You are on page 1of 32

 Onset dari early otitis media (EOM) dalam

beberapa bulan pertama kehidupan


dilaporkan dapat memprediksi chronic
suppurative otitis media (CSOM)
 Hipotesis:
• tingginya faktor resiko berkaitan dengan
perkembangan OM dalam 1 tahun dibandingkan onset
lambat
• onset awal OM yang berpotensi memberikan hasil
negatif bagi CSOM.
 Survey  umur dimana onset otore
tersering dan faktor resiko terkait pada
anak-anak dengan CSOM

 Limalokasi yang tersebar pada kota sub-


urban di dua negara bagian Nigeria.
Kuisioner dikumpulkan kepada peneliti
dengan disertai pemeriksaan terhadap
anak tersebut..
 EOM didapati pada 136 dari 189 sample
(70%) dengan CSOM, dengan rentan
umur 1-150 bulan.

 85peserta dengan CSOM dengan


adanya penurunan pendengaran,
didapati EOM pada 49 anak (57,7%)
sementara 36 lainnya (42,4%) onset
lambat
 EOM signifikan dalam penurunan
pendengaran, sedangkan tidak
ditemukan korelasi dengan frekuensi
terjadinya otore.

 Statusekonomi rendah didapati pada 110


dari 136 anak dengan EOM, alergi, dan
jumlah orang > 10 dalam rumah,
dijadikan dasar dari faktor resiko yang
signifikan.
 Minum susu dari botol, hipertrofi
adenoid, makan masakan rumahan, dan
ISPA tidak ditemukan signifikansi dalam
statistik pada onset awal EOM jika
dibanding kan dengan onset lambat
 Anak yang mengalami onset otitis
media (OM) pada beberapa bulan
pertama kehidupannya resiko lebih
tinggi akan CSOM dengan efusi dan OM
rekuren

 Faktor: imun dan anatomi yang belum


matur, paparan lingkungan prenatal dan
kemiskinan.
 faktor
resiko yang lebih tinggi berkaitan
dengan perkembangan onset awal dari
OM dalam 1 tahun pertama
kehidupan, dan bahwa EOM
mempunyai hasil akhir buruk
terhadap CSOM, penrunan pendengaran,
dan rekurensi rekurensi otore.
 Definisi
EOM sebagai keluhan dari otore
dalam 1 tahun pertama kehidupan

 Definisi
CSOM sebagai perforasi kronis
dengan inflamasi pada telinga tengah
yang muncul lebih dari 3 bulan
 lokasi
pada 5 rumah sakit pada 2 negara
bagian Nigeria : rumah sakit universitas
college sebagai rujukan tersier dari ENT
di negara itu, dua rumah sakit umum, dan
dua puskesmas setempat.
Informasi yang diambil dari kuisioner

 biodata
 umur ketika muncul supurasi telinga
 angka kekambuhan dalam 18 bulan
 jumlah orang dalam rumah
 paparan terhadap masakan di rumah
 Alergi
 status sosioekonomik orang tuanya
Pemeriksaan terhadap anaknya meliputi
 status nutrisi
 kemunculan ISPA
 Adenoid
 alergi.

 Audiometri nada murni dilakukan


dengan audiometer komputer BA 20
Kamplekx di ruangan kedap suara klinik
ENT. Fungsi pendengaran diperiksa pada
frekuensi 250-8000 hertz pada masing-
masing telinga.
 Seluruhsubyek mendapatkan
pemeriksaan sitologi nasal smear
untuk eosinofil, dan radiografi polos
dari ruang postnasal dilakukan pada
subyek yang mengorok untuk
memastikan adanya hipertrofi adenoid.
 Kelassosioekonomi dibagi menjadi
tinggi (I dan II), menengah (III) dan
rendah (IV dan V) berdasarkan
pekerjaan, pemasukan, dan pendidikan
orang tua
 Hasil
utama variabel adalah onset awal
OM dan penurunan pendengaran.

 Penurunan pendengaran didefinisikan


jika didapati peningkatan ambang
dengar nada murni diatas 25 dB dalam 4
frekuensi, yaitu dari 250, 500, 1000, dan
2000 Hz.
 Jumlahorang dalam rumah dibagi dalam
2 grup menggunakan nilai median
jumlah rata-rata orang dalam rumah
semua peserta sebagai nilai patokan.
 Survey
ini mempelajari 189 anak-anak
dengan otitis media kronik supurasi
(CSOM)

 123laki-laki dan 66 perempuan, berumur


antara 1-150 bulan, rata-rata 59,25.
 189
subyek dengan CSOM, 136
mengalami OM pertamanya sebelum
umur 1 tahun (onset awal OM).

 Penurunan pendengaran didapati


pada 85 subyek, 49 diantaranya
mengalami EOM sedangkan 36
lainnya mengalami onset lambat.

 EOM signifikan terdapat dalam


perkembangan penurunan pendengaran
 Frekuensiotore di 18 bulan ada diantara
1 hingga 9, dengan frekuensi median di
3.

 Gambar 1 menunjukkan grup onset awal


memiliki frekuensi lebih tinggi adanya
otore dibandingkan dengan onset
lambat.
 Kelas
sosial rendah ada di 110 pada
EOM dan 40 pada grup onset lambat.

 Alergiterdapat pada 74 subyek,


diantaranya 54 orang dengan EOM, dan
20 di onset lambat.

 Adeniodotis/ hipertrofi adenoid terdapat


sebagai faktor resiko pada 66 orang
EOM, dan 17 onset lambat.
 Jumlahorang dalam rumah yang banyak
ditemukan diatas normal pada 125 EOM
dan 11 pada onset lambat
 Korelasi
signifikan antara EOM dan
penurunan fungsi pendengaran

 Tidakada korelasi dengan peningkatan


frekuensi otore.

 Faktor resiko yang paling signifikan


adalah jumlah orang dalam rumah,
alergi, dan sosial status yang rendah.
Table 1 dan 2
 Bottlefeeding, adenoiditis
hipertrofi,
masakan rumahan, dan ISPA tidak
ditemukan signifikan pada EOM
dibandingkan onset lambat OM.
 Kaitan
EOM dengan penurunan
pendengaran.

 Terjadidestruksi hebat ossicle, mukosa


telinga tengah dan fibrosis disertai
penurunan pendengaran.

 Haltersebut dapat menyebabkan


terganggunya resepsi bahasa dan aspek
berbicara dan kognitif.
Pada studi terbaru, nasal alergi, status
sosioekonomik rendah dan peningkatan
jumlah orang di dalam sebuah keluarga
menunjukkan peningkatan resiko EOM.

 paparan yang awal terhadap banyaknya


orang
 kualitas ventilasi rumah yang tidak baik
 kelembaban udara yang tinggi
 fungsi silia yang belum baik
 perubahan flora nasofaring
 infeksi saluran napas rekuren.
 Alergi adalah faktor resiko penting untuk
CSOM

 Peningkatan kondisi alergi dan atopi


sebagai faktor resiko tingginya
prevalensi OM pada anak-anak.

 Alergi
nasal karena disfungsi tuba
eustachius dan infeksi telinga tengah.
 Diagram batang tentang frekuensi otore
dalam studi ini menjelaskan tingginya
frekuensi pada EOM dibanding grup
onset lambat.

 Dari
132 anak dengan EOM, 55 orang
mengalami lebih 6 episode otore
dibanding 7/35 anak dengan onset
lambat OM
 Kebanyakan bayi memiliki kolonisasi
patogen OM seperti Streptococcus
pneuminiae, Haemophilus influenzae, dan
Moraxella catarrhalis pada umur 6 bulan
dan kolonisasi menjadi lebih sering
selama adanya peyakit saluran napas
atas.
 Imun yang imatur
 Faktor anatomis
 Faktor lingkungan Berkaitan
 Paparan prenatal dengan
terhadap keadaan onset awal
kurangnya vitamin AOM
C
 Sebagai kesimpulan, studi ini
menemukan kaitan antara EOM dengan
penurunan pendengaran, dan alergi
yang teridentifikasi, rendahnya status
sosial dan paparan kronik terhadap
ramainya jumlah anak dalam suatu
keluarga sebagai faktor resiko untuk
diteliti kedepannya.

You might also like