Professional Documents
Culture Documents
NIM : 0908012867
KUSTA
Sinonim
Zaraath (bahasa Hebrew, Kitab Injil);
Kushtha (Hindi) berasal “Kushnati” = “eating away”
Aussatz (German); Lepre (French); Prokaza (Rusia)
Mafung (China); Raibyo (Japan); Judham (Arab)
Leprosy; Morbus Hansen (M.H); Hansen Disease
Definisi
PB MB
1. Lesi kulit (makula -1-5 lesi -> 5 lesi
yang datar, papul -Hipopigmentasi /
yang meninggi, eritema
infiltrat, plak eritem, -Distribusi tidak -Distribusi lebih
nodus) simetris simetris
2. Kerusakan saraf
(menyebabkan -Hilangnya sensasi -Hilangnya sensasi
hilangnya yang jelas kurang jelas
sensasi/kelemahan -Hanya satu cabang -Banyak cabang saraf
otot yang dipersarafi saraf
oleh saraf yang
terkena)
Gambaran klinis tipe PB
Karakteristik Tuberkuloid (TT) Borderline Indeterminate (I)
tuberculoid (BT)
Lesi
• tipe • makula atau •Makula dibatasi •Makula
makula dibatasi infiltrat, infiltrat (hipopigmentasi)
•Jumlah infiltrat saja •Satu atau
•Ditribusi •Satu atau beberapa •beberapa atau satu beberapa
•Terlokalisasi & dengan lesi satelit •Bervariasi
•Permukaan asimetris •Asimetris
•Kering, skuama •Kering, skuama •Dapat halus agak
•Sensibilitas berkilat
BTA •Hilang •Hilang •Agak terganggu
• pada lesi kulit
Tes Lepromin •Negatif •Negatif, atau 1 + •Biasanya negatif
•Positif kuat (3+) •Positif (2+) •Meragukan (1+)
Gambaran klinis tipe MB
Karakteristik Lepromatosa (LL) Borderline
lepromatosa (BL)
Mid- borderline
(BB)
Lesi •Makula, plak
•Tipe •Makula, infiltrat (beberapa tampak •Plak, lesi
difus, papul, nodus seperti punched- berbentuk kubah,
out), papul lesi punched-out
•Jumlah •Banyak, distribusi •Banyak, tapi kulit •Beberapa, kulit
luas, praktis tidak sehat masih ada sehat (+)
ada kulit sehat
•Distribusi •Simetris •Cenderung simetris •Asimetris
•Permukaan •Halus dan •Halus, berkilap •Sedikit berkilap,
mengkilap beberapa lesi kering
•Sensibilitas •Sedikit berkurang •Berkurang
BTA •Tidak terganggu
•Pada lesi kulit •Banyak •Agak banyak
•Pada •Banyak (globi) •Biasanya tidak ada •Tidak ada
hembusan •Banyak (globi)
hidung •negatif •Biasanya negatif,
Tes Lepromin •negatif dapat juga (+)
Hubungan antara bakterioskopik,
tes mitsuda dan SIS
Kusta tipe neural
Tidak ada dan tidak pernah ada lesi kulit
Ada satu atau lebih pembesaran saraf
Ada anesthesia dan atau paralisis, serta atrofi otot pada
daerah yang disarafinya
Bakterioskopik negatif
Tes Mitsuda umumnya positif
Kusta histoid
Variasi klinis pada tipe lepromatosa
Nodus sirkumskrip dan dapat berbentuk plak
Bakterioskopik positif tinggi
Timbul sebagai kasus relapse sensitive (resisten
sekunder) atau relapse resistent (resisten primer)
Predileksi lesi kulit :
Bagian tubuh yang relatif lebih dingin, mis pada muka,
hidung, mukosa, telinga, anggota tubuh, dan bagian
tubuh yang terbuka
Predileksi kerusakan saraf tepi :
Nervus ulnaris
Anestesi pada jari V dan sebagian jari IV
Clawing jari V dan IV
Atropi hipotenar dan otot interoseus serta kedua otot lumbrikalis
medial
Nervus medianus
Anestesi pada ujung jari I, II dan III
Tidak mampu aduksi ibu jari
Clawing jari I, II dan III
Atrofi otot tenar dan kedua otot lumbrikalis
Nervus radialis
Anestesi dorsum manus, serta ujung proksimal jari telunjuk
Wrist drop
Tak mampu ekstensi jari-jari atau pergelangan tangan
Nervus poplitea lateralis
Anestesi tungkai bawah, bagian lateral dan dorsum pedis
Foot drop
Kelemahan otot peroneus
Nervus tibialis posterior
Anestesi telapak kaki
Claw toes
Paralisis otot intrinsik kaki dan kolaps arkus pedis
Nervus fasialis
Cabang temporal dan zigomatik sebabkan lagoftalmus
Cabang bukal, mandibular dan servical sebabkan hilangnya
ekspresi wajah dan kegagalan mengatupkan bibir
Nervus trigeminus
Anestesi kulit wajah dan konjungtiva mata
Manifestasi penyakit yang menunjukkan penyakit
kusta masih aktif :
Kulit : lesi membesar, jumlah bertambah, ulserasi,
eritematosa, infiltrat atau nodus
Saraf : nyeri, gangguan fungsi bertambah, jumlah saraf
yang terkena bertambah
Tanda sisa penyakit kusta :
Kulit : atrofi, keriput, non-repigmentasi, bulu hilang
Saraf : mati rasa persisten, paralisis, kontraktur dan
atrofi otot
Diagnosis
Penemuan tanda kardianal :
1. Bercak kulit yang mati rasa
Bercak hipopigmentasi atau eritematosa, makula, plak.
Anestesi pada bercak bisa total atau sebagaian saja
terhadap rasa raba, nyeri, dan rasa suhu
2. Penebalan saraf tepi
rasa nyeri dan dengan atau tanpa gangguan fungsi saraf
yang terkena :
gangguan fungsi sensoris : anestesi
gangguan fungsi motoris : paresis atau paralisis
gangguan fungsi otonom : kulit kering, retak, edema,
pertumbuhan rambut yang terganggu
3. Ditemukan basil tahan asam
Bahan pemeriksaan adalah hapusan kulit cuping telinga
dan lesi kulit pada bagian yang aktif
4. Lesi kulit yang khas
Penegakan diagnosis, paling sedikit ditemukan satu
tanda kardinal
Makula hipopigmentasi yang khas + 5A yaitu :
Achromia = tidak ada pigmen
Anestesia = baal
Atrofi = kulit agak mencekung
Alopesia = tanpa rambut
Anhidrosis = tidak berkeringat
Pemeriksaan
Anamnesis
Keluhan pasien
Riwayat kontak dengan pasien
Latar belakang keluarga, mis sosial ekonomi
Inspeksi
Perhatikan lesi dan kerusakan kulit
Palpasi
Kelainan kulit : nodus, infiltrat, ulkus khususnya pada tangan
dan kaki
Kelainan saraf : catat adanya nyeri tekan dan penebalan saraf,
bandingkan saraf bagian kiri dan kanan, membesar atau
tidak, pembesaran regular atau irregular, bergumpal,
perabaan keras atau kenyal
Tes fungsi saraf
Tes sensoris
Menggunakan kapas, jarum, dan tabung reaksi berisi air hangat dan
dingin
Raba rasa : menggunakan kapas pada bagian lesi dan bagian kulit
lain untuk periksa sensibilitas. Bercak pada kulit diperiksa bagian
tengah, bukan bagian pinggir.
Rasa nyeri : menggunakan jarum, pasien membedakan ujung mana
yang tumpul dan mana yang tajam
Rasa suhu : menggunakan tabung berisi air hangat dan air dingin.
Tabung dicoba pada daerah kulit yang dicurigai.
Tes otonom
Berdasarkan adanya gangguan berkeringat di makula anestesi,
dilakukan tes anhidrosis
1. tes dengan pinsil tinta (tes Gunawan), pinsil tinta digariskan mulai
dari bagian tengah lesi yang dicurigai terus sampai ke daerah kulit
normal
2. tes Pilocarpin, daerah kulit makula dan perbatasannya disuntik
dengan pilokarpin subkutan, maka setelah beberapa menit tampak
daerah kulit normal berkeringat, sedangkan daerah lesi tetap kering.
• Tes motoris
Voluntary muscle test (VMT)
Pemeriksaan bakterioskopis
Sediaan diambil dari kerokan kelainan kulit yang paling
aktif
Kulit muka dihindari, untuk alasan kosmetik
Pada pemeriksaan ulangan, diambil dari tempat
kelainan kulit yang sama dan bila perlu ditambah lesi
yang baru timbul
Tempat yang sering diambil untuk sediaan : cuping
telinga, lengan, punggung, bokong, paha
Jumlah pengambilan sediaan apus minimum
dilaksanakan di 3 tempat : cuping telinga kiri, cuping
telinga kanan, bercak yang paling aktif
Indeks Bakteri (IB)
Kepadatan BTA tanpa membedakan solid dan
nonsolid dinyatakan dengan IB menurut Ridley
0 : bila tidak ada BTA dalam 100 LP
1+ bila 1-10 BTA dalam 100 LP
2+ bila 1-10 BTA dalam 10 LP
3+ bila 1-10 BTA rata-rata dalam 1 LP
4+ bila 11-100 BTA rata-rata dalam 1 LP
5+ bila 101-1000 BTA rata-rata dalam 1 LP
6+ bila > 1000 BTA rata-rata dalam 1 LP
Pemeriksaan histopatologik
Digunakan untuk penegakan diagnosis
Dilakukan bilamana pemeriksaan saraf sensoris sulit
dilakukan, terutama pada anak-anak
Pada lesi dini contohnya pada tipe indeterminate
Untuk menentukan klasifikasi yang tepat, utk
membedakan tipe TT & LL
Pada tipe TT ditemukan Tuberkel (Giant cell, limfosit)
Pada tipe LL ditemukan sel busa (Virchow cell/ sel lepra)
yaitu histiosit dimana di dalamnya BTA tidak mati, tapi
berkembang biak membentuk gelembung. Ditemukan lini
tenang (subepidermal clear zone)
Pemeriksaan tes lepromin (digunakan utk melihat daya imunitas
penderita thdp penyakit Lepra)
TES MITSUDA
Menggunakan basil lepra mati
+1 papel + eritema 3 – 5 mm
+3 ulserasi
TES FRENANDEZ
Menggunakan fraksi prot M.leprae
+ 1 indurasi + eritema 5 – 10 mm
+ 3 indurasi + eritema 15 – 20 mm
Terapi
WHO → rekomendasi pengobatan kusta dengan
regimen kombinasi → MDT-WHO (Multi drug
treatment)
Kombinasi dapson, rifampisin, dan klofazimin
Mengatasi resistensi dapson
Mengurangi ketidaktaatan penderita dan menurunkan
angka putus obat pada masa monoterapi dapson
Mengeliminasi persisten kuman kuata dalam jaringan
Obat DDS (4,4 diamino-difenil-sulfon, Dapson)
Bersifat bakteriostatik menghambat enzim dihidrofolat
sintetase, bekerja sbg antimetabolit PABA
Dosis tunggal (sampai 6 bulan):
50 – 100 mg/ hari utk dewasa
2 mg/ kgBB untuk anak-anak
Efek samping
Insomnia, neuropatia
Erupsi obat nekrolisis epidermal toksika !!
Hepatitis
Leukopenia,anemia hemolitik, methemoglobinemia
Rifampisin
merupakan obat paling ampuh dg sifat bakteriostatik kuat
utk BTA
bekerja menghambat enzim polimerase RNA dengan ikatan
ireversibel, harga mahal
Dosis:
600 mg/ hari (5 – 15 mg/ kgBB/hari)
900 – 1200 mg/ minggu flu like syndrome
600 atau 1200/ bulan efek & toleransi baik
Efek samping
Ggn Gastrointestinal
Erupsi kulit
Kulit Lesi kulit yang telah ada Lesi yang ada menjadi
menjadi lebih eritematosa. Timbul lesi
eritematosa baru yang kadang-kadang
disertai panas dan
Saraf malaise
Membesar, tidak nyeri Membesar, nyeri, fungsi
fungsi, tidak terganggu
mengganggu Berlangsung lebih dari 6
Kulit dan saraf bersama- Berlangsung kurang dari minggu
sama 6 minggu Lesi kulit yang
Lesi ada menjadi lebih eritematosa disertai
erimatosa, nyeri pada ulserasi atau odeme pada
saraf tangan/kaki
Berlangsung kurang dari Saraf membesar, nyeri
6 minggu dan fungsinya terganggu
Berlangsung sampai 6
minggu atau lebih
2. Reaksi Lepra Tipe II (Eritema Nodosum Leprosum/
ENL)
Sering timbul tipe multibasiler (BL-LL), di sini
imunitas humoral menurun, sehingga terjadi reaksi
dengan antigen yang banyak dilepas serta mengaktifkan
sistem komplemen kompleks imun
Umumnya sedang dapat terapi DDS (Dapsone)
Biasanya disertai dengan gejala sistemik
Tidak lazim terjadi dalam 6 bulan
pertama pengobatan, terjadi pada akhir
pengobatan karena basil telah menjadi
granular
Gejala:
Malaise, mialgia, demam sampai menggigil
Infiltrat bertambah nodulus/ nodus eritematosus
berkelompok + nyeri tekan terutama di muka,
punggung, dada
Iritis, neuritis, arthritis, pleuritis, nefritis, orchitis
Manifestasi reaksi lepra tipe 2
Organ yang diserang Reaksi ringan Reaksi berat