You are on page 1of 30

PERAWATAN JENAZAH

Oleh :
Nabilah Rizki
26020216140114
Oseanografi C

DEPARTEMEN OSEANOGRAFI
FAKULTAN PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2017
Etika Menghadapi Kematian

"Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada


hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan
dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah
beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang
memperdayakan." (Ali Imran ayat 185)

Ayat di atas secara tegas menjelaskan bahwa kematian


adalah sebuah keniscayaan bagi setiap yang berjiwa.
Allah mentakdirkannya sebagai sarana perpindahan ke
alam barzah, dan untuk seterusnya ke alam akhirat.
Yang memandikan dan mengkafani jenazah biasanya keluarga
dekat dan dibantu oleh orang yang mengetahui tentang cara
mengurus jenazah. Rasulullah SAW bersabda:

‫ش ِه َد‬ َ ‫علَ ْي ِه َو‬


َ ‫ َم ْن‬:‫سلَّ َم‬ َ ُ‫صلَّي هللا‬
َ ُ‫س ْو ُل هللا‬ ُ ‫ قَا َل َر‬:‫ع ْنهُ قَا َل‬ َ ُ‫ي هللا‬ َ ‫ع َْن أ َ ِب ْي ُه َر ْي َرةَ َر ِض‬
ِ ‫علَ ْي َها فَلَهُ قِ ْي َر َطا َ َو َم ْن ش َِه َد َها َحتَّي تُدفَ َن فَلَهُ قِ ْي َرا َط‬
َ َ ‫ان ق ْي َل َو َما‬ َ ‫ي‬ َ ُ‫ازةَ َحتَّي ي‬
َ ‫ص ِل‬ َ َ‫اْل َجن‬
(‫هللا قَا َل ِمثْ ُل اْل َجبَلَ ْي ِن اْلعَ ِظ ْي َم ْي ِن (متفق عليه‬ ِ ‫س ْو َل‬ ُ ‫ار‬
َ َ‫ان ي‬ ِ ‫اْل ِق ْي َرا َط‬

Artinya:
“Dari Abu Hurairah r.a, Rasulullah SAW bersabda, ‘Barangsiapa yang
(takziah) hingga disalatkan, maka dia mendapat pahala satu qirat, dan
barang siapa yang menghadirinya sampai dikuburkan, maka baginya
mendapat pahala dua qirat.’ Ketika Rasulullah SAW ditanya sahabat
apakah dua qirat itu? Beliau manjawab, ‘Laksana dua bukit besar.’”
(HR. Bukhari dan Muslim)

BACK
Adab Bertakziah

 Takziah hendaknya didasari dengan niat ikhlas karena


Allah SWT.
 Berpakaian yang sopan dan menutup aurat
 Bersikap dan bertingkah laku yang baik
 Berdoa agar jenazah diampuni dosanya dan dirahmati
oleh Allah SWT. Mendoakan jenazah dengan
menyalatkannya.

BACK
Adab Bertakziah

 Hendaknya memberi nasehat kepada


keluarga jenazah agar bersabar,
bertawakkal dan menjaga iman.
 Memberikan bantuan seperlunya
 Mengingatkan keluarga jenazah tentang
hutang jenazah
A. TAKZIAH dan ZIARAH KUBUR

2. Ziarah Kubur
Ziarah kubur hukumnya sunnah. Rasulullah SAW
bersabda:

‫ُز ْوا اْلقُبُ ْو َر فَ ِانَّ َها ت ُ ْذ َك َو فَ ِانَّ َها تُذَ ِك ُر ُك ْ اْل َو ْو َ (رواه وسل‬
Artinya:
“Berziarahlah kamu ke kubur, karena sesungguhnya
ziarah kubur itu dapat mengingatkan engkau kepada
mati.” (H.R. Muslim)

BACK
ADAB ZIARAH KUBUR

 Ziarah kubur hendaknya didasari dengan niat karena


Allah SWT.
 Hendaknya berpakaian sopan dan menutup aurat
 Hendaknya mengucapkan salam kepada penghuni kubur
dan mendoakan mereka memperoleh keselamatan serta
kesejahteraan di alam kuburnya.
 Tidak boleh menginjak-nginjak dan duduk diatas
makam,tidak boleh meludah, kencing dan buang sampah
diatas makam.
 Tidak boleh minta tolong kepada penghuni kubur

BACK
B. PERAWATAN JENAZAH

Adalah pengurusan jenazah seorang Muslim/ Muslimah


dengan cara memandikan, mengkafani, menyalatkan, dan
menguburkannya.
Hukum melaksanakan pengurusan jenazah dengan cara-
cara tersebut adalah Fardu kifayah bagi orang Islam yang
masih hidup. Artinya, mereka berdosa jika tidak ada
seorang pun yang mengerjakannya

BACK
CARA PERAWATAN JENAZAH
1. MEMANDIKAN
Hadis Nabi:

Artinya : Mandikanlah dia (jenazah) dengan air serta daun bidara ( sabun).
(H.R. Bukhori dari Ibnu Abbas)
2. MENGKAFANI
Hadis Nabi :

Artinya: Janganlah kamu berlebih-lebihan untuk kafan karena sesungguhnya


kafan itu akan hancur sesungguhnya. (H.R. Abu Dawud dari Ali bin Abi Talib)
3. MENSALATKAN
Hadis Nabi :
Artinya: Salatkanlah jenazah-jenazah kalian. (H.R. Ibnu Majah )

4. MENGUBURKANNYA
Hadis Nabi artinya: Hendaklah kamu segerakan mengubur jenazah, karena
jika orang saleh maka kamu mendekatkannya kepada kebaikan, dan jika ia
bukan orang saleh, supaya kejahatan itu lekas terbuang dari tanggunganmu.
(H. R. Muslim dari Abi Hurairah)
BACK
-MEMANDIKAN JENAZAH-

Memandikan jenazah hukumnya adalah


fardhu kifayah. Dalam artian jika ada sebagian
orang yang telah menjalankannya, maka
kewajiban untuk melaksanakannya telah gugur
bagi yang lain. Hal ini dalam rangka
melaksanakan perintah Allah swt. Dan
memenuhi hak bagi kaum muslimin.

Mayat orang yang beragama Islam wajib


dimandikan, kecuali jika mereka mati dalam
peperangan.
B. PERAWATAN JENAZAH: MEMANDIKAN
1. Memandikan Jenazah
Syarat-syarat jenazah wajib dimandikan:
 Jenazah itu orang Islam
 Didapati tubuhnya walaupun sedikit
 Bukan mati syahid
Catatan dalam memandikan jenazah:
 Yang memandikan jenazah harus sejenis,
kecuali suami boleh memandikan istri atau
sebaliknya, atau mahramnya.

BACK
TATA CARA MEMANDIKAN MAYAT

 Jenazah dibaringkan ditempat yang tinggi, seperti ranjang


yang diatasnya sudah diletakkan lima atau enam buah
potongan batang pisang (bantalan)
 Jenazah dimandikan ditempat tertutup.
 Jenazah hendaknya dipakaikan kain basahan (penutup aurat)
 Setelah jenazah dibaringkan diatas potongan batang pisang,
lalu dengan air dan sabun jenazah dibersihkan dari najis yang
melekat ditubuhnya. Sesudah itu dubur jenazah dibersihkan
hingga bersih dengan tangan kiri yang memakai sarung tangan.
Kemudian ganti sarung tangan yang bersih untuk
membersihkan gigi dan mulut jenazah.

BACK
TATA CARA MEMANDIKAN MAYAT
 Setelah jenazah dibersihkan dari najis, serta gigi dan mulutnya
dibersihkan lalu dengan menggunakan air dan sabun mandi,
seluruh tubuh jenazah dari rambut kepala sampai telapak kaki
dimanmdikan sampai bersih. Disunahkan memndahulukan
bagian tubuh sebelah kanan, kemudian bagian tubuh sebelah
kiri. Juga disunahkan dimandikan tiga kali atau lima kali.
 Setelah selesai dimandikan, kemudian dirapikan rambutnya
serta diwudukan sebagaimana wudu biasa. Kemudian
badannya dikeringkan dengan handuk. Selesailah memandikan
jenazah

BACK
2. PERAWATAN JENAZAH: MENGKAFANI
2. Mengkafani Jenazah
Maksudnya membungkus jenazah dengan kain
kafan.
Hukum mengkafani jenazah adalah fardu kifayah
bagi orang-orang Islam yang masih hidup.
Kain kafan diperoleh dengan cara yang halal, yakni
diambilkan dari harta peninggalan jenazah, jika ia
meninggalkan harta.
Kain kafan yang digunakan hendaknya kain kafan
yang bersih,berwarna putih, dan sederhana. Seperti
Sabda Rasulullah SAW:
BACK
‫اض فَاِن َها َخ ْي ُر ثِيَا ِب ُك ْم َوك َِفنُ ْوا فِ ْي َها‬
ِ َ‫س ْوا ِم ْن ثِيَا ِب ُك ُم اْلبَي‬
ُ ‫اْل ِب‬
)‫َم ْوتَا ُك ْم (رواه الترمذي‬
Artinya:
“Berpakaianlah kamu dengan pakaianmu yang berwarna
putih, karena pakaian putih itu merupakan pakaian
terbaikmu, dan kafanilah mayat kamu dengan kain putih itu.”
(HR. Tirmizi)

Juga Rasulullah SAW bersabda,


“janganlah kamu berlebih-lebihan memilih kain yang mahal-mahal
untuk kafan, karena sesungguhnya kain kafan itu akan segera
hancur,” (HR. Abu Daud)

BACK
CARA/ KETENTUAN MENGKAFANI JENAZAH

a. Jenazah laki-laki atau wanita minimal dibungkus dengan


selapis kain kafan yang dapat melapisi seluruh tubuhnya.
Untuk jenazah laki-laki dibungkus tiga lapis kain kafan yang
tiap lapisnya dapat menutupi seluruh tubuhnya.
untuk jenazah wanita sebaiknya dilapisi dengan lima lembar
kain kafan, yaitu kain basahan, baju, tutup kepala, kerudung
(cadar), dan kain kafan yang dapat menutupi seluruh
tubuhnya.

BACK
CARA/ KETENTUAN MENGKAFANI JENAZAH

b. Cara memakaikan kain kafan:


 Mula-mula hamparkan selembar tikar diatas lantai. Lalu
bentangkan 4 utas tali diatasnya, kira-kira letaknya ditempat
kepala, tangan, lutut, dan mata kaki jenazah yang hendak
dikafani.
 Hamparkan diatas tikar tersebut kain kafan yang sudah
disiapkan sehelai-sehelai dan setiap helainya diberi harum-
haruman.
 Jenazah hendaknya diolesi kapur harus halus, kemudian
diletakkan diatas hamparan kain kafan yang telah
disediakan. Kedua tangan diletakkan diatas dadanya, tangan
kanan diatas tangan kiri atau dibolehkan juga tangannya
diluruskan kebawah.
BACK
CARA/ KETENTUAN MENGKAFANI JENAZAH

b. Cara memakaikan kain kafan:


 Tempelkan kapas secukupnya pada bagian muka jenazah,
pusarnya, kelaminnya, dan duburnya.
 Setelah itu seluruh jenazah dibalut dengan kain kafan
sampai rapi, lalu diikat dengan empat utas tali yang sudah
disiapkan yaitu dibagian atas kepala, lengan, lutut, dan mata
kaki.

BACK
3. CARA MENSALATKAN JENAZAH
3. Menyalatkan Jenazah
Salat jenazah dilaksanakan setelah jenazah selesai dimandikan dan
dikafani. Hukumnya adalah fardu kifayah bagi orang-orang
muslim/muslimat yang masih hidup. Tentang jumlah orang yang
menyalatkan, Rasulullah bersabda:

‫ام ْن‬ َ ‫علَ ْي ِع َو‬


ِ ‫سل َم يَقُ ْو ُل َم‬ َ ُ‫صلي للا‬ َ ِ‫س ْو ُل للا‬ َ ‫ع َِن ا ْب ِن عَباس قَا َل‬
ُ ‫س ِم ْعت ُ َر‬
ِ‫از ِت ِه أ َ ْربَعُ ْو َن َر ُجلا الَيُش ِْرك ُْو َن ِبالل‬ َ ‫س ِلم يَ ُم ْوتُ فَيَقُ ْو ُم‬
َ َ‫علَي َجن‬ ْ ‫َر ُجل ُم‬
)‫شفَعَ ُه ُماللُ فِ ْي ِه (رواه احمد و مسلم‬ َ ‫ش ْيئ اا اِال‬
َ
Artinya:
“Dari ibnu Abbas, katanya aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, ‘Orang
islam yang mati, lalu jenazahnya disalatkan oleh empat puluh orang muslim
yang tidak musyrik, maka Allah menerima syafaat mereka terhadap jenazah
tersebut.”
BACK
Syarat-syarat Sahnya Salat Jenazah
1. Seorang yang menyalatkan, syaratnya orang islam,
suci dari hadas besar dan hadas kecil, suci badan,
pakaian, tempat dari najis, menutup aurat, dan
menghadap kiblat.
2. Salat jenazah dilakukan setelah jenazah dimandikan
dan dikafani.
3. Letak mayat di sebelah kiblat orang yang
menyalatkan, terkecuali kalau salat jenazah dilakukan
diatas kubur atau salat gaib.

BACK
Rukun Salat Jenazah
1. Salat jenazah dilakukan dengan niat ikhlas karena Allah ta’ala.
2. Takbir empat kali.
3. Membaca surah Al-fatihah sesudah takbir pertama (takbiratul
ihram).
4. Membaca salawat atas nabi SAW, setelah takbir kedua.
5. Membaca doa setelah takbir ketiga.
6. Berdoa setelah takbir ke-empat.

ُ ‫ا أ َ ْج َره‬ َ‫الَت َ ْح ِر ْم ن‬ ‫ال ل ُه َّم‬


)‫ُ ( َه ا‬ ‫ا َب ْع دَه‬ َّ‫ن‬ ِ‫َ ت َ ْف ت‬ ‫( َه ا) َوال‬
)‫ا َولَ ه ُ ( َه ا‬ َ‫ن‬ َ‫ْرل‬ ‫َوا ْغ ِف‬
Artinya: “Ya Allah, janganlah kiranya pahala tidak sampai kepada
kami dan janganlah Engakau fitnah sepeninggalnya, ampunilah kami
dan dia.”
7. Berdiri jika mampu
8. Mengucapkan salam BACK
Bunyi doa setelah takbir ketiga:

)‫ع ْنهُ ( َها‬ َ ‫ْف‬ ُ ‫اَلل ِهم ا ْغ ِف ْرلَهُ (ها َ) َوار َح ْمهُ ( َها) َوعَا ِف ِه ( َها) َواع‬
‫س ْلهُ ( َها) ِب َماء َوث َ ْلج‬ ِ ‫س ْع َم ْد َخلَهُ ( َها) َوا ْغ‬ ِ ‫َوأ َ ْك ِر ْم نُ ُزلَهُ ( َها) َو َو‬
‫ض ِم َن الدنَ ِس‬ ُ ‫طايَا َك َمايُنَقي الث ْو‬
ُ َ‫ب اْالَ ْبي‬ َ ‫َوبَ ْرد َونَ ِق ِه ( َها) ِم َن اْل َخ‬
)‫َارا َخ ْي ارا َم ْن د َِار ِه ( َها) َوأ َ ْهلا َخ ْي ارا ِم ْن أ َ ْه ِل ِه ( َها‬ ‫َوأ َ ْب ِد ْلهُ ( َها) د ا‬
) ‫مسلم‬ ‫اه‬ ‫رو‬ ( ‫ار‬
ِ ‫الن‬ ‫اب‬
َ َ ‫عذ‬
َ ‫و‬َ ‫ر‬ِ ‫ب‬
ْ َ‫َوقِ ِه ( َها) فِتْنَةَ اْلق‬
Artinya:
“Ya Allah, ampunilah dia, kasihanilah dia, sejahterakanlah dia dan luaskanlah tempat
kediamannya. Bersihkanlah ia dengan air, es, dan embun. Bersihkanlah ia dari dosa,
sebagaimana kain putih dibersihkan dari kotoran. Gantilah rumahnya dengan rumah
yanglebih baik daripada rumahnya dahulu, dan gantilah kaum keluarganya, dengan yang
lebih baik dari kaum keluarganya dahhulu, dan peliharalah dia dari siksa kubur dan
siksa neraka” (HR. Muslim)
BACK
Sunah-sunah Salat Jenazah

1. Mengangkat tangan ketika mengucapkan empat takbir.


Sabda Rasulullah SAW:

ِ‫يرفَ ُِع يَدَيْه‬ َِ ‫سلَّ َِم َك‬


ِْ ‫ان‬ َ ‫علَيْهِ َو‬ ِ ‫صلَّي‬
َِ ُ‫للا‬ َ ُ‫ع َم َِر أَنَّ ِه‬
ُ ِ‫عنِ ابْن‬
َ
)‫علَي ُكلِ ت َ ْكبي َْراتِ اْل َجنَازَِاِِ (رواه البيهقي‬ َ
Artinya: “Dari Ibnu Umar, Sesungguhnya Nabi SAW
mengangkat kedua tangannya, pada semua takbir salat
jenazah (HR. al-Baihaqy)
2. Israr yaitu merendahkan suara bacaan salat
3. Membaca Ta’awuz

BACK
Beberapa Hal tentang Salat Jenazah

1. Salat jenazah boleh dikerjakan secara munfarid, tetapi


sebaiknya secara berjama’ah.
2. Wanita yang bergama Islam boleh dan sah menyalatkan
jenazah.
3. Jika jenazah yang disalatkan ada ditempat salat,
perhatikanlah hal-hal berikut:
a. Jenazah diletakkan didepan orang yang menyalatkan (imam), dengan
posisi jenazah kepalanya diutara, basan dan kakinya menjulur
keselatan.
b. Bila jenazahnya laki-laki, maka yang menyalatkan (imam),
hendaknya berdiri menghadap jenazah sejajar dengan kepalanya.
Tetapi jika jenazahnya perempuan, imam berdiri sejajar dengan
bagian tengah jenazah
BACK
Beberapa Hal tentang Salat Jenazah

c. Jika jenazahnya benyak terdiri dari laki-laki dan wanita, maka cara
menyalatkannya boleh sekaligus, dengan ketentuan jenazah laki-laki
diletakkan lebih dekat dengan yang mensalatkan (imam), sedangkan
jenazah wanitanya lebih dekat ke kiblat.
d. Salat jenazah dikerjakan sesuai dengan urutannya, sebagaimana
tercantum dalam rukun salat.

4. Salat jenazah gaib adalah salat jenazah yang jenazahnya tidak ada ditempat
salat. Tata caranya sama dengan kalau jenazahnya ada ditempat.
5. Menyalatkan jenazah diatas kuburnya. Hukumnya boleh, sabda Rasulullah
SAW: Artinya; Nabi SAW sampai kesebuah kubur yang masih basah,
kemudian beliau mensalatkannya dan mereka (para sahabat) berbaris
dibelakang beliau dan bertakbir empat kali. (HR. Bukhari dan Muslim)

BACK
4. Menguburkan Jenazah

Jenazah dikuburkan setelah dimandikan, dikafani dan disalatkan. Hukum


penguburan jenazah muslim adalah fardu kifayah atas orang Islam yang
masih hidup.
Penguburan jenazah sebaiknya disegerakan. Sesuai Sabda Rasulullah
SAW:

‫صال َحةِ قَ َّر ْبت ُ ُم ْونَ َِها الَي‬


َِ ‫َت‬ ِْ ‫ن َكان‬ ُ ‫أ ُ ْسر‬
ِْ ‫ع ْوا باْل َجنَزَ ِ فَا‬
‫علَي ِرقَاب ُك ِْم‬ َ ‫ضعُ ْونَ َها‬ َ َ ‫ك ِفَشَرِ ت‬َِ ‫ْر ذَل‬
َِ ‫َت غي‬ ِْ ‫ن َكان‬ ِْ ‫اْل َخيْرِ َوا‬
)‫(رواه الجماعة‬
“Segerakanlah jenazah itu dikuburkan. Jika ia seorang yang saleh, ia
akan segera cepat mendapat ganjaran kebaikan, dan jika ia tidak saleh
saleh (ahli maksiat), ia akan cepat meninggalkan kejelelakan dari pundak-
pundak kamu semua.” (HR. Al-Jama’ah)
BACK
TENTANG LUBANG dan TATA CARA
PENGUBURAN

 Lubang Kubur
Lubang kubur dibuat memanjang, dari arah utara
kearah selatan. Panjangnya harus disesuaikan
panjang jenazah. Dalamnya harus cukup, sehingga
bau busuk mayat tidak tercium dari luar. Dibagian
dasar kubur hendaknya dibuatkan lubang lahat,
yakni lubang tempat meletakkan jenazah.

BACK
TENTANG LUBANG dan TATA CARA
PENGUBURAN

 Tata Cara Penguburan Jenazah


Ketika jenazah dimasukkan kedalam lubang kubur disunnahkan
membaca:

ُ ‫علَي ملَّةِ َر‬


ِ‫س ْولِ للا‬ َ ‫ب ْس ِم للاِ َو‬
Artinya: “Dengan nama Allah dan atas nama Agama Rasulullah.”
Keempat utas tali yang mengikat jenazah dilepas, dan kain kafan yang
menutup mukanya disingkapkan, sehingga muka jenazah dapat
mencium tanah. Setelah jenazah sudah diletakkan dilubang lahat,
jenazah ditutup dengan papan atau bambu, lalu ditimbun tanah.
BACK
TENTANG LUBANG dan TATA CARA
PENGUBURAN
II Liang Lahat
 Disunnahkan memperdalam dan memperluas liang lahat. Tujuannya agar baunya
tidak tercium dan jasadnya tidak dimakan binatang buas ataupun burung.

III Tata Cara Menguburkan

 Memasukkan mayit ke dalam kubur boleh kepala ataupun kaki terlebih


dahulu.
 Yang memasukkan mayit ke dalam kubur adalah laki-laki. Yang diberi wasiat
untuk itu. Bila mayit tidak berwasiat, maka kerabat dekatnya.
 bila memasukkan mayit wanita, maka kuburnya ditutup.
 letakkan mayit perlahan dengan berbaring di sisi lambung kanannya, karena
dia menyerupai orang tidur yang menghadap ke kiblat.
 buka ikatan kain kafannya dengan tanpa membuka wajahnya.
 dekatkan dan masukkan mayit ke liang lahat, kemudian tahan dengan batu
atau tanah di depannya dan di pertengahan punggungnya agar mayit tidak
terbalik. Tutup lahat dengan kayu. Tutup bagian yang kosong antara kayu
dengan tanah liat agar mayit tidak kejatuhan tanah saat dikubur
TENTANG LUBANG dan TATA CARA
PENGUBURAN

 masukkan tanah ke dalam kubur dan tinggikan dari atas permukaan


tanah sejengkal lalu dibentuk seperti punuk.
 perciki kubur dengan air kemudian taburi kerikil agar kubur tidak
terbawa angin dan aliran air. Tandai dengan kayu atau batu pada
bagian kepala.
 setelah itu berdoa untuk mayit.

 Tidak diperbolehkan duduk, bersandar dan melangkahi makam. Tempat


yang lebih utama untuk memakamkan jenazah ialah di tempat
pemakaman kaum muslimin. Karena dengan begitu, orang yang masih
hidup tidak terganggu dengannya dan juga seakan-akan jenazah tersebut
berada di tempat yang semestinya, ia lebih banyak mendapatkan doa.

You might also like