You are on page 1of 34

Hitaputra Agung Wardhana

Trauma
Pembedahan
Neuropatik
Gangguan vaskuler
Penekanan
Keganasan

Baranoski S & Avello EA, 2003; Kane DP, 2001


2
WOUND MAN

Hans von Gersdorf, abad 15 Asmussen et al., 1995


4
Tusuk
Tertutup

Tembus

Kronis
Klasifikasi Luka :
Luka Akut : luka baru, mendadak dan penyembuhannya sesuai
waktu yg diperkirakan : Luka sayat, luka bakar, luka tusuk, crush injury

Luka Kronis : luka gagal sembuh pd waktu yg diperkirakan,


tidak berespon baik thd terapi dan punya tendensi untuk timbul
kembali : Ulkus dekubitus, ulkus diabet, ulkus varicosum dan juga luka bakar.

Luka Operasi : luka akut yg dibuat : luka jahit, skin graft

Dealey C, 1994; Lazarus GS et al., 1994


Luka Akut Luka Kronis

Luka post Op.


7
Wound Classification Algorithm

Rijswijk LV, 2001


Kelas I : luka bersih
Kelas II : luka bersih terkontaminasi
Kelas III : luka terkontaminasi
Kelas IV : luka kotor / luka infeksi
Luka pembedahan yang tidak ada
infeksi ataupun inflamasi dan tidak
melibatkan saluran pernafasan,
pencernaan, perkemihan ataupun
genitalia.
Dapat ditutup secara primer dan jika
diperlukan drainase dengan drainase
tertutup.
Luka insisi bedah yang dibuat setelah
trauma tumpul termasuk dalam
kategori ini jika memenuhi kreteria.
Luka pembedahan yang melibatkan saluran
pernafasan, pencernaan, perkemihan ataupun
genitalia dan tanpa kontaminasi yang luar
biasa
Khususnya prosedur pembedahan yang
melibatkan saluran bilier, appendix, vagina,
and oropharynx dan tidak ada infeksi.
Contoh : operasi batu empedu, operasi
apendisitis kronis,
Luka baru dan terbuka.
Prosedur pembedahan yang menyebabkan
rusaknya teknik sterilitas. Contoh : open
cardiac massage, reseksi usus
Kondisi inflamasi non purulent juga termasuk
kategori ini
Luka trauma yang lama dengan devitalisasi
jaringan, secara klinis infeksi atau pada
perforasi viscera.
Pengertian ini menegaskan bahwa organisme
penyebab infeksi postoperasi telah ada
sebelum prosedur pembedahan.
Contoh : peritonitis generalisata e/c
appendisitis perforasi, Perforasi gaster.
Partial thickness : hilangnya lapisanepidermis
hingga lapisan dermis paling atas.
Stadium I : Kulit berwarna merah,belum tampak
adanya lapisan epidermis yang hilang
Stadium II : hilangnya lapisan epidermis/lecet
sampai batas dermis paling atas.

Full thickness : hilangnya lapisan dermis hingga


lapisan subkutan
Stadium III : Rusaknya lapisan dermisbagian bawah
hingga lapisan subkutan
Stadium IV : Rusaknya lapisan subkutanhingga otot
dan tulang.
Superficial ulcer
Stadium 0 : tidak terdapat lesi.Kulit dalamkeadaan baik,tapi
dengan bentuk tulang kaki yang menonjol/charcot
arthropathies.
Stadium1 : Hilangnya lapisan kulithingga dermis dan kadang-
kadang tampak tulang menonjol.
Deep ulcers
Stadium 2 : lesi terbuka dengan penetrasi ke tulang atau
tendon (dengan goa)
Stadium 3 : Penetrasi hingga dalam, osteomyelitis, plantar
abses, infeksi tendon
Gangren
Stadium 4 : gangren sebagian,menyebar hingga sebagian dari
jari kaki ,kulit sekitarnya selulitis,gangrene lembab/kering.
Stadium 5 : Seluruh kaki dalam kondisi nekrotik dan
gangrene.
PENILAIAN LUKA

KULIT SEKITAR LUKA


Penilaian warna, kelembaban,
Fleksibilitas BED LUKA
Penilaian
Jaringan
nekrotik / non
vital, jaringan
UKURAN
Granulasi, fibrin,
DAN DALAM
eksudat,
LUKA
kolonisasi
bakteri,epitel,
bau

TEPI LUKA
Penilaian Tepi luka dan
perlekatan ke dasar luka

16
Kerstein MD, 1997
Luka Akut
Trauma KLL

17
Luka Akut

Luka Bakar

18
Luka Akut Trauma KLL

19
Luka Kronis
Ulkus Dekubitus

20
7-3
Luka Kronis
Ulkus Stasis Vena / Ulkus Varikosum

22
Luka Kronis

Ulkus Diabetik

23
Luka Akut-Kronis

Luka Operasi dengan komplikasi

24
Luka Sembuh

Tertutup Epitel !!!

Tanpa Parut atau dengan Parut


EPIDERMIS

DERMIS

SUBKUTIS
1. FASE INFLAMASI
=> hemostasis
=> inflamasi
2. FASE PROLIFERASI
=> epithelisasi
=> fibroplasia & formasi jaringan granulasi
=> penumpukan kolagen
3. FASE MATURASI/REMODELING
=> produksi dan degradasi kolagen seimbang
=> kontraksi luka
Aktivitas Penyembuhan

Hemostasis Mesenchymal Cell Sintesis Kolagen


Inflamasi Migration Kontraksi Luka Remodelling
Proliferasi Sintesis Maturasi
Angiogenesis Proteoglycan
Epitelialisasi

1 4 21 365
Hari Setelah Luka
1. Penyembuhan primer : penutupan luka dalam
beberapa jam setelah terjadi luka.
2. Penyembuhan sekunder : tidak melibatkan
penutupan luka secara formal dan luka
menutup secara spontan karena kontraksi dan
reepithelisasi.
3. Penyembuhan tersier : debridemen luka
terlebih dulu dan kemudian penutupan luka
dengan jahitan / mekanisme lain. (penutupan
primer yang terlambat)
1. Faktor-2 yang berkaitan dengan pembedahan :
jahitan, benda asing, infeksi, hematoma, stres
mekanik.
2. Faktor-2 yang berkaitan dengan anestesi :
perfusi jaringan, suhu tubuh, hipovolemik.
3. Faktor-2 yang berkaitan dengan penderita :
diabetes, merokok, nutrisi yang jelek,
alkoholisme, gagal ginjal kronik, ikterik, usia
lanjut.
Luka nekrotik Luka infeksi Luka sloughy

Luka fungating Luka epitelialisasi


Luka granulasi

Luka sayat Luka bakar Luka bakar

You might also like