You are on page 1of 46

Oleh: Mira Triharini

1. Kasus HIV AIDS telah tersebar di 345


dari 497 (69,4%) kabupaten/kota di
seluruh provinsi Indonesia
2. Tercatat 21.511 kasus baru, yang 57,1%
diantaranya usia 20-39 tahun.
3. Kasus AIDS terbesar pada kelompok
ibu rumah tangga (18,1%)
4. Dari 43.624 ibu hamil yang melakukan
konseling dan tes HIV terdapat 1.329
(3,05%) ibu dengan infeksi HIV
- Infeksi sifilis dapat meningkatkan risiko
penularan HIV sebesar 3-5 kali.
- Ibu hamil dengan sifilis yang tidak
diobati dengan adekuat, maka 67%
kehamilan akan berakhir dengan
abortus, lahir mati atau siflis kongenitali
di
- Data tahun 2010-2012, ibu hamil di
Jakarta, Kalbar dan Jabar sebanyak 2,2%
ibu hamil dengan infelsi sifilis
Dampak HIV pada Ibu ??
Pada Bayi ??
Dampak infeksi HIV terhadap ibu :
timbulnya stigma sosial, diskriminasi,
morbiditas dan mortalitas maternal.
Dampak terhadap bayi : gangguan tumbuh
kembang karena rentan terhadap penyakit,
peningkatan mortalitas, stigma sosial, yatim
piatu lebih dini, dan permasalahan ketaatan
minum obat pada penyakit menahun
seumur hidup.
Pencegahan Penularan HIV dari Ibu
ke Anak (PPIA)
Prevention of Mother to Child HIV
Transmission (PMTCT)
1. Seks tanpa
kondom Hubungan
(PSK) seks tanpa
2. Penasun
3. Istri Pria kondom
lain/mantan Tertular dengan
istri yang HIV istri
terinfeksi
HIV

Bayi
Istri hamil Istri
resiko
dengan tertular HIV
tertular
HIV /AIDS
HIV
PERKEMBANGAN DARI HIV MENJADI AIDS:
Tertular

Periode
Jendela HIV + AIDS

3 - 6 BULAN 5 - 10 TAHUN 1 - 2 TAHUN


5-10% saat antenatal

10-20% bersalin

5-20% menyusui (ASI)


Mechanisms of Mother-Infant HIV Transmission
Transplacental infection
Direct contact by infant

Sources of infection
Routes of Entry
Maternal blood
Umbilical circulation
Placenta
Skin
Amniotic fluid
Mucous membranes
Cervicovaginal secretions GI tract
Breastmilk
Faktor Ibu
1. Kadar viral load dalam darah
2. Kadar CD4
3. Status gizi masa hamil
4. Penyakit infeksi masa hamil
5. Masalah payudara jika
menyusui
Faktor Bayi
1. Prematuritas dan berat
lahir rendah
2. Lama menyusui, bila
tanpa pengobatan
3. Luka pada mulut bayi,
jika ibu menyusui
Faktor Obstetrik
1. Jenis persalinan
2. Lama persalinan
3. Ketuban pecah dini
4. Tindakan episiotomi,
ekstraksi vakum dan
forceps
Infeksi menular seksual yang disebabkan
oleh bakteri Spirochaeta yaitu
Treponema Pallidum
Secara umum dibedakan dapat
dibedakan:
1. Sifilis kongenital (ditularkan dari ibu
ke janin selama dalam kandungan)
2. Sifilis yang di dapat yang ditularkan
melalui hub seks dan produk darah yang
tercemar
Hubungan seksual dengan pasangan
yang mengidap
Penularan dari ibu ke bayi
- pada masa kehamilan
- Kontak saat persalinan
- Kontak dengan lesi sifilis setelah
persalinan
Tujuan Umum
1. Mengendalikan penularan HIV
melalui upaya penularan dari
ibu ke anak
2. Meningkatkan kualitas hidup
ibu dan anak yang terinfeksi
HIV
3. Menurunkan tingkat kesakitan
dan kematian akibat HIV
Tujuan Khusus PPIA
1. Mencegah penularan HIV dari ibu ke
anak dan menurunnya jumlah kasus
baru HIV pada anak serendah mungkin
2. Mengurangi dampak epidemi HIV
terhadap ibu dan anak dan
menurunnya angka kematian ibu dan
anak serendah mungkin
3. Meningkatnya kualitas hidup ibu hamil
dan anak dengan HIV
Mencegah terjadinya penularan HIV pada perempuan
1 usia reproduksi

. Mencegah kehamilan yang tidak direncanakan pada ibu


2 HIV positif

Mencegah terjadinya penularan HIV dari ibu hamil HIV


positif ke bayi yang dikandungnya
3

Memberikan dukungan psikologis, sosial dan perawatan


4 kepada ibu HIV positif beserta bayi dan keluarganya.
KIE Mobilisasi
Kesadaran masyarakat
masyarakat Melibatkan
menghindari petugas lapangan Layanan Tes
penularan memberikan HIV Dukungan
Peningkatan informasi perempuan
tatalaksana ODHA Dukungan Toga,
perempuan HIV negatif
Toma
Keterlibatan aktif menghilangkan
keluarga stigma dan
diskriminasi
A Abstinence

B Be Faithfull

C Condom

D Drug No
-Dukungan agar tetap HIV negatif
- Menganjurkan pasangan tes HIV
-Konseling berpasangan
- Peningkatan pemahaman dampak HIV
pada ibu hamil
- Info pada pasangan tentang bahaya seks
tidak aman
- Info pada pasangan laki-laki untuk
memakai kondom
ODHA perempuan

Konseling alat kontrasepsi yang


aman dan penggunaan kondom

Menghindarkan kehamilan
yang tidak direncanakan
KIE HIV dan seks aman

Konseling dan tes HIV untuk pasangan

Pencegahan dan pengobatan IMS

Promosi penggunaan kondom

Konseling KB pada ODHA

Konseling perencanaan kehamilan pada


ODHA
1. Kontrasepsi Mantap atau sterilisasi
untuk ibu dengan HIV sudah memiliki jumlah
anak cukup
2. Kontrasepsi jangka panjang
a. AKDR: Bila risiko IMS rendah dan pasangan
tidak beresiko IMS
b. Hormonal
Pil KB Kombinasi: tidak sesuai bagi pengguna
ARV
Pil progesteron : tidak sesuai bagi pengguna
ARV
Suntik progesteron
Implan progesteron
Aspek Medis meliputi:
1. Viral load tidak terdeteksi
2. Kadar CD4 lebih dari 350sel/mm

Aspek Sosial
1. Pasangan memahami risiko kehamilan,
persalinan dan pengasuhan anak
2. Persetujuan keluarga
1. Pemeriksaan kadar CD 4 dan viral load
2. Bila VL tidak terdeteksi dan CD4 lebih
dari 350sel/mm, sanggama dimasa
subur tanpa kontrasepsi
3. Bila CD4 kurang dari 350sel/mm,
minum ARV secara teratur minimal 6
bulan dan tetap menggunakan kondom
1. Perempuan dengan HIV yang belum
terindikasi terapi ARV, bila
memutuskan Hamil akan menerima
ARV seumur hidup
2. Jika sudah terapi dan virus tidak
terdeteksi --- risiko penularan HIV ibu
ke anak menjadi kecil
3. Jika ibu/pasangan sudah mendapat
ARV, tetap perlu menggunakan kondom
setiap berhubungan
Layanan ANC
Terpadu termasuk Diagnosis HIV Pemberian terapi
penawaran dan tes melalui tes HIV ARV
HIV

Tata laksana
Menunda dan
Persalinan yang pemberian
mengatur
aman makanan bagi
kehamilan
bayi dan anak

Pemberian
Pemeriksaan
profilaksis ARV
diagnostik HIV
dan kotrimoksazol
pada anak
pada anak
Bedah Seksio mengurangi resiko
penularan hingga 2-4%, dengan
pertimbangan:
1. Faktor keamanan ibu pasca
operasi : resiko endometritis,
infeksi luka, infeksi saluran kemih
2. Fasilitas yankes untuk tindakan
operasi
3. Biaya operasi
1. Jenis persalinan memperhatikan
kondisi fisik dan indikasi obstetri ibu
dengan pertimbangan nakes
2. Ibu harus mendapat konseling
terhadap keputusannya
3. Tindakan persalinan pada ibu harus
memperhatikan kewaspadaan standar
Beberapa hal yang perlu diperhatikan
1. Jika memilih tidak menyusui, dapat
dilakukan penghentian produksi ASI
2. Pengobatan, perawatan dan dukungan
secara berkelanjutan diberikan
3. Pelayanan kontrasepsi pasca
persalinan
4. Edukasi pada ibu cara pembuangan
bahan yang berpotensi menimbulkan
infeksi
Ibu dengan HIV yang sudah
dalam terapi ARV memiliki
kadar HIV sangat rendah
sehingga aman menyusui
(WHO, 2010)
ASI Eksklusif selama 6 bulan
Setelah berusia 6 bulan, ASI
dapat diteruskan hingga bayi
berusia 12 bulan disertai
makanan padat
Pemberian susu formula harus
memperhatikan:
1. Akses air bersih dan botol susu yang
bersih
2. Kemampuan keluarga membeli susu
formula

Sangat tidak dianjurkan menyusui


campur , susu formula dianggap
sebagai benda asing pada dinding
usus bayi perubahan mukosa
Pengobatan ARV jangka panjang

Pengobatan gejala penyakitnya

Pemeriksaan kondisi kesehatan dan pemantauan ARV

Konseling Kontrasepsi

Edukasi pemberian makanan bayi

Penyuluhan anggota keluarga terhadap penularan

Dukungan keg peningkatan ekonomi keluarga

Dukungan perawatan dan pendidikan anak


Referensi:
1. Peraturan Menteri Kesehatan RI No 51
Tahun 2013 tentang Pedoman
Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke
Anak
2. Pedoman Penatalaksanaan Pencegahan
Penularan HIV dan Sifilis dari Ibu ke
Anak Bagi Tenaga Kesehatan. 2014.
Kemenkes RI
3. Rencana Aksi Nasional Pencegahan
TERIMA KASIH

You might also like