You are on page 1of 17

EVALUASI HISTOPATOLOGI

ENDOMETRIUM PADA
PERDARAHAN UTERUS PRE
DAN POST MENOPAUSE.
PENDAHULUAN

Setiap wanita dalam hidupnya setidaknya pernah mengalami episode perdarahan yang
dianggap abnormal. Perdarahan uterus abnormal (AUB) didefinisikan sebagai perubahan frekuensi
menstruasi, durasi aliran, atau jumlah hilangnya darah. Pada wanita usia produktif dan usia
premenopause, semua perubahan dalam menstruasi, frekuensi, durasi atau jumlah aliran, serta
perdarahan di antara siklus haid, dianggap sebagai abnormal.
Perdarahan uterus abnormal diklasifikasikan ke dalam dua kategori besar. Pertama, karena
penyebab organik seperti endometritis, myometritis, adenomiosis, leiomioma, polip endometrium dan
serviks, hiperplasia endometrium, dan lesi ganas pada endometrium dan serviks, sedangkan kategori
kedua, adalah karena perdarahan uterus disfungsional, yang disebabkan oleh anovulasi. Istilah
perdarahan uterus disfungsional didefinisikan sebagai keadaan perdarahan uterus abnormal tanpa
patologi organik secara klinis dan didiagnosis dengan cara eksklusi (menyingkirkan kemungkinan lain),
yang dibuat ketika tidak ada patologi apapun di pelvis.
Spektrum AUB terdiri dari menoragia, metroragia, polimenorea, polimenoragia,
perdarahan pasca menopause dan perdarahan pasca-coitus. AUB dapat disebabkan oleh
berbagai gangguan, perdarahan uterus disfungsional umumnya dikeluhkan pada wanita
premenopause, tetapi pada wanita postmenopause kondisi ini dapat terjadi karena
hormonal, perdarahan diatesis, patologi lokal meliputi infeksi, tumor jinak dan keganasan.
Sebanyak 3- 10% wanita pada kelompok usia produktif yang mengalami AUB, memiliki
proses infeksi atau reaktif dari endometrium, seperti endometritis akut maupun kronis,
sementara pada 8-10% wanita premenopause dan menopause, polip endometrium adalah
penyebab tersering dari perdarahan uterus abnormal. Wanita premenopause dan
postmenopause dengan hiperplasia endometrium yang datang karena pendarahan vagina
merupakan 5% dari keseluruhan kasus AUB dan karena hiperplasia endometrium, terjadi
perubahan dalam struktur kelenjar dan perubahan rasio kelenjar-stroma.
Golden standart adalah histeroskopi dan biopsi endometrium yang biasanya
menjadi langkah awal untuk mendiagnosis AUB, bersamaan dengan kuretase
diagnostik endometrium yang wajib dilakukan tanpa penundaan untuk semua kasus
perdarahan pada wanita premenopause dan menopause untuk menyingkirkan
adanya keganasan. Pemeriksaan mikroskopis endometrium adalah golden standart
untuk mengetahui berbagai faktor etiopatologis dalam kasus AUB. Penelitian ini
dilakukan untuk mengetahui spektrum lesi endometrium pada wanita pre dan
postmenopause dengan perdarahan uterus abnormal.
TUJUAN PENELITIAN INI

Untuk mendeteksi pola endometrium pada wanita yang mengalami


perdarahan uterus abnormal dalam kelompok usia pra dan post menopause. Untuk
mendeteksi kejadian karsinoma endometrium pada kelompok usia ini.
BAHAN DAN METODE PENELITIAN

Studi ini bersifat retrospektif. Besaran sampel adalah 250 wanita yang
menjadi pasien di Rumah Sakit CRGH di fakultas kedokteran R. D. Gardi, Ujjain
(M.P.) dari Januari 2011 sampai Juni 2014 di distrik Ujjain.
KRITERIA INKLUSI DAN EKSKLUSI

Kriteria inklusi:
Semua pasien yang masuk dalam kelompok usia premenopause (45 + 5 tahun) dan kelompok usia menopause
(50 tahun ke atas) yang mengalami perdarahan uterus abnormal.
Kriteria eksklusi:
1. Pasien kurang dari 40 tahun.
2. Pasien dengan perdarahan uterus abnormal karena penyebab non-endometrium seperti lesi miometrium dan
adneksa
3. Pasien dengan perdarahan uterus karena komplikasi akibat IUD. Endometrium yang diperoleh dari spesimen
D&C dan histerektomi, dikumpulkan dalam tempat berisi formalin, kemudian dikirim untuk pemeriksaan
histopatologi. Hasilnya ditabulasi menurut usia, pola perdarahan, dan spektrum histopatologi lesi endometrium.
Statistik deskriptif diterapkan sesuai dengan variabel. Data kemudian dianalisis dengan uji Chi-square (uji
eksak fisher pada sampel yang kecil) untuk menguji hubungan antara usia, perdarahan pola, dan spektrum
histopatologi lesi endometrium. Nilai <0,05 dianggap signifikan dan 0.01 sangat signifikan.
Tabel 1: Insidensi usia kasus AUB pada wanita premenopause
USIA (TAHUN) FREKUENSI (KASUS) PERSENTASE (%)
40-42 73 38.42
43-45 61 32.10
46-48 30 15.78
>48 26 13.68
TOTAL 190 100.0
Tabel 2: Insidensi usia kasus AUB pada wanita postmenopause
USIA (TAHUN) FREKUENSI (KASUS) PERSENTASE (%)
50-52 26 43.3
53-55 9 15.0
56-58 8 13.3
59-61 11 18.3
62-64 4 6.7
65-67 2 3.3
TOTAL 60 100.0
INSIDENSI BEBERAPA POLA PERDARAHAN
PADA KASUS AUB
INSIDENSI

24

MENORAGIA
METRORAGIA
POLIMENORAGIA
5 52
POLIMENOREA
4 PERDARAHAN POSTMENOPAUSE

15
• Dalam penelitian ini, insidensi beberapa pola perdarahan sesuai urutan penurunan
frekuensi adalah menoragia pada 52% kasus, perdarahan postmenopause pada 24% kasus,
metroragia pada 14,8% kasus, polimenorea pada 5,2%, polimenoragia pada 4% kasus.
Menoragia yang merupakan pola perdarahan paling dominan dalam penelitian ini,
konsisten dengan temuan penelitian serupa yang dilakukan oleh Muzzafir et al17 dan
Nayak et al18, yang masing-masing melaporkan insidensi sebanyak 51,9% dan 49,1%.
INSIDENSI BEBERAPA PROFIL ENDOMETRIUM
PADA KASUS AUB
INSIDENSI BEBERAPA PROFIL ENDOMETRIUM PADA KASUS AUB
1.2
0.4 PROLIFERATIF
4.4 2 SEKRETORIK
7.6
ATROFI
POLIP
23.2
16.4 ENDOMETRITIS
ENDOMETRITIS TB
PELURUHAN IREGULER
1.2
HIPERPLASIA SIMPLEK
4.8
HIPERPLASIA SIMPLEK DENGAN PERUBAHAN KISTIK
6 HIPERPLASIA KOMPLEK
22
12 ADENOKARSINOMA
TUMOR STROMA
• Dalam penelitian ini terdapat hubungan yang besar antara berbagai pola perdarahan dan
spektrum histopatologi lesi endometrium (p <0,0001). Menoragia adalah pola perdarahan
yang paling sering terjadi dalam penelitian ini, ditemukan pada spektrum proliferatif
(28,5%) dan sekretori (28,5%), sedangkan lesi yang kurang sering adalah hiperplasia
endometrium, peluruhan ireguler, endometritis, polip, dan endometritis TB yang masing-
masing sebanyak 15,2%, 13,8% , 5,4%, 4,6% 0,8% dari keseluruhan kasus. Temuan ini
berkorelasi dengan penelitian yang dilakukan oleh Veena et al19 di mana menorrhagia
paling sering terjadi pada spektrum proliferasi (34,9%), sekretori (29,1%) dan hiperplasia
endometrium, peluruhan ireguler, endometritis, dan polip masing-masing menyumbang
sebanyak 20,9%, 6,9%, 2,4%, 4,7%.
DISTRIBUSI BEBERAPA POLA PERDARAHAN DAN
HUBUNGANNYA DENGAN SPEKTRUM
HISTOPATOLOGIS LESI ENDOMTERIUM
SPEKTRUM LESI ENDOMETRIUM PADA WANITA
PRE DAN POSTMENOPAUSE
Tipe Wanita Persentase Wanita Persentase
endometrium premenopause (%) postmenopause (%)
(n=190) (n=60)
Proliferatif 47 24.7 11 18.3
Sekretorik 51 26.8 2 6.7
Atrofi 5 2.6 25 41.7
Polip 10 5.3 5 8.3
Endometritis 12 6.3 0 0
Endometritis TB 2 1.1 1 1.7
Peluruhan 33 17.4 8 13.3
ireguler
Hiperplasia 18 9.5 1 1.7
simplek
Hiperplasia 10 5.3 1 1.7
simplek dengan
perubahan kistik
Hiperplasia 2 1.1 0 0
komplek
Adenokarsinoma 0 0 3 5
Tumor stroma 0 0 1 1.7
Total 190 100 60 100
• Pada wanita postmenopause, sebagian besar profil endometrium adalah atrofi (41,7%). Hasil ini
berkorelasi dengan studi oleh Ali Hassan et al 21 (42%) dan Dangal G 20 (64,4%). Profil dari
peluruhan ireguler (13,3%) adalah hampir sama dengan hasil dari studi Baral R 16 (14%). Polip
(8,3%) dan hiperplasia endometrium (3,4%) lebih tinggi pada studi yang dilakukan oleh Ali
Hassan et al 21 (masing-masing 13,3% dan 13,2%). Dalam penelitian ini semua kasus
adenokarsinoma endometrium (5%) terjadi pada wanita postmenopause yang konsisten
dengan hasil studi dari Ali Hassan et al 21 (7,7%), namun insidensi yang pada studi dari Baral R
et al 16 (21%) dan Dangar G 20 (17,7%) lebih tinggi. Sebuah kasus endometritis tuberkulosa
ditemukan pada pasien berusia 54 tahun yang mengalami perdarahan postmenopause yang
merupakan temuan yang jarang. Kasus ini juga tercatat dalam studi yang dilakukan oleh Julio C
et al 24. Sebuah kasus jarang berupa tumor ganas stroma endometrium juga ada dalam
penelitian ini, ditemukan pada seorang wanita berusia 53 tahun yang mengalami perdarahan
postmenopause dan kasus serupa juga pernah dilaporkan oleh Cheung et al 25
KESIMPULAN

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui spektrum lesi endometrium yang


berkaitan dengan dengan usia dan gambaran klinis dan untuk menentukan
berbagai pola histologis endometrium pada wanita pre dan postmenopause. Oleh
karena itu, gejala "perdarahan uterus abnormal" membutuhkan perhatian segera
berkaitan dengan etiologinya, apakah fisiologis atau patologis, dan tidak dapat
diabaikan. Analisis mikroskopis endometrium harus dipertimbangkan untuk semua
wanita berusia lebih dari 40 tahun yang mengalami AUB.

You might also like