You are on page 1of 13

MUSAB BIN UMAIR

ROLE MODEL PEMUDA JAMAN NOW


Urgensi Memiliki Role Model

Manusia senantiasa melakukan perbuatan


dilandasi oleh pemahaman dan perasaan, maka
carilah role model yang mampu memberikan
pemahaman dan perasaan yang islami
Lantas, bagaimana jika role model kita
adalah orang kafir, liberalis, komunis,
materialis, hedonis dsb.
Urgensi Memiliki Role Model


- -



.




.
- -



.

.
Musab bin Umair
Role Model Pemuda Jaman Now
Taaruf Musab Bin Umair

Mushab bin Umair dilahirkan di masa jahiliyah, empat belas tahun (atau
lebih sedikit) setelah kelahiran Nabi saw. (Mubarakfuri, 2007: 54)
mam Ibnul Atsir mengatakan, Mushab adalah seorang pemuda yang
tampan dan rapi penampilannya. Kedua orang tuanya sangat
menyayanginya. Ibunya adalah seorang wanita yang sangat kaya. Sandal
Mushab adalah sandal al-Hadrami, pakaiannya merupakan pakaian yang
terbaik, dan dia adalah orang Mekah yang paling harum sehingga
semerbak aroma parfumnya meninggalkan jejak di jalan yang ia lewati.
(al-Jabiri, 2014: 19).
Musab bin Umair
Role Model Pemuda Jaman Now
Taaruf Musab Bin Umair





(HR Hakim)
Musab Bin Umair Masuk Islam

Mushab bin Umair yang hidup di lingkungan jahiliyah; penyembah berhala, pecandu
khamr, penggemar pesta dan nyanyian, Allah beri cahaya di hatinya, sehingga ia
mampu membedakan manakah ajaran seorang Nabi dan mana yang hanya warsisan
nenek moyang semata. Dengan sendirinya ia bertekad dan menguatkan hati untuk
memeluk Islam. Ia mendatangi Nabi shallallahu alaihi wa sallam di rumah al-Arqam
dan menyatakan keimanannya.

Kemudian Mushab menyembunyikan keislamannya sebagaimana sahabat yang lain,


untuk menghindari intimidasi kafir Quraisy. Dalam keadaan sulit tersebut, ia tetap
terus menghadiri majelis Rasulullah untuk menambah pengetahuannya tentang
agama yang baru ia peluk. Hingga akhirnya ia menjadi salah seorang sahabat yang
paling dalam ilmunya. Kemudian Rasulullah shallallahu alaihi wa sallammengutusnya
ke Madinah untuk berdakwah di sana.
Musab Bin Umair Mempertahankan Keimanan
Suatu hari Utsmani bin Thalhah melihat Mushab bin Umair sedang beribadah kepada
Allah Taala, maka ia pun melaporkan apa yang ia lihat kepada ibunda Mushab. Saat
itulah periode sulit dalam kehidupan pemuda yang terbiasa dengan kenikmatan ini
dimulai.
Mengetahui putra kesayangannya meninggalkan agama nenek moyang, ibu Mushab
kecewa bukan kepalang. Ibunya mengancam bahwa ia tidak akan makan dan minum
serta terus beridiri tanpa naungan, baik di siang yang terik atau di malam yang dingin,
sampai Mushab meninggalkan agamanya. Saudara Mushab, Abu Aziz bin Umair,
tidak tega mendengar apa yang akan dilakukan sang ibu. Lalu ia berujar, Wahai ibu,
biarkanlah ia. Sesungguhnya ia adalah seseorang yang terbiasa dengan kenikmatan.
Kalau ia dibiarkan dalam keadaan lapar, pasti dia akan meninggalkan agamanya.
Mushab pun ditangkap oleh keluarganya dan dikurung di tempat mereka.
Hari demi hari, siksaan yang dialami Mushab kian bertambah. Tidak hanya diisolasi
dari pergaulannya, Mushab juga mendapat siksaan secara fisik. Ibunya yang dulu
sangat menyayanginya, kini tega melakukan penyiksaan terhadapnya. Warna kulitnya
berubah karena luka-luka siksa yang menderanya. Tubuhnya yang dulu berisi, mulai
terlihat mengurus.
Musab Bin Umair Menukar Nikmat Dunia Dengan Nikmat Akhirat

Zubair bin al-Awwam mengatakan, Suatu ketika


Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam sedang duduk dengan para
sahabatnya di Masjid Quba, lalu muncullah Mushab bin Umair dengan
kain burdah (jenis kain yang kasar) yang tidak menutupi tubuhnya
secara utuh. Orang-orang pun menunduk. Lalu ia mendekat dan
mengucapkan salam. Mereka menjawab salamnya. Lalu
Nabi shallallahu alaihi wa sallam memuji dan mengatakan hal yang
baik-baik tentangnya. Dan beliau bersabda, Sungguh aku melihat
Mushab tatkala bersama kedua orang tuanya di Mekah. Keduanya
memuliakan dia dan memberinya berbagai macam fasilitas dan
kenikmatan. Tidak ada pemuda-pemuda Quraisy yang semisal dengan
dirinya. Setelah itu, ia tinggalkan semua itu demi menggapai ridha
Allah dan menolong Rasul-Nya (HR. Hakim No. 6640).
Peran Musab Bin Umair Untuk Islam

Musab bin Umair adalah duta pertama umat islam, melalui


kecerdasan dakwahnyalah Saad bin Muadz (tokoh Madinah)
masuk islam, sehingga membuka jalan dakwah baru
(marhalah dakwah) di Madinah.
Musab Bin Umair Wafat
Mushab bin Umair radhiyallahu anhu membawa bendera
perang di medan Uhud. Lalu datang Ibnu Qumai-ah al-Laitsi
lalu ia menebas tangan kanan Mushab dan terputuslah
tangan kanannya. Bendera pun ia pegang dengan tangan
kirinya. Lalu Ibnu Qumai-ah datang kembali dan menebas
tangan kirinya hingga terputus. Kemudian anak panah
merobohkannya dan terjatuhlah bendera tersebut. Setelah
Mushab gugur, Rasulullah menyerahkan bendera pasukan
kepada Ali bin Abi Thalib (Ibnu Ishaq, Hal: 329).
Testimoni Rasulullah saw untuk Musab Bin Umair

Sungguh aku melihatmu ketika di Mekah, tidak ada seorang


pun yang lebih baik pakaiannya dan rapi penampilannya
daripada engkau. Dan sekarang rambutmu kusut dan
(pakaianmu) kain burdah. tak sehelai pun kain untuk kafan
yang menutupi jasadnya kecuali sehelai burdah. Andainya
ditaruh di atas kepalanya, terbukalah kedua kakinya.
Sebaliknya, bila ditutupkan ke kakinya, terbukalah kepalanya.
Sehingga Rasulullah bersabda, Tutupkanlah kebagian
kepalanya, dan kakinya tutupilah dengan rumput idkhir.
Ibroh

Musab bin Umair adalah teladan yang sangat tepat untuk pemuda saat ini,
meski memiliki segalanya (kenikmatan dunia), ia tidak lalai dan abai pada
kebenaran islam.
Musab bin Umair adalah teladan yang sangat tepat untuk pemuda saat ini,
meski ia punya masa lalu kelam (hedonis), tak menghalanginya untuk terus
belajar dan belajar tentang islam, hingga ia menjadi salah satu sahabat yang
paling paham quran dan sunnah.
Musab bin Umair adalah teladan yang sangat tepat untuk pemuda saat ini,
meski usianya masih muda, tak menghalanginya untuk berdakwah,
menyebarkan agama islam, hingga ia mampu mengislamkan banyak orang.

You might also like