You are on page 1of 44

PROFIL PERUSAHAAN

• Merupakan anak perusahaan PT. Pertamina (Persero) yang bergerak di bisnis Hulu Miinya dan
Gas bumi yang berperan dalam kegiatan eksplorasi, eksploitasi dan produksi migas.
• PT. Pertamina EP terbagi ke dalam lima asset. Operasi kelima asset terbagi ke dalam 19 Field,
yakni Rantau, Pangkalan Susu, Lirik, Jambi, dan Ramba di asset 1, Prabumulih, Pendopo, Limau
dan adera di asset 2 , Subang, Jatibarang dan Tambun di asset 3, Cepu di asset 4 serta Sangatta,
Bunyu, Tanjung, Sangasanga, Tarakan dan Papua di asset 5.
• PT.Pertamina EP Asset 4 adalah bagian wilayah kerja PT pertamina EP yang menangani
eksplorasi dan eksploitasi di daerah jawa tengah dan jawa timur. Meliputi Cepu, Semarang,
Jawa Tengah. Lamongan, Bojonegoro, Jawa Timur
VISI MISI PERUSAHAAN
Visi
• “Menjadi role-model anak perusahaan hulu di bidang minyak dan gas di dalam kegiatan
kemitraan dan pembinaan SDM profesional”
Misi
• “Mendukung target yang dibebankan oleh negara kepada PT Pertamina (Persero) untuk
menemukan cadangan migas baru dan meningkatkan produksi migas nasional, khususnya di
Blok Cepu.”
• “Menjadi entitas bisnis yang memiliki reputasi tinggi yang dikelola secara profesional, fokus
dan memiliki keunggulan kompetitif dengan menggunakan teknologi modern kelas dunia yang
dihasilkan dari kemitraan dengan World class company sehingga memberikan nilai tambah
lebih kepada para stakeholders terutama pemegang saham, pelanggan, pekerja dan
masyarakat luas.”
STRUKTUR ORGANISASI
General
Manager
Asset 4

Field Manager
Manager SCM & GS
Cepu Asset 4
Secretary

Operating Production
Operation SCM & GS
Planning Operation RAM Assistant HSSE Assistant
Support Assistant Assistant
Assistant Assistant Manager Manager
Manager Manager
Manager Manager

Staff Staff Staff Staff Staff Staff


FUNGSI KERJA PT.PERTAMINA EP
1. Operating planning : fungsi yang berperan dalam menyiapkan rencana kerja dan anggaran
perusahaan (RKAP) terkait kegiatan operasi dan perawatan. Terbagi atas divisi budgeting
staff, data management staff dan operating planning staff.
2. Production operation : fungsi yang berperan untuk merencanakan, menyiapkan dan
melaksanakan kegiatan operasi produksi lapangan migas. Terbagi atas divisi petrolium
engineering dan workover well services
3. Reliability availability maintenance : fungsi yang berperan dalam kegiatan pemeliharaan
surface facilities . Terbagi atas civil division, mechanical division, electrical division,
maintenance planning & evaluation dan utilities operation division.
FUNGSI KERJA PT.PERTAMINA EP
4. HSSE ( Health Safety Security Environment ) : berperan dalam memastikan, mengawasi dan
menangani kegiatan operasi perusahaan untuk mencegah terjadinya bahaya kecelakaan kerja
dan penyakit. Terbagi atas divisi environment staff, safety staff, security staff, senior security staff,
dan inspector.
5. Operation support :suatu kesatuan fungsi yang didalamnya terdapat beberapa bagian-bagian
proses bisnis. Terbagi atas bagian finnance, ICT, legal & relation, human resource, dan Medical.
6. Supply Chain Managemment and General Services (SCM & GS) : merencanakan, menetapkan,
mengkoordinasikan dan mengendalikan seluruh aktivitas scm untuk memastikan terpenuhinya
ketersediaan barang dan jasa serta layanan umum sesuai dengan waktu, spesifikasi dan
jumlahnya.
Supply Chain Managemment and
General Services (SCM & GS)
1. Procurement : melakukan pengadaan barang dan jasa
2. Transportation & Operational Support: merencanakan, melaksanakan dan memonitor layanan
tranportasi darat, maupun material handling diarea operasi
3. General Services (GS) : menyediakan fasilitas bagi karyawan serta operasional perkantoran.
4. Receiving dan Inventory : berperan dalam aktifitas penerimaan dan penyimpanan material
produksi atau operasi.
Receiving dan Inventory
GUDANG YANG DIKELOLA:
1. Gudang Sparepart Dan Tools: peralatan penunjang operasi ex: valve, belt, rock-bite, rubber
2. Gudang OCTG : material khusus pengeboran ex: tubing, chasing, pipe, pipe stove
3. Gudang Chemical : material kimia untuk proses pengeboran ex: lumpur, kalcium, kalium
4. Gudang Bahan Peledak : material peledak ex: dinamite
Mulai

PROSES PRODUKSI
Data tentang
lokasi
pengeboran

PT. PERTAMINA EP Survey seismic geology


dan geofisika Tidak

Apakah lokasi
mengandung
minyak?

Ya

Well Construction

Pengeboran

Well logging

Well testing

Well completion

production

Selesai
LATAR BELAKANG PERMASALAHAN
• Gudang Sparepart merupakan gudang tertutup, menyimpan material-material pendukung operasi
produksi.
• Memiliki utilitas yang tinggi karena harus melayani permintaan material dari setiap fungsi
• Namun, gudang yang ada saat ini memiliki kondisi yang tidak baiak: temperatur panas, kotor, area
jalan sempit, penataan material yang tidak rapi, membuat pekerja sering mengalami kesulitan dan
keluhan dalam melakukan aktivitas dalam gudang.
• Keadaan gudang yang ada saat ini sangat berpotensi menimbulkan bahaya kesehatan dan
keselamatan kerja
• Sehingga perlu dilakuakan analisa penerapan aspek K3 pada gudang Sparepart untuk menciptakan
lingkungan kerja gudang yang sehat dan aman
RUMUSAN MASALAH
1. Apakah lingkungan dalam gudang sudah memenuhi standar kesehatan dan
keselamatan kerja ?
2. Apakah sumber daya manusia dalam perusahaan sudah menerapkan aspek
kerja yang mengutamakan kesehatan dan keselamatan kerja ?
3. Apakah upaya yang dapat dilakukan untuk menghindari potensi bahaya di
lingkungan kerja gudang sparepart ?
BATASAN MASALAH

1. Lingkup observasi adalah gudang sparepart PT Pertamina EP Field Cepu


fungsi Suppy Chain Management pada divisi inventory.
2. Data yang digunakan merupakan data hasil pengamatan secara visual,
wawancara dan keadaan langsung dilapangan (gudang sparepart).
PEMBAHASAN
1. POTENSI BAHAYA DAN SARAN PERBAIKAN PADA GUDANG SPAREPART
2. PENERAPAN K3 OLEH SUMBER DAYA MANUSIA PERUSAHAAN
(MENEJEMEN DAN PEKERJA)
3. UPAYA UNTUK MENCIPTAKAN LINGKUNGAN KERJA YANG BERSTANDAR K3
YANG BAIK
POTENSI BAHAYA &
SARAN PERBAIKAN

Rak
Penyimpanan
Susunan material pada rak penyimpanan dengan dimensi yang besar dan berat
diletakkan di bagian paling atas rak. Hal ini sangat berpotensi membahayakan. Apabila
Potensi Bahaya
material jatuh saat proses pemindahan dan pengangkatan, maka akan menimpa
pekerja.

Seharusnya untuk material dengan dimensi yang besar dan berbeban berat disusun di
Saran Perbaikan bagian tengah rak penyimpanan, sehingga dapat memudahkan proses handling yang
lebih aman dan ergonomis.
Susunan
Material di
lantai
Area jalan untuk pekerja terlalu sempit dan material yang
diletakkan diatas lantai tidak tersusun dengan rapi. Seperti:
Potensi - Susunan balok kayu yang tidak diberi batas pelindung akan
Bahaya memungkinkan pekerja tersandung saat melewati area gudang.
- Rockbite/mata bor yang tajam terlihat keluar dari pallet, hal ini
sangat berbahaya apabila terkena kaki pekerja.
- Memperluas area jalan pekerja. Perluasan dapat disesuaikan
dengan lebar pallet yang digunakan didalam gudang. Rata-rata
lebar pallet dalam gudang adalah 1 meter. Pelebaran ukuran
Saran akan membantu pekerja dalam penggunaan alat bantu dalam
Perbaikan kegiatan pemindahaan barang yang berat.
- Menyusunan material keras dan tajam dengan rapi dan bila
perlu dilengkapi pelindung/protektor, seperti peti kemas kayu,
Sirkulasi Udara
Gudang
Sirkulasi udara pada gudang hanya mengandalkan 4 empat unit exhaust van dan ventilasi
udara dengan lebar 60 cm yang mengelilingi luas gudang. Hal ini menyebabkan udara
pengap dan suhu udara tinggi pada siang hari yang mencapai 32 derajat Celcius. Standar
Potensi Bahaya suhu ruang kerja menurut OSHA antara 20-25 derajat Celcius. Suhu yang tinggi akan
berbahaya bagi pekerja, potensi dehidrasi dan iritasi mungkin terjadi jika bekerja dalam
waktu yang cukup lama didalam gudang.

Penambahan jumlah exhaust van dan penempatan dibagian sisi-sisi gudang akan
sangat efektif dalam menurunkan suhu udara, selain perlu dilakukannya perombakan
Saran
terhadap dinding gudang yang berbahan seng dengan membangun dinding baru
Perbaikan
berbahan tembok bata. Hal ini akan membuat suhu dalam gudang lebih terjaga.
Permukaan
Lantai Gudang
Permukaan lantai gudang yang penuh dengan debu dan pasir akibat lantai yang
Potensi Bahaya tergerus akan memungkinkan tergelincirnya pekerja akibat pasir dan permukaan
lantai yang tidak rata.
Cara yang paling efektif untuk menangani perbaikanya adalah dengan melakukan
pengecoran ulang lantai pada gudang. Selanjutnya lantai baru dapat dilengkapi
Saran
dengan petunjuk batasan palet, penunjuk jalur akses didalam gudang dengan,
Perbaikan
serta keterangan lokasi yang dapat dikenali melalui pewarnaan yang dilakukan di
permukaan lantai.
(Pintu Masuk) (Pintu Loading Barang)

Pintu Darurat

Tidak terdapatnya pintu darurat pada gudang merupakan suatu kesalahan yang
mebahayakan. Akses masuk dan keluar gudang saat ini hanya ada 2 pintu, yang terletak
Potensi Bahaya
disebelah Utara dan Barat gudang. Sehingga apabila terjadi kebakaran di tegah gudang dan
pekerja berada di area Timur, maka pekerja tidak bisa terselamatkan.
Standar umum dalam setiap gudang adalah harus adanya pintu darurat, hal ini menyangkut
ancaman dan resiko kerja didalam gudang yang cukup tinggi. Kebakaran menjadi hal yang
Saran Perbaikan senantiasa mengancam bangunan apalagi bangunan berisikan material yang mudah
terbakar. Perbaikan yang dapat dilakukan adalah dengan menambah pintu darurat pada
bagian Timur gudang sparepart dan bagian tengah gudang.
Pencahayaan
Gudang
Kondisi dibeberapa area gudang sangat gelap. Hal ini akan menyulitkan pekerja
Potensi Bahaya
dalam pencarian material terutama di area rak material.
Menambah jumlah lampu penerangan di area yang gelap, atau untuk menghemat
Saran penggunaan energi, bagian atap gudang dapat diganti dengan atap transparan
Perbaikan dari mika, sehingga sinar matahari akan membantu penerangan gudang di siang
hari (saat aktivitas kerja reguler)
KURANGNYA PENERAPAN K3 OLEH
PEKERJA
1. TIDAK MENGGUNAKAN ALAT PELINDUNG DIRI
(APD) SAAT BEKERJA.
2.TIDAK MENGGUNAKAN ALAT BANTU MATERIAL
HANDLING
3.TIDAK MEMPERHATIKAN ASPEK
ERGONOMI DALAM AKTIVITAS
PEMINDAHAN MATERIAL
KURANGNYA PENERAPAN K3 OLEH
MENEJEMEN
BEBERAPA ASPEK KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA YANG BERADA DI SEKITAR AREA KERJA
KARYAWAN TERNYATA MASIH ADA YANG LUPUT DARI PENGAWASAN DAN BEBRAPA MASIH BELUM
DITERAPKAN.
• KEADAAN GUDANG YANG TIDAK TERKONTROL SEHINGGA PENYUSUNAN MATERIAL DALAM GUDANG
TIDAK RAPI DAN MENIMBULKAN ANCAMAN BAHAYA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA.
• KURANG RAMBU PERINGATAN AKAN SERUAN DAN TATA KERJA YANG SEHAT DAN SELAMAT DIAREA
GUDANG.
• KURANGNYA PERALATAN DAN PERLENGKAPAN KESELAMATAN KERJA YANG DISEDIAKAN SEPERTI
ALAT PEMADAM KEBAKARAN DIDALAM GUDANG.
PENERAPAN ASPEK KERJA YANG
MENGUTAMAKAN K3
OLEH PEKERJA
1. MENGGUNAKAN ALAT PELINDUNG DIRI YANG STANDAR
DALAM SETIAP AKTIVITAS KERJANYA
2. MENGUNAKAN ALAT BANTU PEMINDAHAN DAN
PENGANGKATAN MATERIAL YANG BERDIMENSI DAN
BERMASSA YANG BESAR
3. MENERAPKAN ASPEK ERGONOMI DALAM AKTIVITAS
MATERIAL HANDLING.
PENERAPAN ASPEK KERJA YANG
MENGUTAMAKAN K3
OLEH MENEJEMEN
1. MEMBUAT SUATU TATA TERTIB YANG MENJAMIN KESEHATAN DAN KESELAMATAN
KERJA.
2. MENYEDIAKAN PERALATAN DAN PERLENGKAPAN KERJA YANG AMAN.
3. MEMASTIKAN PENGGUNAAN, PENANGANNAN, PENYIMPANAN DAN PENGIRIMAN
YANG AMAN, BAIK BARANG-BARANG (PERLENGKAPAN) MAUPUN SUBSTANSI
(BAHAN KIMIA).
4. MENJAGA AGAR PARA PEKERJA DAN PIHAK LAIN (TAMU, VENDOR, DAN LAIN-LAIN)
YANG BERADA DI AREA KERJA SENANTIASA MEMPEROLEH INFORMASI TENTANG
MASALAH-MASALAH DAN TERTIB KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA.
5. MENYEDIAKAN INSTRUKSI-INSTRUKSI DAN PELATIHAN-PELATIHAN KESEHATAN DAN
KESELAMATAN KERJA YANG MEMADAI.
6. MEMASTIKAN TEMPAT KERJA SELALU DALAM KONDISI ANG BAIK.
7. MEMASTIKAN LINGKUNGAN KERJA TIDAK AKAN MENIMBULKAN RSEIKO BAGI
KESEHATAN
8. MEMBAHAS MASALAH-MASALAH KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA DENGAN
PERWAKILAN DAN PEKERJA.
9. MENYEDIAKAN FASILITAS KENYAMANAN YANG MEMADAI.
10.DAN BERBAGAI KEBIJAKAN-KEBIJAKAN KHUSUS SESUAI KONDISI PERUSAHAAN
SEKARANG DEMI TERSELENGGARANYA KEGIATAN KERJA YANG BERWAWASAN
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA
UPAYA MENCIPTAKAN
LINGKUNGAN KERJA
BERSTANDAR K3 (MENEJEMEN)
UPAYA YANG DAPAT DILAKUKAN MENEJEMEN DALAM MENCIPTAKAN
LINGKUNGAN KERJA YANG BERSTANDAR K3 YANG BAIK ADALAH MEMBUAT
PENILAIAN RESIKO.
PENILAIAN RESIKO MERUPAKAN CARA-CARA YANG DIGUNAKAN MENEJEMEN
UNTUK DAPAT MENGELOLA DENGAN BAIK RESIKO YANG DIHADAPI OLEH
PEKERJANYA DAN MEMASTIKAN BAHWA KESEHATAN DAN KESELAMATAN
PEKERJA TIDAK TERKENA RESIKO PADA SAAT BEKERJA.
Mengidentifikasi bahaya

PENILAIAN SASARAN sehingga tindakan dapat diambil


untuk menghilangkan,
RESIKO mengurangi, atau
mengendalikannya sebelum
terjadi kecelakaan yang dapat
menyebabkan cidera atau
kerusakan.
LANGKAH-LANGKAH PENILAIAN RESIKO
1. MENDEFINISIKAN TUGAS ATAU PROSES YANG AKAN DINILAI
2. MENGIDENTIFIKASI BAHAYA

3. MENGHILANGKAN ATAU MENGURANGI BAHAYA HINGGA MINIMUM


4. MENGEVALUASI RISIKO DARI BAHAYA RESIDUAL
5. MENGEMBANGKAN STRATEGI-STRATEGI PENCEGAHAN
6. MENJALANKAN PELATIHAN METODE-METODE KERJA YANG BARU
7. MENGIMPLEMENTASIKAN UPAYA-UPAYA PENCEGAHAN
8. MEMONITOR KINERJA

9. MELAKUKAN KAJIAN ULANG SECARA BERKALA DAN MEMBUAT REVISI BILA PERLU
ALTERNATIF KEPUTUSAN
1. DENGAN MEPERBAIKI FASILITAS YANG SUDAH ADA SAAT INI (MERENOVASI
GUDANG SESUAI STANDAR KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA)
2.MEMBANGUN GUDANG BARU, KARENA GUDANG YANG ADA SAAT INI DAN
RANCANGAN PERBAIKAN GUDANG DIANGGAP MASIH BELUM DAPAT
MENCIPTAKAN LINGKUNGAN KERJA YANG SEHAT DAN AMAN BAGI PEKERJA
DIDALAM GUDANG
UPAYA MENCIPTAKAN
LINGKUNGAN KERJA
BERSTANDAR K3 (PEKERJA)
PEKERJA JUGA MEMILIKI PERAN AGAR TERWUJUDNYA LINGKUNGAN KERJA
YANG SEHAT DAN AMAN. BEBERAPA POTENSI BAHAYA PADA GUDANG
SPAREPART TERNYATA SECARA TIDAK LANGSUNG DISEBABKAN OLEH
PEKERJA ITU SENDIRI
PENERAPAN 5R (RINGKAS, RAPI, RESIK,
RAWAT DAN RAJIN
1. PEMBERSIHAN MATERIAL DARI BERDEBU SECARA BERKALA
2. PENYUSUNAN MATERIAL DENGAN METODE FIFO (FIRST IN FIRST OUT), MEPERHATIKAN
PENYUSUNAN MATERIAL BERDASARKAN; KESAMAAN, FREKUENSI (SLOW, MEDIUM, FAST
MOVING), UKURAN, DAN KARAKTERISTIK MATERIAL.
3. MELAKSANAKAN JADWAL PIKET GUDANG
4. MEMBERSIHKAN LANTAI GUDANG DARI PASIR ATAU TUMPAHAN SUBSTANSI.
5. MENYELEKSI MATERIAL YANG RUSAK DAN TIDAK DIPAKAI LAGI UNTUK DILAKUKAN PEMUSNAHAN
ATAU PENYINGKIRAN MATERIAL.
6.MEMBERSIHKAN SALURAN UDARA
7.MELUMASI MATERIAL YANG MEMBUTUHKAN PELUMASAN
8.MENYEGEL MATERIAL KHUSUS
9.MELAKUKAN INSPEKSI RUTIN DAN BERKALA
10.DAN BERBAGAI AKTIVITAS LAIN YANG DAPAT MENCIPTAKAN
LINGKUNGAN KERJA YANG RINGKAS, RAPI, RESIK, RAWAT DAN RAJIN
MELAKUKAN KERJA ERGONOMI
UPAYA YANG DAPAT DILAKUKAN PEKERJA ADALAH:
• MENGIKUTI TRAINING ERGONOMI YANG DIADAKAN MENEJEMEN
• BERINISIATIF UNTUK MEMPELAJARI DAN MENCARI INFORMASI MENGENAI TATA
KERJA YANG ERGONOMIS
• MENERAPKAN APA YANG SUDAH DIPELAJARI UNTUK DITERAPKAN DALAM
AKTIVITAS KERJA INDIVIDU ITU SENDIRI.
MENGGUNAKAN ALAT PELINDUNG DIRI
YANG SESUAI SAAT BEKERJA

KESADARAN AKAN PENTINGNYA MENGUNAKAN ALAT PELINDUNG DIRI PADA


SETIAP AKTIVITAS PEKERJAAN YANG DILAKUAKAN PEKERJA, AKAN
MENCIPTAKAN SISTEM KERJA YANG SEHAT DAN AMAN
KESIMPULAN
1. GUDANG SPAREPART YANG DIMILIKI PERUSAHAAN SAAT INI BELUM MEMENUHI STANDAR KESEHATAN DAN
KESELAMATAN KERJA. TERDAPAT 6 POTENSI BAHAYA YANG MUNGKIN TERJADI DIDALAM GUDANG YAITU
TEJATUHNYA MATERIAL BERAT DARI RAK ATAS RAK KARENA PENYUSUNAN YANG TIDAK TEPAT, POTENSI
TEGELINCIRNYA PEKERJA KARENA LANTAI YANG BERPASIR DAN TIDAK RATA, TEMPERATUR UDARA YANG
TINGGI KARENA KURANGNYA EXHAUST VAN, KEMUNGKINAN TERSANDUNGNYA PEKERJA OLEH MATERIAL
DIATAS LANTAI YANG TIDAK TESUSUN RAPI, TIDAK ADANYA PINTU DARURAT AKAN BERBAHAYA KETIKA
TERJADI KEBAKARAN, KURANGNYA PENERANGAN DALAM GUDANG. UNTUK MENGURANGI POTENSI BAHAYA
YANG ADA, MAKA DIPERLUKAN PERBAIKAN UNTUK TIAP-TIAP POTENSI BAHAYA YAKNI DENGAN MELAKUKAN
PENYUSUNAN SESUAI STANDAR PENYUSUNAN MATERIAL DALAM RAK, PENGECORAN ULANG LANTAI GUDANG,
PENAMBAHAN JUMLAH EXHAUST VAN, MERAPIKAN PENYUSUN DIATAS LANTAI DENGAN RAPI DAN AMAN,
MEMBUAT PINTU DARURAT, DAN MENAMBAH JUMLAH PENERANGAN DALAM GUDANG.
2. PENERAPAN ASPEK K3 OLEH PEKERJA DAN MENEJEMEN MASIH BELUM OPTIMAL. KEWAJIBAN-
KEWAJIBAN PEKERJA DAN MENEJEMEN UNTUK MENERAPKAN ASPEK K3 DALAM AKTIVITAS KERJA
MASIH BELUM DILAKSANAKAN DENGAN BAIK. PEKERJA DAN MENEJEMEN DIHARAPKAN MAMPU
MENYADARI DAN MEMENUHI KEWAJIBAN-KEWAJIBANNYA YANG SEHARUSNYA DITERAPKAN
DIDALAM LINGKUNGAN KERJA GUDANG.
3. MENCIPTAKAN LINGKUNGAN KERJA YANG BERSTANDAR K3 YANG BAIK PERLU SUATU KERJA SAMA YANG
BAIK ANTAR MENEJEMEN PERUSAHAAN DAN PEKERJA. PENILAIAN RESIKO DAPAT DILAKUKAN MENEJEMEN
GUNA MENGIDENTIFIKASI POTENSI BAHAYA SERTA CARA MEMINIMALKAN ATAU BAHKAN MENGHILANKAN
POTENSI BAHAYA YANG ADA. LINGKUNGAN KERJA GUDANG SPAREPART YANG BERWAWASAN K3 YANG
BAIK DAPAT DIWUJUDKAN DENGAN MERANCANGKAN PERBAIKAN FASILITAS GUDANG YANG ADA SAAT INI,
ATAU MEMBANGUN FASILITAS BARU YANG BERSTANDAR K3 APABILA RANCANGAN PERBAIKAN GUDANG
MASIH DIANGGA BELUM BISA MENCIPTAKAN LINGKUNGAN KERJA YANG SEHAT DAN AMAN. PENERAPAN
METODE 5R (RINGKAS, RAPI, RESIK, RAWAT DAN RAJIN) DAN ASPEK KERJA ERGONOMIS OLEH PEKERJA,
AKAN MAMPU MENCIPTAKAN LINGKUNGAN KERJA GUDANG YANG SEHAT DAN AMAN.
SARAN
1. DIPERLUKAN TINDAKAN LEBIH LANJUT UNTUK MELAKUKAN PERBAIKAN DAN
PENILAIAN RESIKO KERJA PADA GUDANG SPAREPART YANG ADA SAAT INI, SEHINGGA
ASPEK KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA PADA GUDANG SPAREPART DAPAT
SEGERA TERWUJUD DAN KECELAKAAN KERJA TIDAK TERJADI.
2. DIHARAPKAN DENGAN ADANYA ANALISA MENGENAI PENERAPAN ASPEK K3 PADA
GUDANG SPAREPART, MENEJEMEN DAN KARYAWAN MENGETAHUI DAN MENYADARI
POTENSI BAHAYA YANG ADA PADA GUDANG SAAT INI DAN SEGERA MELAKUKAN
PERBAIKAN FASILITAS GUDANG DAN METODE KERJA AGAR TERCIPTA LINGKUNGAN
KERJA YANG SEHAT DAN AMAN.
TERIMA KASIH
DOKUMENTASI

You might also like