Professional Documents
Culture Documents
1. ASEP NUGRAHA
2. DUROTUN NAFISAH
3. LOLY HERAWATI
4. NENGRATWATI
5. SITIARA
Definisi Gout Arthritis
Arthritis piral (Gout ) adalah suatu proses inflamasi
yang terjadi karena deposisi kristal asam urat
pada jaringan sekitar sendi.
2. Tirah baring
Merukapan suatu keharusan dan di teruskan
sampai 24 jam setelah serangan menghilang. Gout
dapat kambuh bila terlalu cepat bergerak.
b. Penatalaksanaan medic.
1. Fase akut.
Obat yang digunakan :
2. Colchicine (0,6 mg)
3. Indometasin ( 50 mg 3 x sehari selama 4-7 hari)
4. Fenilbutazon
2. Pengobatan jangka panjang terhadap
hyperuricemia untuk mencegah komplikasi.
a.Golongan urikosurik
b. Inhibitor xantin ( alopurinol )
ASUHAN KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
A.Identitas
Meliputi nama, jenis kelamin ( lebih sering pada pria dari pada
wanita ) usia ( terutama pada usia 30 – 40 ).
B. Keluhan utama
Pada umumnya klien merasakan nyeri yang luar biasa pada sendi
ibu jari kaki( sendi lain)
C. Riwayat penyakit.
Kaji penyebab nyeri.
Kaji seberapa sering nyeri yang diraskan klien.
Kaji bagian persendian yang terasa nyeri.
D. Riwayat penyakit dahulu.
Tanyakan pada klien apakah menderita penyakit ginjal.
E. Riwayat penyakit keluarga
Tanyakan apakah ada anggota keluarga klien yang menderita
penyakit yang sama seperti klien.
F. Pengkajian psikososial dan spiritual.
Psikososial : apakah klien mengalami peningkkatan stress.
Sosial : cenderung menarik diri dari li8ngkungan.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
A. Diagnosa I
Nyeri sendi b.d peradangan sendi, penimbunan Kristal pada membrane synovial, Tulang rawan
artikuklar, erosi tulang rawan, prolifera sinovia dari pembentukan panus.
Tujuan Keperawatan :
Nyeri yang dirasakan klien berkurang.
Kriteria hasil : Klien menunjukan perilaku yang lebih rileks, skala nyeri berkurang dari 0 – 1
atau teratasi.
Intervensi :
1. Kaji lokasi, intensitas,tipe nyeri.Observasi kemajuan nyeri ke daerah yang baru.
2. Kaji nyeri dengan skala 0 – 4, 2.Bantu klien dalam mengidentifikasi faktor pencetus.
3. Jelaskan dan bantu klien tgerkait dengan tindakan pereda nyeri non-farmakologi dan non-
invasif.
4. Ajarkan relaksasi: teknik terkait ketegangan otot rangka yang dapat mengurangi intensitas
nyeri.
5. Ajarkan metode distraksi selama nyeri akut.
6. Tingkatkan pengetahuan tentang penyebab nyeri dan hubungan dengan berapa lama nyeri akan
ber langsung.
7. Hindarkan klien meminum alcohol, kafein dan obat diuretic.
8. Kolaburasidengan tim medis untuk pemberian aluperinol.
B. Diagnosa II : Gangguan peningkatan suhu tubuh
berhubungan dengan proses inflamasi
Tujuan keperawatan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan panas berkurang
Intervensi :
1. Kaji saat timbulnya demam
2. Obsertasi tanda-tanda vital : suhu, nadi, tekanan darah,
respiratory rate setiap 3 jam
3. Anjurkan klien untuk minum banyak + 2,5 liter/hari
4. Berikan kompres dingin dan anjurkan memakai pakaian tipis
5. Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian antipiretik
C. Diagnosa III : Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan
proliferasi synovial
Tujuan Keperawatan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan klien mampu melaksanakan
aktivitas fisik sesuai dengan kemampuannya.
Kriteria hasil :
Kekuatan otot bertambah,tidak mengalami kontraktur sendi.
Intervensi :
1. Kaji mobilitas yang ada dan observasi adanya peningkatan
kerusakan
2. Ajarkan klien melakukan latihan gerak pada ekstremitas yang
tidak sakit
3. Bantu klien melakukan latihan ROM
4. Pantau kemajuan dan perkembangan kemampuan klien dalam
melakukan aktivitas
5. Kolaborasi dengan ahli fisioterapi untuk latihan fisik klien
D. Diagnosa IV :
Gangguan citra diri berhubungan dengan perubahan bentuk
tubuh,tulang dan sendi
Tujuan Keperawatan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan klien dapat meningkatkan
rasa percaya diri dan mulai menerima keadaan patologisnya
Kriteria Hasil :
Klien menyatakan penerimaan diri dalam situasi,bekerja sama dalam
perubahan konsep diri tanpa pandangan negative harga diri
Intervensi :
1. Kaji respon klien terhadap penyakit yang dialami
2. Bersikap realistis dan positif selama pengobatan dan pada
penyuluhan kesehatan
3. Berikan harapan dalam parameter situasi individu,jangan
memberikan keyakinan yang salah
4. Berikan penguatan positif terhadap kemajuan dan dorong usaha
untuk mengikuti tujuan rehabilitasi
5. Dorong interaksi keluarga dan dengan tim rehabilitasi