You are on page 1of 42

MORBUS HANSEN

Oleh: Nublah Permata Lestari

Pembimbing: dr. Hj. Vita Nooraini Atmadi Hartati, Sp. KK


Definisi
Penyakit infeksi kronis yang disebabkan oleh
Mycobacterium leprae
Saraf perifer sebagai afinitas pertama lalu kulit dan
kemudian mukosa traktus respiratorius bagian atas
serta organ lain kecuali SSP.

Sinonim:
Kusta, Lepra
Epidemiologi
Bukan penyakit turunan
Semua umur
Frekuensi tertinggi umur 25 35 th
Anak-anak < 14 th. 13 %
Basil Tahan Asam ditemukan di kulit, folikel rambut,
ASI jarang pada kelenjar. keringat, sputum, urin
Ulserasi Sosial

Menyeramkan &
Mutilasi ditakuti dampak: Psikologis

Deformitas
Ekonomis
ETIOLOGI
Mycobacterium leprae
Basil Gram positif
Hidup intraseluler dan mempunyai afinitas yang
besar pada sel saraf (Schwan cell) dan sistem retikulo
endotelial.
Tahan asam dan alkohol
PATOGENESIS
Bila kuman M.Leprae masuk ke tubuh, bentuk klinis
tergantung dari Sistem Imunitas Selular (SIS)
penderita, masa inkubasinya bisa 6 bulan - 40 tahun.
Bila SIS tinggi Tuberkuloid
Bila SIS rendah Lepromatosa

(rata rata 4 tahun pada Tuberkuloid dan 10 tahun pada


Lepromatosa)
KLASIFIKASI

Menurut WHO :
Pausibasiler (TT, BT), Multibasiler (BB, BL,
LL)
LESI TT
(Tuberkuloid-Tuberkuloid)
Gejala ini disertai penebalan saraf perifer yang
biasanya teraba.
Lesi kulit : makula dibatasi infiltrat, kering bersisik
batas tegas dan central clearing, lesi soliter, distribusi
asimetris,
Lesi kulit (+) anastetik
Pem. Penunjang: BTA lesi kulit: hampir selalu (-)
Tes Lepromin: 3+ (postif kuat)
LESI BT
(Borderline Tuberkuloid)
Lesi kulit : makula diatasi infiltrat, bisa juga infiltrat
saja, multipel atau 1 lesi dengan satelit, kering
bersisik, distribusi asimetrik,
Lesi anestetik
Pem. Penunjang: BTA lesi kulit: (-) atau 1+
Tes Lepromin: positif lemah
LESI BB & BL
(Borderline-Borderline & Borderline- Lepromatous)
BB : bentuk plakat, dome-shaped (kubah), punched-
out, kulit sehat masih ada, jumlah dpt dihitung,
distribusi asimetris, perm. Agak kasar dan berkilat,
anestesi (+)
Pem. Penunjang: BTA lesi kulit: agak banyak
Tes lepromin (-)
BL : bentuk makula, plakat, dan papul, jumlah sukar
dihitung namun masih ada kulit sehat, distribusi
simetris, permukaan halus berkilat, anestesi tidak jelas
Pem. Penunjang: BTA lesi kulit: Banyak
Tes lepromin (-)
LESI LL
(Lepromatous Lepromatous)
Sistem imun seluler sangat kurang
Lesi : bentuk makula, infiltrat difus, papul dan nodul,
jumlah tidak terhitung, tidak ada kulit yg sehat,
distribusi simetris, perm. Halus berkilat, batas tidak
jelas, anestesi (-)
Pem. Penunjang: BTA lesi kulit: Banyak (ada globus)
Tes lepromin: (-)
REAKSI KUSTA
Interupsi dengan episode akut pada penyakit yang
sangat kronik
Ada 2 :
E.N.L (Erytema Nodusum Leprosum)
Reaksi reversal
REAKSI REVERSAL
Disebut juga reaksi tipe 1
Terjadi pada pasien tipe borderline disebabkan
meningkatnya kekebalan seluler secara cepat.
Sering pada lesi tipe BL,BB,BT atau yang sedang dalam
terapi
Khas : onset akut dari lesi yang datar aktif lagi.
Disertai munculnya beberapa lesi baru
Dengan atau tanpa neuritis
Warna keunguan
E.N.L
(Erytema Nodusum Leprosum)
Disebut juga reaksi tipe 2
Terjadi paling sering pada LL, tapi dapat juga pada BL
Reaksi ini merupakan reaksi humoral, basil kusta
antigen. Tubuh antibodi respon adanya antigen.
Kompleks imun ini dapat mengendap antara lain di kulit
berbentuk nodul yang dikenal sebagai eritema nodosum
leprosum (ENL), mata (iridosiklitis), sendi (artritis), dan
saraf (neuritis) dengan disertai gejala konstitusi seperti
demam dan malaise, serta komplikasi pada organ tubuh
lainnya.
Dapat terjadi sebelum, selama, atau sesudah terapi
Lesi : sekelompok nodus2 dermal atau kulit subkutan
yang nyeri berwarna kemerahan pada kulit yang
tadinya normal
Dapat disertai demam, anorexia, malaise, atritis
DIAGNOSIS
Menurut WHO :
Bercak kulit disertai anestesi
Penebalan saraf tepi
Ditemukannya BTA pada jaringan
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan sensibilitas
Perabaan nervus superfisial :
- N. Aurikularis magnus
- N. Fasialis
- N. Ulnaris
- N. Radialis
- N. Medianus
- N. Poplitea lateralis
- N. Tibialis posterior
PEMERIKSAAN PENUNJANG

BTA
TES SENSIBILITAS
TES GUNAWAN
TES LEPROMIN
PA (HISTOPATHOLOGY)
BTA
(BAKTERIOSKOPIK)
Pengecatan Ziehl Neelsen
Spesimen diambil dari 4 6 tempat
1. 2 cuping telinga (wajib)
2. 2 4 pada lesi paling eritema dan infiltratif
TES SENSIBILITAS
2 tabung reaksi (air panas dan air dingin)
Kapas
Jarum
TES GUNAWAN
Tes terhadap kelenjar keringat dengan menggunakan
guratan tinta.
Penderita disuruh melakukan aktifitas agar
berkeringat, jika tinta berwarna biru hasilnya negative
bila tinta tidak berubah hasilnya positif.
TES LEPROMIN
Menggunakan reagen lepromin
Untuk mengetahui status imunologis (CMI)
Interpretasi
1. 24 48 jam : Reaksi Fernandez
2. 4 minggu : Reaksi Mitsuda
HISTOPATOLOGI

Pada tipe tuberculoid :


1. Sel epitheloid yang tidak bervakuola dan mengandung
lipid yang meluas ke epidermis tanpa Grenz zone.
2. Micobacterium Leprae (-) atau sedikit
Pada tipe lepromatosa :
1. Infiltrat terbatas pada dermis dan selalu dipisahkan
dengan epidermis oleh Grenz Zone yang tegas
2. Terdapat histoit yang mengandung banyak lemak dan
Micobacterium Leprae (sel lepra/sel foam/sel
Virchow)
DIAGNOSIS BANDING
Penyakit kusta :
Dermatofitosis
Tinea versikolor
Pitiriasis rosea
Pitiriasis alba
Psoriasis
Neurofibromatosis
PENGOBATAN
Multi Drugs Treatment (MDT):
DDS (Diamino Difenil Sulfon)
Klofazimin (Lamprene)
Rifampisin

Pemberian MDT:
Mencegah dan mengobati resistensi
Memperpendek masa pengobatan
Mempercepat pemutusan mata rantai penularan
PENGOBATAN
Obat Alternatif:
Ofloksasin, dosis optimal harian: 400 mg.
Minosiklin, dosis standar harian: 100 mg.
Klaritromisin, dosis harian: 500 mg.
PENGOBATAN
MDT Multibasiler (MB)
BB,BLdan LL
atau semua tipe BTA (+)
Rifampisin 600 mg/bulan
DDS 100 mg/bulan diteruskan 100mg/hari
Klofazimin 300 mg/bln diteruskan 50 mg/hari
Pemeriksaan klinis setiap bulan
Pemeriksaan bakterioskopik setiap 3 bulan
Diberiksan selama 12-18 bulan
PENGOBATAN
MDT Pausibasiler (PB)
I, TT, dan BT

Rifampisin 600 mg/bulan


DDS 100 mg/bulan diteruskan 100 mg/hari
Diberikan 6 9 bulan
Pemeriksaan klinis setiap bulan
Pemeriksaan bakterioskopik setelah 6 bulan
PENGOBATAN
MDT Pausibasiler (Lesi tunggal)

Rifampisin 600 mg
Ofloksasin 400 mg
Minosiklin 100 mg

ROM diberikan dosis tunggal


PENGOBATAN
Release From Treatment (RFT) :
Penghentian pemberian obat
Kontrol klinis dan bakterioskopis

Release From Control (RFC) :


Bebas dari pengamatan
Lesi baru (-), BTA (-)
PENGOBATAN
WHO (1998)
RFT & RFC tidak dianjurkan lagi
Pasien dinyatakan sembuh jika :
Kasus MB 12 dosis dalam 12 18 bulan
Kasus PB 6 dosis dalam 6 9 bulan
PENGOBATAN REAKSI
Prinsip pengobatan :
1. Pemberian obat anti reaksi
2. Istirahat atau imobilisasi
3. Analgetik, sedatif u mengatasi rasa nyeri
4. MDT diteruskan
Reaksi reversal :
- Analgesik, parasetamol 300-1000mg 4x/hari
- Prednison :
- 40mg/hr pada minggu 1
- 30mg/hari pada minggu ke 3-4
- 20mg/hari pada minggu ke 5-6
- 15mg/hari pada minggu ke 7-8
- 10mg/hari pada minggu ke 9-10
- 5mg/hari pada minggu ke 11-12
Reaksi E.N.L (Erytema Nodusum Leprosum) :
- Analgesik
- Prednison seperti pada reaksi reversal
- Clofazimine 200mg/hari
- Thalidomide 100-200mg/hari
TERIMA KASIH

You might also like