You are on page 1of 33

HORDEOLUM INTERNUM PALPEBRA INFERIOR OS

Muhammad Hadi, S.Ked


Alzena Dwi Saltike, S.Ked
Dina Fitria, S.Ked
Dwi Andari Maharani, S.Ked
Rikka Wijaya, S.Ked
Imam Hakiki Mama, S.Ked

Pembimbing : Dr. Alie Solahuddin Sp.M (K)

Bagian Ilmu Obstetri dan Ginekologi


Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya
Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Mohammad Hoesin Palembang
2018
Outline
 BAB I PENDAHULUAN
 BAB II STATUS PASIEN

 BAB III TINJAUAN PUSTAKA

 BAB IV ANALISIS KASUS


BAB I : PENDAHULUAN
 Kelopak mata melindungi kornea dan berfungsi dalam pendisribusian
dan eliminasi air mata.
 Hordeolum adalah salah satu penyakit yang cukup sering terjadi
pada kelopak mata.
 Hordeolum merupakan infeksi lokal atau proses peradangan pada
kelopak mata, biasanya menyerang pada dewasa muda, namun
dapat juga terjadi pada semua umur.
BAB II STATUS PASIEN
 IDENTIFIKASI
 Nama : Nn. ST
 Umur : 20 tahun
 Jenis kelamin : Perempuan
 Agama : Islam
 Bangsa : Indonesia
 Pekerjaan : Mahasiswa
 Alamat : Palembang
 Tanggal Pemeriksaan : 22 Desember 2017
ANAMNESIS (Autoanamnesis dengan pasien pada tanggal 22 Desember 2017)

 Keluhan utama : Benjolan kemerahan di kelopak bawah mata kiri bagian dalam.
 Riwayat Perjalanan Penyakit :
Sejak 3 hari sebelum pasien datang ke rumah sakit, pasien mengeluh timbul benjolan
kemerahan di kelopak bawah mata kiri sebesar biji jagung. Awalnya benjolan berukuran
kecil dan berwarna kemerahan. Pada saat diraba, benjolan terasa lunak. Keluhan disertai
rasa gatal (+) dan rasa mengganjal (+). Pasien juga mengeluh benjolan terasa panas dan
nyeri (+) terutama saat benjolan tersentuh. Pasien tidak mengeluh pandangan kabur, mata
merah tidak ada, mata berair tidak ada, sering keluar kotoran mata tidak ada, mata
terasa silau tidak ada, kelopak mata sulit dibuka tidak ada. Pasien berobat ke Poliklinik
RSKMM Palembang.
Riwayat Penyakit Dahulu: Riwayat Penyakit Dalam Keluarga :

 Riwayat keluhan yang sama sebelumnya (-) Riwayat penyakit yang sama dalam
keluarga disangkal
 Riwayat memakai kacamata(-)
 Riwayat trauma pada mata (-)
 Riwayat penggunaan obat (-)
 Riwayat alergi (-)
 Riwayat kencing manis (-)
 Riwayat darah tinggi (-)
PEMERIKSAAN FISIK

Status Generalis

Keadaan umum : baik


Kesadaran : compos mentis
Tekanan darah : 100/80 mmHg
Nadi : 74 kali/menit regular, isi dan tegangan cukup
Frekuensi napas : 20 kali/menit
Suhu : 36,5o C
PEMERIKSAAN FISIK
Status Oftalmologis
PEMERIKSAAN FISIK
Status Oftalmologis
•Pemeriksaan Penunjang
Tidak dilakukan

•Diagnosis banding
Hordeolum internum palpebra inferior OS
Kalazion palpebra inferior OS

•Diagnosis Kerja
Hordeolum internum palpebra inferior OS
Tatalaksana
Informed consent
Non Farmakologi
•KIE
•Mencegah mata yang sakit untuk tidak sering dikucek-kucek dan disentuh
•Menjaga higiene pribadi
•Kompres hangat 3 kali sehari selama 10 menit dengan menggunakan handuk
dan air hangat
Farmakologi
•Antibiotik topical kloramfenicol 1% EO tiap 8 jam OS
•Asam mefenamat 3 x 1 tab PO
Apabila tidak ada perbaikan, dilakukan insisi hordeolum
Prognosis
Okuli Dekstra
Quo ad vitam : bonam
Quo ad functionam : bonam
Quo ad Sanationam : bonam

Okuli Sinistra
Quo ad vitam : bonam
Quo ad functionam : bonam
Quo ad Sanationam : dubia ad bonam
Gambar 1. Okuli dekstra et sinistra

Gambar 2. Oculi sinistra


BAB III : Tinjauan Pustaka
BAB III : Tinjauan Pustaka
 Definisi
 Hordeolum adalah infeksi kelenjar pada palpebra.
 Bila kelenjar Meibom yang terkena, timbul pembengkakan besar yang
disebut hordeolum interna. Sedangkan hordeolum eksterna yang lebih kecil
dan lebih superfisial adalah infeksi kelenjar Zeiss atau Moll.

Gambar 1. Hordeolum eksterna Gambar 2. Hordeolum interna


Etiologi

Staphylococcus aureus adalah agent infeksi pada 90-95% kasus hordeolum

Faktor Resiko
- Penyakit kronik
- Kesehatan atau daya tahan tubuh yang buruk
- Peradangan kelopak mata kronik, seperti Blefaritis
- Diabetes
- Hiperlipidemia, termasuk hiperkolesterolemia
- Riwayat hordeolum sebelumnya
- Higiene dan lingkungan yang tidak bersih
- Kondisi kulit seperti dermatitis seboroik
Manifestasi Klinis

 Pembengkakan

 Rasa nyeri pada kelopak mata


 Perasaan tidak nyaman dan sensasi terbakar pada kelopak mata

 Eritem, edema

 Nyeri bila ditekan di dekat pangkal bulu mata seperti gambaran abses
kecil
Tatalaksana

 Kompres hangat 4-6 kali sehari selama 15 menit tiap kalinya untuk
membantu drainase. Lakukan dengan mata tertutup.
 Bersihkan kelopak mata dengan air bersih atau pun dengan sabun atau
sampo yang tidak menimbulkan iritasi, seperti sabun bayi. Hal ini dapat
mempercepat proses penyembuhan. Lakukan dengan mata tertutup.
 Jangan menekan atau menusuk hordeolum, hal ini dapat menimbulkan
infeksi yang lebih serius.
 Hindari pemakaian makeup pada mata, karena kemungkinan hal itu
menjadi penyebab infeksi.
 Jangan memakai lensa kontak karena dapat menyebarkan infeksi ke
kornea.
Komplikasi
 Pada janin
◦ Kaput suksedanium besar
◦ Molase kepala janin
◦ Fetal distress
◦ Kematian janin

 Pada ibu
◦ Vagina / vulva edema
◦ Porsio edema
◦ Ruptur uteri
◦ Infeksi jalan lahir-sepsis
◦ Ketuban hijau
◦ HPP
◦ Fistul vesico vaginalis dan vistula rectoo vaginalis
 Prognosis
Bonam
Ekstraksi Forceps
 Ekstraksi forceps adalah suatu persalinan buatan dimana janin
dilahirkan dengan tarikan forceps yang dipasang di kepala janin
Indikasi Ekstraksi Forceps
 Indikasi relatif
 Indikasi absolut

Syarat Ekstraksi Forceps


 Pembukaan lengkap
 Presentasi belakang kepala
 Panggul luas
 Ketuban sudah pecah
 Kepala sudah engaged
 Janin tunggal hidup
Cara Pemasangan
 Pemasangan sefalik
 Pemasangan pelvic

Persiapan Ekstraksi Forceps


 Persiapan untuk ibu
 Persiapan untuk janin
 Persiapan untuk dokter
Prosedur Melakukan Ekstraksi Forceps
 Memasang forceps
 Membayangkan
 Penguncian Forceps  Pemeriksaan Ulang
 Traksi Percobaan
 Traksi Definitif
 Melepaskan Forceps  Pemasangan Gagal
 Forceps tidak bisa dipasang
 Forceps tidak bisa dikunci
 3x traksi janin tidak lahir

 Komplikasi
 Ibu : perdarahan, trauma jalan lahir,
infeksi
 Janin : fraktur tulang kepala,
cedera cervical, lecet pada muka,
asfiksia
ANALISIS KASUS
Ny. AJ, usia 25 tahun,
alamat di Tanjung Tambak, ANAMNESIS :
Ogan Ilir.  ± 1 hari SMRS, perut mules menjalar ke pinggang
hilang timbul, makin kuat dan sering.
 Keluar air-air (+)
 Keluar darah lendir (+) Diagnosis Kerja:

 Datang ke bidan, anak tak lahir-lahir G2 P1A0 hamil 37 minggu


 Dirujuk ke RSMH
inpartu kala II lama JTH
PEMERIKSAAN FISIK : Presentasi kepala
Keadaan Umum 
dalam batas normal
Pemeriksaan Obs:
Keadaan spesifik  Pemeriksaan Luar
Dalam batas normal Inspeksi : Cembung
Palpasi : FUT 3 jari bawah processus xiphoideus (32 cm), memanjang,
punggung kanan, kepala, U 3/5, His 2x dalam 10 menit lamanya 20 detik, DJJ 156
x/menit, TBJ 3255 gr.
Pemeriksaan Dalam
VT:Portio tak teraba, pembukaan lengkap, ketuban (-), jernih, bau (-), kepala H III,
petunjuk UUK kanan depan.
Pada evaluasi kemajuan
persalinan Dilakukan pimpinan Etiologi :
Djj baik persalinan pervaginam
Pada pasien ini
spontan namun janin tak Passege
pembukaan lengkap power penyebabnya adalah power
lahir selama ≥ 2 jam kala
Pecah ketuban passenger
II lama
his tidak adekuat
Syarat-syarat dilakukan Forcep:

Pasien ini telah


memenuhi indikasi dan
syarat forcep
Waktu  pembukaan serviks lengkap,
 presentasi kepala,
 ketuban sudah pecah/dipecahkan,
 tidak ada disproporsi sevalopelvik,
 kepala janin sudah berada di hodge III+,
 posisi kepala diketahui.

Indikasi
Forsep

Ibu janin
TERIMA KASIH

You might also like