You are on page 1of 24

AGENSIA HAYATI

AGENSIA HAYATI

Makhuk hidup yang dalam sebagian/seluruh siklus


hidupnya dapat digunakan untuk keperluan
pengendalian OPT, sehingga dapat memengaruhi
produksi tanaman
VIRUS BAKTERI

BEBERAPA
SERANGGA
PREDATOR AGENSIA CENDAWAN

HAYATI

SERANGGA NEMATODA
PARASIT/PARASITOID ENTOMOPATOGEN
BAKTERI
• Sebagai agen • Sebagai agen
pengendali penyakit pengendali hama
– Pseudomonas – Bacillus thuringiensis
fluorescens
– Bacillus subtilis
– Paenibacillus polymyxa
BAKTERI sebagai pengendali penyakit
• Adalah organisme yang dalam menyelesaikan
siklus hidupnya mempengaruhi secara negatif
terhadap organisme lainnya seperti :
 kompetisi dalam hal makanan / persaingan
unsur hara
 kompetisi dalam hal ruang, oksigen dan zat
besi
 antibiosis dan lisis
BAKTERI sebagai pengendali penyakit
• Bakteri antagonis seperti P.fluorescens dan
B.subtilis dapat ditemukan di rhizosfer
Eksplorasi Bakteri P. fluorescens
• Alat • Bahan
– Beaker glass/erlenmeyer – Tanah rhizosfer
– Timbangan – Akuades
– Cawan petri – Media selektif kelmans
– Test tube + rak – Bahan uji
– Shaker • Kelman’s TZC medium
• Kentang
• KOH 3%
• King’s B medium
BAKTERI pengendali hama
• Bakteri pengendali hama salah satunya ialah
B.thuringiensis
• Menghasilkan toksin
CENDAWAN
• Sebagai agen • Sebagai agen
pengendali penyakit pengendali hama
– Trichoderma sp. – Metarhizium anisopliae
– Glioclladium sp. – Beauveria bassiana
– Lecanicillium lecanii
– Isaria fumosorosea
CENDAWAN pegendali penyakit
• Adalah organisme yang dalam menyelesaikan
siklus hidupnya mempengaruhi secara negatif
terhadap organisme lainnya seperti :
 kompetisi dalam hal makanan / persaingan
unsur hara
 kompetisi dalam hal ruang, oksigen dan zat
besi
 antibiosis dan lisis
Hiperparasit
CENDAWAN pengendali hama
• Mikroba dari golongan jamur mikroskopis sebagai
pengendali hama didasarkan sifat entomopatogen,
artinya mampu meracuni bahkan membunuh serangga.
Secara umum mekanisme infeksi cendawan
entomopatogen memiliki cara yang sama, yaitu
pertama penempelan konidia pada inang atau
serangga, selanjutnya proses perkecambahan spora,
kemudian penetrasi cendawan melalui kutikula diikuti
dengan pertumbuhan vegetatif cendawan dalam tubuh
inang, setelah berhasil berkembang dalam tubuh inang
akan menghasilkan tonjolan cendawan keluar tubuh
serangga dan akhirnya proses konidiogenesis.
CENDAWAN pengendali hama
Misalnya : MENYERANG
Serangga menusuk penghisap
Metharhizium sp.

Lecanicillium Lecanii

Beauveria bassiana Serangga gol kumbang

Hirsutella sp.
Serangga lepidoptera
Nomuraea sp.

Kepinding tanah terserang


Beauveria bassiana
Nematoda EntomoPatogen
• Nematoda yang dapat hidup didalam tubuh
serangga
• Mendapatkan nutrien untuk pertumbuhan
dari “daging”tubuh serangga dengan bantuan
bakteri simbion
NEMATODA ENTOMOPATOGEN (NEP)
Misalnya : Golongan :
Steinernema spp. Lepidoptera

Heterorhabditis spp. Coleoptera

Keberhasilan NEP ditentukan oleh aktivitas


bakteri simbion yang dapat berkembang
biak dalam tubuh serangga
PESTISIDA NABATI
dan
KOMPOS PLUS / PUPUK HAYATI
Pestisida Nabati

PEST – HAMA
SIDA – PEMBASMI
NABATI – TANAMAN
JENIS PESTISIDA NABATI
• ATRAKTAN

• REPELAN

• TOKSIN
TEKNIK PEMBUATAN PESTISIDA NABATI
• EKSTRAKSI

• PERENDAMAN/FERMENTASI

• PEREBUSAN
SYARAT-SYARAT TANAMAN PESTISIDA
NABATI
• Mudah didapat dan selalu tersedia dilapang.
• Pembuatan ekstrak mudah, sederhana dan dalam waktu singkat.
• Selektif.
• Bahan dapat digunakan baik dalam keadaan segar maupun kering.
• Efek residunya singkat (mudah terurai), tetapi cukup lama efikasinya.
• + bisa diaplikasikan menjelang panen.
• - pada pop tinggi, aplikasi harus diulang-ulang.
• Sedapat mungkin solvennya adalah air.
• Budidayanya mudah, tahan terhadap kondisi suboptimal.
• Tidak menjadi gulma atau inang hama dan penyakit.
• Bersifat multiguna.
KELEBIHAN PESTISIDA NABATI
• TIDAK PERSISTEN, BAHAYA RESIDU KECIL
• RELATIF AMAN BAGI ORGANISME BUKAN SASARAN
• SINERGI KOMPONEN EKSTRAK
• RESISTENSI LAMBAT
• BISA DISIAPKAN SENDIRI OLEH PETANI
• TERSEDIA DI LINGKUNGAN SEHARI-HARI.
• SEMUA BAGIAN TANAMAN BERMANFAAT (DARI
UMBI, BATANG,KULIT, DAUN, BIJI, BUNGA)
KEKURANGAN PESTISIDA NABATI
• CARA KERJA LAMBAT, KECUALI YANG BERSIFAT KONTAK DAN
KNOCKDOWN
• PERLU APLIKASI BERULANG-ULANG
• KETERSEDIAAN BAHAN TUMBUHAN TERBATAS
• BAHAN TUMBUHAN TIDAK TAHAN LAMA PADA KONDISI
TROPIK
• EKSTRAK SEDERHANA TIDAK TAHAN LAMA
• CEPAT MENGUAP, MUDAH TERURAI
• EFEKTIFITAS TERBATAS
• AROMA KADANG-KADANG BERBAU MENUSUK
KENDALA PENGGUNAAN PESTISIDA NABATI

• PESTISIDA KIMIA/ SINTETIS TETAP LEBIH DISUKAI KARENA: MUDAH


DIDAPAT, PRAKTIS MENGAPLIKASIKANNYA, HASIL NYA RELATIF CEPAT
TERLIHAT, TIDAK PERLU MEMBUAT SEDIAAN SENDIRI, TERSEDIA DLM
JUMLAH BANYAK.

• KURANG INTENSIFNYA REKOMENDASI DAN DORONGAN TENTANG


PENGGUNAAN PESTISIDA NABATI.

• TIDAK TERSEDIA BAHAN SECARA BERKESINAMBUNGAN.

• DIPERLUKAN APLIKASI YANG LEBIH SERING.


PUPUK HAYATI / KOMPOS PLUS
• MOL (MikroOrganisme Lokal)
– MOL buah
– MOL nasi

• Kompos Plus Agensia Hayati


– Bakteri AA / PGPR
– Cendawan AA / PGPR
Mikro Organisme Lokal (MOL)

MOL adalah cairan yang terbuat dari bahan-


bahan alami yang disukai sebagai media
hidup dan berkembangnya mikroorganisme
yang berguna untuk mempercepat
penghancuran bahan-bahan organik atau
dekomposer dan sebagai aktivator atau
tambahan nutrisi bagi tumbuhan yang
sengaja dikembangkan dari mikroorganisme
yang berada ditempat tersebut

You might also like