You are on page 1of 11

Ikaningtyas, SH.

,LLM
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Advokasi
Negosiasi
Mediasi
Arbitrase
Tugas-tugas :
T1 --- analisa kasus dan diskusi kelompok
UTS ujian tulis
T2 laporan magang
UAS ujian tulis
Manusia sebagai makhluk sosial selalu
berinteraksi dengan sesamanya, baik berupa
hubungan antar pribadi maupun transaksi bisnis
yang kemudian dapat menimbulkan reaksi.
Reaksi ada yang bersifat positif dan bersifat
negatif
Positif : reaksi yang tidak mengakibatkan kerugian
bagi para pihaknya.
Negatif : reaksi yang mengakibatkan kerugian bagi
salah satu pihak atau kedua belah pihak sehingga
menimbulkan sengketa
Sengketa dapat disebabkan oleh berbagai
macam faktor :
Perbedaan kepentingan
Perbedaan karakter --- salah pengertian
Aturan-aturan yang kaku yang dianggap sebagai
penghalang dan penghambat dalam mencapai tujuan
masing-masing
Setiap manusia mempunyai tujuan hidup, dan
tiap manusia secara maksimal akan berusaha
mewujudkan keinginan tersebut, dalam proses
tersebut seringkali menimbulkan konflik antara
manusia satu dengan manusia lainnya.
Owen R.G
penyebab konflik adalah aturan-aturan
yang diberlakukan dan prosedur yang tertulis dan
tidak tertulis dapat menyebabkan konflik jika
penerapannya terlalu kaku dan keras.
Schyut
konflik adalah suatu situasi yang di
dalamnya terdapat dua pihak atau lebih yang
mengejar tujuan-tujuan , yang satu dengan
lainnya tidak dapat diserasikan dan mereka
dengan daya upaya mencoba dengan sadar
menentang tujuan-tujuan pihak lain.
Dari pendapat kedua di atas, dapat disimpulkan
bahwa konflik terjadi ketika para pihak bersaing
untuk dapat mencapai tujuannya masing2.
APABILA SALAH SATU PIHAK ATAU
SELURUH PIHAK MEMPERKARAKANNYA
KONFLIK SENGKETA
Adanya usaha tiap-tiap manusia untuk
mencapai tujuan masing-masing, dapat
menimbulkan kerugian bagi salah satu pihak
yang dapat menimbulkan sengketa.
Untuk menghindari resiko tersebut para
pihak berupaya untuk menyelesaikannya
melalui dua cara, yaitu :
Litigasi --- pengadilan
Non-Litigasi --- di luar pengadilan
Pilihan penyelesaian sengketa tersebut
diserahkan sepenuhnya kepada para pihak
Penyelesaian sengketa diluar pengadilan
terdiri atas berbagai cara, yaitu :
advokasi
Negosiasi
Mediasi
arbitrase
Proses penyelesaian sengketa di luar
pengadilan dapat menjadi alternatif bagi para
pihak untuk menyelesaiakan sengketanya.
No Litigasi Non litigasi
1 Jangka waktu yang panjang Lebih cepat apabila para pihak
telah mencapai kesepakatan
2 Biaya yang relatif mahal Tidak ada biaya untuk prosedur
tertentu
3 Dapat diterapkan dalam berbagai Sifatnya terbatas, hanya pada
jenis kasus kasus keperdataan yang tidak
mengandung unsut publik.
4. Sifatnya memaksa salah satu pihak Berdasarkan kehendak dan
(ada penggugat ada tergugat) itikad baik kedua belah pihak
5 Pelaksanaan putusan bersifat Keputusan tidak dapat
eksekutorial dipaksakan sebab tergantung
dengan itikad para pihak
6 Sifatnya terbuka Hanya para pihak saja
Pasal 1 angka 10 UU No. 30 tahun 1999 tentang
Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa :
alternatif penyelesaian sengketa adalah
lembaga penyelesaian sengketa atau beda
pendapat melalui prosedur yang disepakati para
pihak, yakni penyelesaian di luar pengadilan
dengan cara konsultasi, negosiasi, mediasi,
konsiliasi atau penilaian ahli.
Pasal 3 ayat (1) UU No.4 tahun 2004 tentang
Kekuasaan kehakiman : bahwa bagi masyarakat
tidak terdapat keharusan untuk menyelesaikan
sengketa melalui pengadilan.
Itikad baik
Kontraktual (konsesualisme)
Mengikat (pacta sunt servanda)
MODUL
Kebebasan (free consent)
kerahasiaan

You might also like