rata diameter 2 cm, yang memanjang dari faring sampai lambung. Esofagus: Mengikuti kecembungan dari kolumna vertebra sebagaimana esofagus turun melalui leher dan mediastinum. Terminasi pada esophagogastric junction, dimana benda-benda yang tercerna memasuki orificium kardia dari lambung terletak pada sebelah kiri dari garis tengah pada tingkaty kartilago kosta kiri yang ke-7 dan vertebra thorakalis T11; esofagus adalah retroperitoneal selama gambaran abdominalnya yang pendek. 1. peristaltik primer 2. peristaltik sekunder . Peristaltik primer hanya merupakan kelanjutan dari gelombang peristaltik yang dimulai di faring dan menyebar ke esofagus selama tahap faringeal dari proses menelan. Gelombang ini berjalan dari faring ke lambung dalam waktu sekitar 8 sampai 10 detik Akalasia merupakan suatu keadaan khas yang ditandai dengan tidak adanya peristaltis korpus esofagus bagian bawah dan sfingter esofagus bagian bawah (SEB) yang hipertonik sehingga tidak bisa mengadakan relaksasi secara sempurna apda waktu menelan makanan. Secara histopatologik kelainan ini ditandai oleh degenerasi gaglia pleksus mienterikus. Penyakit ini relatif jarang dijumpai. Dari data divisi Gastroenterologi, Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI/RSCM didapatkan 48 kasus dalam kurun waktu 5 tahun (1984- 1988). a. Akalasia Primer b. Akalasia sekunder Trias klasik dari gejala-gejala yang tampak terdiri atas disfagia, regurgitasi, dan penurunan berat badan. Meskipun demikian, heartburn, tersedak setelah makan (postprandial choking), dan batuk nokturnal adalah umum terlihat. Mereka makan secara perlahan dan menggunakan volume air yang besar untuk membantu menghempaskan makanan ke bawah dalam lambung. Saat air memperkuat tekanan, nyeri dada retrosternal dialami dan dapat memberat sampai LES terbuka, yang mana memberika rasa lega yang cepat. Regurgutasi makanan-makanan yang tak tercerna, dan berbau busuk adalah umum dan dengan progresifnya penyakit, aspirasi dapat menjadi mengancam jiwa. 1. radiologi(esofagogram) 2. endoskopi saluran cerna atas/esofagoskopi 3. manometri 1. medikamentosa 2. dilatasi/peregangan seb 3. esofagomiotomi 4. injeksi toksin botulinum 1. Obstruksi saluran pethapasan. 2. Bronkhitis 3. Pneumonia aspirasi 4. Divertikulum 5. Perforasi esophagus 6. Sudden death (Ritcher, 1999) Suatu laparascopic Heller myotomy memberikan basil yang sangat baik dalam menghilangkan gejala pada sebagian besar pasien dan seharusnya lebih baik dilakukan daripada pneumatic dilatation