Professional Documents
Culture Documents
FASILITATOR :
dr. Aklima.Mph
ANGGOTA :
Dynna akmal
Rizky dwi uldiana
Teguh armada
Eka marlis surya ningsih
Hayatun nufus
Heri hartoni
Febrima rahayu
Hafizurrahman
Faurani yuzia
Kenanga tessa bakri
Trigger 1
OD & OS ditemukan
visual aculty 1.0
Konjungtivitis Pem. oftamology Palpebra
pseudoptosis,
hiperemis, edema
Konjungtiva
hiperemis
Injeksi konjungtiva
Sekret purulen
membran
STEP 5
Konjungtivitis
a) Defenisi
b) Klasifikasi
c) Etiologi
d) Patofisiologigejala klinis
e) Diagnosa-Anamnesa
f) -PF
g) -PP (Oftalmologi)
h) Deferensial Diagnosa
i) Komplikasi
j) Tatalaksana
k) Pencegahan
l) Prognosa
STEP 7
a) Definisi
Konjungtivitis adalah inflamasi
konjungtiva dan ditandai dengan
pembengkakan dan eksudat. Pada
konjungtivitis mata tampak merah,
sehingga sering disebut mata merah.
b). klasifikasikan antara lain :
1. Konjungtivitis Kataral(mata merah)
Penyebab:
-S. Aureus, pneumokokus
-virus morbili
-bahan kimia
2. Konjungtivitis Purulen
Terjadi pada bayi yang baru lahir disebabkan
oleh terinfeksi gonore oleh ibunya ketika
melewati jalan lahir.
3. Konjungtivitis Flikten
4. Konjungtivitis Membran / Pseudo Membrane
5. Konjungtivitis Vernal
6. Konjungtivitis Folikularis Nontrakoma
7. Konjungtivitis Folikularis Trakoma
c). Etiologi
Bakteri : staphylococcus aureus,
streptococcus pneumoniae, hemophilus
influenza dan escheria coli
Virus : adenovirus
Alergi: Sensitivitas terhadap serbuk, bulu,
makanan, debu
Iritasi : asap, angin, obat dengan bahan
pengawet yang toksik
d). Patofisiologi
Mikroorganisme (virus, bakteri, jamur),
bahan alergen, iritasi menyebabkan
kelopak mata terinfeksi sehingga kelopak
mata tidak dapat menutup dan membuka
sempurna, karena mata menjadi kering
sehingga terjadi iritasi menyebabkan
konjungtivitis. Pelebaran pembuluh darah
disebabkan karena adanya peradangan
ditandai dengan konjungtiva dan sclera
yang merah, edema, rasa nyeri, dan adanya
secret mukopurulent.
Akibat jangka panjang dari konjungtivitis yang
dapat bersifat kronis yaitu mikroorganisme,
bahan allergen, dan iritatif menginfeksi
kelenjar air mata sehingga fungsi sekresi juga
terganggu menyebabkan hipersekresi. Pada
konjungtivitis ditemukan lakrimasi, apabila
pengeluaran cairan berlebihan akan
meningkatkan tekanan intra okuler yang lama
kelamaan menyebabkan saluran air mata atau
kanal schlemm tersumbat. Aliran air mata
yang terganggu akan menyebabkan iskemia
syaraf optik dan terjadi ulkus kornea yang
dapat menyebabkan kebutaan. Kelainan
lapang pandang yang disebabkan kurangnya
aliran air mata sehingga pandangan menjadi
kabur dan rasa pusing.
Virus Bakteri Alergi Toksik
Gatal - - ++ -
Mata Merah + ++ + +
Hemoragi + + - -
Sekret Serous Mucous Purulen, Kuning, Viscus -
Krusta
Kemosis ± ++ ++ ±
Lakrimasi ++ + + ±
Folikel + - + ±
Papil - + + -
Pseudomembran ± ± - -
Pembesaran ++ + - -
kelenjar limfa
Panus - - - ±
Bersamaan dengan ± ± - -
keratitis
Demam ± ± - -
Sitologi Granulosit Limfosit, Eusinofil Sel Epitel,
monosit granulosit
e). Pemeriksaan fisik
Konjungtiva hendaknya diamati terhadap
adanya tanda radang (yaitu melebarnya
pembuluh darah), pigmentasi tidak biasa,
nodi, pembengkakan, atau perdarahan.
Konjungtiva tarsal dapat dilihat dengan
membalikkan kelopak mata. Minta pasien
tetap membuka matanya dan melihat
kebawah. Dokter menahan sejumlah bulu
mata dari kelopak mata atas. Kelopak itu
ditarik lepas dari bola mata dan ujung
sebuah tangkai aplikator ditekan pada
tepian atas lempeng tsarsal.
Pemeriksaan Penunjang
Pada pemeriksaan sitologi ditemukan sel
raksasa dengan pewarnaan giemsa, kultur
virus
Diagnosa Banding Konjungtivitis
Glaukoma Kongestif
Konjungtivitis Keratitis Uveitis Anterior
Akut
Menurun perlahan,
Tergantung letak
Visus Normal tergantung letak Menurun mendadak
infiltrat
radang
Hiperemi konjungtiva perikornea Siliar Mix injeksi
Epifora,
- + + -
fotofobia
Sekret Banyak - - -
Palpebra Normal Normal Normal Edema
Gumpalan sel Edema, suram (tidak
Kornea Jernih Bercak infiltrat
radang bening), halo (+)
COA Cukup cukup Sel radang (+) dangkal
Sel radang (+), flare
H. Aquous Normal normal Kental
(+), tyndal efek (+)
Kadang edema Kripta menghilang
Iris Normal normal
(bombans) karena edema
Mid midriasis
Pupil Normal normal Miosis
(d:5mm)
Sel radang
Lensa Normal normal Keruh
menempel
H). Penatalaksanaan
Konjungtivitis biasanya hilang sendiri. Tapi
tergantung pada penyebabnya, terapi dapat
meliputi antibiotika sistemik atau topical, bahan
antiinflamasi, irigasi mata, pembersihan kelopak
mata, atau kompres hangat.
Bila konjugtivits disebabkan oleh
mikroorganisme, pasien harus diajari bagaimana
cara menghindari kontaminasi mata yang sehat
atau mata orang lain. Perawat dapat
memberikan instruksipada pasien untuk tidak
menggosok mata yang sakit kemudian
menyentuh mata yangs ehat, untuk mencuci
tangan setelah setiap kali memegang mata yang
sakit, dan menggunakan kain lap, handuk, dan
sapu tangan baru yang terpisah.
i. Komplikasi
1. Komplikasi konjungtivitis kataral seperti
ekstropin, trikiasis
2. Komplikasi pada konjungtivitis purulenta
adalah berupa ulkus kornea
3. Komplikasi pada konjungtivitis
membranasea dan pseudomembranasea
adalah bila sembuh akan meninggalkan
jaringan perut yang tebal di kornea
4. Komplikasi konjungtivitis vernal adalah
pembentukan jaringan sikratik dapat
mengganggu penglihatan
J. Pencegahan
1. Konjungtivitis mudah menular, karena itu
sebelum dan sesudah membersihkan atau
mengoleskan obat, penderita harus mencuci
tangannya bersih-bersih.
2. Usahakan untuk tidak menyentuh mata yang
sehat sesudah menangani mata yang sakit.
3. Jangan menggunakan handuk atau lap
bersama-sama dengan penghuni rumah
lainnya.
4. Gunakan lensa kontak sesuai dengan
petunjuk dari dokter dan pabrik pembuatnya.
Kesimpulan
Konjungtivitis merupakan radang
konjungtiva atau radang selaput lendir
yang menutupi belakang kelopak mata.
Konjungtivitis disebabkan oleh
mikroorganisme berupa bakteri, virus,
jamur, parasit dan ada juga yang di
sebabkan oleh alergi. Penderita radang
konjungtiva dengan gejala keadaan mata
merah.