Mutu pelayanan adalah derajat memberikan pelayanan
secara efisien dan efektif sesuai dengan standar profesi, standar pelayanan yang dilaksanakan secara menyeluruh sesuai dengan kebutuhan pasien, serta memanfaatkan teknologi tepat guna dan hasil penelitian dalam pengembangan pelayanan kesehatan atau keperawatan sehingga tercapai derajat kesehatan yang optimal. Indikator utama kualitas pelayanan kesehatan dirumah sakit Keselamatan pasien (patient safety) yang meliputi : angka infeksi nososkomial, angka kejadian pasien jatuh, dekubitus, flebitis, kesalahan dalam pemberian obat. Pengelolaan nyeri dan kenyamanan. Tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan Perawatan diri Kecemasan pasien Perilaku (pengetahuan, sikap, ketrampilan) pasien. Terdapat tiga tingkat konsep kualitas layanan : Bermutu (quality surprise) jika pelayanan yang diterima lebih dari pelayanan yang diharapkan pelanggan. Memuaskan (satisfactory quality) jika kenyataan pelayanan yang diterima sama dengan pelayanan yang diharapkan. Tidak bermutu (unacceptable quality) jika kenyataan pelayanan yang diterima lebih rendah dari yang diharapkan pelanggan. UPAYA PENINGKATAN MUTU Pengembangan akreditasi Memperbarui keilmuan Membangun aliansi dari berbagai rumah sakit lain Melakukan evaluasi terhadap strategi pembiayaan, sehingga tarif pelayanan bisa bersaing secara global Orientasi bisnis dapat berdampak besar positifnya jika potensial negative dapat dikendalikan Dll. STANDAR NASIONAL INDIKATOR MUTU PELAYANAN 1. KEPUASAN Kepuasan adalah perasaan senang seseorang yang berasal dari perbandingan antara kesenangan terhadap aktivitas dan suatu produk dengan harapannya. Kepuasan pasien berhubungan dengan mutu pelayanan rumah sakit. Lima kelompok karakteristik yang digunakan oleh pelanggan dalam mengevaluasi kualitas jasa layanan antara lain : 1. Tangible (kenyataan), yaitu berupa penampilan fasilitas fisik, peralatan materi komunikasi yang menarik, dll. 2. Empati, yaitu kesediaan karyawan dan pengusaha untuk memberikan perhatian secara pribadi kepada konsumen. 3. Cepat tanggap, yaitu kemauan dari karyawan dan pengusaha untuk membantu pelanggan dan memberikan jasa dengan cepat serta mendengar dan mengatasi keluhan dari konsumen. 4. Keandalan, yaitu kemampuan untuk memberikan jasa sesuai dengan yang dijanjikan, terpercaya dan akurat serta konsisten. 5. Kepastian, yaitu berupa kemampuan karyawan untuk menimbulkan keyakinan dan kepercayaan terhadap janji yang telah dikemukakan kepada konsumen. 2. KENYAMANAN/NYERI
Nyeri merupakan suatu mekanisme protektif bagi tubuh yang
akan muncul bila jaringan tubuh rusak, sehingga individu akan bereaksi atau berespon untuk menghilangkan mengurangi rangsang nyeri. Skala nyeri : 0 = tidak nyeri 1-3 = nyeri ringan, mengomel, sedikit mengganggu ADL 4-6 = nyeri sedang, cukup mengganggu ADL 7-10 = nyeri berat, tidak mampu melakukan ADL 3. KECEMASAN
Kecemasan yaitu reaksi pertama yang dirasakan oleh
pasien dan keluarganya disaat pasien harus dirawat mendadak atau tanpa terencana saat pasien mulai dirawat dirumah sakit. 4. PERAWATAN DIRI
Angka tidak terpenuhinya kebutuhan mandi, berpakaian, dan
eliminasi yang disebabkan oleh keterbatasan diri. Persentase kebutuhan perawatan diri pasien : Jumlah pasien yang tidak terpenuhi kebutuhan diri x 100% Jumlah pasien dirawat dengan tingkat ketergantungan parsial & total 5. PENGETAHUAN
Pengetahun dalam mutu pelayanan keperawatan terukur
pada pengetahuan pasien tentang penyakit yang diderita serta pengetahuan dalam perawatan atau apa yang harus dilakukan pasien saat pulang kerumah. 6. KESELAMATAN PASIEN Keselamatan pasien (patient Dekubitus savety) merupakan suatu Flebitis variabel untuk mengukur dan mengevaluasi kualitas Kesalahan pemberian obat pelayanan keperawatan Resiko jatuh yang berdampak terhadap Infeksi nosocomial pelayanan kesehatan Cedera akibat restrain ANGKA KEJADIAN DEKUBITUS Luka tekan (pressure ulcer) atau dekubitus merupakan masalah serius yang sering terjadi pada pasien yang mengalami gangguan mobilitas, seperti pasien stroke, cedera tulang belakang, atau penyakit degeneratif. Penilaian kejadian decubitus berdasar skala NORTON : ANGKA KEJADIAN FLEBITIS Flebitis (phlebitis) didefinisikan sebagai peradangan akut lapisan internal vena yang ditandai oleh rasa sakit dan nyeri di sepanjang vena, kemerahan, bengkak, dan hangat, serta dapat dirasakan di sekitar daerah penusukan. Pengukuran dengan skor VIP (Visual Infusion Phlebitis) KESALAHAN PEMBERIAN OBAT Indikator kesalahan pemberian obat : Salah pasien Salah nama, tidak sesuai dengan medical record. Salah waktu Terlambat pemberian obat (30 menit setelah jadwal) Terlalu cepat (30 menit sebelum jadwal) Obat stop tetap dilanjutkan Salah cara (rute) : oral, IV, IM, SC, supp, drip. Salah dosis : dosis yang diberikan menjadi lebih atau kurang dari yang diresepkan dokter. Salah obat Salah dokumentasi Dokumentasi tidak sesuai yang dilaksanakan RESIKO JATUH
Morse Fall Scale (MFS)
adalah metode yang cepat dan sederhana untuk menilai kemungkinan pasien jatuh. INFEKSI NOSOKOMIAL
adalah infeksi yang Dekontaminasi didapat atau timbul pada waktu pasien dirawat di Mencegah penularan dari lingkungan rumah sakit rumah sakit. Perbaiki ketahanan tubuh Ruangan isolasi CEDERA AKIBAT RESTRAINT
Angka kejadian cedera akibat pengekang (restraint) dapat
diketahui dari : Jumlah pasien akibat cedera pengekang x 100% Jumlah total pasien yang dipasang pengekang DATA DARI RSUA LANTAI 4 APLIKASI DI RUANG LT.4 RSUA Pasien resiko jatuh diukur menggunakan form pengkajian Morse Fall Scale untuk pasien dewasa dan Humpty Dumty Scale untuk pasien anak-anak (terlampir di status pasien). Penilaian kepuasan diberikan saat pasien akan pulang, hasil : 60% sangat puas, 20% puas, 20% cukup puas. Restraint : IRNA lantai 4 RSUA tidak terdapat pasien yang terpasang restraint. Penilaian nyeri dilakukan dengan menggunakan instrumen VAS (Visual Assesment Scale), (terlampir di status pasien). Penilaian phlebitis, dekubitus, kesalahan pemberian obat, resiko jatuh, dilakukan di setiap shift. TERIMA KASIH . . .