You are on page 1of 21

Nama :

KAIDAH EJAAN

EJAAN
KAEDAH EJAAN TIDAK SAMA
DENGAN KAJIAN BAHASA

FUNGSI EJAAN
Dalam suatu bahasa,system ejaan lazimnya punya 3
aspek yaitu aspek fonologi,
(1)aspek yang menyangku t pelambangan fonem dengan
huruf dan penusunan abjad,
(2) aspek morfollogi yaitu aspek yang menyangkut
pelambangan satuan satuan morfemis,dan
(3) aspek sintaksis,yaitu aspek yang menyangkut
pelambangan ejaan dan tanda baca. Ketiga hal tersebut
harus menjadi acuan atau pedoman.
Kaidah ejaan berbeda dengan kaidah bahasa.

Kaidah ejaan berbeda dengan kaidah bahasa. Dasar


penyusunan kaidah ejaan adalah kesepakatan para ahli
bahasa yang didasarkan pada sifat-sifat bahasa tertentu.
Kesepakatan itu, sebelum diberlakukan, seyogyannya
diresmikan oleh pemerintah. Selain ejaan resmi itu
berlaku,para pemakai bahasa diharapkan menanti kaidah
yang telah disepakati.
Apabila dalam pemakaian bahasa kaidah itu tidak
ditaati, bahas ayang digunakan dikatakan salah,khususnya
dari segi ejaan. Sebaliknya, jika pemakaian itu mengikuti
kaidah,bahasa yang digunakan akan dikatakan benar
 landasan pembakuan bahasa
 landasan pembakuan kosakata dan
peristilahan
 alat penyaring masuknya unsur- unsure
bahasa lain kedalam bahasa Indonesia.
1)Ejaan Van 2) Ejaan Republik(
Ophuysen Ejaan soewandi )

PERKEMBANGAN EJAAN 3) Ejaan


Pembaharuan 4) Ejaan Melindo
DI INDONESIA

6) Ejaan Bahasa
5) Ejaan Baru (Ejaan Yang
LBK) Disempurnakan
(EYD)
Ejaan Van Ophuysen ditetapkan pada tahun
1901 dan diterbitkan dalam sebuah buku Kitab Logat
Melajoe. Sejak ditetapkannya itu, Ejaan Van Ophuysen pun
dinyatakan berlaku. Sesuai dengan namanya ejaan itu
disusun oleh Ch.A.Van Ophuysen, yang dibantu oleh
Engku Nawawi gelar Soetan Ma’moer dan Moehammad
Taib Soetan Ibrahim. Sebelum Ejaan Van Ophuysen
disusun para penulis pada umumnya mempunyai aturan
sendiri-sendiri dalam menuliskan konsonan, vokal, kata,
kalimat, dan tanda baca. Oleh karena itu, sistem ejaan
yang digunakan pada waktu itu sangat beragam. Terbitnya
Ejaan Van Ophuysen sedikit banyak mengurangi
kekacauan ejaan yang terjadi pada masa itu.
Hal-hal yang menonjol dalam Ejaan Van 4. Huruf j ditulis dengan dj
Ophuysen? Misalnya :
Beberapa hal yang cukup menonjol dalam Jakarta : Djakarta
Ejaan Van Ophuysen antara lain sebagai Raja : Radja
berikut : Jalan : Djalan
1. Huruf y ditulis dengan j 5. Huruf c ditulis dengan tj
Misalnya : Misalnya :
Sayang : Sajang Pacar : Patjar
Yakin : Jakin Cara : Tjara
Saya : Saja Curang : Tjurang
2. Huruf u ditulis dengan oe 6. Gabungan konsonan kh ditulis dengan
Misalnya : ch
Umum : Oemoem Misalnya :
Sempurna : Sempoerna Khawatir : Chawatir
3. Huruf k pada akhir kata atau suku kata Akhir : Achir
ditulis dengan tanda koma diatas Makhluk : Machloe’
Misalnya :
Rakyat : Ra’yat
Bapak : Bapa’
Rusak : Rusa’
Ejaan Republik ialah ejaan baru yang disusun oleh
Mr. Soewandi. Penyusunan ejaan baru dimaksudkan
untuk menyempurnakan ejaan yang berlaku
sebelumnya yaitu Ejaan Van Ophuysen juga untuk
menyederhanakan sistem ejaan bahasa Indonesia.
Pada tanggal 19 Maret 1947, setelah selesai disusun
ejaan baru itu diresmikan dan ditetapkan berdasarkan
surat keputusan menteri pendidikan, pengajaran, dan
kebudayaan Republik Indonesia Nomor 264/Bhg.A,
tanggal 19 Maret 1947. ejaan baru itu diresmikan
dengan nama Ejaan Republik.
Hal ini yang dapat diamati dalam Ejaan Republik ialah
digunakan e pepet sebagai bunyi pelancar kata khususnya
pada kata-kata baru yang asalnya tidak menggunakan e pepet
misalnya :
Ejaan yang benar Ejaan yang salah
Kritik Keritik
Pabrik Paberik
Praktik Peraktik
Meskipun dimaksudkan untuk menyempurnakan ejaan yang
berlaku seelumnya, Ejaan Republik ternyata masih memiliki
beberapa kelemahan. Kelemahan itu antara lain karena huruf-
huruf seperti F,V,X,Y,Z,SJ(Sy) dan Ch(Kh) yang lazim
digunakan untuk menulis kata-kata asing tidak dibicarakan
dalam ejaan baru itu. Padahal, huruf-huruf tersebut pada masa
itu masih merupakan permasalahan dalam bahasa Indonesia.
Ejaan pembaharuan merupakan suatu yang direncanakan
untuk memperbaharui Ejaan Republik.Di bentuk pada
tanggal 19 juli 1956.Konsep Ejaan pembaharuan dikenal
dengan ejaan Prijono-Katoppo,sebuah nama yang di ambil
dari dua nama tokoh yang pernah mengetuai panitia ejaan
itu. Awalnya profesor Prijono yang mengetuai panitia itu,
lalu menyerahkan kepemimpinannya kepada E.Katoppo
karena masa itu Profesor Prijono di angkat menjadi
Menteri Pendidikan,Pengajaran dan Kebudayaan sehingga
tidak sempat lagi melanjutkan tugasnya sebagai ketua
panitia ejaan kemudian dilanjutkan oleh E.Katoppo.
Hal-hal Apakah yang menarik dalam Ejaan Pembahuruan?
Konsep Ejaan Pembaharuan yang menarik ialah di sederhanakannya huruf-
huruf yang berupa gabungan konsonan dengan huruf huruf tunggal.Atau
bersifat fonemis artinya setiap fonem dalam ejaan itu di usahakan hanya di
lambangkan dengan satu huruf.
Tampak seperti contoh di bawah ini :
1. Gabungan konsonan dj di ubah menjadi j
2. Gabungan konsonan tj di ubah menjadi ts
3. Gabungan konsonan ng di ubah menjadi ŋ
4. Gabungan konsonan nj di ubah menjadi ñ
5. Gabungan konsonan sj di ubah menjadi š
Gunakan vokal ai, au dan oi(di sebut diftong) di tulis berdasarkan
pelafalannya yaitu ay, aw, dan oy.
Misal : satai → satay
Harimau → harimaw
Amboi → amboy
Serta huruf j, seperti pada kata jang di ubah menjadi y sesuai dengan ejaan
Bahasa Indonesia.
Melindo ialah akronim dari Melayu-Indonesia.Merupakan ejaan
yang di susun atas kerja sama antara pihak Indonesia Slamet
Muljana dan pihak Persekutuan Tanah Melayu (malaysia) di
pimpin oleh Syed Nasir bin Ismail.Yang tergabung dalam
Panitia Kerja Sama Bahasa Melayu-Bahasa Indonesia.Tahun
1959 berhasil merumuskan ejaan yaitu ejaan Melindo.
Awalnya Ejaan Melindo di maksudkan untuk menyeragamkan
ejaan yang di gunakan di kedua negara tersebut.Namun karena
pada masa itu terjadi ketegangan politik antara Indonesia dan
malaysia, Ejaan itupun akhirnya gagal diresmikan.Sebagai
akibatnya pemberlakuaan ejaan itu tidak pernah di umumkan.
Hal-hal apakah yang terdapat dalam konsep ejaan melindo?
Dalam ejaan melindo tidak jauh beda dengan ejaan
pembaharuan,karena ejaan itu sama-sama berusaha
menyederhanakan ejaan dengan menggunakan sistem
fonemis.
Hal yang berbeda ialah dalam ejaan Melindo gabungan
konsonan tj, seperti pada kata tjinta Di ganti dengan c
menjadi cinta.Juga gabungan konsonan nj,seperti pada
kata njonja di ganti dengan huruf nc yang sama sekali
masih baru.
Merupakan lanjutan dari rintisan panitia ejaan
melindo.Pelaksananya pun terdiri dari panitia Ejaan LBK
(Lembaga bahasa dan Kasusaatraan,sekarang bernama Pusat
Pembinaan dan Pengembangan Bahasa) juga dari panitia Ejaan
bahasa Melayu yang berhasil merumuskan ejaan yang disebut
Ejaan Baru.Namun lebih di kenal dangan ejaan LBK. Konsep
Ejaan ini di susun berdasarkan beberapa pertimbangan antara
lain:
1) Pertimbangan Teknis yaitu pertimbangan yang menghendaki
agar setiap fonem di lambangkan dengan satu huruf.
2) Pertimbangan Praktis yaitu pertimbangan yang menghendaki
agar perlambangan secara teknis itu di sesuaikan dengan
keperluan praktis seperti ke adaan percetakan dan mesin tulis.
3) Pertimbangan Ilmiah yaitu Pertimbangan yang menghendaki
agar perlambangan itu mencerminkan studi yang mendalam
mengenai kenyataan bahasa dan masyarakat pemakainya.
Perubahan apakah yang terdapat dalam 5) Gabungan konsonan ch di ubah
ejaan Baru? menjadi kh.
1) Gabungan konsonan dj di ubah Misalnya :
menjadi j Tachta → takhta
Misalnya : Ichlas → ikhlas
remadja → remaja 6) Huruf j di ubah menjadi y
djalan → jalan Misalnya :
2) Gabungan konsonan tj di ubah Padjak → pajak
menjadi c. Djatah → jatah
Misalna : 7) Huruf e taling dan e pepet
tjakap → cakap penulisannya tidak dibedakan dan
batja → baca hanya di tulis dengan e/tanpa penanda.
3) Gabungan konsonan nj di uban Misalnya :
menjadi ny. Ségar → segar
Misalnya : Copèt →copet
Sunji → sunyi 8) Huruf asing f, v, dan z di masukkan
Njala → nyala kedalam sistem ejaan bahasa Indonesia
4) Gabungan konsonan sj di ubah karena huruf huruf itu banyak di
menjadi sy. gunakan.
Misalnya : Misalnya :
Sjarat → syarat Fasih
Sjair → syair Vakum
Zaman
Ejaan Yang disempurnakan (EYD) diresmikan oleh
Presiden Republik indonesia Soeharto pada tanggal 16
Agustus 1972.merupakan lanjutan dari ejaan baru atau
ejaan LBK.
Pedoman ejaan bahasa Indonesia di sebut pedoman
umum,karena dasarnya hanya mengatur hal-hal yang
bersifat umum.Namun ada hal-hal lain yang bersifat
khusus,yang belum di atur dalam pedoman itu,yang di
sesuaikan dengan bertitik tolak pada pedoman umum itu.
Ejaan Yang Disempurnakan merupakan hasil
penyempurnaan dari beberapa ejaan yang di susun
sebelumnya,terutama ejaan republik yang di padukan pula
dengan konsep konsep ejaan pembaharuan,ejaan melindo
dan ejaan baru.
Hal-hal apa sajakah yang terdapat dalam EYD?
1. Perubahan huruf
- Ejaan lama :
Dj → djika, wadjar
Tj →tjakap,pertjaja
Nj → njata,sunji
Ch → achir, chawatir
- EYD :
J → jika, wajar
C → cakap, percaya
Ny → nyata, sunyi
Kh → akhir, khawatir
2. Huruf f, v dan z yang merupakan unsur serapan dari bahasa asing diresmikan pemakaiannya.
Misalnya :
Khilaf
Fisik
Zakat
Universitas
3. Huruf q dan x yang lazim di gunakan dalam bidang ilmu pengetahuan tetap di gunakan , misalnya pada kata furqan dan xenon.
4. Penulisan di- sebagai awalan di bedakan dengan di yang merupakan kata depan. Sebagai awalan, di- di tulis serangkai dengan unsur
yang menyertainya, sedangkan di sebagai kata depan ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.Misal :
Awalan →
di-
dicuci
dibelikan
dilatarbelakangi
Kata depan →
Di
Di kantor
Di belakang
Di tanah
5. Kata Ulang ditulis penuh dengan mengulang unsur-unsurnya.angka dua tidak digunakan sebagai penanda perulangan.
Misalnya :
Anak-anak, bukan anak2
Bersalam-salaman, bukan bersalam2an
Bermain-main, bukan bermain2
HURUF VOCAL

HURUF

HURUF KONSONAN

You might also like