Professional Documents
Culture Documents
Training, Course & • Beberapa kursus imunologi dan alergi di dalam & luar negeri (tahun 1999,2000,2001,2002,2003)
Workshop • Allergy Workshop & Course (Lausanne, Switzerland tahun 2002)
• Training of trainers (TOT) of Adverse Event Following Immunization (WHO tahun 2003 & 2008)
• Ethical Clearance Course (Singapura tahun 2003, Malang 2007, Jakarta 2008)
• Good Clinical Practice Course (Singapura tahun 2003)
• Medical biomolecular course & workshop for post graduate student (Humbolt University, 2005)
• Protein & DNA Extraction Course (Unair tahun 2005)
• Allergy educational lecture & workshop (Tokyo, Japan, 2006)
• Workshop in Food Allergy & Immunotherapy (World Allergy Congres 2007, Bangkok)
• The WHO Advance Course on Adverse Events Following Immunization (WHO, 2008)
• Course & Workshop of Pediatric Total Enteral Nutrition (Chicago, USA, 10-16 June 2009).
• Course & Workshop of Allergy & Immunology (Singapore, 2010).
• Course of Allergy (Switzerland, 2012).
Pengalaman • 3 kali sebagai Investigator pada Penelitian Internasional (Multicenter) di Bidang Alergi
penelitian • 3 kali sebagai Principal Investigator Penelitian Nasional
• 21 kali sebagai Investigator Penelitian Lokal
• 1 kali mendapat research grant dari Kolegium IDA (2004: Principal Investigator)
• 2 kali mendapat research grant dari Eijkman Biomol Institute(2006-2007:Principal Investigator)
• 1 kali mendapat research grant dari Kementrian Ristek RI (2007: Investigator)
• 2 kali mendapat research grant dari Depdiknas RI (2009:Principal Investigator, 2009-2011:Investigator)
• 1 kali mendapat research grant dari Jepang (2014:Principal Investigator)
Anang Endaryanto
Paediatric Allergy Immunology Consultant
Division of Allergy Immunology, Child Health Department
School of Medicine University of Airlangga – Dr Soetomo Hospital
Outline
Lee AJ, Thalayasingam M, Lee BW. Food allergy in Asia: how does it compare? Asia Pac Allergy
Allergic March
From Eczema to Asthma
Environmental modifiers of atopic
march (e.g. daycare, animal exposure)
Genetic
predispositio
n Th2
(e.g. memory Asthma
Defectiv cell Sensitized
Filaggrine Childho Allergen Epicutaneou airway &
and / or
e skin migrate to
null od entry s
nasal & airway Allergic
Environment
mutation) Eczema barrier sensitization
bronchial
inflammatio Rhinitis
n
alrisk factors lymphoid
tissue
(e.g. Allergen re-
infection, exposure
sensitization)
Trauma,
Overexpression
microbia
of TLSP
l entry
• Dharmage SC, Lowe AJ, Matheson MC, Burgess JA, Allen KJ, Abramson MJ. Atopic dermatitis
and the atopic march revisited. Allergy 2014; 69: 17–27.
• Burgess JA, Lowe AJ, Matheson MC, Varigos G, Abramson MJ, Dharmage SC. Does eczema
lead to asthma? J Asthma 2009;46:429–436.
Future effect of cow's milk protein
allergy
BMJ 2009;339:b2275
What is the goal of
CMPA Management
78%
56%
E (Effective Result)=
Q (Quality) x A (Acceptance or Adoption)
Current treatment
approach
• Symptom decreased
• Tolerance “as soon as possible”
• Normal Growth & Development
A. Elimination?
B. Elimination + Substitution?
C. Elimination + Substitution + Immunomodulation ?
How we can achieve the goal of
CMPA Management
• Symptom decreased (+)
Breast Milk
TATALAKSANA ALERGI SUSU SAPI PADA BAYI DENGAN
ASI EKSKLUSIF
Pemeriksaan klinis :
- Temuan klinis
- Riwayat keluarga (faktor risiko)
Referensi:
Berikan formula susu terhidrolisa sempurna*
Makanan padat bebas susu sapi
Guidelines for diagnosis and management of cow
(sampai 9-12 bulan dan paling tidak selama 6 bulan)
Allergy Immunology Working Group, Indonesian Pediatric Society
milk protein allergy in infants. Vandenplas Y, 14
Brueton M, Dupont C, et al., Arch. Dis. Child.
2007:92;902-908
TATALAKSANA ALERGI SUSU SAPI PADA BAYI DENGAN
SUSU SAPI
Curiga alergi susu sapi (ASS)
Pemeriksaan klinis :
- Temuan klinis
- Riwayat keluarga (faktor risiko)
Regurgitasi berulang, muntah, diare, Gagal tumbuh karena diare dan atau regurgitasi,
konstipasi (dengan atau tanpa ruam muntah dan atau anak tidak mau makan
uji tusuk kulit
perianal), darah pada tinja Anemia defisiensi besi karena kehilangan darah
IgE Spesifik
Anemia defisiensi besi di tinja, ensefalopati karena kehilangan protein,
Dermatitis atopik (DA), angioedema, enteropati atau kolitis ulseratif kronik yang
urtikaria sudah terbukti melalui endoskopi atau histologi
Pilek, batuk kronik, mengi DA berat dengan anemia-hipoalbuminemia atau
Kolik persisten (> 3 jam perhari/minggu gagal tumbuh atau anemia defisiensi besi
selama lebih dari 3 minggu) Laringoedema akut atau obstruksi bronkus
dengan kesulitan bernapas
Syok anafilaksis
Diet eliminasi dengan formula susu terhidrolisa
sempurna minimal 2-4 minggu*
Follow up f or
+ 14 % possibility of soy adverse event
3
Safety soy
formula
4
Allergy Risk
Management
Protein Hydrolysates: Different
Types
Allergenicity
How to identify allergy risk?
Kartu deteksi dini alergi
Melnik BC. The potential mechanistic link between allergy and obesity development
and infant formula feeding. Allergy Asthma Clin Immunol 2014 Jul 22;10(1):37.
5
IDAI & WAO
recommendations
Rekomendasi pencegahan penyakit
alergi pada anak (UKK AI 2014)
• Penentuan risiko alergi pada anak
dilakukan dengan identifikasi
penyakit alergi (asma, dermatitis
atopik, rinitis alergi) pada kedua
orangtua maupun saudara
kandung.
• Kartu deteksi dini alergi dapat
digunakan untuk menentukan risiko
penyakit alergi pada anak
Rekomendasi pencegahan penyakit
alergi pada anak (UKK AI 2014)
Penghindaran pajanan
asap rokok saat
kehamilan maupun
sesudah kelahiran
direkomendasikan untuk
pencegahan penyakit
alergi pada anak.
Rekomendasi pencegahan penyakit
alergi pada anak (UKK AI 2014)
Penghindaran tungau
debu rumah dan hewan
peliharaan tidak
direkomendasikan untuk
pencegahan primer
penyakit alergi pada anak
Rekomendasi pencegahan penyakit
alergi pada anak (WAO 2015)
The WAO guideline panel
suggests using probiotics in
pregnant women at high risk for
allergy in their children,
because considering all critical
outcomes, there is a net benefit
resulting primarily from prevention
of eczema (conditional
recommendation, very low quality
evidence).
Fiocchi et al. World Allergy Organization Journal
(2015) 8:4
Rekomendasi pencegahan penyakit
alergi pada anak (UKK AI 2014)
Restriksi diet pada ibu hamil
dan menyusui untuk mencegah
terjadinya penyakit alergi pada
anak tidak diperlukan
Rekomendasi pencegahan penyakit
alergi pada anak (UKK AI 2014)
Suplementasi minyak ikan
pada ibu hamil dan menyusui
untuk mencegah terjadinya
penyakit alergi pada anak tidak
direkomendasikan
Rekomendasi pencegahan penyakit
alergi pada anak (UKK AI 2014)
Pemberian ASI
eksklusif hingga 6
bulan
direkomendasikan
untuk pencegahan
penyakit alergi
Bayi yang tidak
Formula hidrolisat
memungkinkan diberi parsial atau
ASI ekstensif sampai
4-6 bulan
Efek pencegahan
terhadap
dermatitis atopik,
tetapi bukan asma
Rekomendasi pencegahan penyakit
alergi pada anak (UKK AI 2014)
• Pada bayi yang tidak
memungkinkan diberi
ASI, direkomendasi
pemberian formula
hidrolisat parsial
atau ekstensif
sampai usia 4 – 6
bulan.
• Formula hidrolisat
tidak dapat
menggantikan
kedudukan ASI
sebagai pilihan nutrisi
pertama pada bayi
Rekomendasi pencegahan penyakit
alergi pada anak (UKK AI 2014)
Formula susu
kedelai tidak
direkomendasikan
untuk pencegahan
penyakit alergi pada
anak
Rekomendasi pencegahan penyakit
alergi pada anak (UKK AI 2014)
Penambahan prebiotik,
probiotik dan sinbiotik
pada makanan bayi tidak
direkomendasikan untuk
pencegahan penyakit alergi
pada anak.
Rekomendasi pencegahan penyakit
alergi pada anak (UKK AI 2014)
Penambahan prebiotik,
probiotik dan sinbiotik
pada makanan bayi tidak
direkomendasikan untuk
pencegahan penyakit alergi
pada anak.
Rekomendasi pencegahan penyakit
alergi pada anak (WAO 2015)
• Makanan padat
direkomendasikan
diberikan mulai
usia 4 – 6 bulan
secara bertahap.
Rekomendasi pencegahan penyakit
alergi pada anak (UKK AI 2014)
• Restriksi diet
terhadap makanan
tertentu tidak
diperlukan untuk
pencegahan penyakit
alergi