You are on page 1of 8

A.

Sertifikat Bank Indonesia (Treasury Bill)

SBI adalah surat berharga atas unjuk dalam rupiah yang diterbitkan oleh BI
sebagai pengakuan utang berjangka waktu pendek dengan system diskonto.
Sebagai otoritas moneter, BI berkewajiban memelihara kestabilan nilai rupiah.
Dalam paradigma yang dianut, jumlah uang primer (uang kartal+uang giral BI)
yang berlebihan dapat mengurangi nilai rupiah. SBI diterbitkan dan dijual oleh BI
untuk mengurangi kelebihan uang primer tersebut.

Karakteristik SBI adalah memiliki satuan unit sebesar Rp 1.000.000,00,


diterbitkan tanpa warkat (scriptless), dapat diperdagangkan di pasar sekunder
dengan system diskonto dan jangka waktu SBI sekurang-kurangnya1 (satu) bulan
dan paling lama 12 bulan yang dinyatakan dalam jumlah hari dan dihitung dari
tanggal penyelesaian transaksi sampai dengan tanggal jatuh tempo.
Untuk membeli SBI , Bank perlu memperhitungkan nilai tunai sebagai
akibat system diskonto tersebut. Nilai SBI bisa ditentukan dengan
diskonto murni (true discount) sebagai berikut :

Nilai Tunai = Nilai Nominal x 360

360 + {(Tingkat Diskonto) x ( Jangka Waktu)}

Dengan demikian nilai diskonto dalam rupiah sebenarnya bisa


ditentukan sebagai berikut :

Nilai Diskonto = Nilai Nominal – Nilai Tunai


Contoh :
Tanggal lelang SBI 3 April 2009, tanggal setelmen 4 April 2009, Nilai Nominal SBI Rp
500.000.000, tingkat diskonto 15% yang akan jatuh tempo pada 2 Mei 2009. Untuk
SBI dengan jangka waktu 1 bulan, jangka waktu yang dinyatakan dalam hari
dihitung dari tanggal 5 April 2009 atau satu hari sejak tanggal setelmen transaksi
sampai dengan tanggal jatuh tempo atau 28 hari. Dengan demikian nilai tunainya
dapat ditentukan sebagai berikut :

Nilai Tunai = (Nilai Nominal)x360 / 360 + {(Tingkat Diskonto) x (Jangka Waktu)}


= (Rp 500.000.000,00) x 360 / 360 + {(15%) x (28)}
= Rp 494.233.937,40
Nilai Diskonto = Nilai Nominal – Nilai Tunai
Nilai Diskonto = Rp 500.000.000,00 – Rp 494.233.937,40
= Rp 5.766.062,06
Persoalannya untuk memperoleh SBI bank komersial harus mengikuti lelang
dan tidak selalu memenangkan lelang. Dengan demikian tidak setiap bank dapat
memperoleh SBI pada tingkat harga yang diinginkan.
Lantas Bagaimana lelang dimenangkan? Bank komersial harus mencermati
aturan main yang ditentukan oleh Bank Indonesia. Dalam hal ini Bank Indonesia
untuk menetapkan pemenang lelang SBI dapat menyesuaikan realisai kuantitas
hasil Lelang SBI dibandingkan dengan target indikatif lelang SBI yang diumumkan
atau membatalkan seluruh kuantitas hasil lelang SBI. Penetapannya adalah sebagai
berikut :
a) Dalam hal tingkat diskonto penawaran lebih rendah dari SOR, peserta lelang
yang bersangkutan memperoleh seluruh penawaran SBI yang diajukan;
b) Dalam hal tingkat diskonto penawaran sama dengan SOR, peserta lelang yang
bersangkutan dapat memperoleh seluruh penawaran SBI yang diajukan atau
sebagian dari penawaran SBI sebesar hasil perhitungan secara proporsional
Contoh perhitungan Hasil Lelang SBI :
SOR dan multiple price, target indikatif : Rp 6 triliun. Jumlah penawaran yang
masuk melebihi target indikatif, maka tidak semua peserta memenangkan lelang.
Pemenang lelang ditentukan sbb :

1. Pemenang lelang adalah peserta yang mengajukan penawaran dengan diskonto


yang sama atau lebih kecil dari SOR (Stop-out rate) yaitu 14%. Dengan demikian
pemenang lelang adalah peserta yang mengajukan penawaran diskonto sama
atau lebih kecil dari 14% yaitu peserta 1 s/d 8.
2. Peserta 4 s/d 8 memenangkan lelang secara proporsional sesuai bobot jumlah
penawaran masing-masing dibandingkan jumlah penawaran untuk diskonto
14%. Contoh perhitungan untuk nilai nominal yag dimenangkan peserta 4
adalah sbb :
Peserta 4 = (1250+5500) x (6000-750) = Rp 1.193 Miliar
Penawaran HASIL
No Nominal Kumulati Rata-rata Nominal yang
Kumulati Diskonto Kumulatif
(Rp f (Rp tertimba dimenangkan
f (%) (%)
Miliar) Miliar) ng (%)
50 50
1 50 50 0.7 13.625 13.625
450 500
2 450 500 6.9 13.75 13.738
250 750
3 250 750 10.3 13.75 13.742
1193 1943
4 1250 2000 27.6 14 13.903
427 2420
5 500 2500 34.5 14 13.923

6 2000 4500 62.1 14 13.957 1909 4330

7 250 4750 65.5 14 13.959 239 4568

8 1500 6250 66.2 14 13.969 1432 6000

9 750 7000 96.6 14.25 13.999 0 6000

10 250 7250 100 14.375 14.012 0 6000


SBI Repo Penjualan kembali SBI ke BI disebut SBI Repo atau sering
disebut repurchase agreement oleh Bank Indonesia. Dalam hal ini BI
melakukan SBI Repo melalui mekanisme non lelang dan BI mengumumkan
tingkat diskonto SBI Repo yang berlaku pada hari transaksi dengan
mencantumkan antara lain nominal transaksi dan seri SBI yang akan
direpokan, dengan memperhatikan ketentuan yang berlaku.
Rumus untuk menghitung SBI Repo :

Nilai Tunai = (Nilai Nominal) x 360

360 + {(Tingkat Diskonto SBI Repo) x (Jangka Waktu SBI Repo)}


Contoh perhitungan Nilai Tunai Transaksi Repo
Peserta 4 (Bank XYZ) mengajukan transaksi SBI Repo dengan merepokan
seri SBI IDBI10100428S dengan nilai nominal Rp 500.000.000.000; dan
tingkat diskonto SBI Repo yang berlaku sebesar 13,903% (lihat rata-rata
tertimbang). Nilai tunai transaksi SBI repo yang diajukan Bank XYZ dihitung
sebagai berikut :

Nominal SBI Repo


500.000.000.000,00
Nilai Tunai = (500.000.000.000 x 360)/(360 + (0,13903 x 1)
499.806.977.322,06
Diskonto
193.002.667,94

Biaya PPh 15% x 193.002.667,94


28.953.401,69
Untuk keuntungan diterima Bank
499.835.930.723,75

You might also like