah produksi.
Pengendalian juga terjadi ketika PT B tidak
diperkenankan menjual BBM dari kilang tersebut kepada
pihak lain.
2. AKUNTANSI SEWA UNTUK LESSEE
SEWA PEMBIAYAAN
Pengakuan Awal dan Pengukuran
Pengakuan Aset dan Liabilitas
Pada sewa pembiayaan, lesse mengakui aset dan liabilitas di
awal masa sewa sebesar nilai terendah antara nilai wajar aset
sewaan atau sebesar nilai kini dari pembayaran sewa minimum.
Misal, jikai nilai wajar aset adalah Rp 100.000.000,00 dan nilai kini
pembayaran sewa minimum adalah Rp 97.000.000,00, maka
jurnal yang dicatat lessee pada awal masa sewa adalah
Aset Sewa Pembiayaan 97.000.000
Liabilitas Sewa Pembiayaan 97.000.000
Misal lesse sudah membayar uang muka sebesar Rp 10.000.000 :
Aset Sewa Pembiayaan 97.000.000
Uang Muka Sewa 10.000.000
Liabilitas Sewa Pembiayaan 87.000.000
Tingkat Diskonto
Nilai kini dari pembayaran sewa minimum dihitung menggunakan tingkat
bunga implisit.
Nilai residu
Jika nilai residu dijamin, maka nilai tersebut termasuk dalam pembayaran sewa
minimum sehingga nilai aset yang diakui dapat lebih besar dibanding yang
tidak dijamin.
Biaya langsung awal
Merupakan biaya-biaya inkremental yang dapat didistribusikan secara langsung
dengan negosiasi dan pengaturan sewa. Biaya langsung awal yang dikeluarkan
lesse dalam sewa pembiayaan ditambahkan ke dalam jumlah yang diakui
sebagai aset.
Pengukuran Setelah Pengakuan Awal
Pemisahan antara Beban Keuangan dan Pelunasan Pokok
Setelah mengakui liabilitas dan aset, selanjutnya lessee membayar sewa
minimum secara periodik kepada lessor. Pembayaran ditentukan oleh lessor
setelah memperhitungkan imbal hasil bagi lessor.
Penyusutan
Dengan diakuinya aset sewa oleh lessor, maka lessor juga akan menghentikan
pengakuan atas aset tersebut.
Nilai residu
Jika perjanjian sewa terdapat residu yang dijamin, maka beban penyusutan atas
aset sewaan yang diakui lessee, setelah memperhitungkan nilai residu yang
dijamin tersebut.
CONTOH 20.2 SEWA PEMBIAYAAN BAGI LESSEE TANPA NILAI RESIDU
Pada tanggal 1 Januari 2015 PT Lessee menandatangani kontrak sewa sebuah mesin
selama 4 tahun dengan PT Lessor. Nilai wajar mesin saat awal sewa sebesar Rp 150.000.000,00
tanpa nilai residu. PT Lessee mulai menggunakan mesin tersebut pada tanggal 2 Januari 2015.
Pada akhir masa sewa, mesin dikembalikan ke PT Lessor yaitu pada tanggal 31 Desember 2018.
PT Lessor menetapkan pembayaran sewa dilakukan secara tahunan tiap awal periode mulai 2
Januari 2015 sebesar Rp 41.933.445 . PT Lesse membayar biaya awal sebesar Rp 10.000.000
diluar pembayaran sewa. Tingkat bunga implisit yang ditetapkan PT Lessor sebesar 8%
(diketahui oleh PT Lessee) sedangkan tingkat bunga inkremental bagi PT Lessee adalah sebesar
10%. Umur ekonomik mesin diestimasi 5 tahun. Metode penyusutan yang digunakan kedua
perusahaan adalah garis lurus.
• Langkah pertama yang harus dilakukan adalah melakukan analisis atas jenis sewa, yaitu
sebagai berikut :
1. Perjanjian sewa menyatakan adanya pengalihan kepemilikan aset kepada lessee pada
akhir masa sewa. Kriteria ini tidak terpenuhi karena aset dikembalikan ke PT Lessor pada
akhir masa sewa.
2. Lesse memiliki opsi untuk membeli pada saat harga yang cukup rendah
dibandingkannilai wajar pada tanggal opsi mulai dapat dilaksanakan. Kriteria ini juga
tidak dapat dipenuhi karena tidak ada opsi untuk membeli aset yang ditawarkan kepada
PT Lesse dalam perjanjian sewa.
3. Masa sewa mencakup sebagian besar umur ekonomis aset meskipun hak milik tidak
dialihkan. Kriteria ini terpenuhi karena masa sewa (4 tahun) meliputi sebagian besar umur
ekonomis aset sewaan (5 tahun).
Pada awal sewa, nilai kini dari jumlah pembayaran sewa
minimum secara substansial mendekati nilai wajar aset sewaan.
Kriteria ini terpenuhi dengan perhitungan sebagai berikut :
Pembayaran sewa minimum Rp 41.933.445
Faktor nilai kini anuitas due of I (n=4,i=8%) 3,5770969
Nilai kini pembayaran sewa minimum Rp 150.000.000
Nilai wajar aset Rp 150.000.000
Aset sewaan bersifat khusus dan hanya lessee yang dapat
menggunakannya tanpa perlu modifikasi secara material. Kriteria
ini tidak terpenuhi karena tidak terdapat informasi terkait.
Pada tanggal 1 Januari 2015, PT Lesse menandatangani sewa sebuah mesin selama 4 tahun
dengan PT Lessor. Nilai wajar mesin saat awal sebesar Rp 150.000.000, dengan nilai residu
Rp 30.000.000. PT Lesse mulai menggunakan mesin tersebut pada tanggal 2 Januari 2015.
Pada akhir masa sewa, mesin dikembalikan ke PT Lessor yaitu tanggal 31 Desember 2018.
PT Lessor menetapkan pembayran sewa dilakukan secara tahunan tiap awal periode mulai
2 Januari 2015 sebesar Rp 35.768.978. tingkat bunga impliasit yang ditetapkan PT Lessor
sebesar 8% (diketahui oleh PT Lesse) sedangkan tingkat bunga inkremental bagi PT Lesse
adalah sebesar 10%. Umur ekonomis mesin diestimasikan 5 tahun. Metode penyusutan
yang digunakan kedua perusahaan adalah garis lurus
Opsi Pembelian
Lessor dapat memberikan opsi kepada lessee untuk membeli aset sewaan pada
harga yang relatif lebih rendah dari nilai wajar pada akhir masa sewa. Jika terdapat
opsi pembelian, maka perlakuan akuntansinya sama dengan nilai residu yang dijamin.
Nilai opsi pembelian akan diperhitungkan oleh lessee seperti halnya nilai residu yang
dijamin dalam nilai kini pembayaran minimum.
Penyajian dan Pengungkapan
Laporan Posisi Keuangan (Neraca)
pada sewa pembiayaan, lesse mengakui aset dan liabilitas sewaan dalam Laporan Posisi Keuangan. Jika set
sewaan tersebut digunakan untuk kegiatan operasi dapat disajikan sebgaai bagian dari aset tetap, yaitu disajikan
sebesar nilai perolehan setelah dikurangi akumulasi penyusutan pada bagian aset tidak lancar. Aset sewaan juga
harus dianalisis terhadap kemungkinan penurunan nilai seperti yang diatur dalam PSAK 48 (Revisi 2010)) Penurunan
Nilai Aset. Sedangkan liabilitas sewaan disajikan terpisah menurut jatuh temponya.
Laporan Laba Rugi
Pada sewa pembiayaan, lessee mengakui beban penyusutan dan beban bunga dalam Laporan Posisi Keuanga,
kecuali jika beban tersebut dimasukkan dalam jumlah tercatat aset lainnya.
Sewa Operasi
Pengakuan dan Pengukuran
Pengakuan Beban
Lesse hanya perlu mengakui beban atas pembayaran sewa dengan dasar garis lurus selama masa sewa kecuali
terdapat dasar sistematis lain. Jika sewa dikategorikan sebagai sewa operasi, maka PT Lessee membuat jurnal pada
tiap tanggal pembayaran sebagai berikut :
Pengukuran Beban
Nilai beban sewa diukur berdasarkan jumlah pembayraan sewa yang dilakukan oleh lessee. Namun terkadang lesse
mendapatkan insentif tertentu dari lessor agar bersedia melaksanakan perjanjian sewa.
Tingkat Diskonto.
Nilai kini investasi kotor dihitung menggunakan tingkat bunga implisit.
Nilai Residu.
Diperhitungkan dalam nilai investasi kotor terlepas apakah nilai residu dijamin atau tidak.
Biaya Langsung Awal.
Dikeluarkan lessor dalam sewa pembiayaan ditambahkan kedalam nilai investasi bersih.
Pengukuran Setelah Pengakuan Awal
Pada masa awal sewa lessor akan mencatat jurnal sebagai berikut :
2 Januari 2015 Piutang Sewa Pembiayaan 150.000.000
Aset 150.000.000
TABEL 20.5 TABEL AMORTISASI BAGI LESSOR – TANPA NILAI RESIDU
Berdasarkan perjanjian sewa, pembayaran sewa pertama dilakukan langsung di awal masa
sewa. Atas penerimaan tersebut PT Lessor mencatat jurnal sebagai berikut :
2 Januari 2015 Kas 41.933.445
Piutang Sewa Pembiayaan 41.933.445
Penerimaan sewa berikutnya adalah tanggal 2 Januari 2016. Namun sesuai prinsip akrual,
pada akhir tahun 2010 PT Lessor harus mengakui pendapatan sewa pembayaran
(pendapatan bunga) terkait jumlah yang akan diterima pada awal tahun 2016 dengan
jurnal :
31 Desember 2015 Piutang Bunga 8.645.324
Pendapatan Sewa Pembiayaan 8.645.324
Pada saat pembayaran tanggal 2 Januari 2016, PT Lessor tinggal menghapus piutang
bunga yang sudah diakui pada akhir tahun lalau (dengan asumsi tidak ada jurnal
pembalik) sebagai berikut :
31 Desember 2016 Kas 41.933.445
Piutang Sewa Pembiayaan 33.288.121
Piutang Bunga 8.645.324
Contoh sewa pembiayaan bagi lessor dengan nilai residu
Nilai wajar aset sewaan Rp 150.000.000
Nilai kini atas nilai residu Rp 22.050.895 -
Jumlah yang akan diperoleh kembali melalui pembayaran sewa Rp 127.949.104
Faktor nilai kini anuitas due of 1 3,5770969 :
Nilai pembayaran sewa tahunan Rp 35.768.978
Nilai pada tabel amortisasi lesse akan sama dengan lessor jika :
1. Tingkat bunga yang digunakan sama
2. Tidak ada nilai residu atau nilai residu dujamin
Jika kondisi ini tidak terpenuhi, maka kita harus membuat tabel amortisasi untuk masing-masing pihak
TABLE 20.6 TABEL MORTISASI BAGI LESSOR-NILAI RESIDU DIJAMIN DAN TIDAK DIJAMIN
Jika nilai residu tidak dijamin, maka PT Lessor tidak akan menerima pembayaran kas dari PT
Lesse. Sebagai gantinya PT Lessor akan mengakui kerugian sebesar Rp 10.000.000
Pengukuran Pendapatan
Nilai pendapatan sewa diukur berdasarkan jumlah pembayaran sewa yang diterima lessee. Namun, terkadang
lessor memberikan insentif tertentu agar lessee bersedia melaksanakan perjanjian sewa. Insentif dapat
berupa bayaran tunai di muka kepada lesse atau potongan pembayaran sewa.
Biaya Langsung Awal
Biaya langsung awal yang dikeluarkan lessor dalam sewa operasi diakui sebagai aset sewaan dan dibebankan
selama masa sewa dengan dasar yang sama dengan pendapatan sewa.
Meliputi penjualan suatu aset dan menyewakan kembali aset yang sama. Transaksi ini
dilakukan oleh lesse dengan tujuan untuk pendanaan tanpa harus kehilangan manfaatdari
aset operasionalnya.
Sewa Pembiayaan
2/1/15
31/12/15
Sewa Operasi
Pengakuan dan Pengukuran
Lesse (Penjual)
Jika suatu transaksi jual dan sewa balik merupakan sewa operasi maka:
1. Jika lessee menjual dibawah nilai wajar, maka laba atu rudi diakui segera
2. Jika haga jual dibawah nilai wajar, maka laba atau rugi akan diakui segera. Kecuali
rugi tersebut dikompensasikan dengan pembayaran sewa dimasa depan yang lebih
rendah dari harga pasar, maka rugi tersebut harus ditangguhkan dan diamortisasi
secara personal.
3. Jika harga jual diatas nilai wajar, selisih tersebut ditangguhkan dan diamortisasi
selama periode penggunaan aset
4. Jika nilai wajar pada saat transaksi jual dan sewa balik lebih rendah daripada jumlah
tercatatnya, rugi selisih antara jumlah tercatat dan nilai wajar diakui segera.
• Lessor (Pembeli)
Penyajian dan Pengungkapan
Penyajian aset dan liabilitas serta pendapatan dan beban
pada transaksi jual dan sewa balik ini mengacu pada
ketentuan pada sewa operasi. Kecuali untuk laba
tangguhan akan disajikan sebagai liabilitas pada
Laporan Posisi Keuangan.