Professional Documents
Culture Documents
Eng
Stabilitas Konstruksi
Kestabilan konstruksi bendung tergantung pada perencanaan konstruksi bangunan itu
sendiri dan ditentukan juga oleh kekuatan daya dukung tanah pondasi yang harus menahan
beban bangunan tersebut. Kekuatan tanah bergantung pada jenis dan sifat-sifatnya serta
kelakuannya terhadap pengaruh-pengaruh luar.
Agar bangunan stabil perlu dikontrol apakah gaya-gaya yang bekerja tidak menyebabkan
bangunan bergeser, terangkat atau terguling. Adapun faktor-faktor yang berpengaruh
terhadap stabilitas keamanan konstruksi bangunan pelimpah adalah sebagai berikut:
• Faktor keamanan konstruksi terhadap guling (overturning check)
• Faktor keamanan konstruksi terhadap geser (sliding check)
• Faktor keamanan konstruksi terhadap daya dukung tanah pondasi (bearing capacity)
Stabilitas Konstruksi
bangunan pelimpah masih perlu diadakan tinjauan dengan 6 kondisi yaitu:
• Kondisi I : sesaat setelah selesai pada keadaan normal (tanpa gempa)
• Kondisi II : sesaat setelah selesai pada keadaan gempa
• Kondisi III: saat penuh pada keadaan normal (tanpa gempa)
• Kondisi IV: saat penuh pada keadaan gempa
• Kondisi V: saat banjir Qpmf pada keadaan normal (tanpa gempa)
• Kondisi VI : saat banjir Qpmf pada keadaan gempa
bangunan dinding penahan masih perlu diadakan tinjauan dengan 4 kondisi yaitu:
• Kondisi I : sesaat setelah selesai pada keadaan normal (tanpa gempa)
• Kondisi II : sesaat setelah selesai pada keadaan gempa
• Kondisi III: saat banjir Qpmf /Q100 pada keadaan normal (tanpa gempa)
• Kondisi IV: saat banjir Qpmf /Q100 pada keadaan gempa
Dasar Perhitungan Pembebanan
Berat Bangunan BEBAN VERTIKAL
W = 𝛾𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 . V
Berat Air
dimana: W = 𝛾𝑤 . V Up Lift
W = berat sendiri (ton)
𝑙𝑥
V = volume bahan (m3) Up = ℎ1 − . ∆𝐻
dimana: 𝑙𝑜
𝛾𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 = berat jenis bahan W = berat air (ton)
(t/m3)
V = volume air (m3) dimana:
𝛾𝑤 = berat jenis air (t/m3) Up = tekanan up lift (ton)
ℎ1 = tinggi air di hulu (m)
𝑙𝑥 = panjang lintasan air rembesan
pada titik x (m)
𝑙𝑜 = panjang total lintasan air
rembesan (m)
∆𝐻 = perbedaan muka air hulu dan
hilir pelimpah (m)
Dasar Perhitungan Pembebanan BEBAN
HORIZONTAL
Tekanan Hidrostatis
Tekanan Hidrodinamis
1
𝑃𝑤 = . 𝛾𝑤 . 𝐻 2
2
6
Overturning Check
7
Overturning Check
8
Overturning Check
9
Tinjauan terhadap Guling
• Penggulingan (overturning) pada bangunan dapat terjadi apabila gaya horizontal
yang menimbulkan momen horizontal (Mh) tidak dapat ditahan oleh momen
pelawan sebagai akibat gaya vertikal yaitu (Mv). Apabila momen vertikal tidak dapat
menahan maka bangunan mengalami kerusakan berupa terguling.
Ht Ht
a
Vt R
dimana:
SF = angka keamanan (safety factor, SF)
Mv = momen vertikal semua gaya terhadap titik guling (ton.m)
Mh = momen horizontal semua gaya terhadap titik guling (ton.m)
Sliding Check
12
Sliding Check
13
Sliding Check
14
Sliding Check
15
Tinjauan terhadap Geser
Gaya horizontal menggeser di bagian pondasi. Akibat adanya gaya vertikal, terjadi gaya perlawanan geseran
yang bekerja sepanjang pondasi. Kestabilan konstruksi terhadap geser atau gelincir yang disebabkan oleh
gaya horizontal aktif atau gaya geser.
ΣHHt
ff A
B
Dimana untuk keadaan normal, SF > 1,50 dan untuk keadaan gempa SF > 1,20.
Bearing Capacity Check
Daya dukung tanah ijin (qa) didefinisikan sebagai
tekanan maksimum yang boleh dikerjakan pada
tanah sedemikian rupa sehingga kedua
kebutuhan dasar di atas terpenuhi. H
18