You are on page 1of 14

ANALISA JURNAL

KEPERAWATAN GAWAT DARURAT


(KGD)
ANALISIS AKURASI GLASGOW COMA SCALE
(GCS) DALAM MEMPREDIKSI MORTALITY
PASIEN CEDERA KEPALA
OLEH : KELOMPOK 3
LATAR BELAKANG

 Cedera kepala merupakan kondisi trauma yang menjadi salah satu


penyebab utama kematian dan kecacatan akibat trauma. Kasus cedera
kepala selalu membutuhkan penanganan yang serius, komprehensif,
dan cepat yang bertujuan untuk menurunkan angka morbiditas dan
mortalitasnya. Pengukuran keparahan trauma pada kasus cedera
kepala (model prognosis) adalah langkah yang sangat penting untuk
mendukung pengambilan keputusan klinis yang tepat, merencanakan
strategi pengobatan yang efektif dan efisien, hemat waktu dan biaya
serta dapat mencegah kecacatan dan mortality pasien cedera kepala
(Kung et al, 2011; Ting et al, 2010; Tjahjadi et al, 2013)
LANJUTAN……

 Terdapat berbagai cara penilaian prognosis pada kasus trauma


kepala, salah satu diantaranya adalah dengan menggunakan
Glasgow Coma Score (GCS). Penilaian menggunakan GCS
menggunakan komponen respon mata, verbal, dan motorik.
Namun, menurut Rapsang & Shyam (2015) saat ini masih belum
ada sistem penilaian trauma yang ideal untuk diterapkan. Adanya
sistem skoring dari Glasgow Coma Scale akan dapat membantu
menentukan pasien mana yang memiliki survival rate yang masih
bagus dan dapat dioptimalkan dengan strategi pengobatan yang
efektif dan efisien (Tjahjadi et al., 2013).
Clinical Question (PiCO)

 P = Pasien dengan Trauma Kepala


 I = Penilaian dengan GCS
 C =-
 O = Tingkat Akurasi GCS dalam memprediksi mortality

Pertanyaan : Bagaimana Tingkat Akurasi GCS dalam memprediksi


mortality pasien cidera kepala ?
ANALISA JURNAL YANG RELEVAN

 Apakah hasil risetnya valid?


 Apakah percobaan membahas pertanyaan dengan jelas?
P = Data diambil dari semua rekam medis pasien di Rumah Sakit dr.
Iskak Tulungagung bulan Januari 2016 hingga Juli 2017 berjumlah 150
rekam medis dengan kriteria inklusi adalah data rekam medis
dengan nilai ISS ≥ 15, memiliki data GCS pada lembar triage, dan
data dengan rentang usia pasien 20-65 Tahun. Kriteria ekslusinya
adalah data rekam medis dengan luka bakar serius, intoksikasi
dan PPOK, dan data pasien rujukan dan pasien yang pindah
rumah sakit sebelum 7 hari perawatan.
Lanjutan…

 I = Penelitian observasional analitik dengan pendekatan desain cohort


retrospektif ini dilaksanakan di Rumah Sakit dr. Iskak Tulungagung pada
bagaian Rekam Medis. Data diambil dari semua rekam medis pasien bulan
Januari 2016 hingga Juli 2017 berjumlah 150 rekam medis dengan kriteria
inklusi adalah data rekam medis dengan nilai ISS ≥ 15, memiliki data GCS
pada lembar triage, dan data dengan rentang usia pasien 20-65 Tahun.
Kriteria ekslusinya adalah data rekam medis dengan luka bakar serius,
intoksikasi dan PPOK, dan data pasien rujukan dan pasien yang pindah
rumah sakit sebelum 7 hari perawatan. Dilakukan pengumpulan data
dasar berupa: jenis kelamin, mekanisme cedera, dan mortality pasien dalam
7 hari perawatan. Data GCS yang digunakan data GCS saat pasien masuk
IGD rumah sakit. Penilaian GCS (Tabel 1) terdiri dari tiga komponen yaitu:
respon membuka mata, respon motorik dan respon verbal. Data yang
didapatkan kemudian diolah dengan SPSS 20.0 menggunakan Uji Mann
Whitney dan regresi logistik
Lanjutan…

C =-
O = GCS merupakan prediktor mortality yang baik
pada kasus trauma kepala dengan sensitivity
0.7586, specificity 0.7934, PPV 0.468, and NPV
0.932.
 Apakah instrumenya valid?
 Iya, karena penelitian dilakukan oleh orang yang berkompeten.

 Apakah hasil mendekati kebenaran ?


 Iya, karena GCS merupakan prediktor mortality yang baik pada
kasus trauma kepala dengan sensitivity 0.7586, specificity 0.7934,
PPV 0.468, and NPV 0.932.
 Metodologi risetnya benar? Benar.
 Penelitian observasional analitik dengan pendekatan desain
cohort retrospektif
BEBERAPA HASIL PENELITIAN YANG
SEBANDING :

1. Penelitian yang berjudul “differential effects of the glasgow coma scale score and its
components: an analysis of 54,069 patients with traumatic brain injury” oleh Florence
CM Reith dkk pada bulan September tahun 2017. Hasil dari penelitian ini
menyebutkan bahwa Tiga Komponen GCS direkomendasikan baik dalam praktik
klinik dan dalam studi prognosis.
2. Penelitian yang berjudul “ Comparative Analysis of Accuracy Among Galsgow Coma
Scale, Trauma Score, And Revised Trauma Score As Predictors of Mortality Head Injury
Patient oleh Riki Ristanto, Amn Zakaria dan Heny Nurmayunita bulan Mei 2017. Hasil
dari penelitian ini adalah tidak didapatkan perbedaan akurasi yang bermakna
antara penggunaan GCS, RTS dan TS dalam memprediksi mortality pasien cidera
kepala.
Lanjutan….

3. Penelitian yang berjudul “Good Mortality Prediction by


Glasgow Coma Scale for Neurosurgical Patients” oleh Hsien-
Wei Ting1,4, Ming-Shung Chen2, Yueh-Chun Hsieh3, Chien-
Lung Chan (2010) Hasil Penelitian ini adalah kekuatan prediktif
SAPS II, APACHE II dan GCS-mr adalah sama. GCS-mr lebih
nyaman untuk memprediksi mortalitas pada pasien bedah
saraf. Baik GCS ≤ 5 dan GCS-M ≤ 3 adalah indikator mortalitas
yang baik pada pasien ini.
KESIMPULAN

 GCS merupakan prediktor mortality yang baik pada kasus


trauma kepala sesuai dengan beberapa hasil penelitian
yang sudah dilakukan, sehingga bisa diterapkan dalam
praktik klinik.
DAFTAR PUSTAKA

 Ristanto, Riki. Dkk., 2017. Comparative Analysis Of Accuracy Among Glasgow


Coma Scale, Trauma Score, And Revised Trauma Score As Predictors
Ofmortality Head Injury Patients. Jurnal Ilmu Keperawatan Volume 5.
 Zakaria, Amin.Dkk. 2017. Analisis Akurasi Glasgow Coma Scale (Gcs) Dalam
Memprediksi Mortality Pasien Cedera Kepala. Hasil Penelitian Dan Pengabdian
Masyarakat Seri Ke-1
 Florence CM Reith dkk. 2017. differential effects of the glasgow coma scale score
and its components: an analysis of 54,069 patients with traumatic brain injury”
 Hsien-Wei Ting1,4, Ming-Shung Chen2, Yueh-Chun Hsieh3, Chien-Lung Chan (2010).
Good Mortality Prediction by Glasgow Coma Scale for Neurosurgical Patients”.
Chinese Medical Association.
JURNAL

 Jurnal 1
 Jurnal 2
 Jurnal 3

You might also like