You are on page 1of 22

STRUMA

Pembimbing :
dr. Agoestino S, Sp.B
Disusun Oleh :
Mega Martin
030.11.184
PENDAHULUAN Pembesaran tiroid:
1. Perubahan fungsi tubuh
2. Tidak mempengaruhi fungsi

Pembesaran kelenjar tiroid


yang disebabkan oleh
penambahan jaringan
kelenjar tiroid sendiri
Epidemiologi:
Di daerah
kelenjar-
pegunungan
tiroid1

Prevalensinya 10x lebih sering


pada wanita dibanding pria

Wanita: 20-27
Pria: 1-5 kasus dari
kasus dari 1000
1000 pria
wanita
ANATOMI
Tiroid:
FISIOLOGI
BENJOLAN AKUT DI LEHER
 Muncul dalam waktu yang singkat biasanya bergejala. Trauma setempat 
hematoma
 Hematom yang kecil  sembuh dengan sendirinya; besar  dapat meluas dan
membutuhkan intervensi segera, jika diperlukan dilakukan eksplorasi bedah.
 Mekanisme trauma yang sama ditambah dengan adanya gaya robekan, berpotensi
pembentukan pseudoaneurisme atau fistula arteriovenosa yang besifat lunak,
benjolan yang pulsatif dengan thrill atau bruit. CT angiography  kerusakan
vaskuler  tindakan bedah ligase.
DIAGNOSA BANDING
BENJOLAN AKUT DI LEHER
Etiologi limfadenopati servikal
biasanya infeksi /peradangan
yang disebabkan dari gigi,
air liur, virus, dan bakteri. Kelenjar limfe biasanya
menonjol, lunak, dan
mobile, serta dapat Beberapa penyebab
Gejala saluran pernapasan kemerahan, dan teraba infeksi (human
karena virus muncul selama 1 hangat. immunode-ficiency virus
– 2 minggu, limfadenopati [HIV], Epstein-Barr
hilang seluruhnya dalam 3 – 6 virus, cytomegalovirus,
minggu setelah gejala hilang. Virus yang tidak diketahui toxoplasmosis)
meyebabkan 20% - 30% cenderung
BIOPSI dari infeksi saluran napas menyebabkan
nodul yang tidak mereda setelah 4 atas, muncul antara 2 – 4x limfadenopati
– 6 minggu, kecurigaan keganasan / tahun pada dewasa menyeluruh, yang
(keringat malam, demam,  (rhinovirus, coronavirus, membutuhkan evaluasi
berat badan, atau benjolan tumbuh dan influenza) komprehensif.
cepat)
DIAGNOSA BANDING
BENJOLAN AKUT DI LEHER
Infeksi bacterial  antibiotik sefalosporin generasi pertama, amkosisilin/klavulanat (Augmentin),
atau klindamisin
Infeksi oleh Bartonella henselae (ditularkan oleh kucing/kutu; muncul pada lokasi gigitan)  mobile,
fluktuasi, eritem, and lunak, namun terisolasi, mirip yang disebabkan oleh infeksi staphylococcal
Infeksi ekstrapulmoner oleh Mycobacterium tuberculosis. Bentuknya difus, bilateral, biasanya multiple,
terfiksir, keras, padat, berada pada segitiga posterior.
• Daerah yang endemik tb seperti India, Asia Tenggara, atau sub-Saharan Afrika  tes Mantoux
• Hasil tes Mantoux yang negative tidak menyingkirkan infeksi atipikal mycobacterium  FNAB / rujuk jika
limfadenopati tidak membaik setelah pengobatan.

Inflamasi kelenjar liur (sialadenitis akut) muncul pada usia tua, keadaan dehidrasi atau riwayat
tindakan gigi sebelumnya.
 Nyeri dan pembengkakan yang cepat atau onset yang gradual, edema lokal, eritem, konsistensi lunak atau
fluktuatif yang disertai abses.
 Kompresi bimanual  mengeluarkan cairan purulen di rongga mulut.
 CT leher dengan kontras  konfirmasi diagnose dan menyingkirkan etiologi lain seperti abses gigi atau tumor
DIAGNOSA BANDING Gejala : luka yang tidak
sembuh, dysarthria,
dysphagia, odynophagia,
BENJOLAN SUBAKUT DI LEHER longgar atau posisi gigi
yang salah, globus, suara
serak, hemoptysis, dan
parastehesia orofaring
Onset minggu sampai bulan
Benjolan leher yang persisten Meningkat dengan prevalensi
dan tidak bergejala  curiga HIV
keganasan  Squamous cell Lesi ini membesar dengan
carcinoma: neoplasma cepat, lateral, kistik, hipertrofi
primer, metastasisnya persisten; palatum atau tonsil
sering menjadi sumber lingual yang asimetris,
keganasan  padat, terfisksir. limfadenopati sevikal
pemeriksaan lebih lanjut jika timbul disfagia, perubahan suara,
persisten atau gejala+ factor atau perdarahan faring.
resiko, ≠ respon antibiotik, atau
etiologi tidak jelas
Faktor resiko kanker
pada saluran Populasi beresiko  orang kulit
aerodigestif atas yaitu putih, usia 35 – 55 tahun riwayat
factor resiko kanker laki-laki, dan pengguna merokok, penggunaan alcohol
orofaringeal: riwayat keluarga alcohol, tembakau, yang berat, dan berganti-ganti
squamous cell carcinoma, serta konsumsi kacang pinang pasangan seksual (terutama ada
buruknya kebersihan mulut kontak orogenital)
DIAGNOSA BANDING
BENJOLAN SUBAKUT DI LEHER
Saat metastasis berupa
 80% tumor kelenjar liur  jinak & timbul di glandula limfadenopati
parotis  unilateral, asimptomatik, tumbuh lambat, supraklavikular, FNAB
mobile menunjukan keganasan
 dibandingakan dengan tumor ganas yang bertumbuh cepat, terfiksir pada satu setengah kasus
pada kulit, nyeri, atau terkenanya saraf kranial (terutama N. VII) dengan usia > 40 tahun
 Pembesaran glandular yang persisten + gejala dari sebagai prediktor
xerophthalmia dan xerostomia  sindroma Sjögren keganasan

 Kanker kulit (melanoma) metastasis  perlu melihat pada Penyebab paling sering
bagian mukosa (hidung, sinus paranasal, rongga mulut, dan keganasan primer yang
nasofaring) menyebabkan limfadenopati
 Gejala konstitusional dari demam, menggigil, keringat servikal berasal dari paru-
malam, dan penurunan berat badan dapat menunjukan paru, payudara, limfoma,
metastasis yang jauh. serviks, area
gastroesofageal, ovarium,
dan pankreas
DIAGNOSA BANDING
BENJOLAN SUBAKUT DI LEHER
 Limfoma, timbul pembesaran kelenjar limfe yang cepat, tidak nyeri  nyeri,
biasanya elastis, lunak, dan mobile.
 Limfoma hodkin memiliki bimodal distribusi usia (15 – 34 tahun, dan > 55 tahun)
dan jarang bergejala extranodul, sedangkan limfoma non Hodgkin lebih sering
pada dewasa tua dan bergejala extranodul pada cincin tonsillar di faring.

CT + kontras pada leher, dada, leher, dan pelvis membantu


dalam menentukan stadium limfoma dan menunjukan lokasi
biopsy yang mungkin
DIAGNOSA BANDING
BENJOLAN KRONIK DI LEHER

 Kista duktus thyroglosal paling sering ditemukan, berada pada garis tengah,
bersebelahan dengan tulang hyoid
 Normalnya telihat pada usia 5 tahun, dengan 60% didiagnosa pada usia 20 tahun.
 Benjolan mobile, lunak, kemerahan, kadang + keluhan saluran napas yang rekuren

 Kista dermoid  di segitiga submental, lunak, pucat, tidak nyeri


 Terapi sefalosporin generasi pertama, amoxi-cillin/clavulanate, atau klindamisin,
 Eksisi sebagai terapi defenitif dipertimbangkan setelah infeksi yang berulang.
DIAGNOSA BANDING
BENJOLAN KRONIK DI LEHER
 Kelenjar tiroid yang membesar difus mungkin disebabkan oleh penyakit Graves,
tiroiditis Hashimoto, atau defisiensi yodium, namun dapat disebabkan oleh eksposur
goitrogenik seperti lithium.
 Laringokel : muncul karena batuk kronis atau meniup yang berulang-ulang 
menyebabkan herniasi diverticulum laring menuju ke membran tirohioid lateral 
edema  berpotensi menjadi laringopiokel, yang dapat menghalangi jalan napas.
 CT atau laringoskopi  mengkonfirmasi laringokel / laringopiokel  memerlukan eksisi bedah

 Lipoma : lunak, mobile, tidak terfiksir, tumor adiposa subkutan.


 Biasanya muncul pada pasien > 35 tahun atau post trauma.
PENDEKATAN DIAGNOSTIK
 benjolan di leher yang terus menerus adalah CT dengan kontras  ukuran, luas,
lokasi, dan konten, atau konsistensi dari benjolan
 Media kontras membantu dalam mengidentifikasi keganasan kelenjar limfe yang
tidak membesar dan membedakan pembuluh darah dengan kelenjar limfe

• CT yang tidak dikontrikasikan direkomendasikan untuk


menduga kelenjar liur yang bengkak karena sumbatan
sialolith.
• Media kontras berbasis yodium harus dihindari pada pasien
dengan riwayat penyakit tiroid atau ketika kanker tiroid
metastatik mengkhawatirkan.
• Meskipun positron emission tomography (PET) dengan CT
dapat digunakan untuk membedakan antara jaringan ganas
dan jaringan yang tidak terkena, penggunaannya dalam
diagnosis awal tidak seefektif dan harus dibatasi pada
pengelolaan keganasan yang pasti.
PENDEKATAN DIAGNOSTIK
USG • CT angiography  evaluasi dari benjolan di leher
yang pulsatif
• sebagai pengganti atau menambah • CT, MRA, dan PET CT  evaluasi pasien dengan
dari CT  membedakan kistik / pengobatan kanker.
padat, ukuran nodul, dan • PET CT lebih unggul dari MRA dan CT dalam
membedakan malformasi vaskular mendeteksi tumor rekuren, tapi harus dipertimbangkan
aliran tinggi dan rendah. hanya atas permintaan tim bedah onkologi.
• membantu FNAB jika lesi tidak
teraba/kecil.
• Radiasi ↓↓ FNAB  informasi >> sitologi, pewarnaan Gram, dan bakteri
• menghindari nefropati yang dan asam bupilli cepat asam sambil menghindari komplikasi dari
disebabkan media kontras pada biopsi terbuka.
pasien dengan penyakit ginjal yang Sensitivitas FNAB untuk mendeteksi keganasan berkisar antara
mendasarinya. 77 - 97%, dan spesifisitasnya 93 - 100%.
PENDEKATAN DIAGNOSTIK
Pasien dengan suspek benjolan yang infeksius dan meradang  pengecekan untuk
HIV, Epstein-Barr virus, cytomegalovirus, toxoplasmosis, tuberculosis, and B. henselae,
jika klinisnya mendukung.
Massa endokrin dapat dinilai lebih jauh dengan pemeriksaan darah, termasuk tiroid
dan paratiroid.
Visualisasi dengan laringoskopi, bronkoskopi, atau esofagoskopi mungkin memiliki
peran penting dalam evaluasi lebih lanjut massa di leher yang tidak cukup oleh
ultrasonografi, CT, atau FNAB.
THANK YOU 

You might also like