You are on page 1of 20

ANALISA DAMPAK LINGKUNGAN

KEPADATAN TINGKAT
PENDUDUK/ SANITASI KESEHATAN
AKTIVITAS YANG BURUK PENDUDUK
SEHARI-HARI MENURUN

PEMBANGUNA
N SECARA
TERUS MENERUS
AMDAL

MENJAMIN MEMANFAATKAN SDA,


USAHA TANPA MEMINIMALKAN DAMPAK NEGATIF
MERUSAK DAN MEMAKSIMALKAN DAMPAK
LINGKUNGAN POSITIF TERHADAP LINGKUNGAN
PENGERTIAN AMDAL
 Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)
adalah
 Kajian mengenai dampak besar dan penting suatu
usaha dan/ atau kegiatan yang direncanakan
pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi
proses pengambilan keputusan tentang
penyelenggaraan usaha dan/ atau kegiatan di
Indonesia
KAPAN AMDAL DIBUAT ?

AMDAL ini dibuat saat perencanaan suatu


proyek yang diperkirakan akan memberikan
pengaruh terhadap lingkungan hidup di
sekitarnya.
SIAPA YANG BERTANGGUNG JAWAB TERHADAP
KOORDINASI PELAKSANNAAN AMDAL ?

BAPEDAL (Badan Pengendali Dampak Lingkungan).


DASAR HUKUM
1. UU No.23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan
Lingkungan Hidup pasal 15
2. PP No. 27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan Hidup
3. Kepmen LH No. 17 Tahun 2001 tentang Jenis
Usaha dan atau Kegiatan yang Wajib Dilengkapi
dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
Hidup
4. Permen LH No. 08 Tahun 2006 tentang Pedoman
Penyusunan Amdal
Kriteria mengenai dampak besar dan penting
suatu usaha terhadap lingkungan sbb :

 Jumlah manusia yang terkena dampak


 Luas wilayah pesebaran dampak
 Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
 Banyaknya komponen lingkungan lainnya yang
terkena dampak
 Sifat komulatif dampak
 Berbalik (reversible) atau tidak berbalik
(irreversible) dampak
Kriteria Wajib AMDAL
 Pengubahan bentuk lahan dan bentang-alam
 Eksploitasi SDA terbarukan dan tak- terbarukan
 Berpotensi menimbulkan pencemaran dan/atau
kerusakan LH serta pemborosan dan kemerosotan SDA
 Dapat mempengaruhi lingkungan alam, lingkungan
buatan, lingkungan sosial budaya
 Indroduksi jenis tumbuhan, hewan, dan jasad renik
 Pembuatan dan penggunaan bahan hayati dan non-
hayati
 Menggunakan risiko tinggi yang berpotensi besar untuk
mempengaruhi LH
BAGI
MASYARAKAT

FUNGSI BAGI PEMILIK


AMDAL PROYEK

BAGI
PEMERINTAH
BAGI MASYARAKAT
 Masyarakat mengetahui rencana pembangunan
dan mempersiapkan diri untuk adaptasi
 Masyarakat ikut berpartisipasi
 Tidak terjadi salah paham dan dapat bekerjasama
dengan pemilik proyek
 Masyarakat mengetahui hak dan kewajiban dalam
hubungan dengan proyek tersebut
BAGI PEMILIK PROYEK
 Terhindar dari pelanggaran UU dan PP
 Terhindar dari tuduhan pencemaran lingkungan
 Dapat melihat masalah – masalah lingkungan yang
dihadapi di masa datang
 AMDAL merupakan sumber informasi mengenai
keadaan sosial budaya masyarakat sekitar
 Dapat mengetahui kelemahan dan dapat
menyempurnakan kelemahan tersebut
 Dapat mengetahui keadaan/ kondisi lingkungan
BAGI PEMERINTAH
 Mencegah potensi SDA yang dikelola rusak
 Mencegah SDA lain di luar proyek rusak
 Menghindari pengrusakan lingkingan hidup
 Menjamin proyek dibangun sesuai dengan rencana
pembangunan daerah
 Untuk menghindari pertikaian antara pemilik proyek
dengan masyarakat maupun dengan pemilik proyek lain
 Menjamin proyek memiliki manfaat yang jelas bagi
masyarakat dan pemerintahan
 AMDAL dipergunakan sebagai alat pengambil keputusan
ISI DOKUMEN AMDAL
 Kajian dampak rencana usaha/kegiatan
 Evaluasi kegiatan di sekitar lokasi
 Saran dan masukan dari masyarakat
 Prakiraan besarnya dampak
 Evaluasi dampak secara holistik untuk menentukan
kelayakan LH dari rencana usaha/kegiatan
 RKL-RPL

Dokumen Amdal dijadikan dasar penetapan


keputusan kelayakan LH
Keterlibatan Masyarakat
 Dokumen AMDAL disusun oleh Pemrakarsa dengan
melibatkan masyarakat
 Pelibatan dilakukan melalui pemberian informasi yang
lengkap, transparan dan sebelum kegiatan dijalankan
 Masyarakat meliputi :
- Mereka yang berpotensi terkena dampak
- Mereka yang berpotensi terpengaruh atas keputusan
dalam proses AMDAL
- Pemerhati lingkungan
Komisi Penilai AMDAL
 Komisi penilai AMDAL dibentuk Menteri, Gubernur,
bupati/Walikota
 Komisi wajib memiliki lisensi penilai AMDAL
 Komisi terdiri dari wakil unsur LH, instansi teknis terkait,
pakar bidang terkait, wakil masyarakat, organisasi LH
 Komisi Dibantu Oleh Tim Teknis yang terdiri dari pakar
independen
 Komisi dibantu juga oleh Sekretariat
 Hasil penilaian oleh Komisi dijadikan dasar bagi
penetapan kelayakan rencana usaha/kegiatan
UKL - UPL
 Semua rencana usaha/kegiatan yang tidak wajib
AMDAL diwajibkan memiliki UKL – UPL
 Daftar wajib UKL – UPL ditetapkan oleh Gubernur,
Bupati/Walikota
 Usaha/kegiatan mikro/kecil membuat Surat
Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan dan
Pemantauan LH
Izin Lingkungan
 Setiap usaha wajib AMDAL/UKL-UPL wajib memiliki Izin
Lingkungan (IL)
 Didasarkan pada Surat Keputusan Kelayakan
Lingkungan Hidup atau rekomendasi UKL – UPL
 Wajib mencantumkan persyaratan dalam SKKLH atau
Rekomendasi UKL – UPL
 Dapat dibatalkan jika cacat hukum, ada kekeliruan,
penyalahgunaan atau pemalsuan
 Dapat dibatalkan jika pemrakarsa tidak melaksanakan
kewajiban dalam dokumen
Audit Lingkungan
 Menteri mewajibkan audit LH kepada
 Penanggungjawab usaha/kegiatan wajib
melaksanakan audit LH
 Apabila tidak dilaksanakan, Menteri dapat
menugasi pihak ketika independen untuk melakukan
audit atas beban biaya penanggungjawab
usaha/kegiatan AUDIT

You might also like