IMUNOSTIMULAN ???

Noor Wijayahadi
“OVERVIEW”
of
IMMUNE SYSTEM
 SISTEM IMUN

Innate/ Natural Specific/ Acquired

Immunity Immunity

Humoral Cellular
(cell-mediated)
(antibody-mediated)
Body Defense Barriers
Skin &
Mucous
membrane Tissue Lymphatic Blood circulation

Lymph node

Afferent Efferent

Specific immune
response
First line of Second line
defence of defence
Spread to organs
Physical & Inflammatory
physiological response &
barriers phagocytosis
 Antibodi
SEL Komplemen
Antigen
Imun HLA

RESPONS IMUN Reaksi

Ag-Ab

Bermanfaat Merugikan
Penyembuhan penyakit Reaksi Hipersensitivitas
Imunitas Penyakit Autoimun
Surveilans sistem imun Penolakan transplant
Regulasi sistem imun
(mengatur autoimunitas) Immunodeficiency
 IMMUNODEFICIENCY

Primary Secondary

• intrinsic defect of cell • following disease /treatment

- genetic defect - acquired
- congenital manifestation - more common
- uncommon
 IMMUNODEFICIENCY

Non-specific immunity Specific immunity

• Phagocyte • B lymphocyte
• Complement system • T lymphocyte
• B and T lymphocytes
Definisi immunostimulant? Chemical
compounds that activate the immune systems
and render them more resistant to infections by
viruses, bacteria, fungi and parasites.

good indications, but no proof

kecuali IMMUNISASI
2 kategori imunostimulator:
Specific immunostimulators
 menghasilkan antigenic specificity
vaksin, toxoid, antigen apapun

Non-specific immunostimulators
 Adjuvants
dan non-specific immunostimulators
(hormon wanita?  SLE)
 IMUNISASI
• Active Immunity

• Pasive Immunity
Agents for Active Immunity
Vaccines and toxoids
Vaccines  suspensi mikroorganisme
atau antigennya yang telah dibunuh
atau dilemahkan  mempunyai efek
lama
Toxoids  toxins bakteri yang telah
dirusak toksisitasnya tetapi masih
mempunyai antigenisitas
 Indikasi
1. Immunisasi rutin pada anak 
diphtheria, Haemophilus influenza,
hepatitis B, mumps, pertussis,
pneumococcal infection, poliomyelitis,
rubella (German measles), rubeola
(red measles) and varicella
 Indikasi
2. Immunisasi pada dewasa  diphtheria
and tetanus
3. Immunisasi wanita prepubertal dan
wanita hamil  tetanus, rubela
4. Immunisasi pada gol. resiko tinggi
saat ada wabah
 Contraindications
Febrile illnesses
If receiving immunosuppressive therapy
In immunodeficiency states
Leukemia
Lymphoma
In pregnancy
If generalized malignancy is present
Agents for Passive Immunity
Immune serums
Hanya berkhasiat sementara
Tujuan untuk mencegah keparahan
penyakit yang sedang berjalan
Agents for Passive Immunity
Cytomegalovirus
Hepatitis B
Rabies
Rubella
Tetanus
Varicella zoster
Respiratory syncytial virus infections
 Storage of Vaccines
Most products require refrigeration at 2
to 8 degrees celsius (35.6 to 46.4
degrees Fahrenheit)
Protect from light
 JENIS-JENIS VAKSIN
Dibagi menjadi 2 jenis :
1. Live Attenuated (bakteri atau virus yang
dilemahkan)
2. Inactivated (bakteri, virus atau kompnen
yang dibuat tidak aktif)
Macam-macam vaksin yang tersedia
1. BCG
2. DPT
3. DT
4. Polio
5. Campak
 1. Vaksin BCG
Untuk mencegah penyakit TBC paru,
mengandung kuman hidup dalam bentuk
freeze dried (kristal)
Diberikan Intracutan pada incertio musculus
deltoideus lengan kanan atas
Dosis :
bayi doabawah 1 tahun : 0,05 cc
Anak umur atas 1 tahun : 0,1 cc
Vaksin untuk bayi harus dilarutkan 2 kali
sehingga konsentrasi nya menjadi ¼
konsentrasi vaksin anak
Revaksinasi
umur 5 – 7 tahun :0,1 cc
umur 12 – 15 tahun : 0.1 cc
Reaksi yang timbul :
1 s/d 3 mgg timbul benjolan kecil,
kemerah2an ditempat bekas suntikan
- jarinagn parut setelah mendapat vaksinnasi
- Kadang-kadang pembesaran kelanjar getah
bening
- pernanahan dari kelenjar getah bening
- deman
Syarat2 vaksin BCG
- jangan menggunakan vaksin yang telah
kadarluarsa
- vaksin digunakan paling lama 3 jam setelah
dilarutkan
- harus dilindungi dari sinar matahari
dan sumber panas lainnya
- suntikan harus betul2 intrakutan
- Dosis yang diberikan harus sesuai
dengan usia.
2. VAKSIN DPT DAN DT
Berguna untuk mencegah penyakit dipteria,
tetanus dan pertusis pada bayi dan anak
Mengandung :
- 40 lf toxoid murni dipteria
- 32 milyard bacil pertusis
- 15 lf toxoid murni tetanus
- 0,1 mg merthiolat (pengawet)
Cara imuniasasi/vaksin DPT
-Diberikan 3 kali berturut2 sebanyak 0,5 cc
dengan interval waktu 4 s/d 6 mg
-Pemberian vaksin secara im dan subcutan
Vaksin ulangan
vaksin yang diberikan setelah vaksin DT 1 tahun
setelah imunisasi dasar sebanyak 0,5 cc
Setelah masuk SD : 0,5 cc
Pembereian secara IM
Untuk TT dpt diberiakn tiap 10 tahun sekali
Reaksi yang timbul
- pembengkakan yang kemerahan dan sakit
- Demam tinggi
Syarat- syarat vaksin :
- lindungi dari panas matahari
- Jangan memakai vaksin yang kadaluarsa
- Kocok vaksin sblm dipakai
- Pembemberian secara im atau subcutan
 3. VAKSIN POLIO
BERGUNA UNTUK MELINDUNGI PENYAKIT
POLIOMYLITIS,
Dua macam vaksin polio :
- Polio Salk yaitu vaksin mengandung virus
polio yang telah dimatikan, diberikan berupa
suntikan
- Polio Sabin yaitu vaksin yang mengandung
virus polio hidup yang dilemahkan, diberikan
secara peroral
Cara pemberian/vaksinasi
-diberikan 3 kali bersamaan dengan DPT
dosis umur 3 bulan : 2 tetes
dosis umur 4 bulan : 2 tetes
Revaksinasi
untuk polio salk setiap 1-2 tahun
untuk polio sabin 2 tahun setelah imunisasi dasar
terakhir
Syarat-syarat vaksin :
jernih dan berwarna orange, warna berubah
menjadi merah jambu keruh vaksin harus dibuang
Kontra indikasi :
Sedang mendapat pengobatan corticosteroid
Menderita leukemia
Menderita infeksi usus
Demam dan penyakit menahun
 4. CAMPAK
Mengandung virus yang dilemahkan
mengandung peroral 0,5 cc/1000 TCID
Diberikan secara subcutan
Reaksi yang ditimbulkan:
Demam yang tidak tinggi
Persyaratan vaksin :
- disimpan dalam lemari es pada suhu 2-8
derajat celcius
- Begitu dilarutkan segera dpakai
- diberikan usia 9 bulan
- Lindungi dari cahaya sinar matahari
HAL-HAL YANG HARUS
DIPERHATIKAN
Pernah mengalami kejdian ikutan pasca
imunisasi yang berat pada imunisasi
sebelumnya
Alergi terhadap bahan yang juga terdapat
dalam vaksin
Sedang mendapat pengobatan
steroid,radioterapi atau kemoterapi
Menderita sakit yang menurunkan imunitas
(leukemia,kanker,HIV/AIDS)
Tinggal serumah dengan orang lain yang
imunitasnya menurun
KEJADIAN IKUTAN PASCA
IMUNISASI
Penyebab kejadian pasca imunisasi
menjadi 4 bagian :
1. Kesalahan program/teknik
pelaksananaan imunisasi
2. Induksi vaksin
3. Faktor kebetulan
4. Penyabab tidak atau belum diketahui
1. Kesalahan program/tehnik
pelaksanaan imunisasi
Dosis antigen terlalu banyak
Lokasi dan cara penyuntikan
Sterilisasi spuit dan jarum suntik
Jarum bekas pakai
Tindakan a da antiseptik
Kontaminasi vaksin dan peralatan suntikan
Penyimpanan vaksin
Pemakaian sisa vaksin
Jenis dan jumlah pelarut vaksin
Tidak memperhatikan petunjuk produsen
 Corticosteroids and
Immunosuppressants
 untuk menurunkan respons imun
yang tidak diinginkan ataupun
berlebihan  RA, SLE, asthma,
penolakan jaringan transplantasi
 Corticosteroids
Glucocorticoids
Mengurangi respons imun dan inflamasi
Berkhasiat sebagai anti-inflammatory,
immunosuppressive, antiallergic
ESO  infeksi, penyembuhan luka
lambat, aksis HPA terhambat,
osteoporosis, hyperglycemia, and
muscle wasting
Corticosteroid effects on the body
Increase production and decrease utilization of
glucose in the blood
Catabolic—protein depletion
Decrease inflammatory response by stabilizing
lysosomal membranes
Decrease immune response by decreasing antibody
production, lymphocytes, eosinophils, macrophages
and lymphoid tissue.
More neutrophils leave marrow but fewer are
involved in inflammatory processes
 Corticosteroids cont.
Stabilize mast cells thus the release of
histamine
Affect stomach mucous contributing to
the development of peptic ulcers
Muscle atrophy
Adrenal cortex suppression
 Corticosteroids
Prednisone is the prototype
Celestone (betamethasone)
Decadron (dexamethasone)
Solucortef (methylprednisolone)
Kenalog (triamcinolone)
 Indications for Steroids
Asthma, COPD, arthritis
Adrenal insufficiency
Cancer—inhibit cell reproduction and
are cytotoxic to lymphocytes; excellent
for tx of cerebral edema, GVHD after
bone marrow transplantation
Chemotherapy-induced emesis
Immunosuppressant Drugs
Used in conjunction with steroids
Used in autoimmune disorders
Used to reduce the immune response when
foreign tissue is transplanted into the body
Older drugs depressed immune system; had
unfortunate SE. Infections, cancer,
hypertension and metabolic bone disease.
Immunosuppressants—Cytotoxic,
Antiproliferative Agents
Damage or kill cells that are able to
reproduce
Used primarily in cancer
Imuran (azathioprine) is an
antimetabolite that interferes with the
production of DNA and RNA so blocks
cellular reproduction, growth and
development
 Cytotoxic Agents
Rheumatrex (methotrexate) is a folate
antagonist. Inhibits biosynthesis of DNA
and cell reproduction of immune cells,
especially T cells. Used both for cancer
and for autoimmune or inflammatory
disorders (psoriasis and arthritis).
Also used to prevent graft-versus-host
disease.
Conventional Antirejection
Agents
Sandimmune (cyclosporine) and Prograf
(tacrolimus) are fungal metabolites with
strong immunosuppressive effects. Action is
to inhibit synthesis of a cytokine, IL-2,
necessary for activation of T cells and B cells.
Rapamune (sirolimus) affects T cell activation
and proliferation secondary to several
interleukins.
Antirejection Agents cont.
Sandimmune is used to prevent
rejection reactions and prolong graft
survival after solid organ
transplantation, or to treat chronic
rejection
Water insoluble so prepared in etoh or
olive oil for oral admin. And in castor oil
or etoh for IV admin.
 Antirejection Drugs cont.
Prograf (tacrolimus) prevents rejection of
transplanted organs by inhibiting growth and
proliferation of T lymphocytes
Multiple drug interaction as metabolized by
cytochrome p450
Is a macrolide
Showing promise in preventing liver and
intestinal transplantations
 Antibody Preparations
Prepared in lab or in animals injected with
human lymphoid tissue to stimulate an
immune response
May be monoclonal or polyclonal mixtures of
antibodies (eg IgA, IgD, IgE, IgG, or IgM)
Designed to suppress the specific
components of the immune system that are
causing the damage
 Antibody Preparations
Monoclonal antibodies
Remicade (infliximab) humanized IgG
monoclonal antibody used to treat RA
and Crohn’s. Inhibits cytokine, TNF-alfa,
from binding to its receptors.
Can cause hypersensitivity reactions
Can cause infections and
hypersensitivity reactions
 Miscellaneous
Immunosuppressants
Enbrel (etanercept) is a manufactured
TNF receptor binder that prevents it
from binding with normal receptors.
TNF is a cytokine that enhances
leukocyte migration into areas of tissue
injury and induces the production of
other cytokines.
Used to treat RA
Misc. Immunosuppressants cont.
Arava (leflunomide) has both
antiproliferative and antiinflammatory
activities
Inhibits the synthesis of pyrimidines,
essential for RNA and DNA synthesis.
Used to treat RA.
Immunosuppressants cont.
Imuran—be aware of bone marrow
depression
With Sandimmune—closely monitor for s/s of
renal or hepatic compromise, hypertension,
anaphylaxis or CNS toxicity (seizures,
tremors)
Methotrexate—bone marrow depression,
hepatotoxicity and GI disorders
Remicade—infusion reactions, GI upset and
resp. s/s