You are on page 1of 25

PRESENTASI REFERAT

“RABIES”
Pembimbing:
dr. S. Abidin, Sp.A

Oleh:
Maya Septiani
03012164

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan


Anak
RS TNI AL Mintohardjo
Periode 8 Mei 2017 – 21 Juli 2017
Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti
PENDAHULUAN
 Penyakit zoonosis yang penting di Indonesia

 Belum ditemukan pengobatan yang tepat

 Insidens tinggi, mortalitas tinggi, Indonesia endemis


rabies

 JAAN → Perdagangan anjing antar wilayah untuk


konsumsi menjadi penyebab maraknya rabies di
Indonesia
DEFINISI
 Penyakit infeksi virus akut pada sistem saraf
pusat (otak dan medulla spinalis) yang
disebabkan oleh RABV

 Penularannya melalui GHPR atau salivanya


yang mengandung RABV

 Hewan-hewan penular rabies: anjing, kucing,


kera, rubah, kelelawar
ETIOLOGI
 RABV : genus Lyssavirus, famili Rhabdoviridae
 Neurotropik

 Berbentuk peluru, panjang 180 nm, lebar 75 nm

 Komponen RABV: RNA single stranded yang dikelilingi


kapsid → nukleokapsid yang akan terdeteksi pada biopsi otak
(badan Negri/Negri bodies)
Sifat fisik: Sifat kimia:
 Mati pada pemanasan  Dapat diinaktifkan
pada suhu 60°C dengan beta-
selama 5 menit propiolakton, phenol,
 Cepat mati dengan halidol azirin, dan zat
penyinaran ultraviolet pelarut lemak seperti air
dan di luar jaringan sabun, deterjen,
hidup chloroform, dan ether.
 Pada suhu – 4°C  Tahan hidup beberapa

dapat bertahan hidup minggu dalam glycerin


hingga berbulan- pada suhu kamar
bulan
EPIDEMIOLOGI

± 150 negara di dunia telah terjangkit rabies,


55.000 orang meninggal dunia tiap tahunnya

40% orang yang digigit hewan penular rabies →


anak-anak berusia dibawah 15 tahun

24 dari 34 provinsi di Indonesia endemis


rabies, 10 provinsi yang bebas: Kepulauan
Bangka Belitung, Kepulauan Riau, DKI
Jakarta, Jawa Tengah, DI Yogyakarta,
Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Papua
Barat, Papua dan Kalimantan Barat
Rabies: penyebab
kematian 135
warga Bali dari
tahun 2008-2011

2009-2012 :
terjadi KLB
rabies di Bali,
total kasus 84.750

98% rabies
disebabkan
gigitan anjing
PATOGENESIS
GEJALA KLINIS

• Asimtomatik
Fase • 20-90 hari
inkubasi • Bisa kurang dari 50 hari jika terpajan
di kepala atau lukanya luas &dalam

• Virus sudah memasuki SSP


Fase • 2-10 hari
prodromal • Gejala nonspesifik: demam, malaise,
anoreksia, cemas, gelisah, depresi

Fase • 2-7 hari


• Terdapat dua kelompok gejala: furious
neurologik & paralytic
akut
• Agitasi
• Hiperaktif

Furious • Gelisah
• Berhalusinasi

rabies
• Berlangsung < 5 menit, diikuti
episode tenang dan pasien tampak
kooperatif
• Kejang dapat muncul

• Terdapat ascending paralysis


• Sifat: flaksid, simetris, refleks

Paralytic tendon melemah

rabies
Cardiorespiratory
arrest, miokarditis,
disfungsi hipofisis
(SIADH)

Koma
PENEGAKKAN DIAGNOSIS
Anamnesis
•Diketahui adanya kontak dengan hewan-hewan yang dapat
menularkan rabies
•Hewan peliharaan yang berperilaku aneh
•Memiliki hewan yang belum divaksin rabies

Pemeriksaan fisik
•Furious: delirium, psikosis, aerofobia, hidrofobia, gelisah
•Paralytic: demam, rigiditas, ascending paralysis
•Disfungsi autonom: takikardi, hipotensi, hipertensi, pupil anisokor,
midriasis, lakrimasi, hipersalivasi

Pemeriksaan penunjang
•Biopsi otak: badan Negri (+)
•Darah tepi: laukositosis
•LCS:
•RT-PCR
•Serologi
DIAGNOSIS BANDING
DD ensefalitis
• Arbovirus, enterovirus, herpes simpleks, bakteri

DD paralisis flaksid
• GBS

DD kejang
• Tetanus, epilepsi

Tumor cerebri, psikosis


PENATALAKSANAAN

Kenali tanda-tanda
hewan rabies

Pemeliharaan hewan
dilaksanakan dengan
tanggung jawab
Pencegahan infeksi
rabies

Vaksinasi hewan

Segera melapor jika


tergigit atau melihat
hewan berperilaku
aneh
JIKA TERGIGIT

• Dibersihkan dengan sabun


Perawatan dalam air mengalir 10-15
menit
luka • Beri antiseptik
gigitan • Debridement
• Penjahitan luka situasi!!!

• Observasi hewan: serologi,


Jika hewan histopatologi, virologi
• Euthanasia
penular
tertangkap
PROFILAKSIS PRA TERPAJAN

Rekomendasi CDC & WHO pada grup resiko tinggi:

purified chick embryo purified vero cell


human diploid cell vaccine (dosis 0,5 ml,
cell vaccine (dosis 1 ml,
vaccine (dosis 1 ml, i.m.)
i.m.)
i.m.)
BELUM ADA DI VERORAB*
ADA
INDONESIA ADA
Jadwal vaksinasi: 3
Pekerja yang terpapar
dosis
ANJURAN PEMBERIAN
kontinu dengan RABV
dianjurkan memeriksa
intramuskuler/intrader
mal. Injeksi dilakukan
titer antibodi berkala
di deltoid pada orang
tiap bulan dan tiap 2
dewasa atau anak ≥ 2
tahun bagi pekerja yang
tahun, anak < 2 tahun
tidak terpapar kontinu.
di paha anterolateral.

Rute Hari injeksi Jumlah


pemberian kunjungan

i.m (1 vial) 3 dosis (1-1-1 pada hari 0, 7, 21 atau 28) jika terlambat 9, 21, 23 3

i.d (0,1 ml) 3 dosis (1-1-1 pada hari 0, 7, 21 atau 28) 3

*dosis yang dianjurkan di Indonesia


PROFILAKSIS PASCA TERPAJAN
Ig Human RIG Purified Equine
RIG
Dosis 20 IU/kg 40 IU/kg
IU/ml 150 IU/ml 200 IU/ml
Imunisasi Kontraindikasi Tidak ada Riwayat alergi
pasif/SAR terhadap protein
kuda

Efek samping Umumnya nyeri Reaksi anafilaktik


pada area injeksi, langsung seperti

HRIG PERIG edema hipotensi, dyspnea,


angioneurotik, ruam urtikaria. Reaksi
kulit, syok lambat seperti
anafilaktik jarang demam dan ruam
dilaporkan pun dapat terjadi

Memberi imunitas 7-10


hari pasca gigitan
Injeksi pada deltoid, atau paha
anterolateral, jika terjadi:
IMUNISASI AKTIF: • Gigitan berulang < 3 bln : tak
VAR divaksin
• 3 bln-1 thn: vaksin 1x
• > 1 thn: ulang vaksin

Individu Rute Hari injeksi Kunjungan


Belum pernah i.m (1 vial) 3 dosis (1-1-1 pada 3 atau 5
divaksin hari 0, 7, 21) atau 5
dosis (1-1-1-1-1 pada
hari 0, 3, 7, 14, 28)

i.d (0,1 ml) 0 (2 tempat), 3 (2 4


tempat), 7(2 tempat),
28 (2 tempat)

Pernah divaksin i.m 2 dosis (1-1 pada hari 2


0 dan 3)

*jadwal yang digunakan di Indonesia


PROGNOSIS
Tergantung:
 Seberapa dalam luka gigitan hewan

 Luas luka yang terpajan saliva

 Jumlah virus

 Virulensi virus
PROGRAM PEMERINTAH DALAM
MENGATASI RABIES
 ASEAN menandatangani deklarasi ASEAN Bebas
Rabies 2020, pada September 2012, di Vientiane.

 Dibentuk program Menuju Eliminasi Rabies 2020


dengan tujuan:
 Indonesia terbebas dari rabies pada tahun 2020.

 Mencegah kematian dan menurunkan pada


manusia akibat gigitan dan atau pajanan hewan
penular rabies selama proses menuju bebas rabies.
 Mempertahankan daerah bebas rabies
berkelanjutan tetap bebas rabies.
Strategi eliminasi rabies
Rincian pelaksanaan
2020 dengan prinsip One
kegiatan eliminasi rabies
Health
 Advokasi dan sosialisasi  Tahap I : tahun 2014-
 Penguatan peraturan 2017 merupakan tahap
perundangan dan kebijakan
 Komunikasi resiko operasional
 Peningkatan kapasitas  Tahap II : tahun 2018-
 Imunisasi massal pasca GHPR 2020, yaitu kegiatan
anjing
terkait dengan 2 tahun
Manajemen populasi GHPR

anjing terakhir tereliminasinya
 Profilaksis pra dan paska kasus rabies, tak
gigitan dengan VAR dan adanya kasus rabies
tatalaksana kasus pada
manusia pada hewan dan
 Penguatan surveilans dan manusia dengan sistem
respons terpadu surveilans berjalan
 Penelitian operasional dengan baik sesuai
 Kemitraan (perlibatan standar sebagai
dukungan masyarakat, LSM,
tokoh agama, perusahaan, dan persyaratan eliminasi
internasional) rabies 2020
TERIMA KASIH 

You might also like