Professional Documents
Culture Documents
Anestesiologi
Anestesiologi adalah cabang ilmu kedokteran yang mendasari berbagai tindakan meliputi pemberian anestesi,
penjagaan keselamatan penderita yang mengalami pembedahan, pemberian bantuan hidup dasar,
pengobatan intensif pasien gawat, terapi inhalasi dan penanggulangan nyeri menahun
Intubasi
Salah satu usaha untuk menjaga jalan napas pasien adalah dengan melakukan tindakan intubasi
endotrakheal, yakni dengan memasukkan suatu pipa ke dalam saluran pernapasan bagian atas..
Struma
Struma adalah tumor (pembesaran) pada kelenjar tiroid Biasanya yang dianggap membesar bila kelenjar
tiroid lebih dari 2x ukuran normal. Apabila pada pemeriksaan kelenjar tiroid teraba suatu modul, maka
pembesaran ini disebut struma nodosa. Struma nodosa tanpa disertai tanda-tanda hipertiroidisme disebut
struma nodosa non- toksik.
1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Tujuan itubasi
Struma endotrakeal
Struma adalah tumor (pembesaran) pada kelenjar tiroid Biasanya • Mempermudah pemberian anestesi.
yang dianggap membesar bila kelenjar tiroid lebih dari 2x ukuran • Mempertahankan jalan nafas agar tetap bebas
normal. • Mencegah kemungkinan terjadinya aspirasi lambung
2
Yang Perlu Disiapkan
The Power of PowerPoint | thepopp.com 4
UKURAN PIPA TRAKEA
7
ANAMNESIS
Riwayat cont’s
Riwayat AMPLE L (Last Meal) : Pasien terakhir makan ± 1
A (Alergy) : Tidak didapatkan Alergi terhadap hari SMRS, mual (+), muntah (+)
obat, asma (-)
B 1 (Breath)
B 2 (Blood)
Airway paten, nafas spontan, reguler, simetris, RR 20
x/m, pernapasan cuping hidung (-), snorig (-), stridor (- Akral hangat,tekanan darah 110/70, nadi reguler
), buka mulut 3 jari, Mallampati score class I, kuat angkat 88 x/m, CRT 2”, ictus cordis teraba di
Auskultasi: Suara napas bronchovesiculer, rhonki (-/-), SIC V, S1-S2 reguler, murmur (-) gallop (-)
wheezing (-/-)
9
BAB II LAPORAN KASUS
Pemeriksaan Fisik
Compos mentis, GCS 15, refleks Distensi (-), defance muscular (-) nyeri tekan(-)
cahaya +/+ massa (-), peristaltik (-)
B 3 (Brain) B 5 (Bowel)
BAK (+) lancar sehari warna : Nyeri (-), krepitasi (-) morbilitas (-),
kuning jernih . ekstremitas : deformitas (-)
10
BAB II LAPORAN KASUS
Hb : 12,1 gr/dl (N : 12 – 16) FT4 : 0,99 ng/dl
TSHs : 1,64 uIU/ml
HbsAG : non reaktif
Pemeriksaan Eritrosit : 4,1 x 106/µl (N : 3,9– 5,6) Glukosa sewaktu : 73 mg/dl
Cholesterol Total : 98 mg/dl
Penunjang Trigliserida : 60 mg/dl
Leukosit : 5,7x 103/µl (N : 4,0– 10,0)
HDL-CHOL : 21 mg/dl
LDL-CHOL : 64 mg/dl
Asam urat : 4,5 mg/dl
Kreatinin : 0,6 mg/dl
Trombosit : 209 x 103/µl (N : 150.000 – 500.000)
Ureum : 20 mg/dl
SGOT : 13 u/l
SGPT : 16 u/l
Hematokrit : 37 % N : N : 35– 47)
Persetujuan
• Surat persetujuan tindakan operasi (+)
tindakan
• Surat persetujuan tindakan anestesi (+)
Rencana
• Tiroidektomi
operasi
12
BAB II LAPORAN KASUS
13
PREINDUKSI
Persiapan di Kamar Operasi
Masukkan pipa ET dari sebelah kanan mulut ke faring sampai bagian proksimal dari cuff ET
melewati pita suara, kedalaman pipa ET ±20 cm pada pasien ini menggunakan ETT dengan
ukuran nomor 7,0
The Power of PowerPoint |
thepopp.com
15
cont’s
Mengangkat laringoskop dan stilet pipa ET dan mengisi balon dengan udara 10 ml. Waktu
intubasi ± 20 detik.
Menghubungkan pipa ET dengan ambubag dan melakukan ventilasi sambil melakukan auskultasi,
pertama pada lambung (tidak terdengar bunyi gurgling) artinya udara tidak masuk ke esofagus. Kemudian
mengecek pada paru kanan dan kiri sambil memperhatikan pengembangan dada, terdengar bunyi
napas dan pengembangan paru yang simetris kiri dan kanan.
Melakukan fiksasi pipa dengan plester agar tak terdorong atau tercabut di sebelah kanan mulut pasien.
Maintenance selama operasi diberikan:
O2 5 lpm via Endo Trachea Tube (ETT)
Isovlurane 2,5 vol %
Intra Operasi diberikan Ondancentron 4mg, Dexamethasone 10mg, Ketorolac 30 mg
Operasi selesai, pasien bernafas spontan, adekuat dan hemodinamik stabil. Dilakukan ekstubasi dengan
pasien dalam keadaan sadar
Pasien di transfer ke recovery room.
1. Berat Badan : 40 kg
2. Jumlah Cairan yang masuk : 1200 cc
Preoperatif (RL 500 cc)
Durante operatif (RL 700 cc )
3. Jumlah cairan keluar :
Darah = ±150 cc
Perdarahan dari kasa uk 4x4 = 10 buah (15 x 10 = 150 cc)
4. Estimated Blood Volume (EBV) dengan BB pasien 40 kg
BB (Kg) x 70 ml/kgBB
= 75 cc/kg BB x 40 kg
= 3000 cc
% Perdarahan = Jumlah Perdarahan : EBV x 100%
= 150 : 3000 x 100%
= 0,05 x 100%
= 5 %.
= 240 ml/jam
Total kebutuhan cairan selama 4 jam operasi = (74,37 cc/jam x 4 jam = 297,48) + (defisit cairan pengganti
puasa)100,5 ml + (stress operasi besar) 408 ml+ (defisit daraah dan urin) 1700 ml= 2.505,98
The Power of PowerPoint |
thepopp.com
20
Cairan masuk :
Postoperatif
Nadi, pernapasan, aktivitas motorik.
Memasang O2 2 L/menit nasal kanul.
Nadi : 86 x/menit
RR: 22 x/menit
TD: 120/70
VAS Score: 6
24
Skor pemulihan pasca anestesi
Aldrette score
Aktivitas = Dua ekstremitas dapat digerakkan (2)
Respirasi = Dangkal namun pertukaran udara adekuat (1)
Sirkulasi = TD ± 20% dari nilai pre anestesi (2)
Kesadaran = sadar, siaga, orientasi (2)
Warna kulit = pucat (2)
Skor Pasien (9): pasien ACC dipindahkan ke ICU.
MIDAZOLAM 3 MG
Midazolam merupakan benzodiazepine yang larut air dengan
struktur cincin imidazole yang stabil dalam larutan dan
metabolisme yang cepat.
Obat ini memiliki potensi 2-3 kali lebih kuat terhadap reseptor
GABA dibandingkan diazepam.
Efek amnesia pada obat ini lebih kuatdibanding efek
sedasi. Midazolam merupakan short-acting benzodiazepine yang
bersifat depresan sistem sarafpusat (SSP).
FENTANYL 60 mcg
sebagai analgesik opioid.
Fentanil adalah analgesik narkotik yang poten,
Fentanyl merupakan zat narkotik sintetik dan memiliki potensi 1000x lebih kuat
bisa digunakan sebagai tambahan untuk general
dibandingkan petidin dan 50-100x lebih kuat dari morfin. Mulai kerjanya cepat
dan masa kerjanya pendek
anastesi
Fentanyl merupakan zat narkotik sintetik dan
memiliki potensi 1000x lebih kuat dibandingkan
petidin dan 50-100x lebih kuat dari morfin.
Mulai kerjanya cepat dan masa kerjanya pendek
kerja cepat dan efek durasi kerja kurang lebih
30 menit setelah dosis tunggal
Untuk analgesia 1-2 mcg/KgBB atau 25- 28
100mcg/dosis jika perlu
INDUKSI
29
Muscle Relaxan
ATRACURIUM 25mg
Merupakan obat pelumpuh otot non depolarisasi
yang mempunyai struktur benzilisoquinolin.
Pada umumnya mulai kerja atracurium pada
dosis 0,1-0,5 mg/Kg iv 2-3 menit untuk intubasi,
sedang lama kerja atracurium dengan dosis
relaksasi 15-35 menit.
Intubasi endotrakeal biasanya sudah dapat
dilakukan dalam 2-3 menit setelah injeksi
intravena 0,5 – 0,6 mg/kgBB.
30
Sevoflurance vol 2,5%
• Obat inhalasi anestesi
• Mempunyai efek induksi dan pulih dari
anestesi lebih cepat
• Efek terhadap kardiovaskular relatif stabil dan
jarang menyebabkan aritmia
31
MAINTENANCE
ONDANCENTRON 4mg
• Sebagai sebagai antagonis selektif
dan bersifat kompetitif pada reseptor
5HT3
• menghambat aktivasi aferen-aferen
vagal sehingga menekan terjadinya
refleks muntah
33
Medikasi Tambahan
DEXAMETHASON 10 mg
• mengurangi reaksi radang dan alergi.
34
Medikasi tambahan
KETOROLAC 30mg/iv
Ketorolac merupakan nonsteroid anti
inflamasi (AINS)
bekerja menghambat sintesis prostaglandin
sehingga dapat menghilangkan rasa
nyeri/analgetik.
35
160
140
120
100
Nadi
80 Sistolik
diastolik
60
40 08.45
08.35 Propofol 100 mg
Midazolam 3 mg Atracurium 25 mg 18.30 19.00
20
• Pada kasus dilakukan operasi laparatomi pada wanita usia 40 Tahun, dan
setelah dilakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik, maka ditentukan status
fisik ASA II dan dilakukan jenis anestesi dengan General Anestesi dengan
teknik Intubasi endotrakeal.
• Pada pasien ini menjemen anestesi dimulai dari pre operatif, intra operatif
serta post operatif.
• Berdasarkan penggunaannya cairan dibagi atas beberapa golongan, yaitu
cairan pemeliharaan (maintenance), cairan pengganti puasa, cairan
pengganti operasi dan pengganti perdarahan.
• Cairan pengganti puasa adalah 640 ml/jam.
• Total kebutuhan cairan selama operasi 4 jam adalah 1190 ml ml
• Keseimbangan cairan pada kasus 10 ml
• Dalam kasus ini selama operasi berlangsung tidak ada hambatan yang
berarti baik dari segi anestesi maupun dari tindakan operasinya. Setelah
menjalani operasi dilakukan perawatan di Ruang ICU karena aldrete score9.
The Power of PowerPoint |
thepopp.com
37
DAFTAR PUSTAKA
Latief, S. A., Suryadi, K. A., Dachlan M. R. 2009. Petunjuk Praktis Anestesiologi. Edisi Kedua. Jakarta: Penerbit Bagian
Anestesiologi dan Terapi Intensif FKUI
Dobson, M. Penuntun Klinis Praktis Anastesi . EGC:Jakarta; 2015.
Orebaugh SL. 2007. Atlas Of Airway Management Techniques and Tools. Philadelphia: LippincoETT, Williams, and Wilkins.
Morgan GE et al. Clinical Anesthesiology. 4th edition. New York: Lange Medical Book. 2006.
Mansjoer A, Suprohaita, dkk. Ilmu Anestesi.dalam: Kapita Selekta Kedokteran FKUI. Jilid 2. edisi ketiga. Jakarta: Media
Aesculapius. 2002.
Desai AM, General Anesthesia. Accessed on April 5 2017. Available at http://emedicine.medscape.com/article/1271543-
overview#showall.
General Anesthesia. Accessed on April 4 2017. Available at http://www.mayoclinic.com/health/anesthesia/MY00100
Handoko, Tony. Latief, S, dkk. 2002. Petunjuk Praktis Anestesiologi, edisi kedua. Jakarta : Balai Penerbit FKUI. 2002.
Farmakologi FKUI. Farmakologi dan Terapi. Edisi 5. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. 2012.
Muhardi, M, dkk. Anestesiologi. Bagian Anastesiologi dan Terapi Intensif, FKUI. Jakarta: CV Infomedia. 1989.
38
Thank You