You are on page 1of 30

PERANAN

MOKROORGANISME PADA
BIOREMIDIASI

Kelompok V
Dali Hikmah
Bioremediasi
Yaitu: Berasal dari dua kata, yaitu bio (organisma hidup)
dan remediasi (menyehatkan kembali), sehingga secara
bersama diartikan bioremediasi menjadi suatu cara
penggunaan organisme dalam upaya penyehatan kembali
lingkungan yang sudah rusak atau tercemar . Dalam
teknologi ini organisme hidup yang paling banyak
digunakan selain tumbuhan adalah mikroorganisme,
yang digunakan untuk pemecahan atau degradasi bahan
pencemar lingkungan menjadi bentuk yang lebih
sederhana dan aman bagi lingkungan.
Tujuan

Yaitu : untuk memecah atau mendegradasi zat pencemar


menjadi bahan yang kurang beracun atau tidak beracun
(karbon dioksida dan air) atau dengan kata lain
mengontrol, atau bahkan mereduksi bahan pencemar dari
lingkungan.
Manfaat
1. Biadang Lingkungan : Contoh bioremediasi dalam
lingkungan yakni telah membantu mengurangi pencemaran
dari pabrik, misalnya saat 1979, supertanker Exxon Valdez
di Alaska, lebih dari 11juta gallon oli mentah mengalir,
tetapi bakteri pemakan oli membantu mengurangi
pencemaran laut yang lebih jauh lagi.
2. Bidang industri : contohnya adalah Regenesis
Bioremediation Products, Inc., di San Clemente, Calif
3. Bidang Pendidikan

Bidang Pendidikan, penggunaan mikroorganisme


dalam bioremediasi, dapat membantu penelitian
terhadap mikroorganisme yang masih belum
diketahui secara jelas.Pengetahuan ini akan
memberikan sumbangan yang besar bagi dunia
pendidikan sains.
4. Bidang Teknologi
Bioremediasi memberikan tantangan baru bagi
teknologi untuk terus memberikan inovasi yang lebih
baik bagi lingkungan.
5. Bidang Sosial
Bioremediasi memberikan solusi ekonomi yang
mudah dijangkau dan mudah dilakukan baik bagi
rumah tangga dan industri. Dengan begini, limbah
rumah tangga dapat dikelola jauh lebih baik.
6. Bidang Kesehatan
dengan pengelolaan limbah yang baik, pencemaran
dapat diminimalisir sehingga kualitas hidup manusia
jauh meningkat.
7. Bidang Politik
isu lingkungan dapat lebih ditekan sehingga para
petinggi dapat memfokuskan masalah ke lingkup lain,
Bahkan bioremediasi dapat membantu memperbaiki
masalah yang berkesinambungan didalamnya.
Jenis-jenis Mikroorganisme yang berperan dalam
Bioremediasi

Mikroorganisme yang dimaksud adalah khamir,fungi,(


mycoremediasi),alga dan bakteri. Mikroorganisme akan
mendegradasi zat pencemar atau polutan menjadi bahan
yang kurang beracun atau tidak beracun. Polutan dapat
dibedakan menjadi dua yaitu bahan pencemar organik
dan sintetik (buatan). Bahan pencemar dapat dibedakan
berdasarkan kemampuan terdegradasinya di lingkungan
yaitu :
1. Bahan pencemar yang mudah terdegradasi
(biodegradable pollutant)
2. Bahan pencemar yang sukar terdegradasi atau lambat
sekali terdegradasi (nondegradable pollutant),
senyawa-senyawa pencemar menurut keberadaannya

 Senyawa-senyawa yang secara alami ditemukan di


alam dan jumlahnya (konsentrasinya) sangat tinggi,
contohnya antara lain minyak mentah (hasil
penyulingan), fosfat dan logam berat.
 Senyawa xenobiotik yaitu senyawa kimia hasil
rekayasa manusia yang sebelumnya tidak pernah
ditemukan di alam, contohnya adalah pestisida,
herbisida, plastik dan serat sintesis.
jenis-jenis mikroorganisme yang berperan dalam mendegradasi
polutan minyak bumi dan logam berat menjadi bahan yang tidak
beracun.
1. Pencemaran minyak bumi
Di dalam minyak bumi terdapat dua macam komponen yang
dibagi berdasarkan kemampuan mikroorganisme menguraikannya,
yaitu komponen minyak bumi yang mudah diuraikan oleh
mikroorganisme dan komponen yang sulit didegradasi oleh
mikroorganisme.
Beberapa bakteri dan fungi diketahui dapat digunakan untuk
mendegradasi minyak bumi. Beberapa contoh bakteri yang
selanjutnya disebut bakteri hidrokarbonuklastik.
Contoh dari bakteri hidrokarbonuklastik yaitu bakteri dari
genus Achromobacter, Arthrobacter, Acinetobacter,
Actinomyces, Aeromonas, Brevibacterium,
Flavobacterium, Moraxella, Klebsiella, Xanthomyces dan
Pseudomonas, Bacillus.
Sedangkan pada contoh fungi yang digunakan dalam
biodegradasi minyak bumi adalah fungi dari genus
Phanerochaete, Cunninghamella, Penicillium, Candida,
Sp.orobolomyce,.
bakteri seperti Pseudomonas aeruginosa, Acinetobacter
calcoaceticus, Arthrobacter sp., Streptomyces viridans dan
lain-lain menghasilkan senyawa biosurfaktan atau
bioemulsi. Kemampuan bakteri dalam memproduksi
biosurfaktan, Umumnya ada dua macam biosurfaktan
yang dihasilkan bakteri yaitu :
1. Surfaktan dengan berat molekul rendah (seperti
glikolipid, soforolipid, trehalosalipid, asam lemak dan
fosfolipid) yang terdiri dari molekul hidrofobik dan
hidrofilik.
2. Polimer dengan berat molekul besar, yang dikenal
dengan bioemulsifier polisakarida amfifatik.
3. Pelepasan biosurfaktan ini tergantung dari substrat
hidrokarbon yang ada.
Tiga cara transpor hidrokarbon ke dalam sel bakteri

1. Interaksi sel dengan hidrokarbon yang terlarut dalam


fase air.
2. Kontak langsung (perlekatan) sel dengan permukaan
tetesan hidrokarbon yang lebih besar daripada sel
mikroba.
3. Interaksi sel dengan tetesan hidrokarbon yang telah
teremulsi atau tersolubilisasi oleh bakteri.
jenis-jenis bakteri pendegradasi hidrokarbon pada minyak bumi

1. Pseudomonas sp berbentuk batang dengan diameter 0,5


– 1 x 1,5 – 5,0 mikrometer. Bakteri ini merupakan
organisme gram negatif yang motilitasnya dibantu oleh
satu atau beberapa flagella yang terdapat pada bagian
polar.
2. Arthrobacter sp.
Pada kultur yang masih muda Arthrobacter berbentuk
batang yang tidak teratur 0,8 – 1,2 x 1 – 8 mikrometer.
Pada proses pertumbuhan batang segmentasinya
berbentuk cocus kecil dengan diameter 0,6 – 1
mikrometer. Gram positif, tidak berspora, tidak suka
asam, aerobik, kemoorganotropik. Memproduksi sedikit
atau tidak sama sekali asam dan gas yang berasal dari
glukosa atau karbohidrat lainnya. Katalase positif,
temperatur optimum 25 – 30oC.
3. Acinetobacter sp.
Memiliki bentuk seperti batang dengan diameter 0,9 – 1,6
mikrometer dan panjang 1,5- 2,5 mikrometer. Berbentuk
bulat panjang pada fase stasioner pertumbuhannya.
Bakteri ini tidak dapat membentuk spora. Tipe selnya
adalah gram negatif, tetapi sulit untuk diwarnai. Bakteri
ini bersifat aerobik, sangat memerlukan oksigen sebagai
terminal elektron pada metabolisme. Semua tipe bakteri
ini tumbuh pada suhu 20-300 C, dan tumbuh optimum
pada suhu 33-350 C.
4. Bacillus sp.
Umumnya bakteri ini merupakan mikroorganisme sel
tunggal, berbentuk batang pendek (biasanya rantai
panjang). Mempunyai ukuran lebar 1,0-1,2 mm dan
panjang 3-5 mm. Merupakan bakteri gram positif
dan bersifat aerob. Adapun suhu pertumbuhan
maksimumnya yaitu 30-50oC dan minimumnya 5-
20oC dengan pH pertumbuhan 4,3-9,3.
2. Pencemaran Logam Berat
logam berat merupakan unsur yang berbahaya di permukaan
bumi, sehingga kontaminasi logam berat di lingkungan
merupakan masalah yang besar. Persoalan spesifik logam
berat di lingkungan terutama akumulasinya sampai pada
rantai makanan dan keberadaannya di alam menyebabkan
keracunan terhadap tanah, udara maupun air. Bahan
pencemar senyawa anorganik/mineral misalnya logam-logam
berat seperti merkuri (Hg), kadmium (Cd), Timah hitam (pb),
tembaga (Cu), timbal (Pb), dan garam-garam anorganik.
Jenis-jenis Bioremediasi
A. Bioremediasi yang melibatkan mikroba terdapat 3 macam
yaitu :
1. Biostimulasi
Biostimulasi adalah memperbanyak dan mempercepat
pertumbuhan mikroba yang sudah ada di daerah
tercemar dengan cara memberikan lingkungan
pertumbuhan yang diperlukan, yaitu penambahan
nutrien dan oksigen.
2. Bioaugmentasi
Bioaugmentasi merupakan penambahan produk
mikroba komersial ke dalam limbah cair untuk
meningkatkan efisiensi dalam pengolahan limbah
secara biologi.
3. Bioremediasi Intrinsik
Bioremediasi jenis ini terjadi secara alami di dalam
air atau tanah yang tercemar
B. Bioremediasi berdasarkan lokasi terdapat 2 macam
yaitu:
 In situ, yaitu dapat dilakukan langsung di lokasi
tanah tercemar ( proses bioremediasi yang digunakan
berada pada tempat lokasi limbah tersebut).
 Ex situ, yaitu bioremediasi yang dilakukan dengan
mengambil limbah tersebut lalu ditreatment ditempat
lain, setelah itu baru dikembalikan ke tempat asal.
Strategi Bioremediasi Teknik Insitu

 Bioventing

 Biosparging

 Biostimulasi
Bioventing
 dilakukan penambahan udara dan hara
melalui sumur ke dalam tanah yang
terkontaminasi tujuannya untuk
menstimulasi bakteri alami tempatan
(indigeneous).
 Bioventing memberikan udara pada
kecepatan aliran yang rendah dan hanya
diperlukan oksigen dalam jumlah
sedikit untuk biodegradasi sementara
volatilisasi diminimumkan dan
melepaskan kontaminan ke atmosfer
Biosparging
 injeksi udara ke air dalam tanah yang
tujuannya untuk meningkatkan konsentrasi
oksigen dan mempercepat laju degradasi
kontaminan oleh mikroba/bakteri alami.
Melalui biosparging akan meningkat
kontak tanah dengan air dalam tanah. Cara
yang paling murah dan mudah
melaksanakan biosparging adalah dengan
membuat instalasi pipa berdiameter kecil
tempat menginjeksikan gas.
Biostimulasi

 Penambahan hara seperti nitrogen dan


fosfor bahkan adakalanya penambahan
elemen mikro atau pemberian bahan
untuk meningkatkan/menurunkan pH
yang kesemuanya bertujuan
menstimulasi populasi dan aktivitas
mikroorganisme tanah setempat.
Bioremediasi Dengan Teknik Ex situ

Landfarming

Composting

Biopiles

Bioreactors
Landfarming
Aplikasi dan pencampuran kontaminan atau limbah ke
permukaan tanah yang tidak terkontaminan. Daerah yang
dipilih memiliki ciri tanah yang memiliki lapisan liat yang
dapat menghalangi pencucian yang dapat menyebabkan
pencemaran air minum/air dalam tanah. Tanah tersebut
dilakukan plowing dan disking yang bertujuan untuk
memecahkan bongkahan dan mencampur supaya seragam
sehingga kondisi kelembaban dan aerasi menjadi baik. Selain
itu pengolahan tanah (plowing dan disking) dapat
mengakibatkan konsentrasi kontaminan menjadi lebih rendah.
Composting

Composting merupakan teknik dengan


menggabungkan tanah terkontaminasi dengan bahan
organik yang tidak berbahaya seperti kotoran hewan
atau limbah pertanian. Kehadiran bahan organik ini
akan mendukung perkembangan dari
mikroorganisme dan menaikkan temperatur.
Biopiles
merupakan hybrid dari landfarming dan composting.
Piles tempat melaksanakan bioremediasi didesain
untuk melakukan pengomposan aerob. Biasanya
biopiles digunakan untuk mengatasi kontaminasi
permukaan akibat hidrokarbon petroleum dan
merupakan versi landfarming yang lebih modern yang
bertujuan untuk mengontrol pencucian dan volatilisasi
dari limbah. Biopiles menyediakan lingkungan yang
sesuai untuk mikroorganisme aerobik dan anaerobik
yang indigenous.

You might also like