terhadap harta kaum muslimin yang di peruntukkan bagi fakir miskin dan mustahik lainnya, sebagai tanda syukur atas nikmat Allah dan untuk mendekatkan diri kepada –Nya serta membesihkan diri dari hartanya PAJAK › Pajak menurut para ahli keuangan ialah : kewajiban yang ditetapkan terhadap wajib pajak, yang harus disetorkan kepada negara sesuai dengan ketentuan, tanpa dapat prestasi kembali dari negara, dan hasilnya untuk membiayai pengeluaran – pengeluaran umum disatu pihak dan untuk merealisir sebagian tujuan ekonomi. Secara bahasa pajak dalam bahasa arab disebut dengan Dharibah, yang berarti mewajibkan, menetapkan, menentukan Para ulama memakai ungkapan dharibah untuk menyebut harta yang dipungut sebagai kewajiban. › Tiga ulama mendefinisikan pajak, yaitu Yusuf Qardhawi dalam kitabnya Fiqh az- Zakah, Gazi Inayah dalam kitabnya Al- Iqtishad az- Zakah wa az- Dharibah, dan Abdul Qadim Zallum dalam kitabnya Al- Amwal Fi Daulah al- Khilafah[1], Dasar Hukum Wajib Zakat
› Artinya:”Ambillah zakat dari sebagian harta mereka,
dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketentraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui” (QS. At-Taubah:103). Dasar Hukum Pajak
› Artinya:”Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu
saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali denhan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu” (QS. An-Nisa:29). Persamaan Pajak dan Zakat › Persamaan Sama – sama mempunyai unsur paksaan dan kewajiban yang merupakan cara untuk menghasilkan pajak, juga terdapat dalam zakat. Perbedaan Pajak dan Zakat
› Dari Segi Nama dan Etikanya
› Mengenai Hakikat dan Tujuannya › Mengenai Batas Nisab dan Ketentuanya › Mengenai Pengeluaranya › Hubungannya dengan Penguasa › Maksud dan Tujuan Para ulama berbeda pendapat dalam menyikapi tentang pajak › menyatakan pajak tidak boleh sama sekali dibebankan kepada kaum muslimin, karena kaum muslimin sudah dibebani kewajiban zakat. Dan ini sesuai dengan hadist yang diriwayatkan dari Fatimah binti Qais, kebolehan mengambil pajak dari kaum muslimin, jika memang negara sangat membutuhkan dana › Untuk menerapkan kebijakan inipun harus terpenuhi dahulu beberapa syarat. Di antara ulama yang membolehkan pemerintahan Islam mengambil pajak dari kaum muslimin adalah Imam Ghazali, Imam Syatibi dan Imam Ibnu Hazm. Benar–benar harta itu dibutuhkan dan tak ada sumber lain Pemungutan Pajak yang Adil Pajak Hendaknya Dipergunakan Untuk Membiayai Kepentingan Persetujuan Para Ahli/Cendikiawan Yang Berakhlak Islam (Muzaki) Merdeka (Muzaki) Berakal dan Baligh (Muzaki) Memiliki/Mencapai Nishab Dimiliki Secara Sempurna Termasuk Harta yang Berkembang Telah Mencapai Satu Haul Kelebihan dari Kebutuhan Pokok Penerapan Zakat dalam Sistem Ekonomi Islam › Zakat menjadi mekanisme baku. › Zakat merupakan mekanisme perputaran ekonomi (velocity) itu sendiri yang memelihara tingkat permintaan dalam ekonomi. › Zakat mengakomodasi warga negara yang tidak memiliki akses ke pasar Pengaruh Zakat dalam Ekonomi › Zakat Mendorong Pemilik Modal Mengelola Hartanya › Meningkatkan Etika Bisnis › Pemerataan Pendapatan › Pengembangan Sektor Riil › Sumber Dana Pembangunan Zakat adalah hak tertentu yang diwajibkan Allah terhadap harta kaum muslimin yang di peruntukkan bagi fakir miskin dan mustahik lainnya. Sedangkan pajak adalah kewajiban yang ditetapkan terhadap wajib pajak, yang harus disetorkan kepada negara sesuai dengan ketentuan Zakat berbeda dengan pajak. Zakat didasari atas kemurnian dan ketaatan beribadah kepada Allah SWT. Sedangkan jika pajak dibayarkan atas dasar tuntutan pemimpin guna memenuhi kebutuhan Negara. Para ulama menyikapi pajak secara berbeda. Ada yang menganggap pajak itu sesuatu yang batil, dan aja yang juga membolehkan pemungutan pajak dengan syarat-syarat tertentu. Zakat berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi umat islam. Karena zakat merupakan penggerak perekonomian umat islam, muzaki yang kelebihan harta akan menyerahkan sebagian hartanya kepada amil zakat yang dikelola lalu diserahkan kepada para mustahik. Kata zakat menurut bahasa, berarti suci, tumbuh dan berkembang. Dalam syari’at islam zakat untuk mengungkapkan arti dari bagian harta yang wajib dikeluarkan untuk fakir miskin dan para mustahik lainya. Sebagai mana firman Allah dalam surat Al- Baqarah ayat: 276 yang artinya:’’Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah“ Sedangakan pajak diambil dari kata dharaba, yang artinya utang, pajak, tanah atau upeti. Yaitu sesuatu yang mesti dibayar, sesuatu yang menjadi beban. Seperti yang dikatakan dalamAl- Qur’an surat Al-Baqarah ayat: 61 yang artinya: “ Dan timpakan atas mereka kehinaan dan kemiskinan”. Zakat adalah ibadah yang diwajibkan kepada orang islam, sebagai tanda syukur kepada Allah SWT dan mendekatkan diri kepadanya. Adapun pajak adalah kewajiban dari negara semata –mata yang tidak ada hubungannya dengan makna ibadat dan pendekatan diri. Zakat adalah hak yang ditentukan oleh Allah, sebagai pembuat syariat. Dialah yang menentukan batas nisab bagi setiap macam benda juga Allah memberikan ketentuan atas kewajibab zakat itu seperlima, sepersepuluh, separuh, sampai seperempat puluh Zakat adalah kewajiban yang bersifat tetap dan terus – menerus, adapun pajak tidak memiliki sifat yang tetap dan terus – menerus, baik mengenai macam, presentase, dan kadarnya. Zakat mempunyai sasaran khusus yang ditetapkan oleh Allah SWT dalam Qur’an dan dijelaskan oleh Rosulullah SAW dengan perkataan dan perbuatantya, Pajak selalu berhubungan antara wajib pajak dengan pemerintah yang berkuasa. Karena pemerintah yang mengadakan, pemerintah yang memungutnya dan juga membuat ketentuan wajib pajak, adapun zakat adalah hubungan pezakat dengan Tuhannya, Allah lah yang memberinya harta dan mewajibkan membayar zakat. Zakat mempunyai tujuan spiritual dan moral yang lebih tinggi dari pajak. Tujuanya cukup jelas dan tegas dalam firman Allah mengenai keadaan pemilik harta yang berkewajiban mengeluarkan zakat, Firman-Nya adalah : “Ambillah sedekah dari sebagian harta mereka, dengan sedekah itu kamu membersihkan dan mensucikan dan berdoalah buat mereka, sesungguhnya doa kamu itu menjadi ketentuan jiwa bagi mereka”(QS. At- Taubah:103). Sedangkan pajak tidak mempunyai tujuan yang luhur, selain untuk menghasilkan pembiayaan (uang) untuk mengisi kas negara (mazhab netro pajak).