You are on page 1of 38

SKDI

Kelainan pigmentasi, Gg. Keratinisasi, Rx. obat


BY: Rizki Widya Kirana
03012236
Kelainan Pigmentasi
VITILIGO MELASMA ALBINO (ALBINISME OKULOKUTANEA)
Definisi: Definisi: Definisi:
Hipomelanosis idiopatik didapat ditandai dengan Hipermelanosis didapat yang umumnya Hipopigmentasi pada kulit, rambut, dan mata. Ada 4
adanya macula putih yang dapat meluas. Dapat simetris berupa macula yang tidak merata kelainan autosomal resesif yang mencakup kelainan ini
mengenai seluruh bagian tubuh yang berwarna coklat muda sampai coklat tua, Kelainan yang diturunkan secara sex-linked resesif disebut
mengandung sel melanosit, misalnya rambut dan mengenai area yang terpajan sinar albinisme ocular yang hanya mengenai mata
mata. ultraviolet dengan tempat predileksi pipi,
dahi, daerah atas bibir, hidung, dan dagu. Insidens:
Etiologi: Terdapat pada semua ras dengan prevalensi berbeda
- Penyebab belum diketahui Etiologi:
- Faktor pencetus: trauma fisik - Belum diketahui Gambaran Klinis:
- Faktor kausatif: sinar UV, hormone, - Pengurangan pigmen yang nyata pada kulit, rambut,
Gejala Klinis: obat, genetic, ras, kosmetika, dan mata
- Makula berwarna putih dalam mm sampai cm idiopatik - Fotofobia
- Bentuk bulat atau lonjong dengan batas tegas, - Ekspresi muka khas karena silau
tanpa perubahan epidermis lain Klasifikasi: - Timbul kerusakan karena sinar matahari : keratosis
- Dapat terlihat macula hipomelanotik Berdasarkan gambaran klinis: aktinika, karsinoma sel skuamosa, melanoma
- Lesi bilateral simetris atau asimetris - Bentuk sentrofasial meliputi dahi,
hidung, pipi, bawah hidung, dagu Tatalaksana:
Predileksi: (63%) Tidak ada pengobatan yang diberikan kecuali preparat
- Bagian ekstensor tulang terutama di atas jari, - Bentuk malar meliputi hidung dan pipi pelindung terhadap sinar.
periorifisial sekitar mata, mulut, hidung, bagian lateral (21%)
tibialis anterior dan bagian tangan bagian - Bentuk mandibular meliputi daerah
fleksor mandibular (16%)
- Mukosa jarang terkena , kadang mengenai
genital eksterna, bibir, ginggiva
Kelainan Pigmentasi
VITILIGO MELASMA ALBINO
Klasifikasi: Klasifikasi:
Terdapat 2 bentuk vitiligo Berdasarkan pemeriksaan dengan sinar wood:
- Tipe epidermal, melesma tampak lebih jelas
1. Lokalisata - Tipe dermal, tak tampak warna kontras
a. Fokal - Tipe campuran, tampak beberapa lokasi yg
b. Segmental lebih jelas
c. Mukosal - Tipe sukar dinilai

2. Generalisata Berdasarkan pemeriksaan histopatologis:


a. Akrofasial - Melasma tipe epidermal
b. Vulgaris - Melasma tipe dermal
c. Campuran
Gejala Klinis:
DD: - Lesi macula berwarna coklat muda atau tua
- Piebaldisme - Batas tegas, tepi tidak teratur, sering pada
- Sind. Wardenburg pipi, hidung yang disebut pola malar.
- Lesi tunggal bedakan dengan tinea vesikolor,
pitriasis alba Tatalaksana:
1. Pengobatan topical
Tatalaksana: a. Hidrokinon
Sistemik: Trimetilpsoralen atau metoksi-psoralen b. Asam retinoat
Dosis psoralen 0.6 mg/kgbb sebelum penyinaran c. Asam azeleat
selama 6 bulan sampai 1 tahun
Kelainan Pigmentasi
VITILIGO MELASMA ALBINO
Tatalaksana: Tatalaksana:
Topikal: psoralen dioleskan 5 menit sebelum 1. Pengobatan topical
penyinaran a. Hidrokinon
b. Asam retinoat
MBEH (monobenzylether of hydroquinone) 20% c. Asam azeleat
dapat dipakai untuk pengobatan vitiligo yang luas
lebih dari 50% permukaan kulit 2. Pengobatan sistemik
a. Asam askorbat
Tindakan pembedahan, tandur kulit b. Glutation

Repigmentasi dnegan cara tato dengan bahan 3. Tindakan khusus


ferum oksida dalam gliserol atau alcohol a. Pengelupasan kimiawi
b. Bedah laser
Kelainan Pigmentasi
HIPERPIGMENTASI PASCA INFLAMASI
Definisi:
kelainan pigmen yang terjadi akibat akumulasi pigmen setelah terjadinya proses peradangan akut atau kronik

Etiologi:
- Infeksi
- Terapi dermatologi: topical agents, drug eruptions
- Trauma
- Kelainan kulit: vesikobulosa, papul skuamosa

Klasifikasi:
- Hipermelanosis epidermal (hipermelanosis cokelat) terjadi akibat peningkatan melanin di epidermis
- Hipermelanosis dermal (hipermelanosis biru, ceruloderma) terjadi akibat penimbunan melanin di dermis

Penatalaksanaan:
Prinsip dasar pengobatan hiperpigmentasi post inflamasiyaitu:
- Mengelola atau mengendalikan kondisi kulit yang mendasari peradangan
- Hentikan semua iritasi potensial seperti parfum, kosmetik, astringen, witch hazel, dan alcohol
- Sunscreen dan sun protection untuk semua pasien, diutamakan yang mengandung zink atau sunblockberbasis titanium
untuk menghindari iritasi.
Kelainan Pigmentasi
Kelainan Pigmentasi
Kelainan Pigmentasi
Kelainan Pigmentasi
HIPOPIGMENTASI PASCA INFLAMASI
Definisi:
Depigmentasi pada kulit akibat dari proses peradangan

Etiologi:
- Penyakit Kulit Inflamasi: DKA, dermatitis atopic
- Luka bakar
- Infeksi: impetigo, chicken pox
- Terkait prosedur: cryoteraphy, laser

Penatalaksanaan:
- Pengobatan melibatkan identifikasi dan mengobati penyebab yang mendasarinya. Selama peradangan
masih berlanjut, repigmentation tidak mungkin terjadi. Setelah penyebab yang mendasari secara efektif
diobati, hipopigmentasi yang biasanya membaik seiring waktu
- steroid topikal potensi sedang dalam kombinasi dengan preparat berbasis tar
- dua kali sehari 1 % pimecrolimus krim selama 16 minggu
- Aplikasi topikal dari 0,1 % 8 - methoxypsoralen , 0,5-1 % tar batubara atau anthralin diikuti oleh paparan
sinar matahari dapat membantu dalam memulihkan pigmen
Kelainan Pigmentasi
Gangguan Keratinisasi
ICTHYOSIS VULGARIS
Definisi:
merupakan kelainan kulit yang umum
diturunkan melalui keluarga yang ditandai
dengan kulit kering, menebal, kasar, kulit sisik
ikan. Setidaknya ada20 varietas Iktiosis,
termasuk bentuk herediter dan acquired

Etiologi:
- Iktiosis vulgaris merupakan penyakit
autosomal biasanya muncul pada awal masa
anak-anak yaitu pada umur antara 3-12
bulan
- Penurunan produksi asam amino dan
beberapa metabolisme ion dapat
menurunkan kadar air dalam stratum
korneum sehingga dapat menyebabkan kulit
kering
- Bahan kimia
Gangguan Keratinisasi
ICTHYOSIS VULGARIS
Gejala Klinis:
- Scaly skin (bersisik)
- Penebalan kulit
- Kulit kering dan berat
- Gatal ringan pada kulit

Predileksi:
Kulit kering, bersisik biasanya paling berat pada kaki, tetapi mungkin juga terdapat pada lengan, tangan, dan bagian tengah tubuh. Orang
dengan kondisi ini mungkin juga memiliki banyak garis-garis halus di atas telapak tangan

DD:
- Ichthyosis Fetalis
- Ichthyosis Lamellar
- Ichthyosis X-Linked
Gangguan Keratinisasi
ICTHYOSIS VULGARIS
Tatalaksana:
- Pendekatan utama pada pengobatan dari dua kondisi baik mencakup hidrasi kulit dan penerapan sebuah salep
untuk mencegah penguapan
- Topical retinoid sangat membantu bagi beberapa pasien
- Alpha-hydroxy acids (misalnya, laktat, glikolat, atau asam piruvat) yang efektif untuk Hydrating kulit
- Penghapusan sisik pada kulit dapat dibantu oleh keratolitik (misalnya, asam salisilat)
Reaksi Obat
FIXED DRUG ERUPTION
Definisi:
Erupsi alergi obat yang bila berulang akan timbul ditempat yang sama

Etiologi:
Banyak obat yang dilaporkan dapat menyebabkan FDE. Paling sering dilaporkan adalah phenolphthalein, barbiturate, sulfonamide,
tetrasiklin, antipiretik pyrazolone dan obat anti inflamasi non steroid

Gambaran Klinis:
- Dapat timbul dalam waktu 30 menit sampai 8 jam setelah konsumsi obat secara oral
- Lesi berupa macula oval atau bulat, warna merah atau keunguan, batas tegas, seiring dengan waktu lesi berubah menjadi bula,
mengalami deskuamasi atau menjadi krusta
- Ukuran lesi lenticular sampai plakat
- Jumlah lesi biasanya sedikit
- Timbulnya kembali lesi ditempat yang sama >> “fixed”
- Gejala local: gatal, rasa terbakar
- Jika sembuh akan menimbulkan bercak hiperpigmentasi post inflamasi yang menetap dalam waktu yang lama
Reaksi Obat
Reaksi Obat
DD:
- Mastositosis
- Herpes labialis atau herpes genitalis
- Dermatitis kontak alergi

Tatalaksana:
- Hentikan penggunaan obat yang diduga sebagai penyebab
- Pengobatan sistemik: untuk mengobati gatal berikan anti histamine
- Pengobatan topical: Bergabtung pada kelainan kulit apakah kering atau basah
Reaksi Obat
Reaksi Obat
EXANTHEMATOUS DRUG ERUPTION
Definisi:
Exanthematous Drug Eruption merupakan erupsi makulapapular atau morbiliformis disebut juga erupsi eksantematosa yang dapat diinduksi oleh obat.
Erupsi ini merupakan salah satu gejala klinis dari erupsi obat alergi yang mana merupakan suatu reaksi hipersensitivitas terhadap obat dengan manifestasi
pada kulit yang dapat disertai maupun tidak keterlibatan dengan mukosa

Etiologi:
- Obat-obatan yang tinggi probabilitas berlakunya reaksi eksantematosa: Penicilin dan antibiotik yang berkaitan, karbamazepin, allopurinol, gold
salts (10-20%)
- Obat-obatan yang sedang probabilitas berlakunya reaksi eksantematosa: Sulfonamid (bakteriostatik, antidiabetik, direutik), Non-steroidal anti-
inflammatory drugs (NSAIDs), Hidantoin derivative, Isoniazid, Kloramfenikol, Eritromisin, Streptomisin
- Obat-obatan yang rendah probabilitas berlakunya reaksi eksantematosa: Barbiturat, Benzodiazepam, Fenotiazin, Tetrasiklin

Faktor Risiko:
- Jenis kelamin
- Sistem imun
- Usia
- Dosis
- Infeksi dan keganasan
- Atopik
Reaksi Obat
Reaksi Obat
EXANTHEMATOUS
DRUG ERUPTION
Klasifikasi:
Menurut Coombs dan Gell
Reaksi Obat
EXANTHEMATOUS DRUG ERUPTION
Gambaran Klinis:
- Dijumpai adanya eritema dengan papul kecil
- Di jumpai di hampir di seluruh badan, dengan ukuran beberapa millimeters
sampai 1 cm merah terang
- Lesi menyembuh memiliki warna kecokelatan. Kemudian lesi akan menjadi
konfluen membentuk makula besar, erupsi retikuler, lembaran seperti
eritem (sheet-like erithema), eritroderma, juga eritem multiform
- Keluhan timbul paling lambat 2 bulan setelah dimulai pengobatan
- Lesi cenderung timbul pertama kali di daerah pangkal paha, ketiak,
kemudian menyebar ke seluruh badan dan simetris
- Pada anak-anak, mungkin terbatas pada wajah dan ekstremitas.
Reaksi Obat
DD: 2. Pengobatan simtomatik:
- Measles - Pengobatan dilaksanakan sesuai tipe reaksi yang
mendasarinya.
- Rubella
- Pada eksantema erupsi obat penghentian pengobatan
- DKA obat tersangka umumnya cukup memberikan hasil yang
baik. Pemberian kortikosteroid dengan dosis yang
digunakan adalah prednison 1-1,5 mg/kgBB/hari.
Tatalaksana: Pemberian kortikosteroid sistemik harus secara perlahan
- Antihistamin sedatif seperti diphenhydramine dan hydroxyzine dapat diturunkan, meskipun didapatkan gambaran klinis yang
membantu mengurang gejala pruritus membaik dengan cepat. Hal tersebut dikarenakan
besarnya kemungkinan terjadinya flare up kembali pada
- Pengobatannya dibagi dalam pengobatan kausal dan simtomatik. sindrom hipersensitivitas obat. Antihistamin dan
kortikosteroid topikal dapat pula diberikan untuk
1. Pengobatan kausal: mengurangi keluhan yang ada.
Dilaksanankan dengan menghindari obat tersangka (apabila obat
tersangka sudah dapat dipastikan). Dianjurkan pula untuk menghindari
obat yang mempunyai struktur kimia dengan obat tersangka (satu
golongan)
Reaksi Obat
1. Cara penggunaan psoralen
- Psoralen topikal ditambah ultraviolet A (PUVA). Pilihan ini, yang juga disebut
photochemotherapy, efektif jika kurang dari 20%
- Dioleskan tipis psoralen topikal sekitar 5 menit sebelum paparan cahaya.
Psoralen membuat kulit lebih sensitif terhadap sinar ultraviolet. Kulit kemudian
terkena UVA cahaya. Sebagai cara menyembuhkan kulit, warna kulit lebih
normal muncul
- Psoralen oral: 0,6 mg/kgBB dikonsumsi 2 jam sebelum penyinaran selama 6
bulan sampai 1 tahun
2. Klasifikasi steroid topical
2. Klasifikasi steroid topical
2. Klasifikasi steroid
Jumlah obat
2. Klasifikasi steroid sistemik
3. Perbedaan vitiligo dan albino
- Vitiligo merupakan suatu kelainan pigmentasi, - Albino adalah kondisi dimana seluruh kulit dan
dimana melanosit (sel- sel penghasil pigmen warna rambut bewarna putih, dan mata yang bewarna
kulit) pada area tertentu mengalami kerusakan dan merah. Terjadi karena tidak adanya pigmen
hilang. Sehingga kulit kehilangan melanin yang pembentuk warna kulit di dalam tubuh. Umumnya
berakibat warna kulit menjadi tidak merata dengan albino disebabkan Karena factor keturunan
munculnya bercak- bercak putih - Hipopigmentasi muncul ketika masih bayi dan
- Hipopigmentasi pada vitiligo dapat muncul sewaktu menyebar secara merata hamper di seluruh tubuh
bayi namun penyebarannya hanya dibagian tubuh
tertentu saja dan tidak menyebar. Namun biasanya
vitiligo dijumpai pada usia 10- 30 tahun
- Vitiligo dapat disembuhkan
4. Diagnosis banding vitiligo
Piebaldism (Partial Albinism)
- Bercak kulit yang tidak mengandung
pigmen yang ditemukan sejak lahir
dan menetap seumur hidup
- Gejala klinis: bercak kulit yang tidak
mengandung pigmen di dahi, median
atau para median disertai rambut
yang putih. Pulau dengan pigmen
normal di dalam daerah yang
hipomelanosis
4. Diagnosis banding vitiligo
Pitriasis Alba
- Bentuk dermatitis yang tidak spesifik
dan belum diketahui penyebabnya
- Ditandai adanya bercak kemerahan
dan skuama halus yang akan
menghilang serta meninggalkan area
yang depigmentasi
- Lesi bentuk bulat, oval, atau plakat
yang tidak teratur
- Warna merah muda atau sesuai
warna kulit dengan skuama halus
- Dapat dijumpai pada ekstremitas dan
badan. Dapat simetris pada bokong,
paha atas, punggung, dan ekstensor
lengan
4. Diagnosis banding vitiligo
Sind. Wardenburg
- Kondisi genetik yang ditandai oleh
gangguan pendengaran, rambut
beruban tiba-tiba dan warna biru khas
di salah satu atau kedua mata, dan
sudut mata melebar disertai dengan
perubahan warna kulit
5. Sifat melasma
Pengobatan melisma memerlukan waktu yang cukup lama, kontrol yang teratur
serta kerja sama yang baik antara pasien dan dokter yang menanganinya.
Pengobatan dan perawatan kulit harus dilakukan secara teratur dan sempurna
karena melisma bersifat kronik residif (menahun dan gampang kambuh)
6. Diagnosis banding gangguan keratinisasi

Ichthyosis fetalis

Iktiosis x-linked
Iktiosis lamellar Iktiosis fetalis
- Hanya terdapat pada laki- laki karena
kekurangan enzim sulfatase - Ditemukan sesaat setelah lahir, - Kelainan sangat berat yang telah
atau beberapa saat kemudian mengenai kulit selagi di dalam
- Anak yang lahir dengan proses sesar kandungan
dengan level estrogen kehamilan - Autosomal resesif
yang rendah - Tidak dijumpai adanya telinga
- Penebalan disertai dengan pada bayi
- Lesi polygonal yang luas dan gelap warna kulit lebih gelap (grayish-
biasanya pada badan dan ekstremitas brown), batas tegas, berbentuk
ekstensor, pada leher dapat segiempat
ditemukan dan disebut dirty neck
7. Cara kerja asam salisilat
Keratolitik (3-20%)
- Berbagai penelitian menyimpulkan terdapat tiga faktor yang berperan penting pada mekanisme keratolitik asam
salisilat, yaitu menurunkan ikatan korneosit, melarutkan semen interselular, dan melonggarkan serta
mendisintegrasi korneosit
- Asam salisilat bekerja sebagai pelarut organik dan menghilangkan ikatan kovalen lipid interselular yang
berikatan dengan cornified envelope di sekitar keratinosit. Mekanisme kerja zat ini adalah pemecahan struktur
desmosom yang menyebabkan disintegrasi ikatan antar sel korneosit.
- Efeknya adalah mengurangi proliferasi epitel dan menormalisasi keratin yang terganggu
- Pengelupasan secara mekanik dapat meningkatkan efektivitas kerja asam salisilat topikal. Pasien dapat
diedukasi untuk mengusap kulit dengan spon halus atau handuk basah saat mandi

Keratoplasti
- Pada konsentrasi 0,5-2%, asam salisilat memiliki stabilisasi stratum korneum yang menyebabkan efek
keratoplastik. Mekanisme belum diketahui secara pasti, namun hal tersebut diduga merupakan fenomena
adaptasi homeopatik, yaitu asam salisilat menyebabkan rangsangan keratolitik lemah yang menyebabkan
peningkatan keratinisasi
- Menunjang pembentukan keratin baru

You might also like