You are on page 1of 41

OLEH :

KELOMPOK IV
SYARIAH
 Pengertian
Aturan dan undang-undang Allah yang berisi tata cara
pegaturan prilaku hidup manusia dalam melakukan
hubungan dengan Allah, sesama manusia, dan alam
sekitarnya untuk mencapai keridhaan Allah.
Ruang Lingkup Syariah
Perkara yang dihadapi umat Islam dalam
menjalani hidup beribadahnya :
 Asas Syara’
Perkara yang sudah ada dan jelas ketentuanya dalam
Al-Quran dan Al-Hadist
 Furu’ Syara’
Perkara yang tidak ada atau tidak jelas ketentuanya
dalam Al-Quran dan Al-Hadist
Fungsi dan Peran Syari’ah
 Berfungsi membimbing manusia dalam
angka mendapatkan ridha Allah dalam
bentuk kebahagiaan dunia dan akhirat.
IBADAH
 Ibadah Madhlah (khusus)
Ibadah yang ditentukan cara dan syaratnya
secara detil dan biasanya bersifat ritus.
 Ibadah Mu’amalah (umum)
ibadah dalam arti umum, segala perbuatan
baik manusia.
Lima jenis hukum yang mengatur
permasalahan ibadat umat :
1. Wajib
2. Sunat
3. Haram
4. Makruh
5. Mubah
Penetapan hukum syar’i merujuk
kepada dua macam dalil rujukan :
 Dalil Naqli
adalah dalil yang berdasarkan kepada penetapan yang
sudah ditetapkan Allah dan Rasulullah Muhammad
SAW.
 Dalil aqli (akal)
Dalil aqli berarti dalil hukum sar’i yang sesuai dengan
akal sehat manusia.
Dalil naqli
dibedakan atas empat tingkatan :
 Al-Qur’an
 Hadist
 Ijma’
 Qiyas
Dalil Aqli
 Wajib
Wajib dalam dalil aqli pada hukum sar’i adalah wajib
pada akal.
 Mustahil
Mustahil dalam dalil aqli pada hukum sar’i adalah
mustahil pada akal.
 Jaiz atau mungkin
Jaiz atau mungkin dalam dalil aqli pada hukum sar’i
adalah mungkin pada akal.
MUAMALAH

 Artinya: Katakanlah: "Hai kaumku, bekerjalah


sesuai dengan keadaanmu, sesungguhnya aku
akan bekerja (pula), maka kelak kamu akan
mengetahui." (QS. Az-Zumar:39)
MUAMALAH
 Jual Beli
Menurut istilah hukum Syara, jual beli adalah
penukaran harta (dalam pengertian luas) atas
dasar saling rela atau tukar menukar suatu benda
(barang) yang dilakukan antara dua pihak dengan
kesepakatan (akad) tertentu atas dasar suka sama
suka.
 Hukum Jual Beli adalah mubah.
Rukun dan Syarat Jual Beli
Penjual atau pembeli harus dalam
keadaan sehat akalnya
 Syarat Ijab dan Kabul
Benda yang diperjualbelikan
Riba
 Riba menurut istilah syarak ialah suatu
akad perjanjian yang terjadi dalam
tukar menukar suatu barang yang tidak
diketahui syaraknya. Atau dalam tukar
menukar itu disyaratkan menerima
salah satu dari dua barang apabila
terlambat.
Riba
 Hadist nabi Muhammad SAW
menyatakan sebagai berikut. Yang artinya :
“Dari Abu Hurairah r.a ia berkata :
Rasulullah SAW bersabda : Akan tiba suatu
zaman, tidak ada seorang pun, kecuali ia
memakan harta riba. Kalau ia memakannya
secara langsung ia akan terkena debunya.”
(HR Ibnu Majah)
Ulama Fiqih Membagi Riba Menjadi
4 bagian, yaitu sebagai berikut:
1. Riba fadal
Riba fadal yaitu tukar menukar dua buah
barang yang sama jenisnya, namun tidak
sama ukurannya yang disyaratkan oleh
orang yang menukarnya.
2. Riba nasiah
yaitu tukar menukar barang yang sejenis
maupun yang tidak sejenis atau jual beli
yang pembayarannya disyaratkan lebih
oleh penjual dengan waktu yang
dilambatkan.
3. Riba yad
yaitu berpisah dari tempat akad jual beli
sebelum serah terima.
Hukum Islam tentang Kerja Sama
Ekonomi (Syirkah)
 Musyarakah
adalah akad kerjasama antara dua pihak atau lebih
untuk suatu usaha tertentu dimana masing-
masing pihak memberikan kontribusi dana atau
amal (expertise) dengan kesepakatan bahwa
keuntungan dan resiko akan ditanggung bersama
sesuai dengan kesepakatan.
Landasan hukum dari musyarakah
ini antara lain :
Bersabda Rasulullah yang artinya : “Dari Abu
Hurairah, Rasulullah SAW bersabda :
sesungguhnya Allah azza wajalla berfirman : Aku
pihak ketiga dari dua orang yang berserikat selama
salah satunya tidak menghianati lainnya.” (HR
Abu Daud)
Syarat-syarat musyarakah
1. Benda (harta dinilai dengan uang)
2. Harta-harta itu sesuai dalam jenis dan macamnya
3. Harta-harta dicampur
4. Satu sama lain membolehkan untuk membelanjakan
harta itu
5. Untung rugi diterima dengan ukuran harta masing-
masing.
Jenis-jenis musyarakah
 Musyarakah pemilikan
tercipta karena warisan, wasiat, atau kondisi lainnya
yang mengakibatkan pemilikan satu aset oleh dua
orang atau lebih.
 Musyarakah akad
tercipta dengan cara kesepakatan dimana dua orang
atau lebih setuju bahwa tiap orang dari mereka
memberikan modal musyarakah.
Musyarakah akad terbagi menjadi ‘inan, mufawadah,
a’mal, wujuh, dan mudarabah.
Mudarabah (Bagi Hasil)
 Mudarabah adalah akad kerja sama usaha
antara dua pihak dimana pihak pertama
(sahibul mal) menyediakan seluruh (100 %)
modal, sedangkan pihak lainnya menjadi
pengelola.
Jenis-jenis mudarabah
Mudarabah mutlaqah

Mudarabah Muqayyadah
Mudarobah yang berkaitan
dengan dunia Pertanian ialah :
 Musaqah (paroan kebun)
 Muzaraah
 Mukhabarah
Menumbuhkan Kesadaran untuk
Taat Hukum Tuhan
 Menyadari bahwa manusia diciptakan oleh Allah SWT
hanya untuk mengabdi kepada-Nya dengan mentaati
semua perintah/hukum yang telah ditetapkan Allah
SWT.
 Alam semesta beserta isinya merupakan milik Allah
SWT.
 Allah SWT telah melimpahkan begitu banyak nikmat
dan Ramat kepada kita seperti nikmat kesehatan yang
tidak ternilai harganya.
 Ingat bahwa Allah SWT akan selalu mengawasi
apapun yang kita lakukan karena Dialah Zat yang
tidak pernah tidur, sehingga kita arusnya malu
kalau tidak patuh kepada-Nya.
 Ingatlah akhirat, karena semua kita akan dicatat
oleh malaikat yang nantinya akan dipertanggung
jawabkan di hari akhir.
 Orang yang mulia di sisi Alllah SWT adalah orang
yang bertaqwa kepada-Nya yana patuh kepada
perintah-Nya, hendaknya kita terpacu untuk
menjadi golongan tersebut.
 Bahwa Hukum yang ditetapkan Allah SWT tidak
hanya merupakan hubungan vertikal dengan Sang
Khaliq, tetapi juga termasukdi dalamnya
pengaturan tentang hubungan sesama manusia.
 Menyadari bahwa manusia tidak akan bisa hidup
sendiri, sehingga dengan adanya Hukum yang
ditetapkan Allah SWT tentang hubungan manusia
secara horizontal maka kita akan merasakan
kemudahan dan kelapangan dalam pergaulan
sehari-hari.
 Manusia adalah makhluk yang bernafsu sehingga
dibutuhkan pengaturan berupa Hukum Alllah
SWT yang menjadi pegangan untuk mencapai
ketaqwaan.
 Hukum yang diciptakan Allah SWT pada dasarnya
adalah untuk kebaikan hamba-Nya sendiri agar
terhindar dari malapetaka dan perbuatan tercela
lanilla.
Fungsi Profetik Agama dalam
Hukum
 Agama sebagai institusi keyakinan memiliki
perangkat-perangkat yang memberikan penjelasan
dan konsepsi pada Tuhan, manusia dan alam semesta.
 kekuasaan sebagai salah satu perangkat agama, sangat
di tentukan oleh “siapa” yang menjalankan kekuasaan
itu. Artinya untuk tegaknya hukum-hukum agama
perlu di topang oleh kekuasaan yang pro—hukum
agama.
Agama Rakyat
 Agama rakyat merupakan keyakinan yang hidup dan
berkembang di dalam masyarakat dan menjadi
pendorong serta penggerak terjadinya perbaikan dan
perubahan, yang kadang dipengaruhi faktor
kekuasaan.
Zainuddin Maliki menuliskan fungsi
dari agama rakyat, antara lain:
 Integrasi
Bahwa agama berfungsi sebagai perekat yang
menyatukan dan menjaga harmoni dalam
masyarakat, meskipun menghadapi perubahan
sosial dan kekacauan.
 Legitimasi
Di sini agama rakyat di posisikan sebagai kekuatan
legitimasi bagi penguasa dalam menjalankan
otoritas dan kekuasaannya di tengah konflik
sosial-politik dan ketidak-pastian.
 Profetik
Fungsi profetik agama rakyat sebagai sumber
penilaian profetik bagi sebuah bangsa.
Fiqih
Fiqih menurut terminologi mengandung dua arti:
1. Pengetahuan tentang hukum-hukum syari’at yang
berkaitan dengan perbuatan dan perkataan mukallaf
(mereka yang sudah terbebani menjalankan syari’at
agama), yang diambil dari dalil-dalilnya yang bersifat
terperinci, berupa nash-nash al Qur’an dan As-
sunnah serta yang bercabang darinya yang berupa
ijma’ dan ijtihad.
2. Hukum-hukum syari’at itu sendiri
Fiqih Islam terbagi menjadi enam
bagian:
 Bagian Ibadah
 Bagian Ahwal Syakhshiyah (al-ahwaalu asy-
syakhsyiyyatu)
 Bagian muamalah (hukum perdata)
 Bagian Hudud dan Ta’zir (hukum pidana)
 Bagian murafa’at (hukum acara)
 Bagian shirra wa maghazi (hukum perang)
Sumber-Sumber Fiqih Islam
 Semua hukum yang terdapat dalam fiqih Islam
kembali kepada empat sumber utama syari’at
Islam:
 Al-Qur’an
 Al-Hadist
 Ijma’
 Qiyas
Hubungan Syari’ah dan Fiqh
 Kalangan ulama Akidah menjadikan Syari’ah dan
Fiqih sebagai sinonim, atau paling jauh
hubungannya adalah hubungan antara sebuah
ilmu dengan kanduangan ilmu tersebut.
 Di lain pihak kalangan ulama Fiqh yang lebih
sering bergelut di bidang hukum Islam
memandang hubungan keduanya adalah
hubungan umum-khusus.
Keabadian syariat Islam
 Ayat 41 dan 42 dari surah Fushilat:

Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang


mengingkari Al Quran ketika Al Quran itu datang
kepada mereka, (mereka itu pasti akan celaka), dan
sesungguhnya Al Quran itu adalah kitab yang mulia.
Artinya: Yang tidak datang kepadanya (Al Quran)
kebatilan baik dari depan maupun dari belakangnya,
yang diturunkan dari Rabb Yang Maha Bijaksana lagi
Maha Terpuji.
Klaim kesempurnaan syariat Islam
biasanya didasarkan pada tiga dalil:
 Al-Maidah ayat 3, Allah telah menyatakan, "Pada
hari ini, telah Kusempurnakan untuk kamu
agamamu, dan telah Kucukupkan kepadamu
nikmat-Ku, dan telah Kuridai Islam itu jadi agama
bagimu."
Al-Nahl ayat 89, "Dan Kami turunkan kepadamu
al-Kitab (Alquran) untuk menjelaskan segala
sesuatu." Dalam Alquran terdapat segala pokok
petunjuk menyangkut kebahagiaan hidup duniawi
dan ukhrawi.
Al-An’am ayat 38 disebutkan, "Tiadalah Kami
alpakan sesuatu pun di dalam al-Kitab.“

 Artinya: Dan tiadalah binatang-binatang yang ada di


bumi dan burung-burung yang terbang dengan kedua
sayapnya, melainkan umat (juga) seperti kamu.
Tiadalah Kami alpakan sesuatupun dalam Al-Kitab,
kemudian kepada Tuhanlah mereka dihimpunkan.
TERIMA KASIH

You might also like