You are on page 1of 29

KELOMPOK 8

Anggota :
1.
2.
3.
1. KARAKTERISTIK DAN JENIS SEWA
• Karakteristik Sewa
Sewa adalah perjanjian anatra lesse (penyewa) dengan lessor (pemberi sewa) dimana lesse
diberikan hak oleh lessor untuk menggunakan aset milik lessor pada periode yang telah
disepakati atas diperolehnya hak tersebut, lesse diharuskan melakukan pembayaran kepada
lessor. Perjanjian sewa memungkinkan aset tersebut menjadi milik lesse atau dikembalikan
kepada lessor pada akhir masa sewa.
 Keunggulan Sewa :
• Pendanaan 100%
• Tingkat bunga tetap
• Perlindungan terhadap keuangan
• Fleksibel
• Bunga lebih rendah
• Keuntungan pajak
• Pembiayaan off-balance sheet
• Jenis-jenis Sewa
• Berdasarkan PSAK 30 (Revisi 2011) Sewa, sewa dibedakan menjadi 2 jenis yaitu :
• Sewa operasi (operating lease)
• Sewa pembiayaan (finance lease)
Kriteria Sewa Pembiayaan
1. Perjanjian sewa menyatakan adanya pengalihan kepemilikan aset kepada
lessee pada akhir masa sewa
2. Lesse memiliki opsi untuk membeli aset pada harga yang cukup rendah
dibandingkan nilai wajar pada tanggal opsi mulai dapat dilaksanakan,
sehingga pada awal sewa dapat dipastikan bahwa opsi akan dilaksanakan
3. Masa sewa mencakup sebagian besar umur ekonomis aset meskipun hak
milik tidak dialihkan
4. Pada awal sewa, nilai kini dari jumlah pembayaran sewa minimum secara
substansial mendekati nilai wajar aset sewaan
5. Aset sewaan bersifat khusus dan hanya lessee yang daat menggunakannya
tanpa perlu modifikasi secara material
Contoh Transaksi yang Mengandung Sewa
PT A mengadakan kontrak pembelian BBM yang dihasilkan oleh kilang
minyak milik PT B. Kilang tersebut dibangun oleh PT B khusus untuk
menghasilkan BBM dalam rangka kontrak dengan PT A. Harga pembelian BBM
yang dibayar oleh PT A jauh diatas harga pasar yang berlaku. PT B harus
memenuhi permintaan BBM dari PT A dan tidak boleh memasok BBM tersebut
dari kilang selain kilang yang dimaksud didalam kontrak. PT B juga tidak dapat
menjual BBM dari kilang tersebut kepada pihak lain. Pada akhir tahun ke-20,
kilang akan diserahkan kepada PT A.
Sepintas perjanjian diatas adalah kontrak jual-beli biasa.
Namun menurut ISAK 8 perjanjian tersebut sebenarnya
mengandung sewa karena :
• Pemenuhan perjanjian tergantung pada penggunaan
suatu aset atau aset-aset tertentu. PT B hanya bisa
memasok BBM dari kilang tertentu yang dimaksudkan
dalam kontrak dan tidak menggunakan kilang (aset) lain.
• Perjanjian tersebut memberikan suatu hak untuk
menggunakan aset tertentu. Pada dasarnya PT A
memiliki hak menggunakan kilang (aset) tersebut
walaupun dioperasikan oleh PT B selama masa kontrak,
karena PT A memiliki kendali atas pengoperasian kilang
dalam bentuk menentukan jumlah produksi.
Pengendalian juga terjadi ketika PT B tidak
diperkenankan menjual BBM dari kilang tersebut kepada
pihak lain.
2. AKUNTANSI SEWA UNTUK LESSEE

SEWA PEMBIAYAAN
Pengakuan Awal dan Pengukuran
Pengakuan Aset dan Liabilitas
Pada sewa pembiayaan, lesse mengakui aset dan liabilitas di
awal masa sewa sebesar nilai terendah antara nilai wajar aset
sewaan atau sebesar nilai kini dari pembayaran sewa minimum.
Misal, jikai nilai wajar aset adalah Rp 100.000.000,00 dan nilai kini
pembayaran sewa minimum adalah Rp 97.000.000,00, maka
jurnal yang dicatat lessee pada awal masa sewa adalah
Aset Sewa Pembiayaan 97.000.000
Liabilitas Sewa Pembiayaan 97.000.000
Misal lesse sudah membayar uang muka sebesar Rp 10.000.000 :
Aset Sewa Pembiayaan 97.000.000
Uang Muka Sewa 10.000.000
Liabilitas Sewa Pembiayaan 87.000.000
 Tingkat Diskonto
Nilai kini dari pembayaran sewa minimum dihitung menggunakan tingkat
bunga implisit.
 Nilai residu
Jika nilai residu dijamin, maka nilai tersebut termasuk dalam pembayaran sewa
minimum sehingga nilai aset yang diakui dapat lebih besar dibanding yang
tidak dijamin.
 Biaya langsung awal
Merupakan biaya-biaya inkremental yang dapat didistribusikan secara langsung
dengan negosiasi dan pengaturan sewa. Biaya langsung awal yang dikeluarkan
lesse dalam sewa pembiayaan ditambahkan ke dalam jumlah yang diakui
sebagai aset.
Pengukuran Setelah Pengakuan Awal
 Pemisahan antara Beban Keuangan dan Pelunasan Pokok
Setelah mengakui liabilitas dan aset, selanjutnya lessee membayar sewa
minimum secara periodik kepada lessor. Pembayaran ditentukan oleh lessor
setelah memperhitungkan imbal hasil bagi lessor.
 Penyusutan
Dengan diakuinya aset sewa oleh lessor, maka lessor juga akan menghentikan
pengakuan atas aset tersebut.
 Nilai residu
Jika perjanjian sewa terdapat residu yang dijamin, maka beban penyusutan atas
aset sewaan yang diakui lessee, setelah memperhitungkan nilai residu yang
dijamin tersebut.
CONTOH 20.2 SEWA PEMBIAYAAN BAGI LESSEE TANPA NILAI RESIDU
Pada tanggal 1 Januari 2015 PT Lessee menandatangani kontrak sewa sebuah mesin
selama 4 tahun dengan PT Lessor. Nilai wajar mesin saat awal sewa sebesar Rp 150.000.000,00
tanpa nilai residu. PT Lessee mulai menggunakan mesin tersebut pada tanggal 2 Januari 2015.
Pada akhir masa sewa, mesin dikembalikan ke PT Lessor yaitu pada tanggal 31 Desember 2018.
PT Lessor menetapkan pembayaran sewa dilakukan secara tahunan tiap awal periode mulai 2
Januari 2015 sebesar Rp 41.933.445 . PT Lesse membayar biaya awal sebesar Rp 10.000.000
diluar pembayaran sewa. Tingkat bunga implisit yang ditetapkan PT Lessor sebesar 8%
(diketahui oleh PT Lessee) sedangkan tingkat bunga inkremental bagi PT Lessee adalah sebesar
10%. Umur ekonomik mesin diestimasi 5 tahun. Metode penyusutan yang digunakan kedua
perusahaan adalah garis lurus.
• Langkah pertama yang harus dilakukan adalah melakukan analisis atas jenis sewa, yaitu
sebagai berikut :
1. Perjanjian sewa menyatakan adanya pengalihan kepemilikan aset kepada lessee pada
akhir masa sewa. Kriteria ini tidak terpenuhi karena aset dikembalikan ke PT Lessor pada
akhir masa sewa.
2. Lesse memiliki opsi untuk membeli pada saat harga yang cukup rendah
dibandingkannilai wajar pada tanggal opsi mulai dapat dilaksanakan. Kriteria ini juga
tidak dapat dipenuhi karena tidak ada opsi untuk membeli aset yang ditawarkan kepada
PT Lesse dalam perjanjian sewa.
3. Masa sewa mencakup sebagian besar umur ekonomis aset meskipun hak milik tidak
dialihkan. Kriteria ini terpenuhi karena masa sewa (4 tahun) meliputi sebagian besar umur
ekonomis aset sewaan (5 tahun).
Pada awal sewa, nilai kini dari jumlah pembayaran sewa
minimum secara substansial mendekati nilai wajar aset sewaan.
Kriteria ini terpenuhi dengan perhitungan sebagai berikut :
Pembayaran sewa minimum Rp 41.933.445
Faktor nilai kini anuitas due of I (n=4,i=8%) 3,5770969
Nilai kini pembayaran sewa minimum Rp 150.000.000
Nilai wajar aset Rp 150.000.000
Aset sewaan bersifat khusus dan hanya lessee yang dapat
menggunakannya tanpa perlu modifikasi secara material. Kriteria
ini tidak terpenuhi karena tidak terdapat informasi terkait.

Jurnal di awal masa sewa :


2 Januari 2015 Aset sewa pembiayaan 160.000.000
Liabilitas sewa pembiayaan 150.000.000
Kas 10.000.000
TABEL 20.1 TABEL AMORTISASI BAGI LESSEE-TANPA
NILAI RESIDU

Tanggal Penerimaan Pendapatan Pengurangan Piutang Sewa


Sewa Bunga (8%) Pokok Piutang
2/1/15 150.000.000
2/1/15 41.933.445 41.933.445 108.066.555
2/1/16 41.933.445 8.645.324 33.288.121 74.778.434
2/1/17 41.933.445 5.982.275 35.951.170 38.827.264
2/1/18 41.933.445 3.106.181 38.827.264 0
Atas pembayaran pertama dicatat dengan jurnal sebagai berikut :
2 Januari 2015 Liabilitas sewa pembiayaan 41.933.445
Kas 41.933.445
Pada akhir 2015 PT Lesse mencatat penyusutan aset sewaan sebesar Rp 40.000.000
(160.000.000/4). Aset disusutkan selama 4 tahun, bukan 5 tahun karena PT Lesse
mengembalikan aset pada makhir masa sewa. Jurnalnya :
31 Desember 2015 Beban Penyusutan 40.000.000
Akumulasi penyusutan 40.000.000
Pembayaran sewa berikutnya adalah tanggal 2 Januari 2016. Namun sesuai akrual pada akrual
PT Lessee harus mengakui bunga terkait jumlah yang akan dibayarpada awal tahun 2011
dengan jurnal :
31 Desember 2015 Beban Penyusutan 8.645.324
Utang Bunga 8.645.324
Pada saat pembayaran tanggal 2 Januari 2016, PT Lessee tinggal menghapus utang bunga yang
sudah diakui pada akhir tahun lalu :
2 Januari 2016 Aset Sewa Pembiayaan 33.288.121
Utang Bunga 8.645.324
Kas 41.933.445
Pada akhir masa sewa, PT Lessee mengembalikan aset sewaan kepada PT Lessor dengan jurnal :
31 Desember 2018 Akumulasi Penyusutan 160.000.000
Aset Sewa Pembiayaan 160.000.000
CONTOH 20.3 SEWA PEMBIAYAAN BAGI LESSEE DENGAN NILAI
RESIDU

Pada tanggal 1 Januari 2015, PT Lesse menandatangani sewa sebuah mesin selama 4 tahun
dengan PT Lessor. Nilai wajar mesin saat awal sebesar Rp 150.000.000, dengan nilai residu
Rp 30.000.000. PT Lesse mulai menggunakan mesin tersebut pada tanggal 2 Januari 2015.
Pada akhir masa sewa, mesin dikembalikan ke PT Lessor yaitu tanggal 31 Desember 2018.
PT Lessor menetapkan pembayran sewa dilakukan secara tahunan tiap awal periode mulai
2 Januari 2015 sebesar Rp 35.768.978. tingkat bunga impliasit yang ditetapkan PT Lessor
sebesar 8% (diketahui oleh PT Lesse) sedangkan tingkat bunga inkremental bagi PT Lesse
adalah sebesar 10%. Umur ekonomis mesin diestimasikan 5 tahun. Metode penyusutan
yang digunakan kedua perusahaan adalah garis lurus

Pembayaran sewa Rp 35.768.978


Faktor nilai kini anuitas due of 1 3,5770969
Nilai kini pembayaran sewa Rp 127.949.104 X

Nilai residu yang dijamin Rp 30.000.000


Faktor nilai kini 0,7350298 X
Nilai kini residu yang dijamin Rp 22.050.896
Jumlah nilai kini pembayaran sewa minimum Rp 150.000.000

Nilai wajar aset Rp 150.000.000


Perhitungan diatas juga memenuhi kriteria sewa pembiayaan karena jumlah nilai kini
pembayaran sewa minimum sama dengan nilai wajarnya. Jika nilai residu tidak
dijaminoleh PT Lessee , maka nilai kini dari jumlah pembayaran sewa minimum adalah
sebagai berikut :

Pembayaran sewa Rp 35.768.978


Faktor nilai kini anuitas due of 1 3,577096 X
Nilai kini pembayran sewa Rp 127.949.104

Nilai residu yang dijamin Rp 00


Faktor nilai kini 0,7350298 X
Nilai kini residu yang dijamin Rp 00
Jumlah nilai kini pembayaran sewa minimum Rp 127.949.104

Nilai wajar aset Rp 150.000.000


TABEL 20.2 TABEL AMORTISASI BAGI LESSEE-NILAI RESIDU DIJAMIN
Tanggal Penerimaan Pendapatan Pengurangan Piutang Sewa
Sewa Bunga (8%) Pokok Piutang
2/1/15 35.768.978 150.000.000
2/1/15 35.768.978 - 35.768.978 114.231.022
2/1/16 35.768.978 9.138.482 26.630.497 87.600.525
2/1/17 35.768.978 7.008.042 28.760.936 58.839.589
2/1/18 35.768.978 4.707.167 31.061.811 27.777.778
31/12/18 30.000.000 2.222.222 27.777.778 0

TABEL 20.2 TABEL AMORTISASI BAGI LESSEE-NILAI RESIDU TIDAK DIJAMIN


Tanggal Penerimaan Pendapatan Pengurangan Piutang Sewa
Sewa Bunga (8%) Pokok Piutang
2/1/15 127.949.104
2/1/15 35.768.978 - 35.768.978 92.180.126
2/1/16 35.768.978 7.374.410 28.394.568 63.785.558
2/1/17 35.768.978 5.102.845 30.666.134 33.119.484
2/1/18 35.768.978 2.649.554 33.119.424 0
31/12/18 -
TABEL 20.4 PERBANDINGAN JURNAL BAGI LESSEE ANTARA NILAI RESIDU DIJAMIN DAN TIDAK
DIJAMIN
Tanggal Jurnal Nilai Residu Dijamin Nilai residu Tidak dijamin

2/1/10 Aset Sewa Pembiayaan 150.000.000 127.949.104

Liabilitas Sewa Pembiayaan 150.000.000 127.949.104

Liabilitas Sewa Pembiayaan 35.768.978 35.768.978

Kas 35.768.978 35.768.978

31/12/10 Beban Penyusutan 30.000.000 31.987.276

Akumulasi Penyusutan 30.000.000 31.987.276

Beban Bunga 9.138.482 7.374.410

Utang Bunga 9.138.482 7.374.410

2/1/11 Liabilitas Sewaan 26.630.497 28.394.568

Utang Bunga 9.138.482 7.374.410

Kas 35.768.978 35.768.978

31/12/13 Liabilitas Sewa Pembiayaan 27.777.778

Beban Bunga 2.222.222

Akumulasi Penyusutan 120.000.000 127.949.104

Aset Sewa Pembiayaan 150.000.000 127.949.104


Jurnal pada tabel 20.4 mengasumsikan nilai wajar aset pada akhir masa sewa sma
dengan nilai residu yang dijamin, yaitu Rp 30.000.000. jika nilai wajar aset pada akhir
masa sewa hanya Rp 20.000.000, maka PT Lessee harus membayar sejumlah Rp
10.000.000 pada saat pengembalian aset tersebut, dengan jurnal :
31 Desember 2018 Liabilitas Sewa Pembiayaan 27.777.778
Beban Bunga 2.222.222
Kerugian 10.000.000
Akumulasi Penyusutan 120.000.000
Aset Sewa Pembiayaan 150.000.000
Kas 10.000.000

Opsi Pembelian
Lessor dapat memberikan opsi kepada lessee untuk membeli aset sewaan pada
harga yang relatif lebih rendah dari nilai wajar pada akhir masa sewa. Jika terdapat
opsi pembelian, maka perlakuan akuntansinya sama dengan nilai residu yang dijamin.
Nilai opsi pembelian akan diperhitungkan oleh lessee seperti halnya nilai residu yang
dijamin dalam nilai kini pembayaran minimum.
Penyajian dan Pengungkapan
 Laporan Posisi Keuangan (Neraca)
pada sewa pembiayaan, lesse mengakui aset dan liabilitas sewaan dalam Laporan Posisi Keuangan. Jika set
sewaan tersebut digunakan untuk kegiatan operasi dapat disajikan sebgaai bagian dari aset tetap, yaitu disajikan
sebesar nilai perolehan setelah dikurangi akumulasi penyusutan pada bagian aset tidak lancar. Aset sewaan juga
harus dianalisis terhadap kemungkinan penurunan nilai seperti yang diatur dalam PSAK 48 (Revisi 2010)) Penurunan
Nilai Aset. Sedangkan liabilitas sewaan disajikan terpisah menurut jatuh temponya.
 Laporan Laba Rugi
Pada sewa pembiayaan, lessee mengakui beban penyusutan dan beban bunga dalam Laporan Posisi Keuanga,
kecuali jika beban tersebut dimasukkan dalam jumlah tercatat aset lainnya.

Sewa Operasi
Pengakuan dan Pengukuran
 Pengakuan Beban
Lesse hanya perlu mengakui beban atas pembayaran sewa dengan dasar garis lurus selama masa sewa kecuali
terdapat dasar sistematis lain. Jika sewa dikategorikan sebagai sewa operasi, maka PT Lessee membuat jurnal pada
tiap tanggal pembayaran sebagai berikut :

Beban Sewa 41.933.445


Kas 41.933.445

 Pengukuran Beban
Nilai beban sewa diukur berdasarkan jumlah pembayraan sewa yang dilakukan oleh lessee. Namun terkadang lesse
mendapatkan insentif tertentu dari lessor agar bersedia melaksanakan perjanjian sewa.

Penyajian dan Pengukuran


 Laporan Laba Rugi
Lessee mengakui beban sewa dalam Laporan Laba Rugi, kecuali jika beban tersebut dimasukkan dalam jumlah
tercatat aset lainnya.
3. AKUNTANSI SEWA BAGI LESSOR
Sewa Pembiayaan

Pengakuan Awal dan Pengukuran


 Pengakuan Piutang
Dalam sewa pembiayaan, pada awal masa sewa lessor mengakui piutang sebesar nilai
investasi bersih yaitu investasi kotor yang didiskontokan dengan tingkat bunga implisit. Selain
mengakui piutang, lessee juga menghentikan pengakuan aset sewaan karena semua resiko dan
manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset telah dialihkan kepada lesse.
Sebagai ilustrasi, nilai wajar aset pada awal masa sewa adalah Rp 100.000.000 yang sama
dengan nilai investasi besih. Jurnal yang dicatat lessor adalah :
Piutang Sewa Pembiayaan 100.000.000
Aset 100.000.000
Jika lesse telah membayar uang muka sewa sebesar Rp 10.000.000 maka jurnal yang dicatat
lessor adalah :
Piutang Sewa Pembiayaan 90.000.000
Sewa Diterima di Muka 10.000.000
Aset 100.000.000

 Tingkat Diskonto.
Nilai kini investasi kotor dihitung menggunakan tingkat bunga implisit.
 Nilai Residu.
Diperhitungkan dalam nilai investasi kotor terlepas apakah nilai residu dijamin atau tidak.
 Biaya Langsung Awal.
Dikeluarkan lessor dalam sewa pembiayaan ditambahkan kedalam nilai investasi bersih.
Pengukuran Setelah Pengakuan Awal

Pemisahan antara Pendapatan Sewa dan Pelunasan Pokok


Pembayaran sewa yang dihitung oleh lessor setelah memperhitungkan
penghasilan pembiayaan bagi lessor. Oleh karena itu, lessor harus memisahkan
antara begian pendapatan sewa (bunga) dan pelunasan pokok atas pembayaran
sewa minimum pada setiap periode.
CONTOH 20.5 SEWA PEMBIAYAAN BAGI LESSOR TANPA NILAI RESIDU
Nilai wajar aset sewaan Rp 150.000.000
Nilai kini atas nilai residu 0
Jumlah yang akan diperoleh kembali melalui pembayaran sewa Rp 150.000.000
Faktor nilai kini anuitas due of 1 3,5770969
Nilai pembayaran sewa tahunan ( Rp150.00.000/3,5770969) Rp 41.933.445

Pada masa awal sewa lessor akan mencatat jurnal sebagai berikut :
2 Januari 2015 Piutang Sewa Pembiayaan 150.000.000
Aset 150.000.000
TABEL 20.5 TABEL AMORTISASI BAGI LESSOR – TANPA NILAI RESIDU

Tanggal Penerimaan Pendapatan Pengurangan Piutang Sewa


Sewa Bunga Pokok Piutang
2/1/15 150.000.000
2/1/15 41.933.445 41.933.445 108.066.555
2/1/16 41.933.445 8.645.324 33.288.121 74.778.434
2/1/17 41.933.445 5.982.275 35.951.170 38.827.264
2/1/18 41.933.445 3.106.181 38.827.26 0

Berdasarkan perjanjian sewa, pembayaran sewa pertama dilakukan langsung di awal masa
sewa. Atas penerimaan tersebut PT Lessor mencatat jurnal sebagai berikut :
2 Januari 2015 Kas 41.933.445
Piutang Sewa Pembiayaan 41.933.445
Penerimaan sewa berikutnya adalah tanggal 2 Januari 2016. Namun sesuai prinsip akrual,
pada akhir tahun 2010 PT Lessor harus mengakui pendapatan sewa pembayaran
(pendapatan bunga) terkait jumlah yang akan diterima pada awal tahun 2016 dengan
jurnal :
31 Desember 2015 Piutang Bunga 8.645.324
Pendapatan Sewa Pembiayaan 8.645.324
Pada saat pembayaran tanggal 2 Januari 2016, PT Lessor tinggal menghapus piutang
bunga yang sudah diakui pada akhir tahun lalau (dengan asumsi tidak ada jurnal
pembalik) sebagai berikut :
31 Desember 2016 Kas 41.933.445
Piutang Sewa Pembiayaan 33.288.121
Piutang Bunga 8.645.324
Contoh sewa pembiayaan bagi lessor dengan nilai residu
Nilai wajar aset sewaan Rp 150.000.000
Nilai kini atas nilai residu Rp 22.050.895 -
Jumlah yang akan diperoleh kembali melalui pembayaran sewa Rp 127.949.104
Faktor nilai kini anuitas due of 1 3,5770969 :
Nilai pembayaran sewa tahunan Rp 35.768.978

Nilai pada tabel amortisasi lesse akan sama dengan lessor jika :
1. Tingkat bunga yang digunakan sama
2. Tidak ada nilai residu atau nilai residu dujamin
Jika kondisi ini tidak terpenuhi, maka kita harus membuat tabel amortisasi untuk masing-masing pihak

TABLE 20.6 TABEL MORTISASI BAGI LESSOR-NILAI RESIDU DIJAMIN DAN TIDAK DIJAMIN

Tanggal Penerimaan Sewa Pendapatan Bunga Pengurangan Pokok Piutang Sewa


(8%) Piutang
2/1/10 150.000.000

2/1/10 35.768.978 0 35.768.978 114.231.022

2/1/11 35.768.978 9.138.482 26.630.497 87.600.525

2/1/12 35.768.978 7.008.042 28.760.936 58.839.589

2/1/13 35.768.978 4.707.167 31.061.811 27.777.778

31/12/13 30.000.000 2.222.222 27.777.778 0


Jika nilai residu dijamin, dan nilai wajar aset pada akhir masa sewa hanya Rp 20.000.000,
maka PT Lessor menerima Rp 10.000.000 dari PT Lesse. PT Lessor akan mencatat jurnal sebagai
berikut :
31 Desember 2018 Kas 10.000.000
Aset 20.000.000
Piutang Sewa Pembiayaan 27.777.778
Pendapatan Sewa Pembiayaan 2.222.222

Jika nilai residu tidak dijamin, maka PT Lessor tidak akan menerima pembayaran kas dari PT
Lesse. Sebagai gantinya PT Lessor akan mengakui kerugian sebesar Rp 10.000.000

Penyajian dan Pengungkapan


Laporan Posisi Keuangan (Neraca)
Pada sewa pembiayaan, lessor mengakui piutang dan menghentikan pengakuan aset dalam
Laporan Posisi Keuangan. Piutang tersebut disajikan dalam kelompok piutang pembiayaan dan
harus dianalisis terhadap kemungkinan penurunan nilai seperti yang diatur dalam PSAK 55
(Revisi 2011) Instrumen Keuangan Pengakuan dan Pengukuran. Piutang pembiayaan disajikan
terpisah menurut jatuh temponya. Bagian piutang yang akan jatuh tempo kurang dari 1 tahun
sejak tanggal pelaporan disajikan sebagai aset lancar dan sisanya disajikan sebagai aset tidak
lancar.
Laporan Laba Rugi
Lessor mengakui pendapatan sewa dalam Laporan Laba Rugi, kecuali jika beban tersebut
dimasukkan dalam jumlah tercatat aset lainnya.
Sewa Operasi

Pengakuan dan Pengukuran


 Pengakuan Pendapatan
Jika sewa dikategorikan sebagai sewa operasi, maka PT Lessor membuat jurnal tiap tanggal pembayaran sewa
sebagai berikut :
Kas 41.933.445
Pendapatan Sewa 41.933.445

 Pengukuran Pendapatan
Nilai pendapatan sewa diukur berdasarkan jumlah pembayaran sewa yang diterima lessee. Namun, terkadang
lessor memberikan insentif tertentu agar lessee bersedia melaksanakan perjanjian sewa. Insentif dapat
berupa bayaran tunai di muka kepada lesse atau potongan pembayaran sewa.
 Biaya Langsung Awal
Biaya langsung awal yang dikeluarkan lessor dalam sewa operasi diakui sebagai aset sewaan dan dibebankan
selama masa sewa dengan dasar yang sama dengan pendapatan sewa.

Penyajian dan Pengungkapan


 Laporan Laba Rugi
Pada sewa operasi, lessor mengakui pendapatan sewa dalam Laporan Laba Rugi. Pendapatan sewa dari sewa
operasi sebagai pendapatan dengan dasar garis lurus selama masa sewa kecuali terdapat dasar sistematis
lain yang lebih mencerminkan pola waktu atas manfaat penggunaan aset sewaan yang menurun.
 Laporan Posisi Keuangan
Lessor mengakui pendapatan sewa dalam Laporan Laba Rugi dengan dasar garis lurus selama masa sewa
kecuali terdapat dasar sistematis lain yang lebih mencerminkan pola waktu atas manfaat penggunaan aset
sewaan yang menurun.
Sewa Bagi Lessor Pabrikan
Parikan atau dealer sering kali menawarkan pilihan untuk membeli atau menyewa suatu aset
kepada pelanggan. Sewa pembiayaan atas aset oleh lessor pabrikan atau dealer memberikan dua
jenis penghasilan, yaitu sebagai berikut :
Laba atau rugi yang ekuivalen dengal laba atau rugi dari penjualan biasa atas aset yang disewakan,
pada harga jual normal setelah dikurangi potongan penjualan (jika ada). Atas penghasilan ini lessor
mengakui pendapatan penjualan berikut biaya penjualan terkait.
Penghasilan pembiayaan (bunga) selama masa sewa.

Pengakuan Awal dan Pengukuran


 Pengakuan Piutang dan Pendapatan
Pada awal masa sewa, lessor mengakui piutang sewa sebesar nilai investasi bersih. Nilai piutang
yang diakui lessor pada awal masa sewa adalah sebesar nilai kini dari jumlah pembayaran sewa
minimum yang akan diterima ditambah nilai residu(jika ada).
 Tingkat Diskonto
Nilai kini dari pembayaran sewa minimum dihitung pada tingkat bunga pasar.
 Nilai Residu
Jika aset yang disewakan memiliki nilai residu, maka diperhitungkan dalam nilai investasi kotor
terlepas apakah nilai residu dujamin atau tidak.
 Biaya Langsung Awal
Diakui sebagai beban ketika laba penjualan diakui.

Pengukuran Setelah Pengakuan Awal


Lessor harus memisahkan antara bagian pendapatan sewa (bunga) dan pelunasan pokok atas
pembayaran sewa minimum pada setiap periode.

Penyajian dan Pengungkapan


Sama dengan sewa pembiayaan biasa.
4. TRANSAKSI JUAL DAN SEWA BALIK

Meliputi penjualan suatu aset dan menyewakan kembali aset yang sama. Transaksi ini
dilakukan oleh lesse dengan tujuan untuk pendanaan tanpa harus kehilangan manfaatdari
aset operasionalnya.

(1) Menjual Aset


LESSEE LESSOR
(2) Menyewakan Aset

Sewa Pembiayaan

Pengakuan dan Pengukuran


 Lessee (Penjual)
Selisih hasil penjualan dari jumlah tercatat tidak dapat diakui sebagai pendapatan oleh
penjual (lesse), tetapi ditangguhkan dan diamortisasi selama masa sewa. Sedangkan
pengakuan aset sewaan dan liabilitas terkait pada saat penjual (lesse) menyewa kembali
mengacu pada ketentuan dalam sewa pembiayaan biasa.
Contoh Transaksi Jual dan Sewa Balik
Mengacu pada contoh sebelumnya, sebelum menyewanya dari PT Lessor, PT Lessee
memiliki aset sewaan tersebut dengan biaya perolehan Rp 100.000.000 dan kemudian
menjualnya kepada PT Lessor seharga Rp 150.000.000. PT Lessor akan mengakui nilai
wajar aset tersebut sebesar Rp 150.000.000 dan kemudian digunakan sebagai dasar
perhitungan pembayaran sewa kepada PT Lesse. Asumsi tidak ada biaya langsung
awal untuk kedua pihak, maka jurnal yang dicatat oleh kedua belah pihak adalah :
PT LESSEE PT LESSOR

2/1/15

Kas 150.000.000 Aset 150.000.000

Aset 100.000.000 Kas 150.000.000

Pendapatan Tangguhan 50.000.000

Aset Sewa Pembiayaan 150.000.000 Piutang Sewa Pembiayaan 150.000.000

Liabilitas Sewa Pembiayaan 150.000.000 Aset 150.000.000

Liabilitas Sewa Pembiayaan 41.933.445 Kas 41.933.445

Kas 41.933.445 Piutang Bunga 41.933.445

31/12/15

Beban Penyusutan 37.500.000 Tidak ada jurnal

Akumulasi Penyusutan 37.500.000

Beban Bunga 8.645.324 Piutang Bunga 8.645.324

Utang Bunga 8.645.324 Pendapatan Sewa Pembiayaan 8.645.324

Pendapatan Tangguhan 12.500.000 Tidak ada jurnal

Pendapatan Penjualan 12.500.000


 Lessor (Pembeli)
Sebesar nilai wajar aset.
 Penyajian dan Pengungkapan
Pendapatan tangguhan yang diakui lesse disajikan sebagai liabilitas pada Laporan Posisi
Keuangan. Pengungkapan khusus diperlukan untuk pengaturan sewa yang material
dan tidak biasa dari perjanjian atau persyaratan transaksi jual dan sewa balik.

Sewa Operasi
Pengakuan dan Pengukuran

Lesse (Penjual)
Jika suatu transaksi jual dan sewa balik merupakan sewa operasi maka:
1. Jika lessee menjual dibawah nilai wajar, maka laba atu rudi diakui segera
2. Jika haga jual dibawah nilai wajar, maka laba atau rugi akan diakui segera. Kecuali
rugi tersebut dikompensasikan dengan pembayaran sewa dimasa depan yang lebih
rendah dari harga pasar, maka rugi tersebut harus ditangguhkan dan diamortisasi
secara personal.
3. Jika harga jual diatas nilai wajar, selisih tersebut ditangguhkan dan diamortisasi
selama periode penggunaan aset
4. Jika nilai wajar pada saat transaksi jual dan sewa balik lebih rendah daripada jumlah
tercatatnya, rugi selisih antara jumlah tercatat dan nilai wajar diakui segera.
• Lessor (Pembeli)
Penyajian dan Pengungkapan
Penyajian aset dan liabilitas serta pendapatan dan beban
pada transaksi jual dan sewa balik ini mengacu pada
ketentuan pada sewa operasi. Kecuali untuk laba
tangguhan akan disajikan sebagai liabilitas pada
Laporan Posisi Keuangan.

You might also like